Paper Minggu 4 - Chaterine Hedsa B. Purba - 190131035
Paper Minggu 4 - Chaterine Hedsa B. Purba - 190131035
dan Pencegahannya
Oleh :
Chaterine Hedsa Brilianti Purba
190131035
• Saat ini walaupun sudah ada undang-undang yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan
kerja, namun implementasinya belum baik sehingga potensi terjadinya penyakit paru akibat kerja
masih cukup besar.
• Pekerja memiliki risiko terhadap masalah kesehatan yang disebabkan proses dalam kerja, lingkungan
kerja, serta perilaku kesehatan pekerja. Pekerja tidak hanya berisiko menderita penyakit menular dan
tidak menular tetapi juga dapat menderita penyakit akibat kerja dan/atau penyakit terkait kerja.1 Tahun
2013 terdapat 2,02 juta kasus meninggal terkait penyakit akibat kerja diluar kecelakaan kerja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TUJUAN MAKALAH MANFAAT MAKALAH
Sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Senior Program Profesi Menambah pengetahuan penulis mengenai
Dokter di Departemen Ilmu Kedokteran penyakit paru akibat kerja dan
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas pencegahannya serta dapat bermanfaat
Sumatera Utara sebagai bahan rujukan untuk penulisan
ilmiah bagi penulis lain
untuk menambah pengetahuan penulis dan juga
pembaca mengenai penyakit paru akibat kerja dan
pencegahannya
2. 1 ANATOMI PARU
Paru-paru adalah organ yang terdapat pada rongga thorax, yang
menyediakan ruang untuk volume paru-paru selama bernafas,
sehingga thorax tidak terdesak oleh paru-paru yang
mengembang saat inspirasi (mengambil nafas).
2.2 Definisi Penyakit Paru Kerja
Penyakit paru kerja (pneumokoniosis) adalah penyakit
atau kerusakan paru disebabkan oleh debu, uap atau gas
berbahaya yang terhirup pekerja di tempat kerja.
01 dibedakan dengan penyakit paru lainnya. Dengan demikian penyebab penyakit paru
kerja atau lingkungan harus dievaluasi dan ditata laksana secara berkala.
05 Ada perbedaan kerentanan pada setiap individu terhadap pajanan zat tertentu.
Penyakit paru akibat pajanan di tempat kerja atau lingkungan biasanya timbul
06 setelah periode laten yang dapat diduga sebelumnya.
CONTOH:
• Silikosis adalah penyakit fibrosis paru oleh karena debu silika
1. SILIKOSIS ataupun kristal silikon dioksida.
• Dijumpai pada pekerja tambang logam, penggali terowongan,
pemotong batu, penuangan besi dan baja, industri gelas dan amplas,
pabrik semen dan pembuat gigi palsu.
7. BYSSINOSIS
Disebabkan oleh debu kapas. Gejalanya terjadi setiap hari senin atau setelah masuk kerja
kembali, batuk berdahak, demam dan nyeri tulang. Keluhannya membaik bila pekerja libur.
. PNEUMONITIS HIPERSENSITIF
• Disebut juga farmer’s lung disease, ekstrinsik alergik alveolitis, dan Bagassosis. Etiologinya berupa
jamur, bakteri, amuba, bahan protein, kayu, dan sebagainya
• Gejalanya timbul 6-8 jam setelah kontak terhadap bahan pemicu. Terapinya berupa prednison 1
mg/kgB/hari dan bila membaik setelah terapi 4 minggu, dosis dapat diturunkan dan dilakukan
tappering off
2. Substitusi.
3. Modifikasi proses produksi untuk mengurangi pajanan sampai
tingkat yang aman
4. Metode basah
5. Mengisolasi proses produksi
6. Ventilasi keluar.
7. Alat Pelindung Diri ( APD )
2. Pencegahan Sekunder
• Melakukan deteksi dini penyakit dan deteksi dini pajanan zat yang dapat
menimbulkan penyakit.
• Dilakukan pemeriksaan berkala pada pekerja yang terpajan zat yang berisiko
tinggi terjadinya gangguan kesehatan. Pemeriksaan berkala dilakukan sejak
tahun pertama bekerja dan seterusnya
Jenis penyakit paru yang timbul tergantung pada jenis zat pajanan, tetapi
manifestasi klinis penyakit paru kerja mirip dengan penyakit paru lain yang
tidak berhubungan dengan kerja. Penyakit paru akibat kerja ini bersifat
irreversibel yang berarti tidak dapat disembuhkan.