Anda di halaman 1dari 73

Pengelolaan Limbah Medis (B3)

Sesuai Dengan PermenLHK


No. P56 Tahun 2015

Oleh
Suhariono, ST., MM., MKL.

Suhariono, ST., MM., M.KL


BIODATA
Nama : Suhariono, ST., MM.,M.KL

Pekerjaan: Fungsional Sanitarian dan Ketua K3RS RSUD Dr Soetomo Surabaya

Profesi : Praktisi Kesehatan Lingkungan dan K3RS,

Pendidikan Terakhir : S2 MKL FKM UNAIR Surabaya

NO. HP/WA : 081330159312

E-MAIL : harionow@gmail.com

Suhariono, ST., MM., M.KL


TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti pembelajaran ini Peserta mampu melakukan pengelolaan limbah
bahan berbahaya dan beracun (LB3) padat medis sesuai dengan regulasi yang berlaku

TUJUAN KHUSUS
1. Peserta mampu menjelaskan pengertian tentang limbah B3 padat medis

2. Peserta mampu melakukan identifikasi terkait limbah B3 padat medis di rumah sakit
3. Peserta mampu melakukan pengelolaan limbah B3 padat medis di rumah sakit
4. Peserta mampu melakukan penanganan tumpahan dan pelaporan tumpahan limbah
B3 medis di rumah sakit
Suhariono, ST., MM., M.KL
limbah padat yang dihasilkan
NON- dari kegiatan di rumah sakit di
LIMBAH RUMAH PADAT MEDIS luar medis yang berasal dari
dapur, perkantoran, taman, dan
SAKIT
SEGREGASI LIMBAH halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali apabila
ada teknologinya

CAIR  limbah infeksius,


GAS MEDIS  imbah patologi,
 limbah benda tajam,
 Limbah farmasi,
 limbah sitotoksis,
semua limbah yang berbentuk semua air buangan termasuk tinja  limbah kimiawi,
gas yang berasal dari kegiatan yang berasal dari kegiatan rumah  limbah radioaktif,
pembakaran di rumah sakit sakit yang kemungkinan  limbah kontainer
seperti insinerator, dapur, mengandung mikroorganisme, bertekanan, dan
perlengkapan generator, bahan kimia beracun dan radioaktif  limbah dengan kandungan
anastesi, dan pembuatan obat yang berbahaya bagi kesehatan logam berat yang tinggi.
citotoksik

Suhariono, ST., MM., M.KL


4
PERMASALAHAN LIMBAH MEDIS
Insinerator RS berizin di Indonesia
Pengelolaan limbah medis fasyankes
masih belum optimal.
Keterbatasan fasyankes yg memiliki ijin
incinerator.
Kurangnya jasa pengolahan limbah medis
yg berijin
Volume limbah yang semakin besar 
meningkatnya jmlh fasyankes RS : 2.870
Puskesmas : 9.821

Sumber :KLHK, 2016

Suhariono, ST., MM., M.KL Distribusi Jasa Limbah Medis


Dari mana limbah fasyankes?
Fasyankes yang Melaksanakan Pengelolaan
Limbah Medis Sesuai Peraturan Pengelolaan Limbah
dari 782 Rumah Sakit
(per 28 Desember 2017)
(e-monev Pengelolaan Limbah Fasyankes per 28 Desember 2017)
• 30,36% data RS diterima (782 RS)
• 22% RS (578 RS dari 2576 RS)
Memilah Limbah Pilah-Olah mengelola limbah
• Target tahun 2017 = 21 %
3% Ya
Tidak
Timbulan Limbah
97% dari 782 Rumah Sakit
26% (per 28 Desember 2017)
Ya
Tidak • 0,25 kg/tempat tidur/hari
Mengolah limbah • 35 kg/Rumah Sakit/hari
• 27,3 ton/hari
74%
Ya
25%
Tidak

75%
Suhariono, ST., MM., M.KL
La
m

120%

0%
20%
40%
60%
80%
K Y pu
n
ali gy g o

100% 95%
m ak
an ar
Su tan ta

68%
m Ut
ate ar
ra a
Ba
ra

63% 61%
Ba t
K nt
en
ali

Suhariono, ST., MM., M.KL


m
an B
tan ali

51% 50%
Ti
G mur
or

40%
on
tal
o

36%
Ri
Su au

32%
law Ja
K
ali esi mb
m i
an Sel
tan ta a
N Ja
Te n
n
us
a T wa gah
en Ten
gg g
ar ah
aB
ar
a
Ja t
26% 26% 26% 26% 25%

k
K Ka Jaw art
ep lim
23%

ul
au nt a aB a
an an arat
B a Se
n lat
K gka an
B
20% 19%

ep
Su ula eli
law ua ...
es n R
i T ia
u
M eng
alu ga
ku ra
18% 17% 16%

U
tar
Su a
peraturan

m
15%

ate Ac
ra e
Se h
lat
Fasyankes yang

K a
ali M n
m
limbah medis sesuai

an aluk
Indikator Kinerja

Su tan u
m B
ate ara
t
melaksanakan pengelolaan

9% 8% 7% 7%

Su ra
law Ut
FASYANKES YANG MENGELOLA LIMBAH MEDIS

es ara
i
SESUAI ATURAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2017

Ja Uta
10%

w
a T ra
im
Su u
6% 5% 5%

law P r
15%

es apu
iT a
N en
us
a T B gah
3% 3%

en eng
k
21%

gg
ar ulu
aT
Pa im
p u
Target (Tahun)

S u ua r
28%

law Ba
ra
Su esi t
Provinsi Jatim

law Ba
es rat
iB
36%
2015 2016 2017 2018 2019

ar
at
0% 0% 0% 0% 0%
SUMBER LIMBAH
 RS
 PUSKESMAS
 PUSTU/ POSYANDU
 KILINIK/ BP
 LABORATORIUM
 PARKTEK SWASTA
 PENGOBATAN TRADISIONAL
 SALON, DLL

Suhariono, ST., MM., M.KL


Perkiraan Timbulan dan Kapasitas Pengolahan Limbah
Medis yang ada

Rumah Sakit  90 Incinerator RS Berizin


 6 Perusahaan Pihak 3 pengolah
Jumlah : 2.870
Timbulan : 100,45 ton/hari
Puskesmas Incinerator RS berizin : 90 bh
Jumlah : 9.821 Kapasitas : 3,15 ton/hr
Timbulan : 2,2 ton/hari Pengolah Swasta :6
Kapasitas : 24 ton/hari
Total Timbulan
(tidak termasuk Fasyankes lainnya) Total Kapastas
102,65 ton/hari 27,15 ton/hari

Suhariono, ST., MM., M.KL


Timbulan Limbah Padat B3 Medis dan Non Medis Rumah Sakit Per Hari
di 94 Rumah Sakit
(Survei PERSI 31 Maret – 6 April 2018)

Suhariono, ST., MM., M.KL


•Limbah beracun rumah sakit dari Jakarta hingga
Surabaya dibuang di tepi jalan Cirebon

•Pemerintah temukan 118 kontainer sampah B3

Kasus ini mencuat pasca ditemukannya sejumlah


limbah medis yang dibuang ke tempat pembuangan
umum Panguragan Wetan, Cirebon, November 2017
silam. Dari situ warga melaporkannya ke pihak
berwenang.

Dari berbagai sampah medis tersebut, didapati bekas


jarum, botol-botol berisi darah, bungkus obat
hepatitis, HIV/AIDS, dan tali bekas infus. Kantong
obat dan ampul menunjukkan sampah itu berasal dari
berbagai rumah sakit di Surabaya, Lampung,
Yogyakarta, Solo, dan Jakarta.

Suhariono, ST., MM., M.KL


Polisi Jatim Amankan 1,3 Ton Limbah Medis
Berbahaya (Video)
Selasa, 24 Oktober 2017 21:28 WIB Pewarta: willy irawan

Penghentian PT Jasa Medivest Karawang


Suhariono, ST., MM., M.KL
Polisi Grebek Penampungan Limbah B3 Ilegal
Posted by SatuJurnal.com | Portal Berita Mojokerto, Jombang, Surabaya, Jawa Timur dan Nasional on
Kamis, 03 April 2014

Mojokerto-(satujurnal.com)
Pabrik paving beton, PT Sari Alun, di Desa Desa Pesanggrahan,
Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto digrebek Satuan Reserse
Unit Tindak Pidana Ekonomi Polres Mojokerto, Kamis (03/04/2014).
Pasalnya, selain memproduksi paving, pabrik ini diketahui
menampung limbah bahan beracun berbahaya (B3) secara ilegal.
Diduga kuat, tempat penampungan limbah tersebut merupakan muara
pembuangan B3 dari sejumlah rumah sakit di wilayah Gresik dan
Surabaya.

Suhariono, ST., MM., M.KL


PROSES PENGELOLAAN
LIMBAH PADAT MEDIS TAJAM & NON TAJAM
Pewadahan Pengumpulan Pengangkutan

Incenerator/ MoU Pihak III

Pemusnahan

INCENERATOR

Suhariono, ST., MM., M.KL


KENAPA LIMBAH MEDIS DARI FASYANKES
HARUS DIKELOLA

DAMPAK LINGKUNGAN DAMPAK KESEHATAN PEMENUHAN PERATURAN

Suhariono, ST., MM., M.KL


Dampak Kesehatan
Gangguan estetika/ kenyamanan
(bau, kumuh, kotor)
Kecelakaan (tertusuk benda tajam) 
(Hepatitis, HIV, dll)
Inveksi silang (pasien ke pasien, pasien
ke petugas)

Suhariono, ST., MM., M.KL


Potensi Risiko Kesehatan

Petugas medis Staf pendukung


Fasyankes

Pasien
Penduduk sekitar

Petugas pengolah
limbah

Suhariono, ST., MM., M.KL


Dampak Lingkungan
Pencemaran Air
Pencemaran Udara
Pencemaran Tanah
Vektor Penyakit

Suhariono, ST., MM., M.KL


Pemenuhan Peraturan
 Undang-undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
 Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
 Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
 Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun
 Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
 Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 Tahun 2017 tentang Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi
 Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.56/ 2015 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dari FASYANKES
Suhariono, ST., MM., M.KL
Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pasal 59

• Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 WAJIB melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya.
• Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri pengelolaan limbah B3, pengelolaannya diserahkan
kepada pihak lain.
• Pengelolaan limbah B3 wajib mendapat izin dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.

Suhariono, ST., MM., M.KL


KETENTUAN PIDANA DALAM PENGELOLAAN LIMBAH B3
(UU No. 32/2009)

Pelanggaran Dalam Pidana Penjara Denda


Pengelolaan Limbah B3
Min Maks Min Maks

Pengelolaan Limbah B3 tanpa 1 thn 3 thn 1 Milyar 3 Milyar


izin (Pasal 102)
Tidak melakukan pengelolaan 1 thn 3 thn 1 Milyar 3 Milyar
limbah B3 (Pasal 103)

Pejabat berwenang tdk - 1 thn - 500 jt


melakukan pengawasan
(Pasal 112)
Impor Limbah (Pasal 105) 4 thn 12 thn 4 Milyar 12 Milyar
Suhariono, ST., MM., M.KL
Impor Limbah B3 (Pasal 106) 5 thn 15 thn 5 Milyar 15 Milyar
Lampiran PP No. 101/2014 tentang Pengelolaan Limbah B3

KODE JENIS SUMBER LIMBAH KODE URAIAN LIMBAH KATEGORI


INDUSTRI/KEGIATAN INDUSTRI/KEGIATAN LIMBAH BAHAYA

47 Pengoperasian 1. Proses insinerasi limbah A347-1 Fly ash insinerator 1


insinerator limbah 2. Fasilitas pengendalian
A347-2 Slag atau Bottom ash insinerator 1
pencemaran
3. IPAL yang mengolah efluen B347-1 Residu pengolahan flue gas 2
proses pengendalian
pencemaran B347-2 Filter & absorban bekas 2
Suhariono, ST., MM., M.KL
B347-3 Sludge IPAL 2
PENGELOLAAN LIMBAH B3 (UU 32/ 2009)
Maka, TAHAPAN pengelolaan limbah B3 harus TEPAT
dan BENAR. Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian
kegiatan meliputi pengurangan, penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan,
pengolahan dan/atau penimbunan (UU32/2009 dan PP
101/2014)

Pencemaran timbal pada pengolahan aki


Suhariono, ST., MM., M.KL bekas di lokasi bermain anak. Sumber :
Blacksmith Institute/KPBB
Undang-undang No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan
Pasal 162
Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Pasal 163 (ayat 1)


Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan
lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai risiko buruk bagi kesehatan.

Suhariono, ST., MM., M.KL


Undang-undang No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan
Pasal 163
Lingkungan sehat berarti bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan
gangguan kesehatan, antara lain:
a. limbah cair;
b. limbah padat;
c. limbah gas;
d. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
pemerintah;
e. binatang pembawa penyakit;
f. zat kimia yang berbahaya;
g. kebisingan yang melebihi ambang batas;
h. radiasi sinar pengion dan non pengion;
i. air yang tercemar;
j. udara yang tercemar; dan
k.MM.,makanan
Suhariono, ST., M.KL yang terkontaminasi
Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 2014
tentang Kesehatan Lingkungan

upaya pencegahan penurunan kualitas media


Penyehatan lingkungan dan upaya peningkatan kualitas
media lingkungan

upaya pelindungan terhadap kesehatan


Kesehatan
Pengamanan masyarakat dari faktor risiko atau gangguan
Lingkungan kesehatan

upaya untuk mengurangi atau melenyapkan


Pengendalian faktor risiko penyakit dan/atau gangguan
kesehatan

Suhariono, ST., MM., M.KL


Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 2014
tentang Kesehatan Lingkungan

Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan
PENGAWASAN LIMBAH Pengamanan PENGOLAHAN LIMBAH
Dilaksanakan sesuai per UU-an 1. Limbah cair, padat, gas
Limbah 2. Seusai peraturan per UU-an

PELINDUNGAN KESMAS
1. Sampah tidak diolah
2. Zat kimia berbahaya (pajanan dan kontaminasi penggunaan)
3. Gangguan Fisika udara
4. Radiasi pengion dan non pengion
Suhariono, ST., MM., M.KL
5. Pestisida
Kesepakatan Internasional ……
Basel Convention on the Control of
Transboundary Movements of Hazardous
Wastes and Their Disposal Limbah B3

Stockholm Convention on the


Persistent Organic Pollutants Dioksin, Furan

Minamata Convention on Mercury


Merkuri di Alkes
Suhariono, ST., MM., M.KL
PRINSIP PENGELOLAAN B3 DAN LIMBAH B3
• Semua penghasil limbah secara hukum dan finansial
The Polluter Pays Principle bertanggung jawab menggunakan metode pengelolaan
limbah yang aman dan ramah lingkungan
• Prinsip kunci yang mengatur perlindungan kesehatan dan
keselamatan melalui upaya penanganan yang secepat
The Precautionary Principle mungkin dengan asumsi risiko yang dapat terjadi cukup
signifikan
• Prinsip kewaspadaan bagi yang menangani atau mengelola
The Duty of Care Principle karena secara etik bertanggung jawab untuk menerapkan
kewaspadaan tinggi

• Prinsip kedekatan dalam penanganan limbah berbahaya


The Proximity Principle untuk meminimalkan risiko pada pemindahan
Suhariono, ST., MM., M.KL
KEPMENKES NO. 1204/ 2004
Persyaratan Kes Lingkungan RS meliputi :

• Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman RS


• Persyaratan Hygiene dan Sanitasi Makanan Minuman
• Penyehatan Air
• Pengelolaan Limbah
• Pengelolaan Tempat Pencucian Linen (Laundry)
• Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu Lainnya
• Dekontaminasi Melalui Desinfeksi dan Sterilisasi
• Persyaratan Pengamanan Radiasi
• Suhariono,
Upaya ST., Promosi
MM., M.KL Kesehatan dari Aspek kesling
Permenkes No. 27 tahun 2017 Ttg Pedoman PPI di Faskes

TEMPAT SAMPAH / LIMBAH INFEKSIUS

 Berlambang Biohazard
 Harus tertutup
 Mudah dibuka dengan menggunakan pedal kaki
 Bersih dan di cuci setiap hari
 Terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak berkarat
 Jarak antar wadah/tempat sampah/limbah adalah 10-20 meter, diletakkan di ruang
tindakan dan tidak boleh di bawah tempat tidur pasien
 Ikat kantong plastik limbah jika sudah terisi ¾ penuh
Suhariono, ST., MM., M.KL
PENGELOLAAN SAMPAH/LIMBAH INFEKSIUS
(Permenkes No. 27 tahun 2017 Ttg Pedoman PPI di Faskes)

Limbah infeksius dan benda tajam dimusnahkan di insinerator /


disimpan ke TPSLB3 untuk diangkut / 2 hr oleh pihak III berjin
KemenLHK RI.
Limbah non infeksius (non medis) dibawa ke TPA
Limbah faeces, urin, darah di buang ke tempat pembuangan / pojok
limbah (spoelhoek) yang terhubung ke Instalasi Pengeolahan Air
Limbah (IPAL)

Suhariono, ST., MM., M.KL


PENANGANAN LIMBAH BENDA TAJAM / PECAHAN KACA
(Permenkes No. 27 tahun 2017 Ttg Pedoman PPI di Faskes)
 Jangan menekuk atau mematahkan benda tajam
 Jangan meletakkan limbah benda tajam sembarang tempat
 Segera buang limbah benda tajam ke wadah yang tersedia, tahan tusuk dan tahan air
serta tidak dibuka lagi
 Selalu dibuang sendiri oleh si pemakai
 Tidak menyarungkan kembali jarum suntik habis pakai (recapping)
 Wadah benda tajam diletakkan dekat lokasi tindakan
 Bila menangani limbah pecahan kaca gunakan sarung tangan
Suhariono, ST., MM., M.KL
PERMEN LHK Nomor: P.56/Menlhk-Sekjen/2015 tentang
Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3
dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan


panduan bagi Penghasil Limbah B3 dari fasilitas
pelayanan kesehatan dalam mengelola Limbah
B3 yang dihasilkan.

Suhariono, ST., MM., M.KL


FASYANKES YANG MANA?

 Fasilitas pelayanan kesehatan yang wajib terdaftar di instansi yang


bertanggung jawab di bidang kesehatan.
 Fasilitas pelayanan kesehatan tersebut meliputi:
a. pusat kesehatan masyarakat;
b. klinik pelayanan kesehatan atau sejenis; dan
c. rumah sakit.

Sumber: [Pasal 3, PERMEN LHK P.56/Menlhk-Sekjen/2015]


Suhariono, ST., MM., M.KL
Proses Pengelolaan Limbah B3

Pemilahan,
pengurangan pengumpulan pengangkutan
pewadahan

penimbunan pengolahan pemanfaatan

Suhariono, ST., MM., M.KL


PENGELOLAAN LIMBAH FASYANKES

PENGURANGAN PEMILAHAN PENYIMPANAN PENGANGKUTAN PENGOLAHAN PENIMBUNAN

Pengurangan Pada Sumber (Reduce)


 Menghindari penggunaan material yang mengandung bahan berbahaya dan beracun
apabila terdapat pilihan yang lain;
 Melakukan tata kelola yang baik terhadap setiap bahan atau material yang berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan dan/atau pencemaran terhadap lingkungan;
 Melakukan tata kelola yang baik pengadaan bahan kimia dan bahan farmasi untuk
menghindari terjadinya penumpukan dan kedaluwarsa; dan
 Melakukan pencegahan dan perawatan berkala terhadap peralatan sesuai jadwal.

Suhariono, ST., MM., M.KL


PENGELOLAAN LIMBAH FASYANKES

PENGURANGAN PEMILAHAN PENYIMPANAN PENGANGKUTAN PENGOLAHAN PENIMBUNAN

Pemilahan
1. Memisahkan Limbah berdasarkan jenis, kelompok, Mudah
menyala
dan/atau karakteristik Limbah B3; dan
2. Mewadahi Limbah B3 sesuai kelompok limbah Infeksius
Mudah
meledak

Kategori
InfeksiusLimbah B3Tajam
Fasyankes Patologis KARAKTERISTIK
LIMBAH B3
Kimia Farmasi Sitotoksik
Beracun Reaktif
Kontainer
Logam berat Radioaktif
bertekanan
Korosif
Suhariono, ST., MM., M.KL
Pemilahan dan Pewadahan
 Pemilahan dilakukan mulai dari sumber oleh
penghasil limbah (mis: perawat). Di setiap
MERA
sumber/ ruangan ditempatkan wadah yang sesuai H
dengan limbah yang dihasilkan.
KUNIN
 Wadah dinamai sesuai kategori/ kelompok limbah G
dan diberikan kantong plastik sesuai warna.
KUNIN
 Jarum suntik bisa disediakan safety box di tempat G
dilakukan tindakan. Setelah menyuntik, suntik
langsung dimasukan ke dalam safety box tanpa UNGU
menutup kembali.
COKLA
 Jarum suntik juga bisa menggunakan needle cutter T
atau needle destroyer untuk memisahkan siringe
Sumber: Permen LHK No. P56 th. 2015 dan Permenkes
dengan spoitnya. No. 27 Tahun 2017
Suhariono, ST., MM., M.KL
CONTOH PENANGANAN LIMBAH MEDIS YANG BENAR

1. Putar ujung atas plastik untuk 2. Gunakan kepang plastik untuk 3. Letakkan penutup wadah dan
membentuk kepang tunggal. membentuk ikatan tunggal. tempat pada tempat
penyimpanan sementara (atau
Dilarang mengikat dengan model pada lokasi pengumpulan
“telinga kelinci”. internal).

Sumber : PermenLHK P.56 Tahun 2015


Suhariono, ST., MM., M.KL
SAFETY BOX
 JARUM dan Spuilt BEKAS
 AMPUL BEKAS
 GUNTING
 LANCET
 PISAU OPERASI
 Isi ¾ bagian terisi limbah benda tajam
 Wadah Tahan Tusuk Untuk Limbah Jarum
Suntik

SEMUA BENDA TAJAM YANG TERKONTAMINASI DENGAN


DARAH DAN CAIRAN TUBUH PASIEN
Suhariono, ST., MM., M.KL
Safety box
1. Sebagai tempat penampungan
sementara
2. Terbuat dari karton
3. Menampung jarum dan syringe
bekas.

Suhariono, ST., MM., M.KL


Wadah Tahan Tusuk
(Permenkes No. 27 tahun 2017 Ttg Pedoman PPI di Faskes)

Suhariono, ST., MM., M.KL


WADAH LIMBAH LABORATORIUM

Suhariono, ST., MM., M.KL


LABEL LB3 PERINGATAN
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PENGHASIL :
Isi pada label: ALAMAT :

• nama limbah B3; TELP : FAX :


• identitas penghasil limbah
NOMOR PENGHASIL :
B3; TGL. PENGEMASAN :
• tanggal dihasilkannya KODE LIMBAH :
limbah B3 JENIS LIMBAH :
JUMLAH LIMBAH :
• tanggal pengemasan limbah SIFAT LIMBAH :
B3. TGL. DITERIMA :

NO. MANIFES :
NO. PROFILE :
Suhariono, ST., MM., M.KL
CONTOH PEMASANGAN SIMBOL DAN LABEL SESUAI PERMEN LH
14/2013 TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3

Suhariono, ST., MM., M.KL


SIMBOL LIMBAH B3 SESUAI PERMEN LH 14/2013 TENTANG
SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3

48
LOG BOOK LB3 BULAN JULI – SEPTEMBER 2017

49
50
WAKTU PENYIMPANAN LIMBAH B3 – PP 101/2014

LIMBAH B3 YANG DISIMPAN WAKTU PENYIMPANAN (MAKSIMUM)

 Limbah B3 yang dihasilkan 50 (lima puluh) 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan
kilogram per hari atau lebih;

 Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 (lima 180 (seratus delapan puluh) hari sejak Limbah B3
puluh) kilogram per hari untuk Limbah B3 dihasilkan
kategori 1;
 Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 (lima 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah B3
puluh) kilogram per hari untuk Limbah B3 dihasilkan
kategori 2 dari sumber tidak spesifik dan dari
sumber spesifik umum;
 Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik khusus. 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah B3
dihasilkan

Catatan:
• Jumlah 50 (lima puluh) kilogram per hari merupakan jumlah kumulatif dari 1 (satu) atau lebih nama limbah B3
• Jika melebihi jangka waktu penyimpanan, lakukan pemanfaatan dan/atau pengolahan dan/atau penimbunan
dan/atau menyerahkan kepada pengumpul dan/atau pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun limbah
Suhariono, B3.
ST., MM., M.KL
Penyimpanan Limbah Infeksius,
Benda Tajam dan Patologis

 Disimpan di TPS LB3, paling lama :


1.Di simpan maksimal 2 Hari pada temperatur lebih besar dari 0 oC atau

2.Disimpan maksimal 90 hari pada temperatur sama dengan atau lebih


kecil dari 0 oC.

Suhariono, ST., MM., M.KL


Jenis Limbah B3 di Fasyankes
TABEL KOMPATIBILTAS PENYIMPANAN LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN (LB3)
CAIRAN PADATAN BERBAHAYA
MUDAH CAIRAN
LIMBAH B3 MUDAH MUDAH REAKTIF
MELEDAK
BERACUN
KOROSIF
INFEKSIUS TERHADAP
TERBAKAR TERBAKAR LINGKUNGAN

CAIRAN MUDAH
TERBAKAR C C C X X C C T
PADATAN
MUDAH
TERBAKAR
C C C C X T C T
REAKTIF C C C C X T C T
MUDAH
MELEDAK X C C C X T C T
BERACUN X X X X C X C T
CAIRAN KOROSIF C T T T X C C T
INFEKSIUS C C C C C C C C
BERBAHAYA
TERHADAP
LINGKUNGAN
T T T T T T C C
Suhariono, ST., MM., M.KL
PENGELOLAAN LIMBAH FASYANKES

PENGURANGAN PEMILAHAN PENYIMPANAN PENGANGKUTAN PENGOLAHAN PENIMBUNAN

Penyimpanan

Patologis • Paling lama:


Infeksius • 2 hari, pada suhu > 0oC
Tajam • 90 hari, pada suhu < 0oC

Kimia
• Paling lama:
Farmasi
• 90 hari, yang dihasilkan > 50 kg per hari
Sitotoksik
atau lebih;
Tabung bertekanan
• 180 hari, yang dihasilkan < 50 kg per hari
Logam berat
Suhariono, ST., MM., M.KL
Wheel Bin Limbah B3 Infeksius yang tersedia di
lokasi TPS Rumah Sakit

CONTOH PEMBERIAN SIMBOL PADA TEMPAT Cold Box Limbah B3 Infeksius yang tersedia di
PENYIMPANAN LIMBAH B3 YANG MENYIMPAN lokasi TPS Rumah Sakit
LEBH DARI
Suhariono, 1 M.KL
ST., MM., (SATU) KARAKTERISTIK LIMBAH B3
PENGELOLAAN LIMBAH NON B3

Suhariono, ST., MM., M.KL


PENGELOLAAN LIMBAH TABUNG GAS

Suhariono, ST., MM., M.KL


PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

Suhariono, ST., MM., M.KL


PENGELOLAAN LIMBAH FASYANKES

PENGURANGAN PEMILAHAN PENYIMPANAN PENGANGKUTAN PENGOLAHAN PENIMBUNAN

Pengangkutan
1. Di dalam lingkungan Fasyankes (Internal)
2. Keluar lingkungan Fasyankes (Eksternal)

INTERNAL EKSTERNAL

PT. EDELWEIS
TRANSPORTASI
HALWA
Untuk pengangkutan:
1. Dari penghasil ke Depo
Suhariono, ST., MM., M.KL 2. Dari penghasil ke pengolah
Di dalam Provinsi, Kabupaten/Kota
Pengangkutan limbah medis dari puskesmas ke RSUD Kardinah dilakukan dengan menggunakan alat
angkut roda tiga, sebagai berikut:

Suhariono, ST., MM., M.KL


PENGELOLAAN LIMBAH
FASYANKES

PENGURANGAN PEMILAHAN PENYIMPANAN PENGANGKUTAN PENGOLAHAN PENIMBUNAN

Pengolahan

1. Teknologi/metode pengolahan Limbah Fasyankes

Logam Tabung
Teknologi Tajam Infeksi Patologi Farmasi
berat bertekanan

Insinerator pirolitik Ya Ya Ya Sedikit Tidak Tidak

Disinfeksi kimia Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak

Autoklaf Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak

Microwave Ya Ya TIdak Tidak Tidak Tidak

Penguburan TIdak Ya Ya Sedikit Tidak Tidak

Enkapsulasi Ya Tidak Tidak Sedikit Sedikit Tidak

Inertisasi
Suhariono, ST., MM., M.KL Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak
DISINFEKSI (LHK P56/2015)

Suhariono, ST., MM., M.KL


Alur Penanganan Daur
Ulang Botol Infus Bekas
dan Bekas Kemasan
Hemodialisis di RSDS

Suhariono, ST., MM., M.KL


SPO pemanfaatan jirigen HD dan botol
infuse

Suhariono, ST., MM., M.KL


HASIL PENGUJIAN LABORATORIUM
BOTOL INFUS

Suhariono, ST., MM., M.KL


SAMPAHKU RUPIAHKU GO TO GREEN HOSPITAL

HASIL PENGUJIAN LABORATORIUM


JIRIGEN HD

Suhariono, ST., MM., M.KL


Suhariono, ST., MM., M.KL
PRODUK DAUR ULANG LIMBAH MEDIS PADAT

Suhariono, ST., MM., M.KL


Penanganan Tumpahan (spill) Limbah B3

Kenali indikasi (potensi) tumpahan

• Kemasan bocor
• Kemasan pecah
• Bau yang tidak biasa
• Adanya tetesan/genangan di sekitar kemasan
• Hilangnya tutup kemasan

Prosedur

• Amankan/isolasi tumpahan
• Siapkan spill kit
• Bersihkan tumpahan
• Perlakukan bahan spill kit bekas sebagai limbah B3
• Analisis dan
Suhariono, evaluasi
ST., penyebab tumpahan
MM., M.KL
• Buat laporan kepada Tim K3
Spill Kit Sederhana

Suhariono, ST., MM., M.KL


Alat untuk Penanganan Ceceran Darah / Muntahan

SPO penggunaannya Di singkat


“SILOBESEM “ :

SI- apkan Spill Kit & pakai APD


LO- kalisir tumpahan/muntahan
BE- ri desinfektan
SE- rap tumpahan dengan kain/tissue
M- Masukkan ke kantong plastik kuning/
LB3

Code ORANGE
Suhariono, ST., MM., M.KL
Terima Kasih
Suhariono, ST., MM., M.KL

Anda mungkin juga menyukai