Anda di halaman 1dari 11

audiometri khusus

R A N G K U M A N M AT E R I N A Z WA
ALHADAR
Introductio
n
audiometri khusus digunakan untuk
membedakan tuli sensorineural koklea dan
retrokoklea
PEMERIKSAAN
AUDIOLOGI KHUSUS
• TES SISI (short increment sensitivity index)
• ABLB (alternate binaural loudness balans)
• tes kelelahan (tone decay)
• audiometri tutur
• audiometri bakesy
SISI TEST
untuk mengetahui adanya tuli koklea
dengan menggunakan prinsip
rekrutmen
caranya lain:
caranya adalah: setiap 5 detik naikkan 1dB, hingga 20 kali
• tentukan ambang batas dengar jika pasien bisa membedakan semua hasilnya
• tambah 20dB dari ambang dengar 100%. dikatakan positive jika presentase 70-
• setelah itu tambah 5dB lagi 100%
• turukan berturut" 4dB, 3dB, 2dB dan 1dB
bila pasien dapat membedaknnya berarti test
POSITIVE
ABLB test
ABLB test: diberikan intensitas bunyi tertentu
pada frekwensi pang sama pada kedua telinga
mencapai presepsi yang sama, yang disebut
balans negative. bila balans negative tercapai
mengartikan rekrutmen posive (khas pada tuli
koklea)
To n e D e c a y
TTD (TRESHOLD TONE PENAMBAHAN
caranya grahat: D E C A Y )
tentukan ambang batas dengar 0 – 5 dB Normal
misalnya 40 dB. Bila setelah 60 detik masih
dapat mendengar , berarti tidak ada kelelahan
(decay), jadi hasil tes negatif. Sebaliknya bila 10 –15 dB Ringan(tidak khas)

setelah 60 detik terdapat kelelahan , berarti


tidak dapat mendengar, tesnya positif .
20 –25 dB Sedang (tidak
Kemudian intensitas bunyi ditambah 5 dB (jadi
khas)
45 dB), maka pasien dapat mendengar lagi.
Rangsangan diteruskan dengan 50 dB dan
seterusnya, dalam 60 detik dihitung berapa >30 dB Berat (khas ada
penambahan intensitasnya. kelelahan)
To n e D e c a y
S TAT ( S U P R A T R E S H O L D A D A P TAT I O N T E S T )

Prinsipnya : pemeriksaan pada 3 frekuensi; 500 Hz, 1000 Hz dan 2000 Hz pada 110 dB
SPL. SPL ialah intensitas yang ada secara fisika sesungguhnya. 110 dB = 11 dB SL
(pada frekuensi 500 Hz dan 2000 Hz). Artinya nada murni pada frekuensi 500, 1000,
2000 Hz pada 110 dB SPL, diberikan secara terus menerus selama 60 detik dan dapat
mendengar berarti tidak ada kelelahan, bila kurang dari 60 detik maka ada kelelahan
(decay).
A u d i o m e t r i Tu t u r
(Speech Audiometry) 90 - 100% Pendengaran normal
• kata-kata yang sudah disusun dalam silabus (sukukata) yaitu
monosilabus (satu suku kata) dan bisilabus (dua suku kata)
• Kata-kata ini disusun dalam daftar yang disebut Phonetically 75 -90% Tuli ringan
balance word LBT (PB, LIST).
• Pasien diminta untuk mengulangi kata-kata yang didengar melalu
kaset tape-recorder. 60 -75% Tuli sedang
• Pada tuli perseptif koklea, pasien sulit membedakan bunyi S, R,
N, C, H, CH
• pada tuli retrokoklea lebih sulit lagi. Misalnya pada tuli 50 - 60% Kesukaran mengikuti
perseptif koklea, kata “kadar” didengarnya “kasar”, sedangkan pembicaraan sehari-hari
kata “pasar” didengarnya “kadar”.
• Guna pemeriksaan ini adalah untuk menilai kemampuan pasien
dalam pembicaraan sehari-hari dan untuk menilai dalam <50% Tuli berat
pemerian alat bantu dengar (hearing aid)
Audiometri Bekessy (Bekessy
A u d• Tipe-tipe
• Prinsip pemeriksaan ini adalah i o m Bekessy
e t r y: )
dengan nada yang terputus • Bekessy tipe I : Normal; nada terputus dan terus
(interupted sound) dan nada menerus (continue) berhimpit
yang terus menerus (continues • Bekessy tipe II : Tuli perseptif koklea. Nada
sound). terputus dan terus menerus berimpit hanya
• garis akan menaik ialah periode sampai frekuensi 1000 Hz dan grafik kontinu
suara yang dapat didengar makin kecil
• garis yang turun ialah suara • Bekessy tipe III : Tuli perseptif retrokoklea.
yang tidak terdengar. Nada terputus dan terus menerus berpisah
• Pada telinga normal, amplitudo • Bekessy tipe IV : sama dengan grafik tipe III
10 dB. Pada rekrutmen hanya amplitudo lebih kecil
amplitudo lebih kecil.
Audiometri Bekessy (Bekessy
Audiometry)
Any questions?
Let's work together
www.reallygreatsi

Anda mungkin juga menyukai