Anda di halaman 1dari 34

PERKEMBANGAN ILMU

MANAJEMEN
Yuli Andriyati
Studi manajemen secara sistematis merupakan hal yang baru dan
dapat dikatakan bahwa kajian akademik terhadap ilmu manajemen
merupakan produk abad ke-20
Manajemen sebagai disiplin ilmu yang masih muda, banyak
memperoleh sumbangan dari berbagai disiplin ilmu yang lain
seperti psikologi, sosiologi, matematika, maupun fisika. Oleh sebab
itu terdapat berbagai pendekatan yang menunjukkan cara pandang
di dalam menjelaskan disiplin ilmu manajemen dengan
menggunakan kacamata ilmu psikologi, sosiologi, matematika
maupun fisika.
Berikut ini beberapa pendekatan yang digunakan dalam disiplin
ilmu manajemen, yaitu: universal process approach, operational
approach, behavioral approach, system approach, dan contingency
approach.
UNIVERSAL PROCESS APPROACH
Universal approach dikenal pula sebagai functional approach. Pendekatan ini
didasari oleh dua asumsi utama.
1. Meskipun tujuan perusahaan memiliki keragaman namun proses inti
manajemennya adalah sama untuk seluruh organisasi tersebut.
2. Proses manajemen secara universal dapat disederhanakan menjadi
sekumpulan fungsi dan prinsip yang saling berhubungan.
Berdasarkan pengalamannya sebagai manajer di perusahaan, Fayol
yakin bahwa pekerjaanmanajer dapat dibagi ke dalam lima fungsi,
yaitu: planning, organizing, commanding, coordinating dan
controlling.
Untuk menjalankan kelima fungsi tersebut, manajer membutuhkan
sejumlah prinsip dalam pengelolaan organisasi yang dinyatakan
oleh Fayol sebagai 14 Principles of Management
1. Division of works (pembagian kerja),
2. Authority (wewenang)
3. Discipline (disiplin)
4. Unity of Command (kesatuan perintah)
5. Unity of Direction (kesatuan arah)
6. Subordination of individual interest to general interest
(meletakkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi)
7. Remuneration (penggajian)
8. Centralization (pemusatan wewenang)
9. Scalar chain (rantai scalar)
10. Order (keteraturan)
11. Equity (keadilan)
12. Stability and tenure of personnel (stabilitas tenaga kerja)
13. Initiative (inisiatif)
14. Esprit de Corps (menghormati korps)
OPERATIONAL APPROACH
Pendekatan operasional berawal di dalam industri manufaktur dan
berkaitan dengan kegiatan manajemen perusahaan yang berorientasi
kepada kegiatan produksi. Pendekatan ini bertujuan meningkatkan
efisiensi produksi, memangkas terjadinya pemborosan serta
meningkatkan mutu (Kreitner, 2007). Memasuki abad ke-21
pendekatan ini sering disebut sebagai scientific management,
management science, operation research, production management,
dan operation management.
Tokoh yang memperkenalkan scientific management adalah
Frederick Winslow Taylor. Taylor menerapkan kaidah-kaidah ilmiah
dalam kegiatan manajemen produksi untuk menggantikan praktik
tradisional yang berdasarkan kebiasaan.
Taylor memulai gerakan scientific management dalam empat
bidang kajian, yaitu: standardisasi, studi waktu dan tugas, seleksi
sitematis dan pelatihan, dan pembayaran insentif.
 Standardisasi (Standardization). Proses penetapan standar
dilakukan melalui suatu observasi yang cermat. Setelah standar
dapat diperoleh, standar tersebut segera disosialisasikan kepada
para operator mesin untuk diaplikasikan.
 Studi Waktu dan Tugas (Time and Task study). Untuk
meningkatkan efisiensi kerja, Taylor melakukan studi waktu dan
gerak untuk mendeteksi berbagai kekeliruan di dalam bekerja
yang dilakukan menurut kebiasaan.
 Seleksi Sistematis dan Pelatihan (Systematic Selection and
Training). Hasil penelitian yang dilakukan Taylor menunjukkan
bahwa melalui seleksi karyawan yang tepat guna mengerjakan
pekerjaan tertentu dan memberikan kepada mereka pelatihan
yang dibutuhkan dapat meningkatkan produktivitas kerja secara
signifikan.
 Pembayaran Insentif (Pay Incentives). Taylor menerapkan
system pengupahan diferensial untuk setiap unit yang dihasilkan
(differential piece-rate plan), dengan system ini perusahaan
mampu meningkatkan produktivitas karyawan.
Tokoh kedua yang turut mengembangkan pendekatan scientific
management adalah Frank Gilberth dan Lilian Gilberth.
Berdasarkan hasil observasinya, Frank dan Lilian menyimpulkan
ketidakpuasan kerja para karyawan bukan berasal dari sifat
pekerjaan yang monoton melainkan karena pihak manajemen
kurang memiliki perhatian terhadap para karyawan.
Tokoh ketiga yang turut mengembangkan pendekatan scientific
management adalah Henry L. Gantt. Gantt menyumbangkan
pemikiran bagaimana mengembangkan suatu kepentingan yang
saling menguntungkan antara manajemen perusahaan dengan para
karyawan agar diperoleh kerja sama yang harmonis. Sumbangan
lain yang diberi oleh Gantt adalah Gantt Chart.
GANTT CHART
Keberlanjutan scientific management dalam ilmu manajemen
modern dapat dilihat pada perkembangan operation management,
yang didefinisikan sebagai “suatu proses untuk mentransformasi
bahan baku, teknologi dan kemampuan sumber daya manusia
menjadi barang dan jasa yang berguna” (Kreitner, 2007:41).
BEHAVIORAL APPROACH
Tokoh penting yang memberikan kontribusi besar dalam
pendekatan ini adalah Elton Mayo. Dari hasil investigasi yang
dilakukan Mayo dan beberapa peneliti, dihasilkan sebuah fenomena
yang disebut dengan Hawthorne Effect.
Tokoh kedua yang memberi sumbangan pada pendekatan perilaku
adalah Mary Parker Follet. Follet berpendapat bahwa karyawan
harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan apabila keputusan
itu nantinya akan mempengaruhi karyawan.
Tokoh selanjutnya adalah Douglas McGregor yang
memformulasikan Teori X dan Teori Y.
Teori X beranggapan bahwa karyawan pada dasarnya tidak
menyukai pekerjaannya dan berusaha untuk menghindarinya.
Teori Y beranggapan bahwa karyawan adalah orang-orang yang
menyukai pekerjaan mereka dan mereka juga akan memperoleh
kepuasan melalui pelaksanaan kerja yang baik.
SYSTEM APPROACH
Tokoh utama pendekatan system adalah Chester I. Barnard.
Menurut Barnard cooperative system merupakan “suatu kumpulan
yang terdiri dari komponen-komponen fisik, biologi, manusia
secara pribadi dan sosial yang memiliki hubungan sistematis dan
bekerja sama untuk setidak-tidaknya mencapai satu tujuan yang
jelas”.
Hasil pemikiran Barnard ini yang akhirnya melahirkan berbagai
kajian baru dalam ilmu manajemen seperti business environment,
strategic management, dan knowledge management.
Pendekatan konteingensi atau disebut juga pendekatan situasional
merupakan suatu upaya untuk menentukan praktik dan teknik
manajerial yang paling sesuai dengan situasi tertentu berdasarkan
hasil penelitian.

Tokoh yang memberikan kontribusi besar dalam pendekatan ini


adalah Fred Luthans.

CONTINGENCY APPROACH
Pendekatan kontingensi diterapkan dalam manajemen disebabkan
karena manajemen bukanlah sebuah ilmu pasti. Para ahli seperti
Koontz dan Peter Drucker, menganggap manajemen merupakan
campuran antara science, art dan knowledge serta practices.

Anda mungkin juga menyukai