Anda di halaman 1dari 21

TEKS

Editorial
Apa itu Teks Editorial?
NAMA ANGGOTA KELOMPOK

Adinda Cahya (01) Aprilia Ristiana (03)

Ardhita Laila (04) Fatimah Arum (14) Theodorus Lucky (34)


MATERI PEMBELAJARAN

PENGERTIAN TUJUAN
TEKS EDITORIAL TEKS EDITORIAL

FUNGSI STRUKTUR
TEKS EDITORIAL TEKS EDITORIAL

MANFAAT KAIDAH KEBAHASAAN


TEKS EDITORIAL TEKS EDITORIAL

CIRI – CIRI CONTOH


TEKS EDITORIAL TEKS EDITORIAL
01.
PENGERTIAN
TEKS EDITORIAL

Apa itu Pengertian Teks


Editorial?
Teks editorial adalah teks yang ditulis oleh redaksi media.
Teks ini merupakan pandangan dan sikap resmi suatu
media terhadap peristiwa yang aktual, fenomenal, dan
kontroversial. Teks editorial juga dikenal sebagai tajuk
rencana.Teks editorial biasanya terdapat pada rubrik
Opini. Rubrik ini berisi editorial dan surat dari pembaca.
Jadi, editorial dan surat pembaca adalah dua hal yang
berbeda ya. Editorial dibuat oleh jajaran redaksi media
massa, sedangkan surat pembaca merupakan tulisan yang
dikirim oleh masyarakat biasa
02.
FUNGSI TEKS
EDITORIAL
Fungsi dari Teks Editorial adalah untuk menanggapi suatu isu
yang sedang beredar, memberikan saran, dan melatih pembaca
supaya berpikir kritis. Isu yang dibahas bisa berupa masalah
ekonomi, politik, kesehatan, pendidikan, sosial budaya, olahraga,
dan lain sebagainya.
03.
MANFAAT
TEKS EDITORIAL
Manfaat dari sebuah teks editorial pada umumnya adalah untuk
memberikan informasi kepada pembaca tentang suatu isu atau
peristiwa yang aktual. Keberadaan teks editorial yang ditulis oleh
redaksi diharapkan bisa menjadi bahan bacaan bagi pembaca serta
merangsang pemikiran mereka untuk berpikir kritis terhadap isu-isu
yang tengah menjadi sorotan.Selain itu, manfaat dari membaca teks
editorial adalah membuat pembaca tergerak untuk bertindak bijak
ketika sedang menghadapi masalah yang tengah menjadi sorotan
tersebut.
04.
TUJUAN
TEKS EDITORIAL
TUJUAN TEKS EDITORIAL
Menyajikan materi kepada pembaca yang Memberikan kesempatan bagi pembaca
bisa dijadikan masukan sebagai bentuk untuk tergerak dalam menanggapi suatu
penyelesaian masalah atas isu yang sedang isu atau peristiwa setelah membaca teks
menjadi sorotan. editorial yang dibuat redaksi tersebut.

Memberikan
Mengajak pembaca untuk Menuangkan pendapat pemahaman lebih
bersama-sama merenungkan tertentu tentang isu mendalam kepada
isu atau peristiwa yang yang sedang hangat pembaca mengenai isu
sedang menjadi sorotan. diperbincangkan oleh atau peristiwa yang
masyarakat. sedang aktual.
05.
CIRI – CIRI
TEKS EDITORIAL
Ciri – Ciri Teks Editorial

Mengandung isu yang hangat Menyatakan opini untuk


dibicarakan meyakini pembaca

Sistematis dan Logis Kalimatnya Lugas


06.
STRUKTUR TEKS EDITORIAL
Apa saja struktur Teks Editorial ?

Penyampaian Pendapat /
Pengenalan Isu
Argumentasi
Penegasan

Bagian pendahuluan teks editorial. Bagian ini merupakan Bagian ini berupa simpulan, saran
Fungsinya adalah mengenalkan isu bagian pembahasan yang atau rekomendasi. Di dalamnya juga
atau permasalahan yang akan dibahas berisi tanggapan redaksi terselip harapan redaksi kepada para
dalam bagian berikutnya. Pada bagian terhadap isu yang sudah pihak terkait dalam menghadapi atau
ini disajikan peristiwa persoalan diperkenalkan sebelumnya. mengatasi persoalan yang terjadi
aktual, fenomenal dan kontrovesial. dalam isu tesebut.
07.
KAIDAH KEBAHASAAN
TEKS EDITORIAL
Kaidah Kebahasaan Teks Editorial
Menggunakan kata – kata Menggunakan kata petunjuk
Penggunaan kalimat retoris
popular (merujuk pada waktu,tempat,peristiwa)

Contoh : Contoh :
Apakah kita harus mengalami Contoh : Berdasar simpulan rapat itulah,Presiden
kesusahan terlebih dahulu agar Shooping,Pencitraan,Final, kemudian membuat keputusan harga elpiji
kita dapat memahami kesusahan Prioritas dan lain sebagainya. 12 kg yang diumumkan pada harai Minggu
yang mereka alami? kemarin.

Penggunaan konjungsi kausalitas


(sebab, karena, oleh sebab itu,
akibatnya, sehingga)

Contoh :
Banjir telah merendam seluruh
gedung sekolah, akibatnya
semua siswa diliburkan.
08.
CONTOH TEKS EDITORIAL
“ Jika kamu tidak tahan
terhadap penatnya belajar,
maka kamu akan
menanggung perihnya
kebodohan.”

— Imam Syafi’i
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai