Anda di halaman 1dari 22

DIARE

DEFINISI
Keadaan dimana buang air besar dalam sehari lebih dari 3x
disertai pengeluaran feses yang lebih encer dan tdk
terbentuk baik
Dalam keadaan normal feses mengandung volume air hingga
60-80%, sedangkan pada penderita diare bisa mencapai
lebih 90% , Menurut WHO diare adalah buang air besar
encer atau cair lebih dari 3x sehari.
Diare :
 Akut (<2 minggu)
 Persisten (> 2 minggu)
Epidemiologi
Data WHO (2002)
Di negara berkembang kejadian diare pada anak lebih dari 12
kejadian pertahun.
Diare menyebabkan kematian 15-34% dari total angka kematian

Penyebab
 Infeksi
 Efek samping Obat
 Radang pada saluran cerna
 Perubahan pola makan
 Keracunan makanan
 Sensitif terhadap makanan ttt
OBAT YANG MENYEBABKAN DIARE
Diare karena infeksi
Dibagi 3 :
1. Diare karena virus
Virus menempel pada mukosa usus
Mis. Traveller diare (5-6 hari)
Tdk perlu diobati akan tetapi pasien
lemas, pengobatan simtomatis
2. Diare karena entotoksin
Mis : Braveller diare

3. Diare karena bakteri


 Bakteri tdk hanya menempel tapi
menembus mukosa masuk pembuluh
darah
 Pengobatan causatif
Sasaran terapi
 Dehidrasi (kulit kering, lemas, turgor kulit
menurun, haus, air mata kering, mata
cekung, urin sedikit)
 Gejala : demam, nyeri perut, muntah
 Faktor penyebab : bakteri, virus, protozoa
 Komplikasi :
 disentri : arthritis, kerusakan ginjal
 demam tifoid : perdarahan gastrointestinal
Strategi terapi

 Perbaiki kondisi pasien


 Ringankan gejala
 Atasi faktor penyebab
 Cegah dan atasi komplikasi
Pengobatan diare secara umum
1. Rehidrasi oral
Mis : oralit : 3,5 g NaCl
1,5 g KCl
2,5 g NaHCO3
20 g glukosa
Alternatif :
 minum sebanyak-banyaknya
 memberikan makanan yang mengandung
elektrolit
 Memberikan teh
Kemoterapi
Antibiotika, sulfonamid
Antibiotika yang umum digunakan pada kasus
diare adalah :
 Gol penisilin : ampisilin, amoksisilin
 Gol sefalosporin : sefiksim, sefotaksim,
sefuroksim
 Gol makrolida : eritromisin, azitromisin,
klaritomisin
 Gol tetrasiklin : doksisiklin, tetrasiklin
 Gol sulfonamid : kotromoksazol
 Metronidazol, vancomisin, kloramfenikol
Quinolon Tetra Makrolida Sefalo Kotri

Campy

E coli

Tifoid

Disentri

Kolera
JENIS PATOGEN PILIHAN PERTAMA ALTERNATIF
Enterotoxigenik (cholera like) diarrhea

Doksisiklin, tetraciklin, kotrimoksazol, norfloksasin,


Vibrio cholerae siprofloksasin kloramfenikol, eritromisin,
E coli norfloksasin, siprofloksasin kotrimoksazol

C.difficile metronidazol vancomisin, bacitracin


Invasive (Dysentery Like ) diarrhea

ofloksasin, norfloksasin, si
shigella kotrimoksazol asam nalidiksat, azitro

Campylobacter erytromisin, azitromisin, klaritomisin siprofloksasin, norfloksasin

kotrimoksazol, ofloksasin, norfloksasin, siprofloksasin,


Salmonella seftriakson, sefotaksim azitromisin

Travvelers diarrhea

Profilaksis norfloksasin, siprofloksasin, kotrimoksazol

Terapi norfloksasin, siprofloksasin, kotrimoksazol, azitromisin


ANTIDIARE
1. Antimotilitas (penekan peristaltis usus)
2. Adsorben
3. Antisekretori
4. Spasmolitik
1. Anti motilitas

 Zat penekan peristaltik, sehingga memberikan


lebih banyak waktu untuk resorpsi air dan
elektrolit oleh mukosa usus
Mis : difenoksilat, loperamid, paregorat, opium,
difenoksin
Mekanisme aksi :
 Menunda transit isi intraluminal
 Meningkatkan kapasitas usus, memperpanjang
kontak dan absorbsi
Obat Manfaat Resiko

Difenoksilat Diare akut, kronis ESO: mata kabur,


mulut kering

Loperamid Diare akut, kronis ESO : badan tdk


enak, konstipasi,
ileus paralitikus,
depresi SSP
Paregorat Diare akut, kronis Potensi
penyalahgunaan
besar
Difenoksin Diare akut, kronis ESO : =
Difenoksilat
2. Adsorben
 Zat yang pada permukaannya dapat menyerap
(adsorpsi) zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan
oleh bakteri atau yang adakalanya berasal dari
makanan (udang, ikan). Termasuk di sini adalah
juga musilago zat-zat lendir yang menutupi
selaput lendir usus dan luka-lukanya dengan suatu
lapisan pelindung seperti kaolin, pektin (suatu
karbohidrat yang terdapat antara lain sdalam buah
apel) dan garam-garam bismuth serta alumunium.
 Mekanisme aksi : bekerja lokal pada saluran cerna
dgn mengikat/adsorbsi toksin penyebab diare
 Hanya digunakan anak > 6 th
3. Anti sekretori (adstrigensia)
 Adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus,
misalnya asam samak (tannin) dan tannalbumin,
garam-garam bismuth dan alumunium.

 Mekanisme aksi : menyekat aliran cairan


 Untuk diare akut/perjalanan
 Meringankan kram abdominal
 Efek samping : mual, muntah, tinja gelap
4. Spasmolitik

 Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat


melepaskan kejang-kejang otot yang
seringkali mengakibatkan nyeri perut pada
diare antara lain papaverin dan
oksifenonium.
Informasi pada pasien
 Informasikan tanda dehidrasi
 Diet :
ASI pada bayi
Sari buah segar dan pisang
Hindari makanan berserat
Hindari minuman bergula
 Kontinuitas terapi
 Penggunaan obat, efek samping dan
penanganan
 Terapi suportif

Anda mungkin juga menyukai