Anda di halaman 1dari 35

STRUCTURE

Pemeriksaan
Transudat dan
Eksudat

Oleh :
Dewi Nirmalasari
Pembimbing :
dr. Dian Sp.PK
VISI MISI PROGRAM STUDI PATOLOGI KLINIK
DEPARTEMEN SPESIALIS FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2021-2024

VISI

Tahun 2024, Program Studi Patologi Klinik FK UNDIP menjadi Pusat Pendidikan Profesi Patologi
Klinik dan Kedokteran Laboratorium yang unggul

MISI

1. Menyelenggarakan program Pendidikan profesi dokter spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran
Laboratorium yang bermutu dan unggul serta kompetitif di tingkat nasional dan atau internasional
2. Menyelenggarakan penelitian yang menghasilkan karya ilmiah berhasil guna dan berdaya guna di
tingkat nasional dan atau internasional
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat yang dapat menghasilkan karya ilmiah
berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat
dengan mengedepankan budaya dan sumber daya lokal
4. Menyelenggarakan tata kelola pendidikan tinggi profesi Patologi Klinik dan Kedokteran
Laboratorium yang efisien, akuntabel, transparan, dan berkeadilan
PEMERIKSAAN TRANSUDAT EKSUDAT
Rongga serosa  terdapat cairan,
volume sedikit, hampir tidak bisa diukur

Berfungsi sebagai pelumas

Harus dijaga keseimbangannya


Transudat
• Bukan dari proses peradangan, berkaitan dengan gangguan
keseimbangan cairan (tekanan hidrostatik dan tekanan onkotik)
• Menurut lokasinya disebut :

 Hidroperikardium

 Hidrothorax

 Hidroperitoneum

 Hidroartrosis
Eksudat

• Berasal dari proses peradangan, gangguan permeabilitas


kapiler
• Menurut lokalisasinya disebut :
√ Pleuritis eksudativa
√ Perikarditis eksudativa
√ Peritonitis eksudativa
√ Artritis eksudativa
Cairan Pleura
Dihasilkan Tekanan
dari jaringan hidrostatik,
kaya kapiler onkotik,
di membran permeabilitas
serosa kapiler

Reabsorbsi
Berlebih :
melalui limfe
efusi pleura
dan venule
Pemeriksaan Praanalitik
Tujuan
• Mencari etiologi

Pungsi
• Aseptis

Pasien
• Informed Consent

Antikoagulan
• Larutan Natrium Citrat 20%
• Heparin Steril
Indikasi Thoracentesis
 Mencari penyebab efusi pleura
 Mengatasi dispneu akibat efusi pleura yang luas

Kontraindikasi Thoracentesis
 Platelet < 50
 INR/PTT > 2x batas atas normal
 Selulitis atau herpes zoster di sekitar tempat penyuntikan
 Bantuan napas mekanik
Alat dan Bahan

 Lidokain
 Sarung tangan steril
 Kapas steril
 Jarum 21
 Spuit 10 cc dan 20 cc
 Cairan antiseptik
Pengambilan Sampel

http://www.imrespdx.com/thora-guide
Pengambilan Sampel

Informed consent, posisikan


pasien

Periksa batas efusi dengan


perkusi, tentukan lokasi
penyuntikan

Lokasi : lateroposterior, 3-5 cm


di bawah batas efusi,
intercostal, superior costae
Tindakan aseptik antiseptik

Anestesi daerah penyuntikan dengan


lidokain 5-10 ml

Masukkan jarum (21) tegak lurus


dengan kulit sampai keluar cairan (spuit
20 cc), tutup luka dengan kasa steril
Hal-hal yang harus diperhatikan

Waktu pengambilan

Pengumpulan sampel  botol steril, berulir

Penyimpanan spesimen (diperiksa dalam 48


jam)
Makroskopis

Volume
Warna :
- Transudat  agak kekuningan
- Eksudat  tergantung kausa :
Pus : putih kuning
Chylous : seperti susu
Darah : merah/coklat
Bakteri pyogeneous : biru
kehijauan
Makroskopis

Kejernihan
• Leukosit  kekeruhan ringan – berat
• Eritrosit  kekeruhan kemerahan
• Butir lemak  kekeruhan seperti susu
 Bau  jika terjadi pembusukan protein
 Berat jenis
• Urinometer (bila volume 25cc)
• Refraktometer (bila cairan sedikit)
E. Mcgrath, P. Anderson. Diagnosis of Pleural Effusion: A Systematic Approach. Am J Crit Care (2011) 20 (2): 119–128
Mikroskopis
• Hanya dilakukan jika cairan
Hitung Jumlah jernih/agak keruh
• Sel yang dihitung hanya leukosit
Leukosit • Eritrosit tidak dihitung

Hitung Jenis • Membedakan sel mononuklear


dan polinuklear
Sel
Pemeriksaan Kimiawi

• Protein  Tes Rivalta, Tes Esbach


• Glukosa  Seperti pemeriksaan glukosa pada
plasma darah
• Lemak  Membedakan antara chylous atau
bukan chylous
Tes Rivalta

Tujuan • Menentukan jenis cairan yang diperiksa

• Seromucin dalam eksudat (tidak


terdapat pada transudat) akan bereaksi
Prinsip dengan asam asetat encer yang akan
menimbulkan kekeruhan yang nyata
+ +
100 ml aquadest 1 tetes as.asetat 1 tetes cairan
ke dalam gelas glasial pleura (1 cm di
ukur atas permukaan)

Lihat kekeruhan yang


terjadi
Interpretasi

Negatif : tidak ada kekeruhan

Positif lemah : seperti kabut tipis


(transudat)

Positif kuat : nyata/seperti kabut


tebal (eksudat)
Perbedaan Transudat dan Eksudat
Ciri-ciri Transudat Eksudat
Warna Agak kekuningan Purulent : putih/kuning
Hemoragis : merah/coklat
Kejernihan Jernih Keruh
BJ < 1,018 >1,018
Bekuan Tidak ada bekuan/sangat lambat Ada bekuan, cepat membeku
Bau Tidak khas Inf anaerob = bau busuk
Protein < 2,5 gr % (Tes Rivalta Negatif) > 3 gr % (Tes Rivalta Positif)
Glukosa = plasma << Plasma
Lemak Negatif Mungkin positif (Bakteri TB)
Leukosit < 500 /mm3, > Mononuklear 500-40.000 /mm3, Polinuklear
Bakteri (-) / jarang Sering (+)
Kriteria Light*
Light’s Criteria (direkomendasikan saat kadar protein antara
25-35 g/dl)
(eksudat : satu atau lebih dari ketiga kriteria di bawah ini)
1. Rasio protein cairan pleura terhadap serum > 0,5
2. Rasio LDH cairan pleura terhadap serum > 0,6
3. LDH cairan pleura > 2/3 nilai batas atas serum LDH

*diadaptasi dari : Taru AC, Lapworth R. Biochemical analysis pf pleural fluid : what should we
measure?. Ann Clin Biochem 2001;38:311-22
Cairan Sinovial
https://musculoskeletalkey.com/synovial-fluid-analyses-synovial-biopsy-and-synovial-pathology/
Kristal urat = negatively birefringent

Kristal berbentuk
seperti jarum

Courtesy H. Ralph Schumacher, Jr.


Kristal phyrophosphate = positively
birefringent

Kristal berbentuk
rhomboid

Courtesy H. Ralph Schumacher, Jr.


Cairan Asites
• Gradien albumin serum – ascites =
Kadar albumin serum – kadar albumin ascites
Transudat > 1,1 g/dl
Eksudat < 1,1 g/dl
• Rasio bilirubin serum : ascites > 0,6  eksudat
• LDH ascites > 130 U/L dan rasio protein ascites: serum > 0,4 
eksudat
• Tidak ada petanda biokimia yang dapat mendiskriminasi tepat
transudat – eksudat cairan peritoneal
Huang LL. et al. Ascites fluid analysis and cirrhosis. Journal of Clinical and Translational
Hepatology 2014 vol. 2 | 58–64
TERIMA KASIH

Mohon arahan dan bimbingannya

Anda mungkin juga menyukai