Mods

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 25

MODS

(SINDROME DISFUNGSI MULTI ORGAN)


PENDAHULUAN

 Penyebab kematian terseering pada pasien sepsis


 Harapan hidup pasien MODS rendah
 Penyebab utama morbiditas dan mortalitas pasien
ICU
 Di AS MODS terjadi pada 15 – 18% pasien ICU
dan menjadi penyebab dari 80% kematian ICU
dengan biaya $100,000 per pasien atau hamper
$500,000 untuk pasien yang selamat
 Mempunyai risiko kemtian 6 kali lebih tinggi
disbanding dengan kegagalan organ tunggal
DEFINISI
• Adanya penurunan fungsi organ pada pasien dengan
penyakit akut yang menyebabkan ketidakmampuan
untuk mempertahankan hemostasis tanpa intervensi,
biasanya melibatkan dua atau lebih system organ
• Didapatkan 6 penyebab utama perawatan Icu antara lain sepsis, pneumonia, gagal jantung kongestif, henti
jantung dan perdarahan gastrointestinal. Sepsis adalah diagnosis yang seringkali ditemukan yang
mengarah kepada kejadian MODS baik pada pasien bedah ataupun non bedah, pasien dapat berkembang
menjadi MODS sebagai konsekuensi dari infeksi primer atau ditumpangi dengan infeksi nosokomial
namun pada lebih dari sepertiga kasus tidak dijumpai adanya fokus infeksi pada pemeriksaan fisik
ataupun studi postmortem sistem scoring APACHE II mengenali faktor resiko yang dapat mengarah ke
insiden MODS yaitu umur lebih dari 65 tahun adanya defisit persistent oksigen delivery setelah resusitasi
pada kondisi syok akibat gangguan sirkulasi, jaringan mati, trauma berat, operasi mayor dan gagal hati
yang telah ada sebelumnya
ETIOLOGI

 Pemicu utama SEPSIS atau komplikasi karena infeksi


 penyebab lain :
 trauma besar
 Operasi besar
 Luka bakar
 Pankretitis
 Shock
 Sindrom aspirasi
 Transfusi darah
 Penyakit autoimun
 Gagal jantung akut
TANDA DAN GEJALA

• TERJADI GANGGUAN NAPAS


• Tekanan darah menurun
• Kejang
• Penurunan kesadaran
• Kondisi mental yang berubah
• Penurunan disfungsi ginjal atau urine menjadi sedikit
• Penurunan fungsi jantung
• Status metabolism terganggu
• Keseimbangan cairan terganggu
• Kulit pucat, lembab, dingin dibagian tepi
MEKANISME

• Menurut The European Siciety of Intensive Care Medicine MODS dibagi menjadi 4 fase sebagai berikut
• Fase pertama : peningkatan kebutuhan volume dan alkalosis respiratorik ringan yang diikuti dengan
oliguria, hiperglikemia dan peningkatan kebutuhan insulin
• Fase kedua : pasien menjadi takipnea, hipokapnia, dan hipoksemia, kemudian berkembang menjadi
disfungsi hati dan abnormalitas hematologi
• Fase kketiga : pasien jatuh kedalam kondisi shock dengan azotemia dan gangguan asam basa, dengan
abnormalitas koaguilasi yang signifikan
• Fase keempat : pasien dengan vasopressor dependent dan oliguria atau unuria, kemudian berkembang
menbjadi ischemic colitis dan asidosis laktat
MANIFESTASI KLINIS

• Gagal pulmonal dalam bentuk ARDS biasanya timbul 5 sampai 7 hari setelah cedera.
Gagal pulmonal ditandai dengan hipoksemia, penurunan komplikasi paru, takipnea,
dispnea, dan timbulnya infiltrat pulmonal bilateral difus. Sindrom memerlukan
bantuan ventilator intensif
• Gagal hepar dapat diakibatkan oleh keruskan awal, melemahnya vaskular, syok, dan
sepsis. Ikterik adalah indikator umum dari penyimpangan fungsi hepar
• Gagal ginjal Tanda-tanda awal termasuk peningkatan nitrogen urea darah, dan
kreatinin serum. Gagal ginjal dapat poliurik, oligurik. Dialisis sering kali diperlukan.
• Gagal gastrointestinal ditunjukkan dengan perdarahan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan darah
b. Pemeriksaan kadar urin untuk mengetehui kadar BUN, protein urin, albumin, dls.
c. Pada pemeriksaan EKG ditemukan segmen ST
d. Analisa Gas Darah
e. Rontgen toraks
f. Kultur darah, untuk mengetahui penyebab penyakit.
g. Pemeriksaan fungsi hati (SGOT/SGPT)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN

• Infeksi atau sepsis  pemeriksaan kultur atau diagnostic lain


• pengendalian infeksi nosokomial, serta mencegah ulkus dekubitus
• manajemen hemodinamik  adalah mempertahankan oksigenasi jaringan pada pasien risiko tinggi
• Respirasi  diarahkan untuk membantu oksigenasi dan ventilasi untuk menjamin suplai oksigen
yang cukup ke jaringan, melalui intubasi dini dan ventilasi mekanik
• Ginjal  dilakukan terapi pengganti ginjal. Yang terpenting adalah pemantauan volume, aliran,
dan tekanan intravaskuler yang adekuat
• hematologi, gastrointestinal, endokrin, dan
• Nutrisi  Pemberian nutrisi enteral dini diperlukan untuk mempertahankan integritas barier mukosa
intestinal, mengurangi risiko translokasi bakteri/toksin, sintesis protein dan memperbaiki respon
imun.
KOMPLIKASI
Hematologik Jantung Pulmonal Gastrointestinal Hepatik Sistemik
 Hemorag  Disritmia  Atelektasis  Peritonitis  Abses  Sepsis
 Koagulopati  Gagal  Pneumonia  Ileus adinamik hepar
 KID jantung  Emboli  Obtruksi usus  Gagal
 Aneurisme (lemak atau mekanis hepar
 Ventrikular trombotik)  Kebocoran
 ARDS anastomosis
 Fistula
 Perdarahan
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. primary survey
a. airway : pastikan jalan nafas pasien tidak terhalang, periksa nafas. Berikan oksigen seperti yang
ditentukan menggunakan masker wajah atau kanal hidung dan pantau efeknya
b. brieathing: perawat harus waspada dalam mendeteksi hiperventilasi terjadi di alkalosis
respiratorik yang menyebabkan kelelahan otot pernafasan. Jika ini terjadi pasien mungkin perlu
ventilasi untuk membantu pernafasan
c. sirkulasi
1) Pantau tanda-tanda vital (suhu tubuh, denyut nadi dan laju respirasi, tekanan darah saturasi
oksigen menggunakan pulse oximetri)
2) Pasien dapat dihubungkan ke monitor EKG untuk menilai status jantung
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1) periksa CRT pengisian kapiler lambat menunjukkan bahwa ada fase konstriksi yang akan
mengakibatkan menurunnya pengiriman oksigen ke jaringan
2) periksa nyeri dada dan amati bibir dan kuku jari jika terdapat sianosis kecemasan dan
kegelisahan
3) monitor adanya tanda terjadinya edema internal bleeding
4) pantau resusitasi cairan pasien
c. Disability: Kaji status kesadaran pasien berkomunikasi secara lisan dengan pasien Karena sangat
penting untuk memastikan bahwa pasien sadar dan waspada

d. Exposure/Environment: pertahankan suhu tubuh pasien, kaji apakah ada deformitas, edema,
adanya jejas di daerah torax
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Secondary survei b. pemeriksaan penunjang


a. pemeriksaan fisik 1) pemeriksaan laborat
1) B1 : Breathing (pernafasan respirasi) 2) pemeriksaan x-ray
2) B2 : Bleeding (kardiovaskuler /sirkulasi )
3) B3 : Brain (persyarafan, neurologi)
4) B4 : Bladder (perkemihan, eliminasi
urine/genito urinaria)
5) B5 : Bowel (pencernaan, eliminasi Alvi
gastrointestinal)
6) B6 : Bone (tulang- otot- integument)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

• implementasi dilaksanakan berdasarkan rencana keperawatan


• Evaluasi berdasarkan kriteria hasil / luaran dalam rencana keperawatan
Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai