Anda di halaman 1dari 50

KEPERAWATAN GERONTIK

Guling Setiawan

STIKES RS. DUSTIRA-YAKES TELKOM REGIONAL JAWA BARAT


Agenda Kegiatan

• Situasi Lanjut Usia di Indonesia


• Kebijakan Program Kesehatan
Lanjut Usia di Indonesia
• Asuhan Keperawatan Gerontik
Perkembangan Jumlah Penduduk Lansia Indonesia
Indonesia 1980 2015 2020 2035 2045
Jumlah penduduk
(juta orang)
146,8 255,2 269,6 301 311,7

Jumlah penduduk
Usia 60+ (juta
7,9 21,6 28,7 49,6 61,4
orang)

Rasio penduduk
60+ Perempuan/
1,09 1,12 1,13
laki2

Persentase Lanjut
Usia (%)
5,4 8,5 10,6 16,5 19,7

●Tahun 2020 penduduk lansia (60+) melebihi 10%


●Persentase penduduk lansia akan terus meningkat mendekati 20% pada
tahun 2045
●Indonesia sudah mengalami keadaan dimana lansia perempuan lebih banyak
dibandingkan lansia laki-laki
(BPS, 2021)
2019 : Hanya sebagian provinsi mengalami penuaan penduduk
2045: 100 tahun Indonesia merdeka, penuaan penduduk nasional
Jawa Barat termasuk 10 besar menuju “aged society”
Angka Harapan Hidup Tertinggi Tahun
2021 di Indonesia :

1.Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan jumlah


sebesar 75,08 tahun
2.Kalimantan Timur, dengan jumlah sebesar 74,6
tahun
3.Jawa Tengah, dengan jumlah sebesar 74,5 tahun
4.Jawa Barat, dengan jumlah sebesar 73,3 tahun
5.DKI Jakarta, dengan jumlah sebesar 73,06 tahun
Masalah Kesehatan Lanjut Usia
Kebijakan Program Kesehatan Lanjut Usia di
Indonesia
Arah Pembangunan Kesehatan
ASUHAN KEPERAWATAN
GERONTIK
Tujuan Gerontik
 Mempertahankan derajat Kesehatan para lansia
pada taraf yang setinggi-tingginya, agar terhindar
dari penyakit
 Memelihara kondisi Kesehatan dengan aktivitas
fisik dan mental
 Merangsang para petugas Kesehatan (dokter,
perawat) untuk dapat mengenal & menegakkan
diagnosa yang tepat dan dini, bila lansia
menjumpai kelainan
 Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para
lansia yang menderita suatu penyakit masih dapat
mempertahankan kebebasan yang maksimal
tanpa perlu suatu pertolongan
 Bila lansia sudah tidak dapat disembuhkan &
sampai stadium terminal, tetap diberikan bantuan
simpatik dan perawatan (Comfortable death)
Pendekatan sebelum memulai
kegiatan Asuhan Keperawatan
Prinsip :
Perhatian dalam melakukan hubungan dengan lansia
yang mengalami beberapa masalah Kesehatan :

1.Gangguan Penglihatan
Tempatkan diri perawat dalam lapang pandang
klien
Cahaya terang dan tidak menyilaukan
Pastikan klien menggunakan kaca mata (bila ada)
dan dapat berinteraksi dengan baik
Berhadapan denganklien, jangan menutup mulut
dengan tangan atau benda lain pada saat berbicara
dengan klien
2. Defisit Pendengaran

 Bicara langsung pada klien dengan


nada rendah dan jelas
 Ulangi bila klien tidak mengerti
pertanyaan awal
 Bicara pada telinga yang masih
“Baik”
 Kurangi kegaduhan
 Pastikan klien menggunakan alat
bantu dengan (bila ada)
3. Kecemasan

 Berikan waktu yang cukup untuk


berespon terhadap pertanyaan
 Bina rasa percaya dengan
menunjukkan perhatian kita
 Gunakan pertanyaan terbuka
 Panggil klien dengan nama yang
disukai
4. Penurunan Tingkat Energi

 Posisi yang nyaman bagi klien


 Pertemuan jangan terlalu lama
tetapi sering
 Waspadai tanda-tanda kelelahan,
seperti : tidak mampu konsentrasi,
penurunan rentang perhatian,
postur tubuh Lelah
 Sabar, wawancara dengan
kecepatan lambat
5. Nyeri
• Jangan memaksa jika klien merasa
tingkat nyerinya berat, lakukan
Upaya untuk menurunkan nyeri
terlebih dahulu (jika dapat) atau
atur Kembali pertemuan dengan
klien
• Perhatikan lingkungan yang nyaman
“hangat” dan santai termasuk juga
sentuhan untuk mengurangi nyeri
A. Pengkajian
1. Fisik
Wawancara :
 Pandangan lansia tentang kesehatannya
 Kegiatan yang mampu dilakukan lansia
 Kebiasaan lansia merawat diri sendiri
 Kekuatan fisik lansia : otot, sendi, penglihatan
dan pendengaran
 Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur,
BAK/BAB
 Kebiasaan gerak badan/olahraga/senam lansia
 Perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna
dirasakan
 Kebiasaan lansia dalam memelihara Kesehatan
dan kebiasaan dalam minum obat
 Masalah-masalah seksual yang dirasakan
Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan dilakukan dengan cara :


inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi => mengetahui perubahan
sistem tubuh
b.Pendekatan yang digunakan dalam
pemeriksaan fisik adalah :
Head to toe
Sistem tubuh
2. Psikologis
Apakah klien mengenal masalah utamanya
Bagaimana sikapnya terhadap proses
penuaan
Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak
Apakah optimis dalam memandang suatu
kehidupan
Bagaimana mengatasi stress yang dialami
Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
Apakah lansia sering mengalami kegagalan
Apakah harapan pada saat ini dan akan
datang
Perlu dikaji juga mengenai Fungsi kognitif
daya ingat, proses pikir, alam perasaan,
orientasi dan kemampuan dalam
penyelesaian masalah
3. Sosial Ekonomi

Darimana sumber keuangan lansia


Apakah kesibukan lansia dalam mengisi
waktu luang
Dengan siapa dia tinggal
Kegiatan organisasi apa yang diikuti lansia
Bagaimana pandangan lansia terhadap
lingkungan sekitar
Berapa sering lansia berhubungan dengan
orang lain diluar rumah
Siapa saja yang biasa mengunjungi
Seberapa besar ketergantungannya
Apakah dapat menyalurkan hobi atau
keinginannya dengan fasilitas yang ada
4. Spiritual

Apakah secara teratur melakukan


ibadah sesuai dengan keyakinan
agamanya
Apakah secara teratur mengikuti atau
terlibat aktif dalam kegiatan
keagamaan, misalnya : Pengajian dan
penyantunan anak yatim atau fakir
miskin
Bagaimana cara lansia menyelesaikan
masalah, apakah dengan Berdoa
Apakah lansia terlihat sabar dan
tawakal
B. Diagnosa Keperawatan

Fisik / Biologis :
 Gangguan nutrisi : kurang /lebih b.d intake yang
tidak adekuat
 Gangguan persepsi sensorik : pendengaran,
penglihatan b.d hambatan penerimaan dan
pengiriman rangsangan
 Kurangnya perawatan diri b.d penurunan minat
dalam merawat diri
 Perubahan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-
hari : toilet, makan, minum, rekreasi b.d kelemahan
fisik
 Resiko cidera fisik b.d penurunan fungsi tubuh
 Gangguan pola tidur b.d kecemasan atau nyeri
 Gangguan mobilitas fisik b.d kekuatan sendi
menurun
Psikososial

Isolasi sosial b.d perasaan curiga


Menarik diri dari lingkungan b.d perasaan
tidak mampu
Depresi b.d isolasi sosial
Harga diri rendah b.d perasaan ditolak
Koping tidak adekuat b.d ketidakmampuan
mengemukakan perasaan secara tepat
Cemas b.d sumber keuangan yang terbatas
Spiritual

Reaksi berkurang/berduka b.d ditinggal


pasangan
Penolakan terhadap proses penuaan
b.d ketidaksiapan menghadapi
kematian
Marah terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b.d kegagalan yang dialami
Perasaan tidak tenang b.d
ketidakmampuan melakukan ibadah
secara tepat.
C. PERENCANAAN
KEPERAWATAN

Tujuan dalam perencanaan adalah Hasil yang ingin


dicapai dalam mengatasi diagnosa keperawatan yang
muncul. Beberapa komponen antara lain :
S (subyek) P (predikat) K (kriteria) K (kondisi) W (waktu)
S : Perilaku lansia yang diamati.
P : Kondisi yang melengkapi lansia.
K : Kata kerja yang dapat diukur atau untuk menentukan
tercapainya tujuan.
K : Sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan.
W :Waktu yang ingin dicapai.
a. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Penyebab gangguan nutrisi pada lansia adalah


penurunan alat penciuman dan pengecapan,
pengunyahan kurang sempurna, gigi tidak lengkap, rasa
penuh pada perut dan susah buang air besar, otot-
otot lambung dan usus melemah.

Rencana makanan untuk lansia:


1. Berikan makanan sesuai dengan kalori yang
dibutuhkan
2. Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin
3. Berikan makanan yang mengandung serat
4. Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori
5. Batasi minum kopi dan teh.
b. Gangguan keamanan dan keselamatan
lansia

Penyebab kecelakaan pada lansia :


1. Fleksibilitas kaki yang berkurang.
2. Fungsi pengindraan dan pendengaran
menurun.
3. Pencahayaan yang berkurang.
4. Lantai licin dan tidak rata.
5. Tangga tidak ada pengaman.
6. Kursi atau tempat tidur yang mudah
bergerak
Tindakan mencegah kecelakaan :
I. Anjurkan lansia menggunakan 9. Letakkan bel didekat klien
alat bantu untuk meningkatkan dan ajarkan cara
keselamatan. penggunaannya.
2. Latih lansia untuk pindah dari
10. Gunakan tempat tidur yang
tempat tidur ke kursi.
tidak terlalu tinggi.
3. Biasakan menggunakan
pengaman tempat tidur jika 11. Letakkan meja kecil
tidur. didekat tempat tidur
agar lansia
4. Bila mengalami masalah menempatkan alat-
fisik misalnya reumatik, latih
klien untuk alat yang biasa
menggunakan alat bantu digunakannya.
berjalan. 12. Upayakan lantai
5. Bantu klien bersih, rata dan tidak
kekamar mandi licin/basah.
terutama untuk lansia
yang 13. Pasang pegangan
menggunakan obat dikamar mandi/WC
penenang/ deuretik.
14. Hindari lampu yang
6. Anjurkan lansia memakai redup/menyilaukan,
kacamata jika berjalan atau
melakukan sebaiknya gunakan lampu
sesuatu. 70-100 watt.
7. Usahakan ad.a yang menemani 15. Jika pindah dari ruangan
jika berpergian. terang ke gelap ajarkan lansia
8. Tempatkan lansia diruangan untuk memejamkan mata
sesaat
c. Gangguan Kebersihan Diri

Penyebab kurangnya perawatan diri pada lansia


adalah :
1. Penurunan daya ingat
2. Kurangnya motivasi
3. Kelemahan dan ketidakmampuan fisik.
Rencana tindakan untuk kebersihan diri, yaitu:
1. Bantu lansia untuk melakukan upaya
kebersihan diri
2. Anjurkan lansia untuk menggunakan sabun
lunak yang mengandung minyak atau berikan
skin lotion
3. Ingatkan lansia untuk membersihkan telinga
dan mata
4. Membantu lansia untuk menggunting kuku
d. Gangguan Istirahat Tidur

Rencana Tindakan yaitu :


1. Sediakan tempat tidur
yang nyaman
2. Mengatur waktu tidur
dengan aktivitas
sehari-hari
3. Atur lingkungan
dengan ventilasi yang
cukup, bebas dari bau-
bauan
4. Latih lansia dengan latihan fisik ringan untuk
memperlancar sirkulasi darah dan melenturkan otot
(dapat disesuaikan dengan hobi)
5. Berikan minum hangat sebelum tidur, misalnya susu
hangat.
e. Gangguan Hubungan Interpersonal melalui
Komunikasi

Rencana tindakan yang dilakukan antara lain:


1. Berkomunikasi dengan lansia dengan kontak
mata
2. Mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang
akan dilakukan
3. Menyediakan waktu berbincang-bincang
untuk lansia
4. Memberikan kesempatan lansia untuk
mengekspresikan atau perawat tanggap
terhadap respon verbal lansia
5. Melibatkan lansia untuk keperluan tertentu
sesuai dengan kemampuan lansia
6. Menghargai pendapat lansia
f. Kecemasan

Rencana tindakan yang dilakukan adalah :

1. Bantu lansia mengidentifikasi situasi yang


mempercepat terjadinya cemas
2. Dampingi lansia untuk meningkatkan
kenyamanan diri dan mengurangi ketakutan
3. Identifikasi kondisi yang menyebabkan
perubahan tingkat cemas
4. Latih klien untuk teknik relaksasi.
D. PELAKSANAAN
KEPERAWATAN

Exercise/ olahraga Terapi Aktifitas Kelompok


Cara Mempertahankan Kemampuan Aktivitas
Sehari-hari Pada Lansia
1. Exercise/Olahraga
• Adalah Gerakan tubuh yang membutuhkan energi, missal :berjalan,
mencuci, menyapu, dan sebagainya
• Aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur bertujuan untuk
meningkatkan kebugaran jasmani

Manfaat Olahraga :
• Meningkatkan kekuatan jantung sehingga sirkulasi darah meningkat
• Menurunkan tekanan darah
• Meningkatkan keseimbangan dan koordinasi pada tubuh
• Mencegah jatuh dan fraktur
• Memperkuat system imunitas
• Meningkatkan endorphin zat kimia di otak untuk menurunkan nyeri,
sehingga perasaan tenang dan semangat hidup meningkat
• Mencegah obesitas
• Mengurangi kecemasan dan depresi
• Kepercayaan diri lebih tinggi
• Menurunkan resiko terjadinya penyakit DM, Hipertensi, dan jantung
• Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan tidur
• Mengurangi konstipasi
• Meningkatkan kekuatan tulang, otot, dan fleksibilitas.
2. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

Merupakan Terapi yang dilakukan atas kelompok


penderita yang sama dengan berdiskusi satu sama
lain yang dipimpin oleh perawat/terapis

Tujuan :
a. Mengembangkan stimulasi persepsi
b.Mengembangkan stimulasi sensoris
c. Mengembangkan orientasi realitas
d.Mengembangkan sosialisasi
Jenis TAK

1.Stimulasi Sensori (Musik)


Musik dapat berfungsi sebagai ungkapan
perhatian, kualitas dari musik yang memiliki
andil terhadap fungsi-fungsi dalam
pengungkapan perhatian terletak pada struktur
dan urutan matematis yang dimiliki.
2.Stimulasi Persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang
disediakan atau stimulus yang pernah dialami.

Proses ini diharapkan mengembangkan


respon lansia terhadap berbagai stimulus
dalam kehidupan dan menjadi adaptif.
Aktifitas berupa stimulus dan persepsi.
Stimulus yang disediakan: seperti membaca
3. Orientasi Realitas
Lansia diorientasikan pada kenyataan yang ada
disekitar klien, yaitu diri sendiri, orang lain yang ada
disekeliling klien atau orang yang dekat dengan klien,
dan lingkungan yang pernah mempunyai hubungan
dengan klien.
Demikian pula dengan orientasi waktu saat ini, waktu
yang lalu, dan rencana ke depan. Aktifitasnya dapat
berupa : orientasi orang, waktu, tempat, benda yang
ada disekitar dan semua kondisi nyata.

4. Sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan
individu yang ada disekitar klien.
Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari
interpersonal (satu per satu), kelompok, dan massa.
Aktifitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam
kelompok.
E. EVALUASI
KEPERAWATAN

Manfaat :
a. Menentukan perkembangan kesehatan klien.
b. Menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas asuhan
keperawatan yang diberikan, menilai pelaksanaan
asuhan keperawatan.
c. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau
Menyusun siklus baru dalam proses keperawatan.
d. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab
dalam pelaksanaan keperawatan.
Contoh:
S : Lansia mengatakan sudah menghabiskan
makanannya
O : Porsi makan habis, berat badan naik, semula
BB=51 kg menjadi 52 kg
A : Tujuan tercapai
P : Rencana keperawatan dihentikan

Anda mungkin juga menyukai