JR Hpa
JR Hpa
Divisi Kardiologi
Respon Autoim-
Streptokokus
DRA PJR mune
grup A
Reaksi Silang
Kelainan jantung (GAS).
yang paling sering Faringitis Jantung, Otak,
pada anak dan Akut Sendi, dan Kulit
remaja
3
AB Perempuan, 12 Tahun 6 Bulan
9 Feb 2021
Poli Kardi- Riwayat
Februari 2020
pemberian
ologi
Obat
- Keluhan ini dialami 1
- Gerakan tidak be- - Pasien
Pasiendilakukan
pernah - Eritromicin 2x250mg
minggu sebelum
raturan pada tangan berobat ke poli
ekokardiograpi - Dan terakhir
datang berobat
dan kejang
- Riwayat kaki seperti
tidak kardiologi
dan didiagnosa anak mengkonsumsinya
Your Text Here
menari
ada dan menyen- dengan keluhan pada buln juli
- tak.
penyakit jantung
You can simply impress your audience and add a
Riwayat terauma tidak 2020 (hanya This 4 bu-
yang sama unique
reumatik zing and appeal to your Presentations.
- Mulut
ada mencucu dan PowerPoint Templatelan)
has clean and neutral design
- Saat datang Demam, - Riwayat demam,
that can be adapted to any content and meets vari-
- Pasien tidak pernah
menyeringai serta ous market segments.
batuk,
lidah nyeri
menjilat-jilat
Your Text Here
nyeri tenggorokan kembali kontrol
tenggorokan tidak ada dan nyeri sendi
bibir.
- Rw nyeri tenggorokan dikarenakan merasa
- Gerakan
dan batuk berkurang
dijumpai 3
sebelum gerakan keluhannya sudah
pada saat pasien
bulan yang lalu.. khorea muncul (+). tidak ada lagi.
4
tidur.
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Mata : refleks cahaya (+/+), pupil isokor, konjungtiva palpebra infer
ior pucat (-/-)
Telinga/Hidung : dalam batas normal/ Mulut : mulut mencucu dan menyeringai.
Perut : Soepel, peristaltik terdengar normal, Hepar dan lien: tidak teraba.
Anggota gerak : Involuntary movement (+) Nadi 96x/menit, regular, t/v cukup, akral
hangat, capillary refill time kurang dari 3 detik, TD: 110/80 mmHg (N: 99-113/59-74
mmHg) SaO2: 94% 5
Ekokardiografi (9 februari 2021)
Hasil
6
Insert Your Image
7
Laboratorium (9 februari 2021)
Hasil
Hb : 10,6 g/dL
Hematokrit : 33 %
Leukosit : 14, 160 /µL
Trombosit : 574.000 /µL
MCV : 81 fL
MCH : 26,1 pg
MCHC : 32,4 g/dL
Eosinofil : 0,40%
Basofil : 0,40%
Neutrofil : 69,90%
Limfosit : 19,10%
Monosit : 10,20%
CRP : 0,7 md/dl
ASTO : <200
8
Foto Thorak (9 februari 2021)
Hasil
9
Diagnosis Kerja :
• Rawat inap
As valproate 2x5cc
• Erythromicin tab 2x250 mg
Halloperidol 2x1mg
• Furosemide tab 2 x 40 mg
Rencana: EEG dan MRI dengan
• Captopril 2 x 12,5mg Kontras jika pasien telah
tenang.
• Konsul Neurologi anak 10
10 Februari 2021
S : Gerakan Khorea (+) batuk (-), demam (+)
Diagnosis :
MR Berat + TR Ringan + Pembesaran Atrium Kiri ec Penyakit Jantung
Reumatik+ Involuntary Movement ec DD/ - Khorea Sydenham
- Meningitis autoimun
- Penyakit Huntington.
Hasil
12
11-15 Februari 2021
S : Gerakan khorea berkurang, demam (-)
Diagnosis :
MR Berat + TR Ringan + Pembesaran Atrium Kiri ec Penyakit Jantung
Reumatik+ Involuntary Movement ec DD/ - Khorea Sydenham
- Meningitis autoimun
- Penyakit Huntington.
Hasil
Kesan: Normal
14
16-17 Februari 2021
Gewitz M, dkk. Revision of the Jones Cri - teria for the Diagnosis of Acute Rheumatic Fever in the Era of Doppler Echocardiography: A Scientific Statement
From the American Heart Association. Circulation 2015; 131: 1806- 1818.
17
Kriteria Mayor
Populasi beresiko rendah Populasi beresiko tinggi
Khorea Poliatralgia
Subkutaneus nodul
18
Kriteria Minor
Populasi beresiko rendah Populasi beresiko tinggi
Poliartralgia Monoartralgia
Hiperpireksia (≥38,5oC) Hiperpireksia (≥38oC)
LED ≥60mm/jam dan CRP≥3.0 mg/dl LED ≥30mm/jam dan CRP≥3.0
mg/dl
Interval PR berkepanjangan (setelah Interval PR berkepanjangan (setelah
dengan mempertimbangkan dengan mempertimbangkan
perbedaan terkait usia; jika tidak perbedaan terkait usia; jika tidak ada
ada karditis sebagai kriteria karditis sebagai kriteria
utama) utama)
19
Kriteria Jones pada pasien
Mayor Mayor
Insert Your Image
Dialami 1 tahun yang lalu MR Berat + TR ringan
Poliartritis Karditis
Mayor Minor
Involuntary movement, Riwayat demam
gerakan seperti menari,
mulut mencucu, berkurang
saat tidur.
khorea Sydenham Demam Dijumpai 3 mayor 1
minor
20
Kriteria WHO 2002-2003Demam Reumatik dan PJR
Kategori diagnostik Kriteria
Demam reumatik episode primer 2 mayor atau 1 mayor + 2 minor
Ditambah bukti adanya infeksi Streptocc-
cus grup A sebelumnya
Demam reumatik serangan ulang tanpa 2 mayor atau 1 mayor + 2 minor
penyakit jantung rematik
Ditambah bukti adanya infeksi Streptocc-
cus grup A sebelumnya
Demam reumatik serangan ulang dengan 2 minor + bukti adanya infeksi Streptocc-
penyakit jantung rematik cus grup A sebelumnya
Reumatik khorea Manifestasi mayor lainnya tanpa bukti
infeksi Streptocccus grup A sebelumnya
Karditis rematik awitan insidious
Kelainan katup kronik akibat PJR (pasien Tidak memerlukan kriteria diagnostik lain
datang pertama kali dengan stenosis
mitral murni atau kelainan katup mitral
dan atau katup aorta) 21
Manifestasi mayor Karditis
Poliartritis
Khorea
Eritema marginatum
Nodul subkutan
• Gambaran PJR
24
Khorea Sydenham
Gerakan
tidak Kelemahan Emosional
Spontan
beraturan Otot tidak stabil
Cardoso F. Sydenham chorea. In: Dale R, Vincent A, eds. Inflammatory and Autoimmune Disorders of the Nervous System in Children. 1st ed. London: Mac Keith
Press; 2010:120-133.
25
Differetial Diagnosis
Meningitis
Huntington Obat-obatan
autoimun
- Sering disebabkan - Penyakit yang ditu- Rw konsumsi obat:
virus runkan / ada Riwayat - Phenytoin, amitripty-
- Gangguan keluhan yang sama line, metoclopramide,
keluarga fluphenazine; obat ini
psikosis, gerak dan - Pada anak 10% ke- dapat mengakibatkan
mood banyakan dijumpai gangguan motorik,
- Biasanya tidak pada dewasa 30-40 kekakuan pada orot,
sadar dan gerakan tahun. chorea, dyskinesia, dys-
involunter tidak - Gangguan motorik, tonia, aterixis.
hilang saat tidur. gangguan belajar, 26
khorea Sydenham pada pasien
Gerakan
tidak Kelemahan
Spontan
beraturan Otot
27
Eradikasi infeksi faringitis streptococcus
28
Alergi penisilin eritromisin 40 mg/kgBB/hari
selama 10 hari
Eradikasi infeksi faringitis streptococcus harus
diikuti oleh profilaksis sekunder jangka panjang
untuk mencegah infeksi faringitis streptococcus
berulang dengan benzatin penicillin G secara
intramuskular tiap 3-4 minggu
Pencegahan primer
• Diagnosis dan pengobatan infeksi Streptococcus grup A
pada saluran pernafasan atas dengan penggunaan an-
tibiotik yang adekuat
• Mencegah demam reumatik akut
Kasus
• Eritromisin setiap hari sebagai pengganti benzatin penisilin
G untuk profilaksis infeksi Streptococcus beta hemolyticus
grup A
30
Antibiotik untuk profilaksis sekunder
Antibiotik Jalur pemberian Dosis
Benzatine penicillin Injeksi tunggal in- >30 kg: 1.2 jt unit
tramuskular setiap <30 kg: 600 000 unit
3 – 4 minggu
Penicillin V Oral 250 mg, dua kali sehari
Sulfonamid (misalnya Oral >30 kg: 1 g per hari
sulfadiazine, sulfa- <30 kg: 500 mg per hari
soxazole)
Eritromisin Oral 250 mg, dua kali sehari
31
Tatalaksana khorea Sydenham
• Khorea Sydenham seringkali tidak memerlukan
pengobatan khusus
• Neuroleptik, benzodiazepin, dan antiepilepsi
dapat diberikan, serta dianjurkan untuk
dikombinasikan dengan tindakan suportif seperti
istirahat diruangan yang tenang.
32
Dosis :
- 0,01 mg / kg (maks 0,5 mg)
- ditingkatkan0,1 mg / kg 12
jam iv atau oral hingga 2 Halloperidol
mg / kg (maks 100 mg) 12
jam namun dosis tinggi
jarang digunakan.
Steven jhonson
Efektif
Diazepam Carbamazepin
Ali M Dkk : Pediatric cardiology update V. Medan: Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, 2016 h. 128-35.
33
Tatalaksana khorea Sydenham
34
Ringkasan
A. Pertanyaan Klinis
Bagaimana prognosis anak penderita penyakit jantung reumatik den-
gan khorea sydenham?
B. Komponen Pertanyaan Foreground (PICO)
Problem : Pasien anak penderita demam reumatik dan pen
yakit jantung reumatik dengan khorea Sydenham
Intervention :-
Comparisons :-
Outcome : sembuh, berulang
37
Metode Penelusuran
38
KAJIAN KRITIS KEDOKTERAN BERBASIS BUKTI ASPEK PROGNOSTIK
Apakah bukti tentang prognosis ini valid?
1. Apakah awal penelitian didefenisikan dengan jelas dan taat asas?
√Ya Tidak Tidak jelas
Seluruh subjek penelitian memenuhi kriteria jones yang terbaru
dalam penegakan diagnosa
39
3. Apakah luaran dinilai dengan kriteria obyektif, bila mungkin tersamar?
√Ya Tidak Tidak jelas
Luaran yang dinilai secara obyektif, selain dinilai secara klinis, luaran juga
dinilai berdasarkan hasil lab secara rutin, gambaran ekokardiografi, dan
MRI.
4. Apakah diidentifikasi kelompok dengan prognosis yang berbeda?
Ya √Tidak Tidak jelas
Perbedaan porsi dinilai dengan uji v2 atau uji eksak Fisher. Uji Mann-
Whitney U dan uji t Student digunakan untuk analisis data antara kelompok
dimana P <0,05 dianggap signifikan secara statistik.
40
Apakah bukti tentang prognosis yang valid ini penting?
1. Berapa besar kemungkinan terjadinya luaran dari waktu ke waktu?
- Jumlah pasien dengan konsumsi profilaksis secara teratur lebih
signifikan pada kelompok tidak berulang dari pada kelompok beru
lang (p <0,001).
- Khorea Sydenham juga dikaitkan dengan waktu remisi lengkap.
Jumlah pasien yang sembuh total dalam 6 bulan, secara signifikan
lebih tinggi pada kelompok tidak berulang (p <0,01).
41
Apakah kita dapat menerapkan bukti prognosis yang valid dan penting ini
kepada pasien kita?
1. Apakah pasien kita sangat berbeda dengan subjek penelitian sehingga
hasilnya tidak dapat diterapkan ?
Ya √Tidak Tidak jelas
Kesimpulan: Hasil penelitian ini valid, penting dan dapat diterapkan di institusi
kita
42
43
Insert Your Image
Thank you