Anda di halaman 1dari 25

PBB DAN PENYELESAIAN

SENGKETA
A. Pendahuluan
1. Pasal 1 Piagam PBB: tujuan utama PBB adalah men
ciptakan perdamaian dan keamanan internasional.
PBB juga mendorong agar sengketa-sengketa disele-
saikan melalui cara-cara penyelesaian secara damai.
Dua tujuan tersebut tidak terlepas dari reaksi atas
pecahnya Perang Dunia II.
Dengan tujuan tersebut PBB berupaya agar
perang dunia terbaru (Perang Dunia III) tidak
sampai pecah kembali. Untuk itu PBB berupaya
keras agar sengketa- sengketa antar negara dapat
segera diselesaikan dengan sesegera mungkin
secara damai.
2. Bab VI Piagam PBB ("Peace Settlement of
Disputes" ) atau "Penyelesaian Sengketa Secara
Damai", Pasal 33 - 38) menguraikan lebih lanjut
langkah-langkah damai yang harus dilakukan
oleh negara-negara anggotanya guna penye-
lesaian secara damai ini.
3. Berkaitan dengan itu, PBB memiliki berbagai
cara yang terlembaga.
 PBB juga memiliki cara-cara informal yang lahir
dan berkembang dari praktek PBB (yakni
pelaksanaan tugas PBB). Cara-cara ini kemudian
digunakan dan diterapkan untuk menyelesaikan
sengketa bagi negara-negara anggotanya.
4. Dalam upayanya menciptakan perdamaian dan
keamanan internasional, PBB memiliki 4
kelompok tindakan. Tindakan tersebut masing-
masing saling berkaitan dan dalam
pelaksanaannya memerlukan dukungan dari
semua negara anggota PBB untuk dapat
terwujud.
Keempat kelompok tindakan tersebut
adalah:
a. Preventive Diplomacy yi suatu tindakan
untuk mencegah timbulnya suatu sengketa di
antara para pihak, mencegah meluaskan suatu
sengketa atau membatasi perluasan suatu
b. Peace Making
Peace Making adalah tindakan untuk membawa
para pihak yang bersengketa untuk sepakat,
khususnya melalui cara-cara damai seperti terdapat
dalam Bab VI[psl 33-38] Piagam PBB.
c. Peace Keeping
Maksud Peace Keeping adalah mengerahkan
kehadiran PBB dalam pemeliharaan perdamaian
dengan kesepakatan para pihak yang berkepen-
tingan.
Biasanya PBB mengirimkan personil militer, polisi
PBB dan juga personal sipil. Meskipun sifatnya
militer, namun mereka bukan pasukan perang atau
angkatan bersenjata (angkatan perang).
d. Peace Building
Peace Building adalah tindakan untuk
mengidentifikasi dan mendukung struktur-struktur
yang ada guna memperkuat perdamaian untuk
mencegah suatu konflik yang telah didamaikan
berubah kembali menjadi konflik.
Peace Building lahir setelah berlangsungnya konflik.
Cara ini bisa berupa proyek-proyek kerja sama
yang konkrit yang menghubungkan dua atau lebih
negara yang menguntungkan di antara mereka. Hal
demikian tidak saja menyumbang pembangunan,
ekonomi dan sosial, tetapi juga menumbuhkan
kepercayaan yang merupakan syarat fundamental
e. Peace Enforcement
Maksud istilah ini adalah wewenang Dewan
Keamanan berdasarkan Piagam untuk
menentukan adanya suatu tindakan yang
merupakan ancaman terhadap perdamaian
atau adanya suatu tindakan agresi.
 Dalam menghadapi situasi ini, dengan
mendasarkan pada pasal 41 Piagam (Bab VII),
Dewan berwenang untuk memutuskan
penerapan sanksi ekonomi, politik atau militer.
 Bab VII yang membawahi pasal 41 Piagam ini
dikenal pula sebagai "gigi-nya PBB" ("the teeth
of the United Nations").
 Contoh penerapan sanksi: putusan DK, 4 November
1977, yakni mengenakan embargo senjata terhadap
Afrika Selatan berdasarkan Bab VII Piagam
sehubungan dengan kebijakan negara tersebut yang
menduduki Namibia (UNSC Res. 418 [1971]).
 Seperti termuat dalam Pasal 33 ayat (1) Piagam yang
menyatakan bahwa para pihak yang bersengketa “shall
first of all seek a resolution by negotiation...” (harus
terlebih dahulu menyelesaikan sengketanya dengan
perundingan...), tersirat bahwa menyerahkan sengketa
kepada organ atau badan PBB hanyalah
‘cadangan’ saja, bukan cara utama dalam menyelesai
kan suatu sengketa.
 Ketentuan tersebut jangan ditafsirkan bahwa
manakala sengketa lahir, para pihak tidak boleh
menyerahkan sengketanya secara langsung
kepada PBB sebelum semua cara penyelesaian
sengketa yang ada sudah dijalankan.
 Pd prakteknya organ utama PBB dapat secara
langsung menangani suatu sengketa apabila
PBB memandang bahwa suatu sengketa sudah
mengancam perdamaian dan keamanan
internasional.
 Organ-organ utama PBB berdasarkan Bab III
(Pasal 7 ayat 1) Piagam PBB yakni:
 Majelis Umum[General Assembly], Dewan
Keamanan[Security Council], Dewan Ekonomi
dan Sosial[ECOSOC], Dewan Perwalian
[Trusteeship Council], Mahkamah Internasional
[ICJ], dan Sekretariat. Organ-organ ini berperan
penting dalam melaksanakan tujuan dan
prinsip-prinsip PBB, terutama dalam
memelihara perdamaian dan keamanan
internasional.
 Untuk tujuan tersebut, organ-organ tersebut
berperan dalam mengupayakan penyelesaian
sengketa internasional secara damai, sesuai
dengan prinsip-prinsip keadilan dan hukum
internasional.
 Berikut adalah organ-organ PBB yang berperan
agak lebih menonjol (aktif) dalam penyelesaian
sengketa tersebut.
 Organ-organ yang akan diuraikan adalah
Dewan Keamanan, Majelis Umum,
danSekretariat (i.e., Sekretaris-Jenderal).
DEWAN KEAMANAN PBB
1. Negara-negara anggota PBB telah
memberikan tanggung jawab utama
kepada Dewan untuk memelihara
perdamaian dan keamanan
internasional sesuai dengan tujuan dan
prinsip-prinsip Piagam PBB (Pasal 24
Piagam).
2. Berdasarkan Pasal 25 Piagam, semua negara
anggota PBB telah sepakat untuk menerima
dan melaksanakan keputusan-keputusan
Dewan Keamanan.
konsekuensi nya sadar atau tidak sadar, apa pun
keputusan yang dikeluarkan Dewan sehubungan dengan
fungsinya dalam menyelesaikan sengketa, para pihak yang
terkait berkewajiban untuk melaksanakannya.
5. Menurut Piagam PBB, setiap anggota PBB
(Pasal 35 ayat 1) dan Majelis Umum (Pasal 11 ayat 3) atau
Sekretaris Jenderal (Pasal 99) dapat meminta perhatian
Dewan Keamanan terhadap setiap masalah yang dapat
membahayakan perdamaian dan keamanan internasional.
Suatu negara yang bukan anggota PBB dapat pula
membawa suatu sengketa kepada Dewan, asalkan negara
tersebut menerima terlebih dahulu kewajiban-kewajiban
dalam Piagam untuk penyelesaian sengketa secara damai
(Pasal 32).
• Di samping bertugas memelihara perdamaian
dan keamanan internasional, Dewan memiliki
tugas lain yaitu memberi rekomendasi kepada
Majelis Umum mengenai masuknya anggota
baru PBB. Dalam keadaan khusus tertentu,
Dewan dapat memberi rekomendasi untuk
menangguhkan (suspension) dan mengeluarkan
(repulsion) anggota. Dewan juga memberikan
rekomendasi kepada Majelis Umum untuk
memilih Sekretaris Jenderal PBB.17
• Dalam keadaan khusus tertentu, Dewan dapat
memberi rekomendasi untuk menangguhkan
(suspension) dan mengeluarkan (repulsion)
anggota.
• Dewan juga memberikan rekomendasi kepada
Majelis Umum untuk memilih Sekretaris
Jenderal PBB.17
SEKJEN PBB
1. Upaya Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB dalam
penyelesaian sengketa termuat dalam dua pasal
penting, yaitu pasal 98 dan 99 Piagam PBB. Pasal 98
merupakan fungsi Dewan Keamanan, Majelis Umum,
Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC), dan Dewan
Perwalian yang didelegasikan kepada Sekjen PBB.
2. Pemberian wewenang ini merupakan praktek umum.
Tidak jarang pula Sekjen mendapat tugas politik
tertentu untuk menyelesaikan suatu sengketa.
Misalnya pada tanggal 26 Mei 1982, Dewan
Keamanan mengeluarkan Resolusi 505 yang meminta
Sekjen PBB, pada waktu itu Javier Perez de Cuéllar,
untuk menggunakan jasa baiknya untuk menyelesai -
kan sengketa kepulauan
4. Contoh lainnya adalah pada tahun 1954 ketika Majelis
Umum menugaskan Sekjen PBB, pada waktu itu Dag
Hammersjold, untuk membebaskan 11 sandera
(penerbang) dan beberapa anggota PBB yang ditahan
oleh pemerintah Cina. Atas upaya baik dan
kapasitasnya sebagai Sekretaris Jenderal yang
melaksanakan fungsi dan tujuan PBB, akhirnya
pemerintah Cina membebaskan sandera tersebut.
4a. Dalam prakteknya, fungsi jasa baik ini semakin
meningkat. Fungsi ini dilakukan baik atas undangan
para pihak, bekerja sama dengan badan atau
organisasi lain, atau kadang kala Sekjen menunjuk
seorang wakil khusus Sekjen (Special Representa- tive)
untuk membantu mencari penyelesaian sengketa atas
5. Pasal 99 Piagam memberi kekuasaan kepada
Sekjen untuk membawa kepada Dewan
Keamanan sengketa-sengketa yang menurut
pendapatnya dapat mengancam perdamaian
dan keamanan internasional.
6. Sekjen telah memainkan peran cukup penting
dalam menyelesaikan berbagai sengketa interna
sional.
Peran yang menonjol adalah fungsinya sebagai
jasa baik terhadap para pihak yang
bersengketa. Uraian berikut adalah beberapa
contoh peran Sekjen dalam melaksanankan jasa
baik tersebut:
a. Sengketa Cyprus (1980)
7. Pada tahun 1980 dalam sengketa Cyprus ini Sekjen telah
berhasil mencegah pertumpahan darah berkelanjutan dari
perang yang telah berlangsung lebih dari 20 tahun antara etnis
Turki dan Yunani di Siprus. Sekjen telah mengupayakan agar
para pihak yang bersengketa untuk bernegosiasi secara
langsung untuk penyelesaian sengketa mereka dengan cara
membentuk suatu struktur pemerintahan konfederasi yang
diterima para pihak.
b. Sengketa Afganistan (1980-an)
8. Sengketa ini melibatkan tiga negara yaitu Afganistan, Uni
Sovyet dan Pakistan. Dalam upaya penyelesaian sengketa ini
Sekjen menunjuk dan mengutus wakilnya Jenderal Diego
Cordovex. Cordovez berupaya mengadakan negosiasi di antara
para pihak yang bersengketa. Negosiasi yang dinilai berhasil ini
telah memulangkan tentara-tentara Uni Sovyet dari
Dalam kasus Afganistan ini, sebagaimana juga dalam kasus
Siprus, jasa-jasa baik yang dilaksanakan oleh Sekjen PBB
tidak hanya mengupayakan dialog di antara para pihak,
tetapi juga memberikan usulan-usulan untuk mencapai
kesepakatan.
c. Sengketa Irak - Amerika Serikat (1998)
Sengketa kedua negara disebabkan kekerashatian
pemerintah Irak untuk melarang peninjau PBB (UNSCOM)
memeriksa ada tidaknya senjata pemusnah massal dan
biologi di wilayah Irak. Ancaman militer AS telah sempat
mengkhawatirkan negara-negara di dunia tentang
kemungkinan pecahnya perang terbuka di Timur Tengah.
Namun berkat inisiatif dan jasa baik Sekjen PBB Kofi Anan
akhirnya tercapai kesepakatan baru yaitu kesediaan
membuka dan mengijinkan wilayah-wilayahnya dikunjungi
dan diperiksa oleh tim pengawas PBB.
Dalam upayanya menyelesaikan sengketa ini, Kofi Anan
menunjukkan bahwa masyarakat internasioal nyaris
selalu bisa berhasil apabila seluruh dunia bekerja sama
untuk menyelesaikannya. Sekjen memberi contoh
sumbangan dan kerja sama yang diberikan berbagai
negara sehingga upaya diplomatiknya membawa sukses
besar dalam menyelesaikan sengketa Irak - UNSCOM.
Beberapa negara yang dimaksud misalnya adalah:
1) Amerika Serikat dan Inggris. Kedua negara
menunjukkan
keteguhannya dan mempersiapkan kekuatan militer;
2) Presiden Uni Sovyet Boris Yeltsin dan Menteri Luar
Negeri Yevgeny Primakov yang telah mengirim
utusannya selama satu bulan di Baghdad untuk mencari
3) Presiden Perancis Chirac mengirim seorang
utusan untuk bertemu dan bekerja sama dengan
pemimpin Irak guna mencari penyelesaian
diplomatik.Presiden Chirac telah pula
meminjamkan pesawatnya kepada Kofi Anan
untuk mempermudah transportasi;
4) Negara-negara lain seperti Qatar dan Kanada
juga menawarkan transportasi kepada Sekjen
untuk mempermudah misinya. Presiden Mesir
Mubarak, Raja Husein dari Jordania dan lain-lain,
termasuk Paus Johannes Paulus II dari Vatican
juga mendukung upaya diplomatik Kofi Annan.
E. Badan-badan Khusus Lainnya
1. Di samping Majelis Umum dan Dewan Keamanan,
beberapa badan khusus PBB juga memberikan
bantuannya dalam menyelesaikan sengketa-sengketa
internasional. Badan-badan khusus ini bergerak
sesuai dengan fungsi serta tujuan pembentukannya.
Badan-badan khusus ini biasanya memberikan
forum-forum perundingan guna membahas dan
menyelesaikan sengketa tertentu. Forum ini dapat
dipandang pula sebagai suatu upaya positif guna
mendorong atau
mempercepat suatu penyelesaian sengketa. Badan
seperti ini misalnya saja the International Labor
Organization (ILO), the International Monetary Fund
KESIMPULAN
Uraian di atas memperlihatkan bahwa
penyelesaian melalui organ-organ atau badan-
badan utama PBB, khususnya Dewan
Keamanan, Majelis Umum dan Sekretaris
Jenderal, terkandung sifat atau unsur politis
yang kadang-kadang terlalu kental. Hal ini
melahirkan kecurigaan dari negara-negara
anggotanya bahwa badan atau organ PBB
tersebut telah dimanfaat kan oleh beberapa
negara tertentu saja untuk menerapkan
pengaruh atau kepentingannya dalam
penyelesaian suatu sengketa.

Anda mungkin juga menyukai