Anda di halaman 1dari 39

AKSI NYATA MODUL 1.

MENYEBARKAN PEMAHAMAN DAN


PENGALAMAN PENERAPAN

UPT. SMP NEGERI 1 SUMBUL


Budaya Positif
Budaya Positif
Budaya positif disekolah yaitu
nilai-nilai dan kebiasaan-kebiasaan
disekolah yang berpihak pada peserta didik
agar mereka dapat berkembang menjadi
pribadi yang kritis, penuh hormat dan
bertanggung jawab
Budaya Positif
Budaya positif diyakini mampu menciptakan
kolaborasi antar warga sekolah, juga orangtua murid. Dan
jika terlaksana dengan baik akan memunculkan serta
mengembangkan nilai-nilai positif yang dimiliki murid,
serta menciptakan pribadi-pribadi yang berkualitas dan
berkarakter sesuai dengan yang ada pada Profil Pelajar
Pancasila
P erub a ha n Nilai-nilai Kebutuhan
Paradigma Positif Disiplin Positif Dasar Manusia
Kebajikan

Mo tiv asi P erilak Posisi Kontrol Segitiga


Keyakinan
uManus ia Guru Restitusi
Kelas
Pembelajaran dengan paradigma
baru merupakan pembelajaran
yang dirancang berdasarkan
prinsip
pembelajaran "Berdiferensiasi"
sehingga
peserta didik belajar sesuai
kebutuhannya berdasarkan tahap
perkembangan sesuai teori
psikologi modern untuk
mewujudkan "Profil Pelajar
Miskonsepsi Tentang Teori Kontrol
2. Ilusi bahwa kritik dan
1. Ilusi guru mengontrol Murid
membuat rasa bersalah
mampu menguatkan karakter

3. Ilusi bahwa semua 4. Ilusi bahwa orang


penguatan positif efektif dewasa berhak memaksa
dan bermanfaat
Disiplin berasal dari kata Disiplin positif merupakan
“Disciplina” yang artinya salah satu cara penerapan
belajar. Disiplin mengacu disiplin yang bertujuan
pada disiplin diri yang
untuk menumbuhkan
kesadaran serta
memiliki tanggungjawab
memberdayakan peserta
terhadap apa yang didik tanpa imbalan
dilakukannya penghargaan (reward),
berdasarkan nilai-nilai ancaman atau hukuman
yang diyakini
Sebagai pendidik tujuan kita adalah
menciptakan peserta didik yang memiliki disiplin
diri sehingga mereka berperilaku mengacu
kepada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki
motivasi intrinsik dalam perubahan perilaku ke
arah yang lebih baik
Merupakan nilai yang disepakati
bersama, terlepas dari suku
bangsa, agama, bagasa, maupun
latar belakangnya
1. CONTOH NILAI KEBAJIKAN
INSTITUSI/ORGANISASI

Profil Pelajar Pancasila


Beriman bertaqwa kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia, Berkebinekaan
Global, Gotong Royong, Mandiri,
Bernalar Kritis, Kreatif
2. CONTOH NILAI KEBAJIKAN
INSTITUSI/ORGANISASI
IBO Primary Years Program (PYP)

Toleransi, Rasa Hormat, Integritas,


Mandiri, Menghargai, Antusias,
Empati, Keingintahuan, Kreativitas,
Kerjasama, Percaya Diri, dan
Komitmen
3. CONTOH NILAI KEBAJIKAN
INSTITUSI/ORGANISASI
Sembilan Pilar Karakter (Indonesian
Heritage Foundation/IHF)
1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNya, 2.
Kemandirian dan Tanggung jawab, 3. Kejujuran
(Amanah), diplomatis, 4. Hormat dan Santun, 5.
Dermawan, Suka Menolong dan Gotong Royong, 6.
Percaya Diri, Kreatif dan Pekerja Keras, 7.
Kepemimpinan dan Keadilan, 8. Baik dan Rendah
Hati, 9. Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan
KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA

Kebutuhan bertahan hidup


(survival) adalah kebutuhan yang
bersifat fisiologis untuk bertahan
hidupmisalnya kesehatan, rumah dan
makanan
KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA
Seluruh kebutuhan manusia memiliki tujuan
tertentu. Semua yang kita lakukan adalah
usaha terbaik kita untuk mendapatkan apa
yang kita inginkan.Ketika kita mendapatkan
apa yang kita inginkan, sebetulnya saat itu
kita sedang memenuhi satu atau lebih dari
satu kebutuhan dasar kita
5 Kebutuhan Dasar
Manusia
Menurut Dr. William Glasser
Kasih Sayang dan
Penguasaan
Rasa Diterima

Bertahan Hidup

Kesenangan Kebebasan
Motivasi Motivasi
Ekstrinsik Motivasi Ekstrinsik Intrinsik

Untuk menghindari Untuk mendapatkan


ketidaknyamanan Untuk menghargai
imbalan/
/hukuman penghargaan dari
diri sendiri
orang lain
Apa yang akan Saya akan menjadi
terjadi apabila saya Apa yang akan saya orang seperti apa bila
tidakmelakukannya dapatkan apabila saya melakukannya?
saya melakukannya?
KONSEP DISIPLIN
dengan Identitas Gagal

Hukuman Penghargaan

• • Tidak efektif
Menyakitkan
• Tidak nyaman • Merusak
• Murid takut hubungan (sifat
• Memaksa iri)
• Mematikan
• Murid
kreativitas
menyembunyikan
• Menghukum
kesalahan
• Murid menjadi dengan sistem
ranking
rendah diri
• Merampas hak
KONSEP DISIPLIN
dengan Identitas Sukses

Konsekuensi Restitusi

• Penguatan jangka • Murid bertanggungjawab


pendek untuk perilakunya
• Perlu monitoring • Fokus pada
berkelanjutan pemecahan masalah
• Stimulus (respon) jangka panjang
• Murid menghormati • Murid menghormati
peraturan dirinya dan orang
• Kehilangan waktu untuk lain
merenungi kesalahan • Teori kontrol
(dirinya
memegang
KONSEP DISIPLIN
PENDEKATAN RESTITUSI
SEBUAH CARA MENANAMKAN DISIPLIN POSITIF PADA MURID

Pengertian Restitusi Ciri-ciri


Restitusi
Proses menciptakan • Bukan untuk menebus kesalahan,
kondisi bagi murid untuk namun untuk belajar dari kesalahan.
• Memperbaiki hubungan.
memperbaiki kesalahan • Tawaran, bukan paksaan.
mereka, sehingga • Restitusi menuntun untuk melihat ke
mereka bisa kembali dalam diri.
pada kelompok mereka, • Restitusi mencari kebutuhan dasar
dengan karakter yang yang mendasari tindakan.
• Restitusi-diri adalah cara yang
lebih kuat (Gossen; paling baik.
2004) • Restitusi fokus pada karakter
bukan tindakan.
PERBEDAAN

Contoh Kasus : Siswa sering tidak mengerjakan PR

Hukuman Konsekuensi Restitusi


• Guru memberikan
• Guru konsekuensi untuk • Guru
menghukum mengerjakan menanyakan
siswa tersebut PRnya saat keyakinan
hormat istirahat atau kelas/ dirinya
bendera dikerjakan dan membantu
selama 10 sebanyak 3x lipat siswa
menit • Guru tegas dan menyelesaikan
• Guru marah siswa masalahnya
dan murid menghormati • Guru terbuka
5 POSISI KONTROL
RESTITUSI
PENGHUKUM PEMBUAT TEMA
N
RASA
BERSALAH

PEMANTAU MANAJER
CONTOH PENERAPAN 5 POSISI KONTROL
Kasus : Siswa tidak memakai atribut lengkap saat upacara
bendera

PENGHUKUM PEMANTAU TEMAN


“Patuhi aturan “Kamu sudah “Ayolah yang tertib, buat
sekolah, lalu melanggar, apa Bu Guru bangga,. Kali ini tidak
berdiri di depan peraturan dan apa-apa kamu salah!”
barisan konsekuensinya ?”

PEMBUAT
MANAJER
RASA
BERSALAH
“Apakah kamu tahu
kesalahanmu ?.
“Berapa kali Bu Guru Kira-kira bagaimana kamu
harus memberi tahu akan
kamu ? Bu Guru kecewa meperbaiki kesalahan ini ?”
sama kamu !
Mengapa keyakinan kelas, mengapa
tidak peraturan kelas saja?
• Mengapa kita memiliki
peraturan tentang
KEYAKINAN KELAS penggunaan helm pada
saat mengendarai
kendaraan roda
dua/motor?
• Mengapa kita memiliki
peraturan tentang
penggunaan masker
dan mencuci tangan
setiap saat?
BAGAIMANA PEMBENTUKAN KEYAKINAN KELAS ?

Lebih ‘abstrak’ daripada Berupa pernyataan Dibuat dalam bentuk


peraturan universal positif

Sedikit saja biar muda Dapat diterapkan di Semua warga kelas


diingat kelas hendaknya ikut
berkontribusi dalam
Bersedia meninjau pembuatan keyakinan
kembali keyakinan kelas kelas
dari waktu ke waktu.

Anda mungkin juga menyukai