Anda di halaman 1dari 23

Laporan Kasus

Dry Eyes dan Glaukoma


Kronis
Disusun Oleh: Pembimbing:
Salsabila Dwi Mulya dr. Nasrudin, Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA


RSUD PASAR REBO UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 11 – 30 OKTOBER 2021
Keluhan Utama
Identitas Pasien
Kedua mata terasa perih, gatal, dan seperti
Nama : Ny. E
berpasir sejak 2 minggu yang lalu
Usia : 63 tahun
Alamat : Cijantung
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah Keluhan Tambahan
Pekerjaan : IRT
Tanggal Periksa : 18 Oktober Kedua mata bertambah merah, kesat, dan lengket

2021 setiap harinya, tanpa disertai kotoran mata, berair,


maupun penglihatan buram
Riwayat Penyakit Sekarang
Ny. E berusia 63 tahun, datang ke Poliklinik Mata RSUD Pasar Rebo dengan keluhan kedua mata
terasa perih, gatal, dan seperti berpasir sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan lainnya yaitu kedua mata
bertambah merah setiap harinya. Sebelumnya, pasien pernah mendapat anjuran dari dokter untuk
mengompres mata dengan air hangat sebanyak 6 kali dalam sehari, tetapi pasien jarang
melaksanakannya sehingga mata pasien menjadi terasa kesat dan lengket saat bangun tidur. Pasien
menyangkal adanya kotoran mata yang berlebih, silau saat melihat cahaya terang, penglihatan berkabut,
penglihatan ganda, penglihatan buram, maupun mata berair.

Pasien telah di diagnosa Konjungtivitis Dry Eye sejak tahun 2016 dan Glaukoma sejak 5 bulan
yang lalu, tetapi tidak rutin kontrol karena tidak ada keluhan yang mengganggu, hingga 2 minggu yang lalu
akhirnya pasien mulai merasa tidak nyaman dan kembali datang untuk kontrol. Pasien memiliki alergi
terhadap obat Ranitidin, dan saat ini pasien menggunakan kacamata minus disertai kamacata baca.
Mata Pasien

OD OS
Riwayat Penyakit
Dahulu Keluarga
Riwayat Dry Eyes : (+) sejak 2016 (-)
Riwayat Glaukoma : (+) sejak mei 2021 (-)
Riwayat Trauma : (-) (-)
Riwayat Hipertensi : (+) (-)
Riwayat Diabetes : (-) (-)
Riwayat Jantung : (+) (-)
Riwayat Alergi : (+) Ranitidin (-)
Riwayat Penyakit Lain : (-) (-)
Pemeriksaan Status
Fisik Generalis
Keadaan Umum : Baik Kepala : Normocephal
Kesadaran : Compos mentis Mata :  di Status Oftalmologi
Tekanan Darah : 156/90 Telinga : Simetris, sekret (-)
Nadi : 85 x/menit Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-)
Pernapasan : 20 x/menit Tenggorokan : Faring hiperemis (-), T1/T1
Suhu : 36,6 oC Leher : Pembesaran KGB (-)
Status Generalis (2)
Thoraks
Inspeksi : Pergerakan dada simetris keadaan statis dan dinamis, jejas (-
Palpasi : Fremitus vokal dan taktil simetris
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-.
Jantung : Bunyi jantung I dan II reguler. Murmur (-). Gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Cembung, benjolan (-), kemerahan (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), CRT < 2detik
Status Lokalis (Oftalmologi)
OD OS

6/12 S -0,75  Adds + 3,00 VISUS 6/12 S -0,75  Adds + 3,00


Ortoforia KEDUDUKAN BOLA MATA Ortoforia

Bola mata bergerak ke segala arah PERGERAKAN BOLA MATA Bola mata bergerak ke segala arah
dengan baik, nyeri saat mata bergerak dengan baik, nyeri saat mata bergerak
(-) (-)
Normal, tumbuh teratur, sikatrik (-) SUPRA SILIA Normal, tumbuh teratur, sikatrik (-)

Edema (-), hiperemis (-), entropion (-), PALPEBRA SUPERIOR Edema (-), hiperemis (-), entropion (-),
ekstropion (-), trikiasis (-) ekstropion (-), trikiasis (-)
Edema (-), hiperemis (-), entropion (-), PALPEBRA INFERIOR Edema (-), hiperemis (-), entropion (-),
ekstropion (-), trikiasis (-) ekstropion (-), trikiasis (-)
Edema (-), hiperemis (-), hordeolum (-), KONJUNGTIVA TARSALIS Edema (-), hiperemis (-), hordeolum (-),
tumor (-) SUPERIOR tumor (-)

Edema (-), hiperemis (-), hordeolum (-), KONJUNGTIVA TARSALIS Edema (-), hiperemis (-), hordeolum (-),
tumor (-) INFERIOR tumor (-)
OD OS
Injeksi konjungtiva (+), injeksi siliar (-), KONJUNGTIVA BULBI Injeksi konjungtiva (+), injeksi siliar (-),
sekret (-) sekret (-), nevus (+)
Jernih, sikatrik (-), ulkus (-), infiltrat (-) KORNEA Jernih, sikatrik (-), ulkus (-), infiltrat (-)

Hipopion (-), hifema (-) COA Hipopion (-), hifema (-)

Warna coklat, kripti baik, sinekia IRIS Warna coklat, kripti baik, sinekia anterior
anterior & posterior (-) & posterior (-)
Bulat, isokor 3mm, tepi regular, PUPIL Bulat, isokor 3mm, tepi regular,
RCL/RCTL (+) RCL/RCTL (+)
Jernih, shadow test (-) LENSA Jernih, shadow test (-)

Refleks fundus (+), papil sara optik warna SEGMEN POSTERIOR Refleks fundus (+), papil sara optik warna
oranye-bulat-tegas, eksudat (-), rasio (OFTALMOSKOPI DIREK) oranye-bulat-tegas, eksudat (-), rasio
arteri vena 2:3, edema retina (-), arteri vena 2:3, edema retina (-),
perdarahan retina (-), cup disc ratio < 0,5, perdarahan retina (-), cup disc ratio < 0,5,
refleks fovea (+) refleks fovea (+)
22,5 mmHg TIO 21,3 mmHg

Normal PERIMETRI Normal


Resume
Ny. E berusia 63 tahun, datang ke Poliklinik Mata RSUD Pasar Rebo dengan keluhan kedua mata
terasa perih, gatal, dan seperti berpasir sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan lainnya yaitu kedua mata
bertambah merah, terasa kesat dan lengket saat bangun tidur.

Pasien telah di diagnosa Konjungtivitis Dry Eye sejak tahun 2016 dan Glaukoma sejak 5 bulan
yang lalu, tetapi tidak rutin kontrol karena tidak ada keluhan yang mengganggu, hingga 2 minggu yang lalu
akhirnya pasien mulai merasa tidak nyaman dan kembali datang untuk kontrol. Pasien memiliki alergi
terhadap obat Ranitidin, dan saat ini pasien menggunakan kacamata minus disertai kamacata baca.

Pada pemeriksaan fisik, tekanan darah pasien 156/90 mmHg dan pada pemeriksaan
oftalmologis didapatkan TIO OD 22,5 mmHg dan OS 21,3 mmHg. Untuk pemeriksaan lainnya dalam batas
normal
Diagnosis Tatalaksana
Glaukoma Kronis dan Dry Eyes Non Medikamentosa:
Menjelaskan penyakit yang dialami
Kontrol tekanan darah

Medikamentosa
Protagenta 6 x 1 tetes ODS /hari
Prognosis Timolol Maleat 0,5% 2 x 1 tetes ODS /hari
Latanoprost 1 x 1 tetes ODS /hari
Quo ad Vitam : Bonam
Konsul dengan Sp.PD
Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : Bonam
Tinjauan Pustaka
Dry Eyes dan Glaukoma Kronis
Definisi
GLAUKOMA KONJUNGTIVITIS DRY EYES

Yunani  glaukos = hijau kebiruan, kesan warna = keadaan keringnya permukaan kornea-konjungtiva
tersebut pada pupil penderita. Ditandai dengan karena berkurangnya fungsi air mata. apabila epitel
meningkatnya tekanan bola mata, atrofi papil saraf kornea rusak  penurunan ketajaman penglihatan,
optik, dan menciutnya lapang pandang perforasi kornea, dan kebutaan

.
Etiologi
GLAUKOMA KONJUNGTIVITIS DRY EYES

↑ produksi cairan mata oleh badan siliar Defisiensi komponen lemak air mata
↓ pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik Defisiensi kelenjar air mata
mata atau celah pupil Defisiensi komponen musim
Faktor risiko  ras, jenis kelamin, usia, jenis/ tipe Akibat penguapan yang berlebihan
glaukoma, adanya riwayat glaukoma dalam Karena parut pada kornea atau menghilangnya
keluarga, adanya penyakit yang mempengaruhi mikrovili kornea
vaskular
Klasifikasi Glaukoma

Primer
Berdasarkan Etiologi Sekunder
Kongenital

Sudut Tertutup Akut  mendadak


Berdasarkan Mekanisme Kronik  Perlahan perlihatan perifer ↓.
Sudut Terbuka  drainase (trabecular meshwork) terlihat normal, namun
cairan tidak mengalir keluar. Dan seringkali tidak
bergejala dan tidak disadari
Patofisiologi
Glaukoma Primer Sudut Terbuka
Diagnosis Glaukoma
Anamnesis Pemeriksaan Oftalmologi
Hilangnya penglihatan sisi samping
Tonometri  menghitung TIO. N: 10-20 mmHg
Sakit kepala
Gonioskopi  memeriksa sudut iridokornea,
Penglihatan kabur
melihat saluran drainase, dan membedakan
Melihat pelangi bila melihat sumber
glaukoma sudut terbuka atau tertutup
cahaya terang (misalnya lampu)
Lapangan Pandang
Faktor risiko
Diagnosis Dry Eye
Anamnesis
Mata gatal
Mata seperti berpasir
Silau
Pem. Penunjang
Penglihatan kabur
Sekresi mukus berlebihan Schimer test  bila resapan air
Sulit menggerakkan kelopak mata mata pada kertas schimer kurang
Mata tampak kering dari 5 menit = abnormal
Konjungtiva bulbi hiperemis
Terapi Glaukoma
Medikamentosa
Obat topikal:
Gol. kolinergik: pilokarpin, karbakhol.
Gol. agonis adrenergik: epinefrin, dipivefrin, brimonidin, apraklonidin.
Gol. beta-blockers : timolol, carteolol, betaxolol, levobunolol, metoprolol.
Gol. analog prostaglandin: latanoprost, unoprostone
Golongan inhibitor karbonik anhidrase topikal: brinzolamid, dorzolamid.
Obat sistemik:
Golongan inhibitor karbonik anhidrase: acetazolamid, methazolamid.
Zat hiperosmotik: mannitol, gliserin, urea.
Pembedahan
Iridektomi atau iridotomi perifer
Melubangi iris untuk mengalirkan cairan akuos. Iridektomi perifer  menggunting iris
bagian perifer, iridotomi perifer  melubangi iris dengan menggunakan laser ND-Yag
dengan panjang gelombang 1064 nanometer atau laser Argon.
Trabekulektomi
Prinsip dilakukannya yaitu dengan membuat saluran baru yang mengalirkan humor
akuos dari intraokular ke ruang subkonjungtiva.

Terapi Glaukoma
Air mata buatan 
selamanya
Terima Kasih!
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon,
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai