Anda di halaman 1dari 30

Kurikulum Merdeka

OLEH :
CABDIS PENDIDIKAN WILAYAH X
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN 2023
Pengertian Kurikulum
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional:
Kurikulum yaitu seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pembelajaran, serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional
Apa itu Kurikulum?
Secara umum, komponen-komponen
Ralph Tyler dalam bukunya “The basic tersebut diklasifikasikan menjadi 3 hal yang
principle of curriculum”, mengungkapkan digunakan di beberapa negara, yaitu;
setidaknya ada 4 komponen dalam kurikulum 1. Tujuan pembelajaran/konten
yaitu, 2. Panduan pedagogi
1. Tujuan 3. Panduan asesmen
2. Konten
3. Metode/cara Kerangka/komponen ini dapat kita gunakan
4. Evaluasi dalam mendesain kurikulum dan
pembelajaran berdasarkan kebutuhan murid.
Apa itu Kurikulum ?
Ada dua hal utama yang ada pada kurikulum yang perlu digarisbawahi:

1. Kompetensi apa yang akan dimiliki murid sebagai proyeksi masa depan
2. Bagaimana cara mewujudkan/ mencapai kompetensi murid itu.

Maka, bahwa murid menjadi acuan/’core’ dari kurikulum itu sendiri sangatlah jelas. Dimana
‘kemerdekaan murid dalam belajar” lah sebagai ‘jantung’ desain/pengembangan
kurikulumnya.
Peran dan Fungsi Kurikulum
Peran kurikulum yaitu sebagai pedoman dan acuan kita dalam pembelajaran.

Ada tiga peranan kurikulum yang dapat kita maknai:

1. Mewariskan nilai dan budaya masyarakat yang relevan dengan masa kini
2. Mengembangkan sesuatu yang dibutuhkan saat ini dan masa depan
3. Menilai dan memilih sesuatu yang relevan sebagai kontrol sosial

Sementara fungsi kurikulum bagi guru, adalah untuk memandu dalam proses belajar
murid.
Alasan perubahan kurikulum
Ketika kita merancang kurikulum, kita harus menempatkan kebutuhan, pendapat, pengalaman, hasil
belajar, serta kepentingan murid sebagai rujukan utama. Sejatinya, kurikulum dirancang untuk murid.

Agar dapat mewujudkan seluruh kompetensi yang diharapkan dari kurikulum, semua pihak harus
berusaha secara kolaboratif. Misalnya:

1. Guru harus terus belajar memfasilitasi pembelajaran yang sesuai,


2. Orang tua harus terus memahami perkembangan murid dan kebutuhanya.
3. Begitu juga dengan pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan semua yang bergerak di bidang
pendidikan juga harus terus mengikuti perkembangan kebutuhan murid.
Mengapa kurikulum perlu diadaptasi?
● Di mana sekolah kita berada?
● Apakah di tepi pantai?
● Apakah di tengah-tengah perkebunan?
● Apakah di tengah perkotaan yang padat penduduk dengan sosial
yang beragam?
● Selama setahun belakangan, perubahan apa saja yang terjadi di
sekitar sekolah?
● Apakah ada bangunan yang baru didirikan?
● Apakah ada hal-hal yang mengubah kehidupan guru dan murid di
sekolah?
Keadaan sekolah dan sekitar kita memang berbeda-beda. Murid kita
berbeda-beda, pembelajaran seperti apa yang paling berhasil untuk
masing-masing murid kita, boleh jadi memang tak sama.
Mengapa kurikulum perlu diadaptasi?
Perbedaan lingkungan dan ekosistem sekolah, ditambah pula dengan
perubahan yang terus terjadi di sekitar kita. Hal-hal ini merupakan sebagian
alasan mengapa kurikulum yang kita terima dari pemerintah pusat harus
melalui proses adaptasi terlebih dahulu.

Bentuk adaptasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan murid-murid kita di


sekolah dapat diterjemahkan dalam Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan yang akan dibahas pada modul selanjutnya.

Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan adalah dokumen hidup, yang


dapat sewaktu-waktu disesuaikan dengan kebutuhan murid setelah proses
refleksi yang dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan
Kurikulum Merdeka mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta memberi
ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar.

Kurikulum Merdeka memiliki beberapa karakteristik


utama yang mendukung pemulihan pembelajaran:

Pengembangan soft skills dan karakter (akhlak mulia,


gotong royong, kebinekaan, kemandirian, nalar kritis,
1 kreativitas) mendapat porsi khusus melalui pembelajaran
berbasis projek.
Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup
2 untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi
dasar seperti literasi dan numerasi.
Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran
3 yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right
level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan
muatan lokal.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 11


Karakteristik Kurikulum Merdeka di PAUD, SD, dan SMP (dan yang sederajat)

PAUD SD SMP

Kegiatan bermain sebagai proses Penguatan kompetensi yang mendasar  Penyesuaian dengan
belajar yang utama dan pemahaman holistik: perkembangan teknologi
Penguatan literasi dini dan • Untuk memahami lingkungan sekitar, digital, mata pelajaran
penanaman karakter melalui mata pelajaran IPA dan IPS Informatika menjadi mata
kegiatan bermain-belajar berbasis digabungkan sebagai mata pelajaran wajib
buku bacaan anak pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Fase Fondasi untuk meningkatkan
dan Sosial (IPAS)  Panduan untuk guru
kesiapan bersekolah • Integrasi computational thinking Informatika disiapkan untuk
dalam mata pelajaran Bahasa membantu guru-guru pemula,
Pembelajaran berbasis projek
untuk penguatan profil Pelajar
Indonesia, Matematika, dan IPAS sehingga guru mata pelajaran
tidak harus berlatar belakang
Pancasila dilakukan melalui kegiatan
perayaan hari besar dan perayaan
• Bahasa Inggris sebagai pendidikan informatika
tradisi lokal mata pelajaran pilihan
 Pembelajaran berbasis
Pembelajaran berbasis projek untuk
penguatan profil Pelajar Pancasila
projek untuk penguatan profil
dilakukan minimal 2 kali dalam satu Pelajar Pancasila dilakukan
tahun ajaran minimal 3 kali dalam satu
tahun ajaran

Kementerian
Kementerian Pendidikan,
Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,Riset, dan Teknologi 12
dan Teknologi
Karakteristik Kurikulum Merdeka di SMA, SMK, dan SLB (dan yang sederajat)

SMA SMK SLB

Lebih fleksibel untuk disesuaikan Dunia kerja dapat terlibat dalam Capaian pembelajaran pendidikan khusus
dengan minat siswa, karena pilihan pengembangan pembelajaran dibuat hanya untuk yang memiliki hambatan
pada level mata pelajaran (bukan intelektual
Struktur lebih sederhana dengan dua
program peminatan/ penjurusan) kelompok mata pelajaran, yaitu Umum
Di kelas 10 pelajar menyiapkan diri untuk dan Kejuruan. Persentase kelompok Untuk pelajar di SLB yang tidak memiliki
menentukan pilihan mata pelajaran di kejuruan meningkat dari 60% ke 70% hambatan intelektual, capaian
kelas 11. Mata pelajaran yang dipelajari pembelajarannya sama dengan sekolah
Penerapan pembelajaran berbasis reguler yang sederajat, dengan menerapkan
serupa dengan di SMP projek dengan mengintegrasikan mata prinsip modifikasi kurikulum
Di kelas 11 dan 12 pelajar mengikuti pelajaran terkait.
mata pelajaran dari Kelompok Mapel Praktek Kerja Lapangan (PKL) menjadi Sama dengan pelajar di sekolah reguler,
Wajib, dan memilih mata pelajaran dari mata pelajaran wajib minimal 6 bulan pelajar di SLB juga menerapkan
kelompok MIPA, IPS, Bahasa, dan (1 semester). pembelajaran berbasis projek untuk
Keterampilan Vokasi sesuai minat, menguatkan Pelajar Pancasila dengan
bakat, dan aspirasinya Pelajar dapat memilih mata pelajaran di mengusung tema yang sama dengan sekolah
luar program keahliannya reguler, dengan kedalaman materi dan
Pembelajaran berbasis projek untuk aktivitas sesuai dengan karakteristik dan
penguatan profil Pelajar Pancasila Alokasi waktu khusus projek penguatan
profil pelajar Pancasila dan Budaya Kerja kebutuhan pelajar di SLB
dilakukan minimal 3 kali dalam satu
tahun ajaran, dan pelajar menulis esai untuk peningkatan soft skill (karakter dari
ilmiah sebagai syarat kelulusan dunia kerja)

Kementerian
Kementerian Pendidikan,
Pendidikan, Kebudayaan,
Kebudayaan, Riset,Riset, dan Teknologi 13
dan Teknologi
Fokus pada Materi Esensial

Materi yang terlalu padat Kurikulum prototipe berfokus


Pembelajaran yang pada materi esensial di tiap
akan mendorong guru
mendalam (diskusi, kerja mata pelajaran, untuk
untuk menggunakan
kelompok, pembelajaran memberi ruang/waktu bagi
ceramah satu arah atau
berbasis problem dan pengembangan kompetensi -
metode lain yang efisien
projek, dll.) perlu waktu terutama kompetensi
dalam mengejar
ketuntasan penyampaian mendasar seperti literasi dan
materi numerasi - secara lebih
mendalam

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 14


Capaian Pembelajaran
(CP)
OLEH :
KACABDIS PENDIDIKAN WILAYAH X
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN 2023
Modul Ajar
OLEH :
CABDIS PENDIDIKAN WILAYAH X
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN 2023
Implementasi projek profil pelajar Pancasila di
satuan pendidikan

- Projek penguatan profil pelajar Pancasila akan dijalankan terpisah


dari mata pelajaran.
- Mengambil sebagian waktu dari keseluruhan pembelajaran di
satuan pendidikan.
- Sejumlah 20-30 persen jam pelajaran dari setiap mapel
dialokasikan untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila.
- Satuan pendidikan perlu mengalokasikan waktu agar guru bisa
bekerja secara kolaboratif.
- Kolaborasi akan menjadi kunci sukses/tidaknya sebuah projek.
- Dalam pelaksanaan projek, guruguru harus berkolaborasi secara
lintas ilmu untuk merencanakan, memfasilitasi, dan menjalankan
asesmen.
Mengukur ketercapaian profil pelajar Pancasila

• Projek profil pelajar Pancasila memiliki rapor tersendiri yang akan


membantu rekam jejak ketercapaian profil pelajar Pancasila.
• Hasil projek penguatan profil pelajar Pancasila dilaporkan dalam rapor
akhir tahun (semester 2) peserta didik.
• Rapor hasil projek menggambarkan perkembangan sub elemen profil
pelajar Pancasila yang dipilih dalam tema projek di tahun ajaran.

Profil Pelajar Pancasila merupakan tujuan akhir dari hasil pendidikan, sehingga satuan
pendidikan juga seyogyanya tidak terburu-buru dalam mengukur ketercapaian profil,
melainkan membangun kompetensi dan karakter tersebut secara konsisten dan melihat
perkembangannya melalui penilaian projek

Anda mungkin juga menyukai