Anda di halaman 1dari 11

ETIKA PROFESIONAL

AKUNTAN PUBLIK
HERRY APRILIA MANUBULU,S.Sos.,M.Si.,Ak
Etika Profesional
Etika profesi sangat diperlukan dalam profesi seorang auditor, hal ini dikarenakan
peranan etika profesi yang sangat penting bagi seorang auditor

Peranan etika dalam profesi auditor adalah sebagai berikut: c. Standar etika diperlukan bagi

a. Audit membutuhkan pengabdian yang besar pada profesi audit karena auditor

masyarakat dan komitmen moral yang tinggi. memiliki posisi sebagai orang

b. Masyarakat menuntut untuk memperoleh jasa para kepercayaan dan menghadapi

auditor publik dengan standar kualitas yang tinggi, dan kemungkinan benturan-benturan

menuntut mereka untuk bersedia mengorbankan diri. kepentingan.

Itulah sebabnya profesi auditor menetapkan standar d. Kode etik atau aturan etika profesi

teknis dan standar etika yang harus dijadikan panduan audit menyediakan panduan bagi

oleh para auditor dalam melaksanakan audit para auditor profesional dalam
mempertahankan diri dari godaan
dan dalam mengambil keputusan-
keputusan sulit.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian, yaitu :

Prinsip Etika
Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika,
yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh
anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi
seluruh anggota

Aturan Etika
Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan
hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan

Interpretasi Aturan Etika


Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh
Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan
tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya,
sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan
untuk membatasi lingkup dan penerapannya.
Prinsip Etika

Kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika, yaitu :

Tanggung Jawab profesi Kepentingan Publik Integritas


Dalam melaksanakan tanggung jawabnya Setiap anggota berkewajiban untuk Integritas merupakan kualitas yang
sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa bertindak dalam kerangka melandasi kepercayaan publik dan
senantiasa menggunakan pertimbangan pelayanan kepada publik, menghormati merupakan patokan (benchmark) bagi
moral dan profesional dalam semua kepercayaan publik, dan menunjukan anggota dalam menguji keputusan yang
kegiatan yang dilakukannya komitmen atas profesionalisme diambilnya

Obyektivitas Kompetensi dan Kehati-hatian Kerahasiaan


Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota Profesional Setiap anggota harus menghormati
bersikap adil, tidak memihak, jujur secara Kompetensi diperoleh melalui pendidikan kerahasiaan informasi yang diperoleh
intelektual, tidak berprasangka atau bias, dan pengalaman.Setiap anggota harus selama melakukan jasa profesional dan
serta bebas dari benturan kepentingan atau melaksanakan jasa profesionalnya dengan tidak boleh memakai atau mengungkapkan
dibawah pengaruh pihak lain berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, informasi tersebut tanpa persetujuan

Perilaku Profesional Standar Teknis


Setiap anggota harus berperilaku yang Setiap anggota harus melaksanakan jasa
konsisten dengan reputasi profesi yang profesionalnya sesuai dengan standar
baik dan menjauhi tindakan yang dapat teknis dan standar profesional yang
mendiskreditkan profesi relevan.
Sanksi yang diterima auditor
◦ Bentuk-bentuk sanksi yang direkomendasikan oleh Komite Kode Etik, antara lain
berupa: teguran tertulis, usulan pemberhentian dari tim pengawasan, dan tidak diberi
pengugasan pengawasan selama jangka waktu tertentu
◦ Pelanggaran etika yang dilakukan oleh auditor eksternal sangat berbahaya karena dapat
menurunkan kualitas audit sehingga dapat berdampak pada kesalahan dalam mengeluarkan
laporan audit yang berupa opini audit atas laporan keuangan dan ini dapat merugikan para
pengguna atas laporan audit seperti investor dan pihak bank
◦ Pelanggaran etika yang dilakukan oleh akuntan telah merusak citra dan nama baik profesi
akuntan . Semakin meningkatnya kasus pelanggaran etika akuntan menyebabkan krisis etika
akuntan profesional. Hal tersebut mengakibatkan kepercayaan masyarakat menjadi berkurang
terhadap profesi akuntan
Kewajiban
Hukum Auditor
◦ Banyak profesional akuntansi dan
hukum percaya bahwa penyebab utama
tuntutan hukum terhadap kantor
akuntan publik adalah kurangnya
pemahaman pemakai laporan keuangan
tentang perbedaan antara kegagalan
bisnis dan kegagalan audit, dan antara
kegagalan audit serta risiko audit
Berikut ini defenisi mengenai kegagalan bisnis, kegagalan audit dan risiko audit menurut Loebbecke dan
Arens (1999,h.787)

Kegagalan bisnis Kegagalan audit Risiko Audit


Adalah kegagalan yang terjadi jika Adalah kegagalan yang terjadi jika Adalah risiko dimana auditor
perusahaan tidak mampu membayar kembali
utangnya atau tidak mampu memenuhi auditor mengeluarkan pendapat audit menyimpulkan bahwa laporan
harapan para investornya, karena kondisi yang salah karena gagal dalam keuangan disajikan dengan wajar
ekonomi atau bisnis, seperti resesi, keputusan memenuhi persyaratan-persyaratan tanpa pengecualian, sedangkan dalam
manajemen yang buruk, atau persaingan standar auditing yang berlaku umum kenyataannya laporan tersebut
yang tak terduga dalam industri itu disajikan salah secara material
Penyebab utama kegagalan audit
◦ Keterbatasan pemahaman mengenai pengendalian sistem klien, bukti audit yang belum cukup
dan tepat, serta prosedur pelaksanaan audit merupakan hal-hal yang belum terpenuhi
sehingga menyebabkan terjadinya kegagalan audit.
◦ Kelalaian auditor pada umumnya disebabkan oleh ketidakmampuan auditor memberikan
opini yang tepat pada suatu laporan keuangan
Beberapa faktor utama yang menimbulkan kewajiban hukum bagi profesi audit diantaranya
adalah (Loebbecke dan Arens,1999,h.786):

a. Meningkatnya kesadaran pemakai laporan keuangan akan tanggung jawab akuntan public
b. Meningkatnya perhatian pihak-pihak yang terkait dengan pasar modal sehubungan dengan
tanggung jawab untuk melindungi kepentingan investor
c. Bertambahnya kompleksitas audit yang disebabkan adanya perubahan lingkungan yang
begitu pesat diberbagai sektor bisnis, sistem informasi, dsb
d. Kesediaan kantor akuntan publik untuk menyelesaikan masalah hukum diluar pengadilan,
untuk menghindari biaya yang tinggi.
◦ 1. KAP Purwanto, Sungkoro, dan Surja (Member dari Ernst and Young Global Limited/EY)
Akhir bulan lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memutuskan untuk mengenakan sanksi
kepada Sherly Jakom dari KAP Purwanto, Sungkoro dan Surja karena terbukti melanggar
undang-undang pasar modal dan kode etik profesi akuntan publik. Alhasil, Surat Tanda
Terdaftar (STTD) Sherly dibekukan selama 1 tahun. Pemberian sanksi tersebut terkait
penggelembungan (over statement) pendapatan senilai Rp 613 miliar untuk laporan keuangan
tahunan (LKT) periode 2016 pada PT Hanson International Tbk (MYRX).
Pendapatan yang dimaksud terkait dengan penjualan Kaveling Siap Bangun (Kasiba) yang
diakui dengan metode akrual penuh, meskipun dalam LKT yang dimaksud tidak diungkapkan
Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB). Atas kesalahan ini, OJK juga memberikan sanksi kepada
Direktur Utama Hanson International Benny Tjokrosaputro alias Bentjok sebesar Rp 5 miliar
karena bertanggungjawab atas laporan keuangan tersebut. Alhasil, MRYX juga diminta untuk
melakukan restatement atas LKT 2016 dengan merevisi perolehan pendapatan.
2. Kementerian Keuangan melalui Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (P2PK) juga mengenakan
sanksi pembekuan izin selama 12 bulan terhadap Akuntan Publik (AP) Kasner Sirumpea atas
LKT 2018 dari PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Sanksi ini diberikan karena kesalahan
penyajian LKT 2018 terkait dengan perjanjian kerja sama penyediaan layanan konektivitas
dengan PT Mahata Aero Teknologi. Sementara, KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang &
Rekan, hanya mendapatkan sanksi berupa perintah tertulis untuk melakukan perbaikan
kebijakan dan prosedur. Nilai perjanjian yang dimaksud mencapai US$ 239,94 juta. Kekeliruan
ini menyebabkan perusahaan mampu mencatatkan keuntungan sebesar US$ 809.946, dari
sebelumnya rugi US$ 216,58 juta. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Hadiyanto
mengatakan auditor tidak menerapkan sistem pengendalian mutu dalam pemeriksaan laporan
Garuda Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai