Implikasi Teori Pertumbuhan Endogen, Inovasi Teknis
Implikasi Teori Pertumbuhan Endogen, Inovasi Teknis
BERKELANJUTAN
Erlyn Yuniashri
Teori pertumbuhan endogen memberikan beberapa dukungan terhadap
lemahnya pandangan keberlanjutan. Artinya, asalkan hambatan-hambatan
seperti:
• distorsi kebijakan yang terus-menerus
• ketidakstabilan politik
• kegagalan kelembagaan dapat diatasi
Perekonomian mana pun—bahkan negara berkembang yang berpendapatan
rendah dan bergantung pada sumber daya—harus mampu mendorong inovasi
endogen untuk menggantikan modal manusia dan modal fisik.
Basis modal alam yang menurun untuk mempertahankan peluang ekonomi dan
kesejahteraan tanpa batas. Kuncinya adalah mengembangkan kebijakan dan
lembaga yang efektif, termasuk investasi publik dan swasta yang diperlukan
untuk meningkatkan penelitian dan pengembangan serta keterampilan sumber
daya manusia.
Sayangnya, di sebagian besar negara berpendapatan rendah,
kebijakan ekonomi dan investasi saat ini di bidang pertanian,
kehutanan, dan sektor berbasis sumber daya lainnya telah
menyebabkan perubahan yang cepat—seringkali menimbulkan
konsekuensi ekonomi yang merugikan—dalam hal stok dan
pola penggunaan sumber daya.
Tren demografi seringkali memperburuk hubungan antara populasi dan
daya dukung sumber daya di banyak wilayah, dan degradasi
lingkungan yang kronis dapat berkontribusi terhadap konflik sosial dan
ketidakstabilan politik, sehingga melemahkan kondisi sosial dan
ekonomi yang diperlukan untuk mendorong inovasi dan pembangunan
jangka panjang (Homer -Dixon 1995).
Selain itu, jenis inovasi ‘penghematan sumber daya’ yang diharapkan
dalam sebagian besar model pertumbuhan endogen adalah teknologi
untuk mengurangi polusi dan produk limbah lainnya, serta menghemat
penggunaan bahan mentah dan masukan energi.