Anda di halaman 1dari 43

Kegawatdaruratan Maternal

dr. Muhammad Irawan, SpOG, MARS


DEFINISI

 Kegawat daruratan maternal kondisi


kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi
dalam kehamilan, selama dan sesudah
persalinan.

 Gawat darurat obstetri  kasus obstetri yang


apabila tidak segera ditangani akan berakibat
kematian ibu dan janinnya.
LANGKAH-LANGKAH AGAR MENDAPATKAN HASIL LUARAN
KEHAMILAN YANG BAIK :

 IDENTIFIKASI KEHAMILAN BERISIKO:


- ANTE PARTUM
- INTRA PARTUM
- POST PARTUM
 MEMBUAT KEBIJAKAN DAN PROSEDUR UNTUK

PERAWAT, DOKTER DAN BIDAN


 MELAKUKAN LATIHAN KEGAWATDARURATAN OBSTETRI

 MEMBENTUK TIM MULTIDISIPLIN YANG TERDIRI DARI

AHLI OBSTETRI, PENYAKIT DALAM, PERINATOLOGI,


PERAWAT, BIDAN, TIM KAMAR OPERASI DAN BANK
DARAH
SKEMA RUJUKAN SESUAI KASUS

TIPE C
SKEMA RUJUKAN SESUAI KASUS

TIPE B
ALUR PASIEN PONEK

PERMENKES NO. 604 TAHUN


2008 TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN MATERNAL
PERINATAL PADA RSU KELAS B,
C DAN D

PERMENKES NO.21 TAHUN 2021


MODIFIED EARLY OBSTETRIC WARNING SCORE (MEOWS)
KEGAWATAN OBSTETRI GINEKOLOGI

Ante partum Intra partum Post partum


• KET • Tali pusat menumbung • Atonia uteri
• Abortus • Ruptura uteri • Inversio uteri
• Mola hidatidosa • Distosia bahu • Retensio dan sisa
• Perdarahan antepartum • Partus lama placenta
o Placenta previa • Partus tak maju • Eklamsia
o Solutio placenta • Partus macet • Infeksi nifas
• Pre eklampsia / eklamsia • Laserasi jalan lahir
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
• Anamnesis:
• Wanita Usia subur
• Riwayat terlambat haid  test pack positif/berbayang 2
• Nyeri perut disertai atau tidak disertai perdarahan pervaginam
• Tanda akut abdomen  nyeri perut hebat, defans musculair, nyeri tekan
lepas, dapat disertai syok, anemis, nyeri goyang portio pada pemeriksaan
dalam vagina.
• Tanda syok hipovolemik
• Atasi kegawatan ABCD, persiapkan laparotomi cito
• KIE pasien:
o Kemungkinan operasi
o Kemungkinan dipotongnya 1 atau semua tuba
o Kemungkinan perlukaan organ lahir durante operasi
o Kemungkinan kematian MASALAH UTAMA:
GANGGUAN HEMODINAMIK
o Kemungkinan memerlukan pendonor darah
ABORTUS
• Pastikan ABC stabil & tidak ada tanda akut
abdomen
• Tentukan apakah kasus:
– Abortus imminens  portio menutup,
belum keluar jaringan, nyeri perut ringan
– Abortus insipiens  nyeri perut hebat,
portio terbuka, belum keluar jaringan,
teraba ketuban
– Abortus incomplete  nyeri perut sudah
mereda, portio terbuka, sudah keluar
jaringan
– Misses Abortion  portio menutup,
kadang disertai nyeri, kadang tidak, berlum
keluar jaringan MASALAH UTAMA:
• KIE pasien kemungkinan kuretase dan risiko GANGGUAN
HEMODINAMIK, INFEKSI
kuretase
MOLA HIDATIDOSA
• Tanda pasti dengan keluar jaringan
seperti anggur
• Bila ditemukan dengan perdarahan
banyak:
– Stabilisasi A-B-C-D
– Berikan Oksitosin drip
– KIE : akan dilakukan kuretase mola,
tunda kehamilan sesudah kuret MASALAH UTAMA:
GANGGUAN
karena ada risiko keganasan HEMODINAMIK, INFEKSI
PERDARAHAN ANTEPARTUM
Definisi
Perdarahan pervaginam pada usia kehamilan ≥28
minggu hingga melahirkan
Insiden
2 – 5 % dari seluruh kehamilan

Penyebab: Vasa Previa Pecah

Plasenta Previa

Solusio Plasenta Ruptura Uteri


PERDARAHAN ANTEPARTUM
Penanganan:
• Stablisasi A-B-C-D
• JANGAN lakukan periksa dalam pada semua perdarahan dari jalan lahir,
namun WAJIB pemeriksaan inspekulo
• Resusitasi dini dan agresif melindungi janin dan maternal, serta
mengurasi risiko DIC
• Posisi lateral meningkatkan curah jantung sampai 30%
• KIE Pasien:
– Kemungkinan persalinan dengan tindakan per vaginam apabila
syarat pervaginam memenuhi atau operasi SC bilaMASALAH
tidak memenuhi
UTAMA: GANGGUAN
HEMODINAMIK, PREMATURITAS
– Persiapan keluarga pendonor darah
PERDARAHAN POST PARTUM
Definisi Tradisional
• Kehilangan darah > 500 mL pada persalinan pervaginam
• Kehilangan darah > 1000 mL pada seksio caesaria

Definisi Fungsional
• Kehilangan darah yang potensial mengakibatkan
ketidakstabilan hemodinamik
Insiden
• sekitar 5% dari seluruh persalinan
PERDARAHAN POST PARTUM
Penyebab:

INGAT 4T PENYEBAB
Tonus Atonia Uteri
Tissue Sisa Jaringan/Bekuan Darah
Trauma Laserasi, Ruptur, Inversio Uteri
Thrombin Gangguan Pembekuan Darah
PERDARAHAN POST PARTUM
Pencegahan:
– Waspada
– Manajemen aktif kala tiga
• Masase fundus uteri
• Oxytocin profilaksis
– 10 IU IM
– 10-20 IU dalam 500cc RL drip
– Penegangan tali pusat terkendali dengan
penekanan suprapubik arah berlawanan
PERDARAHAN POST PARTUM
Penanganan Tonus:
– Lakukan pemeriksaan fundus  bila
hipotoni atau atoni, masase uterus, ,
singkirkan adanya inversio, kompresi
bimanual interna/eksterna pemberian
uterotonika
• Oxytocin drip 10-20IU dalam 500cc RL
• Metilergometrin Injeksi 0,2 mg IM/IV/Drip
maksimal 5x
• Misoprostol 800-1000 mcg per rektal
PERDARAHAN POST PARTUM
Penanganan Tissue :
– Eksplorasi jalan lahir dan Uterus
• Retensio/sisa placenta 
bersihkan secara manual,
sebanyak-banyaknya, bila kesan
belum bersih  kuretase
• rupture uteri  stabilisasi A-B-
C-D, kompresi bimanual,
kompresi aorta, tampon
uterovaginal
PERDARAHAN POST PARTUM
Penanganan Trauma:
– Inspeksi traktus genital bawah
• Laserasi portio  jahit portio atau klem
portio dengan klem ovarium, atau
pasang tampon padat
• Laserasi vagina, perineum gr. 1-2  jahit
laserasi, klem, atau pasang tampon padat
• Laserasi perineum gr. 3-4  hemostasis
(klem pembuluh darah, jahit situasional,
pasang tampon)
PERDARAHAN POST PARTUM
Penanganan:
– Bila berlanjut, periksa studi koagulasi
– Persiapan penanganan di IBS atau
perawatan ICU
– KIE Keluarga untuk persiapan donor
darah
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Definisi
– Hipertensi Gestational: kenaikan tekanan darah ≥ 20 minggu dan tidak
disertai dengan proteinuria
– Preeklampsia  sindroma spesifik pada kehamilan ≥ 20 minggu
dengan sistolik ≥ 140 mmHg dan/atau diastolik ≥ 90 mmHg disertai
proteinuria yang nyata (≥ +2).
– Superimposed Preeclampsia: Preeklamsia yang timbul dan sudah ada
hipertensi sebelumnya.
– Hipertensi Kronis: bila hipertensi terjadi sebelum hamil dan tetap ada
setelah bersalin atau tidak membaik setelah 12 minggu
pascapersalinan, tanpa adanya proteinuria.
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Diagnosis
Pre Eklamsia Berat
– Diastole ≥ 110
– Protein Urin ≥ +2 atau > 2g/24 jam
– Kreatinin > 1,2 mg% dengan oliguri
– Trombosit < 100.000/mm3
– Tanda HELLP Syndrome
Impending Eklamsia
– PEB dengan gejala subjektif Nyeri Kepala Regio Frontal, Nyeri Ulu Hati,
Pandangan Kabur
MASALAH UTAMA:
Eklamsia Iskemia uteroplasenter, Trauma, Aspirasi
– PEB + Kejang cairan, Spasme arterioler, Prematuritas
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Manajemen
– Pencegahan komplikasi dengan asam asetil salisilat dosis rendah (80mg)
bila ada >1 kriteria Skrining, usia 12-28 mgg, optimal <16 mgg (ACOG)
– Mengobati tekanan darah jika tekanan darah diastolik ≥ 110
– Profilaksis kejang (MgSO4): Dosis awal MgSO4 20% 4g dilarutkan 100cc
RL, diberikan dalam 15-20 menit, atau bolus pelan selama minimal >10
menit, Maintenance MgSO4 20% 1g/jam atau 6g dalam 500cc RL
tetesan 28bila
– Oksigenasi, tpmperlu antihipertensi: Metyldopa 3x250-500mg,
Nifedipin 3x10mg.
– Mempertimbangkan waktu dan cara persalinan
– KIE kemungkinan terminasi kehamilan sebelum cukup bulan,
komplikasi hipertensi pada kehamilan
PROLAPS TALI PUSAT
• Faktor Resiko: gemelli, sungsang, polihidramnion
• Diagnosis: teraba tali pusat pada pemeriksaan dalam,
berdenyut
– Bila KK belum pecah  tali pusat terkemuka
– Bila KK sudah pecah  tali pusat menumbung

MASALAH UTAMA: FETAL DISTRESS,


BAYI MENINGGAL, PREMATURITAS
PROLAPS TALI PUSAT
Penanganan:
– Segera Sectio Cesaria  Rujuk
– Pertahankan posisi ibu Trendelenburg dan
miring (panggul lebih tinggi)
– Pertimbangkan tokolitik untuk mengurangi
his (SALBUTAMOL, TERBUTALIN, NIFEDIPIN)
– Tangan penolong mendorong bagian
bawah janin untuk mencegah kompresi tali
pusat
– Ibu dilarang mengejan
– Oksigenasi
DISTOKIA BAHU
Definisi: Terjebaknya bahu pada pintu atas
panggul setelah kepala anak lahir.

Penyebab:
• Bayi besar
– Ibu menderita DM
– Genetik (orang tua)
– Serotinus
– CPD
• Anenchephalus
• Pada ekstraksi forseps/vakum, MASALAH UTAMA: FETAL DISTRESS,
BAYI MENINGGAL
melahirkan terlalu cepat
Hindari 4 “P” :

• Panic
• Pulling (pada kepala)
• Pushing (pada fundus)
• Pivoting (memutar kepala secara
tajam, dengan koksigis sebagai
tumpuan)
PENANGANAN DISTOSIA BAHU

HELPERR Mnemonic, yaitu


(American College of Obstetricians and Gynecologist )

• H Call for Help


• E Evaluate for Episiotomy
• L Legs (The Mc Roberts Manuver )
• P Suprapubic Pressure
• E Enter manuvers (Internal Rotation)
• R Remove the posterior arm
• R Roll the patient
DISTOKIA BAHU
Penanganan:
McRoberts Manuver Massanti Manuver
DISTOKIA BAHU
Rubin Manuver Woods Screw Manuver
DISTOKIA BAHU

Manual Remover of Posterior Gaskin Manuver


Arm
DISTOKIA BAHU

Jika semua gagal, langkah


terakhir:
– Clavicula Fracture
– Symphysiotomy
– Zavanelli Manuver
KOMPLIKASI
Janin :
1. Meninggal intrapartum/neonatal
2. Paralisis plexus brachialis (Erb Syndrom)
3. Fraktur klavikula

Ibu :
4. Robekan perineum dan vagina yang luas
5. Perdarahan Postpartum
6. Infeksi Puerpuralis
FETAL DISTRESS

Definisi: keadaan di mana janin kekurangan oksigen di


intra uterin (asfiksia)
Diagnosis:
– Denyut jantung jantung <110
atau >160
– Didapatkan mekoneum pada
presentasi Kepala MASALAH UTAMA: BAYI MENINGGAL
FETAL DISTRESS
Penangan:
– Oksigenasi Intra Uterin
– Posisikan Ibu miring
– Bila inpartu kala 2, dilakukan mempercepat kala 2
dengan ekstraksi vakum atau forceps
– Bila belum pembukaan lengkap rujuk dengan KIE
bayi akan dilakirkan secara bedah sesar,
kemungkinan adanya asfksia pada bayi baru lahir.
INFEKSI NIFAS
• Definisi: semua infeksi organ genitalia ibu , mulai hari ke 2-10 post partum,
dengan suhu tubuh ≥ 38oC, bila bersifat sistemik, akan menyebabkan sepsis
puerpuralis
• Penanganan:
– Terapi kausanya: vulvitis, vaginitis, metritis, abses,
payudara
– Pasien memerlukan rawat inap, kadangkala memerlukan
triple antibiotik bila tidak ada fasilitas kultur
– Awasi kebutuhan harian perhari, kadangkala tanda awal
sepsis ditemukan tanda dehidrasi, ileus paralitik dan
kesadaran menurun.
– Pearwatan ICU bila mulai ditemukan tanda-tanda awal
sepsis. MASALAH UTAMA: DEHIDRASI, SEPSIS
Partus Tak Maju - Macet
• Adanya ketidakmajuan dalam persalinan dengan his yang
adekuat
– Partus Tak Maju  Inpartu kala 1
– Partus Macet  Inpartu Kala 2
• Penanganan:
1. Stabilisasi A-B-C-D
2. Tegakkan diagnosis penyebab
3. Persalinan harus diakhiri MASALAH UTAMA: Fetal
distress, Ruptur uteri
4. Rujuk ke fasilitas yang memadai
Partus Lama
• Persalinan berlangsung lebih
dari 18 jam
• Penanganan:
1.Evaluasi tanda vital, tanda
dehidrasi
2.Infus line (rehidrasi cairan bila MASALAH UTAMA:
Dehidrasi, Ibu kelelahan
perlu) dan stress

3.Terapi sesuai causa


TORSI/RUPTUR KISTA
• Definisi: torsi kista adalah proses terpuntirnya tuba dan
pembuluh darah atau tangkai kista, dan bila terjadi rupture
kista dan pembuluh darahnya, maka disebut rupture kista
• Anamnesis
– Nyeri perut bagian bawah
– Nyeri Panggul
– Mendadak
– Unilateral
– Kadang disertai mual muntah (appendisitis ? )
– Ada nyeri serupa hilang timbul sebelumnya dengan
derajat nyeri yang lebih ringan
TORSI/RUPTUR KISTA
• Dalam pemeriksaan abdomen, kadang dapat ditemukan
tanda-tanda akut abdomen, kadang pula tidak.
• Pemeriksaan dalam akan teraba massa lunak
• Penanganan:
– Bila ditemukan tanda-tanda akut abdomen, setelah
stabilisasi A-B-C-D, langsung dilakukan rujukan
– Pemberian analgetik kadangkala mengaburkan
gejala, jika memang perlu pemberian analgetik,
berikan parasetamol 500 mg
– KIE kemungkinan laparotomi cito dengan segala
resikonya

Anda mungkin juga menyukai