Kuliah 5 Vegetasi Hutan Mangrove
Kuliah 5 Vegetasi Hutan Mangrove
MANGROVE
1. Asosiasi Avicennia
2. Asosiasi Rhizophora
3. Asosiasi Sonneratia
4. Asosiasi Bruguiera
5. Asosiasi nipah
• Spesies-spesies tumbuhan mangrove dapat digolongkan ke dalam sejumlah
jalur tertentu sesuai dengan tingkat toleransinya terhadap kadar garam dan
fluktuasi permukaan air laut di pantai, dan jalur seperti itu disebut juga zonasi
vegetasi. Jalur-jalur atau zonasi vegetasi hutan payau masing-masing
disebutkan secara berurutan dari yang paling dekat dengan laut ke arah darat
sebagai berikut.
• Jalur pedada yang terbentuk oleh spesies tumbuhan Avicennia spp. dan
Sonneratia spp.
• Jalur bakau yang terbentuk oleh spesies tumbuhan Rhizophora spp. dan
kadang-kadang juga dijumpai Bruguiera spp., Ceriops spp., dan Xylocarpus
spp.
• Jalur tancang yang terbentuk oleh spesies tumbuhan Bruguiera spp. dan
kadang-kadang juga dijumpai Xylocarpus spp., Kandelia spp., dan Aegiceras
spp.
• Jalur transisi antara hutan payau dengan hutan dataran rendah yang
ADAPTASI FLORA MANGROVE
• Ekosistem mangrove termasuk daerah yang “rawan” untuk hidup. Kondisi tanahnya
biasanya miskin oksigen dan berkadar garam relatif tinggi. Banyak jenis flora dan
fauna yang tidak dapat bertahan hidup disana, mereka mempunyai cara sendiri
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
• Untuk mampu bertahan hidup di ekosistem mangrove, tumbuh-tumbuhan di hutan
mangrove baradaptasi dengan berbagai cara, diantaranya:
a) Ada yang mempunyai kelenjar yang bisa menyerap garam yang terdapat dalam air
atau tanah. Garam tersebut kemudian dikeluarkan Kembali sehingga konsentrasi
garam dalam cairan sel tetap dapat dikendalikan.
b) Ada yang akarnya dapat menyaring garam dari air.
c) Jenis yang lain memiliki sel-sel khusus di dalam daun yang berfungsi menyimpan
garam, kemudian digunakan.
d) Ada yang memiliki sel penyimpanan air tawar, untuk menetralkan cairan sel yang
kadar garamnya lebih tinggi.
e) Daun-daun yang tebal berguna untuk mengurangi penguapan.
f) Untuk mengatasi sedikitnya oksigen yang terdapat didalam tanah, tumbuhan
mangrove memiliki akar napas (pneumatofora) yang menjulang ke atas dan
batang yang berlentisel, yang dapat mengambil oksigen langsung dari udara.
Jenis Tumbuhan pada Hutan Mangrove
(Indonesia)
No. Jenis No. Jenis
1. Acanthus ilicifolius 13. Kandelia candel
2. Aegiceras sp. (2 jenis) 14. Lumnitzera sp. (2 jenis)
3. Acrosticum aureum 15. Nypa fruticans
4. Avicennia sp. (4 jenis) 16. Osbornea octodonta
5. Bruguiera sp. (4 jenis) 17. Pemphis acidula
6. Cerbera manghas 18. Phoenix paludosa
7. Ceriops sp. (2 jenis) 19. Pluchea indica
8. Derris trifoliata 20. Rhizophora sp. (4 jenis)
9. Dolichandrone spathacea 21. Scyphiphora hydrophyllacea
10. Excoecaria agallocha 22. Sonneratia sp. (3 jenis)
11. Finlaysonia maritima 23. Widelia biTumbuhan
12. Heritiera littoralis 24. Xylocarpus sp. (3 jenis)
Spesies Api-api
Sejauh ini diketahui ada 8 jenis api-api
Avicennia alba, api-api hitam. Menyebar mulai dari pantai
barat India, Asia Tenggara termasuk Kepulauan Nusantara
dan Filipina selatan hingga kepulauan Palau dan Solomon
di Pasifik selatan.
Avicennia bicolor. Terbatas di pantai barat Amerika Tengah.
Avicennia germinans. Di pantai barat dan pantai timur Amerika
Tengah termasuk di Kepulauan Karibia, dan di pantai barat
Afrika.
Avicennia integra. Terbatas (endemik) di pantai utara Australia
(Northern Territory).
Avicennia marina, api-api putih. Memiliki anak jenis (subspesies)
paling banyak dan sebaran yang paling luas, mulai dari pantai
timur Afrika, Teluk Persia, India, Asia Tenggara, ke timur hingga
RRC dan Jepang, serta ke selatan menyebar di seluruh kawasan
Indomalaya hingga ke Australasia dan kepulauan di Pasifik
Selatan.
Avicennia officinalis, api-api daun lebar, api-api ludat. Serupa
dengan A. alba, menyebar mulai dari pantai barat India, Asia
Tenggara, Kepulauan Nusantara dan Filipina, hingga ke
Australasia, terutama melalui pesisir selatan Papua hingga ke
Papua Nugini.
Avicennia rumphiana / (Avicennia lanata) Agak jarang ditemukan,
api-api ini menyebar terutama di Kepulauan Nusantara, mulai
dari Malaysia di barat, Filipina di utara, hingga Papua di timur.
Avicennia schaueriana. Menyebar sedikit di Karibia timur dan di
pantai timur Amerika Selatan mulai dari Venezuela hingga
Argentina di selatan.
Taksonomi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Familia : Acanthaceae
Genus : Avicennia
Species : Avicennia sp.
Deskripsi
Belukar atau pohon yang tumbuh tegak atau menyebar, ketinggian
pohon mencapai 30 meter. Memiliki sistem perakaran horizontal yang
rumit dan berbentuk pensil (atau berbentuk asparagus), akar nafas
tegak dengan sejumlah lentisel. Kulit kayu halus dengan burik-burik
hijau-abu dan terkelupas dalam bagian-bagian kecil. Ranting muda
dan tangkai daun berwarna kuning, tidak berbulu.
Ciri-ciri
• Akar napas serupa paku yang panjang dan rapat, muncul ke atas
lumpur di sekeliling pangkal batangnya.
• Daun-daun dengan kelenjar garam di permukaan bawahnya. Daun
api-api berwarna putih di sisi bawahnya, dilapisi kristal garam. Ini
adalah kelebihan garam yang dibuang oleh tumbuhan tersebut.
• Biji api-api berkecambah tatkala buahnya belum gugur, masih melekat
di rantingnya. Dengan demikian biji ini dapat segera tumbuh sebegitu
terjatuh atau tersangkut di lumpur.
Nama lain
Nama lain api-api di pelbagai daerah di Indonesia di antaranya adalah
• mangi-mangi,
• sia-sia,
• boak,
• koak,
• marahu,
• pejapi,
• papi,
• nyapi
• dan lain-lain
Fakta Menarik tentang
Avicennia sp.
• Merupakan jenis pionir
• Penyusun utama hutan mangrove
• Sebagai penghormatan kepada Ibnu Sina (Avicenna, salah seorang
pakar dan perintis kedokteran modern dari Persia)
“MANFAAT”
Manfaat (Avicennia marina)
Hampir seluruh bagian tumbuhan ini dapat dimanfaatkan seperti akar,
kulit, batang, daun, bunga atau biji, bahkan eksudat tanamannya (zat
nabati yang secara spontan keluar, dikeluarkan, atau diekstrak dari
jaringan sel tanaman).
Kayu
• dapat dipakai untuk bangunan rumah (pilar, atap dll.),
• selain itu juga digunakan untuk membuat mebel, perahu.
• juga digunakan untuk kayu bakar, dan juga pulp.
• Kayunya yang keras sangat tahan terhadap serangan rayap.
Akar
• Akar napas api-api yang padat, rapat dan banyak sangat efektif untuk
menangkap dan menahan lumpur serta pelbagai sampah yang terhanyut di
perairan.
• Jalinan perakaran ini juga menjadi tempat mencari makanan bagi aneka jenis
kepiting bakau, siput dan teritip
Pohon
• mempunyai kemampuan mengakumulasi logam berat yang tinggi.
• memiliki system penanggulangan materi toksik dengan cara melemahkan efek
racun melalui pengenceran (dilusi) yaitu dengan menyimpan banyak air untuk
mengencerkan konsentrasi logam berat dalam jaringan tubuhnya sehingga
mengurangi toksisitas logam tersebut.
(Dahuri, 1996).
Daun
• merupakan salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan pakan
ternak
• Ekstrak daun berpotensi dan dipakai sebagai obat anti fertilitas tradisional
oleh masyarakat pantai.
• Daun api-api mengandung senyawa aktifglikosida triterpena yang mempunyai
struktur siklik yang relatif komplek dan sebagian besar merupakan senyawa
alkohol, aldehid atau asam karboksilat (Wijayanti, 2008).
Buah/Biji
sebagai bahan makanan, jenis makanan berbahan baku buah api-api:
1. Bolu agar-agar api-api
2. Talam api-api
3. Onde-onde api-api
4. Gemblong api-api
5. Ketimus api-api
6. Puding api-api
7. Dawet ayu api-api
8. Candil buah api-api
9. Combro buah api-api
10. Urap buah api-api
11. Kripik manis buah api-api
12. Kripik asin buah api-api
13. Bolu buah api-api
Silvikultur
• Ciri kematangan buah adalah warna kulit buah kekuningan, dan
kadang kulit buah sedikit terbuka.
• Buah yang sudah matang mudah terlepas dari kelopaknya. Buah
dilepas dari kelopaknya dan dipilih buah yang bebas hama dan
beratnya 1,5 gram atau lebih.
• Setelah kelopak dilepas, buah direndam dalam air selama satu hari
agar terkelupas kulitnya. Buah yang belum terkelupas kulitnya, dapat
dikupas dengan tangan.
• Kemudian buah dipindahkan ke dalam ember berisi air payau yang
bersih.
Lanjutan…
• Media yang digunakan untuk untuk pembibitan adalah sedimen dari
tanggul bekas tambak atau sedimen yang sesuai dengan karakteristik
pohon induknya.
• Media dibiarkan selama kurang lebih 24 jam agar tidak terlalu
lembek.
• Media tanam yang sudah disediakan, dimasukkan ke dalam kantong
plastic hitam (polybag) berukuran lebar 12 cm dan tinggi 20 cm, yang
telah diberi lubang kecil-kecil kurang lebih 10 buah.
Lanjutan…
• Polybag disiram hingga cukup basah, barulah
dilakukan persemaian.
• Buah disemaikan masing-masing satu buah dalam
satu polybag, dengan cara ditancapkan kurang lebih
sepertiga panjang buah ke dalam tanah/media.
(Taniguchi, dkk, 1999).
Kesimpulan
1. Avicennia sp., merupakan jenis penyusun ekosistem mangrove
yang sangat bermanfaat.
2. Spesies ini berpotensi sebagai tanaman pilihan untuk
merehabilitasi kawasan mangrove sehubungan dengan predikatnya
sebagai jenis pionir.
Terimakasih