Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesia
INDONESIA
PERTEMUAN 1
8 September 2021
Sumber Bahasa Indonesia
Sriwijaya
Prasasti (tulisan Pra-Nagari, Bahasa Melayu Kuno) Karang Brahi, Bangko, Kabupaten Merangin, Jambi, 688
Majapahit
Bogor, 942
Apa itu aksara Pra-
Nagari…??
Lingua Franca
Sederhana
Faktor
Mudah diterima
Bahasa kebudayaan
Peristiwa Penting Terkait dengan Perkembangan Bahasa
Melayu/Indonesia
• Pada tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen dan dimuat dalam Kitab Logat
Melayu.
• Pada tahun 1908 pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor
de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka.
• Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat-saat yang paling menentukan dalam perkembangan bahasa Indonesia
karena pada tanggal 28 Oktober 1928 itulah para pemuda pilihan memancangkan tonggak yang kukuh untuk
perjalanan bahasa Indonesia.
• Pada tahun 1933 secara resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya Pujangga Baru yang
dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana dan kawan-kawan.
• Pada tanggal 25 – 28 Juni 1983 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia 1 di Solo. Putusannya adalah bahwa
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendikiawan dan budayawan kita
saat itu.
• Pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatangani UUD 1945, yang salah satu pasalnya (pasal 36) menetapkan bahasa
Indoneesia sebagai bahasa negara.
• Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai pengganti Ejaan van
Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
• Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tanggal 28 Oktober – 2 November 1954 memutuskan bahwa bangsa
Indonesia bertekad untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa nasional
dan ditetapkan sebagai bahasa negara itu.
Peristiwa Penting Terkait dengan Perkembangan Bahasa
Melayu/Indonesia
• Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden RI meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan melalui pidato
kenegaraan di depan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keppres No. 57 tahun 1972.
• Pada tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
• Kongres Bahasa Indonesia III yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober – 2 November 1978, memutuskan untuk
terus berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
• Kongres bahasa Indonesia IV diselenggarakan di Jakarta pada 21 – 26 November 1983. Dalam putusannya disebutkan bahwa
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum dalam GBHN, yang
mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercappai
semaksimal mungkin.
• Kongres Bahasa V di Jakarta pada tanggal 28 Oktober – 3 November 1988. Kongres ini ditandai dengan dipersembahkannya karya
besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pecinta bahasa di nusantara, yakni berupa (1) Kamus Besar Bahasa
Indonesia, dan (2) Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
• Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta tanggal 28 Oktober – 2 November 1993. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang
Bahasa Indonesia.
• Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia Jakarta tanggal 26 – 30 Oktober 1998. Kongres ini mengusulkan dibentuknya
Badan Pertimbangan Bahasa.
• Kongres Bahasa Indonesia VIII di Jakarta pada tanggal 14 – 17 Oktober 2003.
Bahasa Indonesia di Luar Negeri
• Menurut Collins (2005) Bahasa Indonesia/Melayu dipelajari di delapan universitas
Eropa, dua negara di Amerika Utara, Beijing, Bangkok, Kazakhstan, Osaka, Auckland,
Pusan, Tasmania, dan Cebu City.
• Komunitas sarjana internasional yang mengkhususkan Bahasa Indonesia/Melayu antara
lain di Italia, Tasmania, Estonia, Israel, India, Republik Ceko, Swiss, Belanda, Rusia,
Irlandia, Jerman, Taiwan, Finlandia, Thailand, dan Prancis.
• Menurut Alwi (2000) ada 26 negara yang menyelenggarakan kursus Bahasa Indonesia
untuk warganya (BIPA), yaitu Amerika Serikat, Arab Saudi, Australia, Austria, Belanda,
Bulgaria, Ceko, Cina, Denmark, Filipina, Hongkong, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman,
Kanada, Korea, Mesir, Norwegia, Papua Nugini, Prancis, Rusia, Selandia Baru, Suriname,
Swedia, Swiss, Vatikan, dan Vietnam.
• Menurut JBSI UNJ (2008), tercatat 74 negara yang menyelenggarakan BIPA.