Anda di halaman 1dari 31

VEGETASI HUTAN

MANGROVE

BAHAN KULIAH PENGELOLAAN HUTAN LAHAN BASAH DAN GAMBUT TROPIS


FAKULTAS KEHUTANAN
UNTAN, 2021
• spesies tumbuhan yang hidup dalam ekosistem hutan
mangrove adalah spesies tumbuhan yang memiliki
kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap salinitas
payau dan harus hidup pada kondisi lingkungan yang
demikian, sehingga spesies tumbuhannya disebut
tumbuhan halophytes obligat.
• spesies pohon yang dapat mencapai ketinggian 50 m
dan hanya membentuk satu stratum tajuk, sehingga
umumnya dikatakan bahwa pada hutan mangrove
tidak ada stratifikasi tajuk secara lengkap seperti pada
tipe-tipe ekosistem hutan lainnya.
• tumbuh-tumbuhan yang ada atau dijumpai pada
ekosistem hutan payau terdiri atas tumbuhan
berbunga antara lain genus Avicennia, Sonneratia,
Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus,
Lumnitzera, Laguncularia, Aeigiceras, Aegiatilis,
Snaeda, dan Gonocarpus.
• Ekosistem hutan mangrove di Indonesia memiliki keanekaragaman spesies
tumbuhan yang tinggi dengan jumlah spesies tercatat sebanyak lebih kurang
202 spesies yang terdiri atas 89 spesies pohon, 5 spesies palem, 19 spesies
liana, 44 spesies epifit, dan satu spesies sikas (Bengen, 1999).
• Spesies-spesies pohon utama di daerah mangrove pada umumnya
membentuk tegakan murni dan merupakan ciri khas komunitas
tumbuhannya. Spesies-spesies pohon utama itu antara lain Avicennia spp.,
Sonneratia spp., Rhizophora spp., dan Bruguiera spp.
• Spesies-spesies pohon yang dapat menjadi pionir menuju ke arah laut adalah
Avicennia spp., Sonneratia spp., dan Rhizophora spp., tetapi bergantung
kepada kedalaman pantai dan ombaknya.
• Pengelompokan Flora Mangrove
a. Mangrove Sejati
• Mangrove sejati adalah sebutan untuk kelompok tumbuhan yang hidup
hanya di daerah mangrove. Ditempat lain, yaitu diluar kawasan mangrove,
kelompok ini tak dapat tumbuh.
• Contohnya adalah api-api (Avicenia marina); gogem, prepat ( Sonneratia
alba);bakau; bakau besar;(Rhizopora mucronata); bakau merah;( Rhizopora
stylosa); lenro; bakau kecil (Rhizopora apiculata); tancang (Bruguiera
gymnorhiza); nipah (Nypa fructican); panggang (Excoecaria agallocha); dan
dungun ( Heritiera littoralis).
b. Mangrove Ikutan
• Mangrove ikutan adalah sebutan untuk kelompok tumbuhan yang hidup tidak hanya
dikawasan hutan mangrove. Kelompok tumbuhan ini juga sering dijumpai diluar
kawasan mangrove. Tumbuhan yang termasuk dalam kelompok mengrove ikutan
sangat banyak jenisnya. Secara umum dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Pohon-pohonan
• Contohnya adalah pohon butun, kebem (Barringtonia asiatica); nyamplung
(Calophyllum inophyllum); ketapang; kemiri cina, binonbuah upas, upas bijg laut;
bintaro; dadap laut; malapari, kipahang; waru; jati pasir, mengkudu, pace, cangkudu;
buah upas, upas biji; kanyerelaqut; sentigi, cantigi, kayu wesen; bidara laut; beluntas;
seruni dan kawista.

Barringtonia asiatica Calophyllum inophyllum Terminalia catappa Hibiscus tiliaceus)


• 2. Semak-semak
Contohnya adalah daun katang-katang;
kacang laut; dan Canavalia maritima.

• 3. Rerumputan Katang-katang Canavalia maritima

Contohnya adalah rumput lari-lari;


rumput tembaga; teki laut; gliting
segara; dan akar wangi.

Teki laut Rumput tembaga


• 4. Perdu
Contohnya adalah jelutung laut; legundi;
gabusan, babakan; Tournafortia
argentea; bakung; pandan; dan kaktus.
Tournafortia argentea Legundi (Vitex trifolia)
ZONASI JENIS MANGROVE
Flora mangrove umumnya tumbuh membentuk zonasi mulai dari pinggir pantai sampai
pedalaman daratan.
Zonasi di hutan mangrove mencerminkan adaptasi tumbuhan mangrove terhadap
perubahan lingkungan.
Beberapa faktor lingkungan yang penting dalam mengontrol zonasi adalah:
a) Pasang surut yang secara tidak langsung mengontrol dalamnya muka air (water
table) serta salinitas air dan tanah. Secara langsung arus pasang surut dapat
menyebabkan kerusakan terhadap anakan.
b) Tipe tanah yang tidak langsung menentukan tingkat aerasi tanah, tingginya muka
air dan drainase.
c) Kadar garam tanah dan air yang berkaitan dengan toleransi terhadap kadar garam.
d) Cahaya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan anakan dari jenis intoleran
seperti Rhizopora, Avicennia dan Sonneratia.
e. Pasokan dan aliran air tawar.
• Setiap zonasi diidentifikasi berdasarkan individu jenis
mangrove atau kelompok jenis dan dinamakan sesuai dengan
jenis yang dominan, komunitas mangrove di Indonesia dapat
berupa asosiasi (tegakan campuran). Ada sekitar lima asosiasi
yang ditemukan di hutan mangrove di Indonesia, yaitu:

1. Asosiasi Avicennia
2. Asosiasi Rhizophora
3. Asosiasi Sonneratia
4. Asosiasi Bruguiera
5. Asosiasi nipah
• Spesies-spesies tumbuhan mangrove dapat digolongkan ke dalam sejumlah
jalur tertentu sesuai dengan tingkat toleransinya terhadap kadar garam dan
fluktuasi permukaan air laut di pantai, dan jalur seperti itu disebut juga zonasi
vegetasi. Jalur-jalur atau zonasi vegetasi hutan payau masing-masing
disebutkan secara berurutan dari yang paling dekat dengan laut ke arah darat
sebagai berikut.
• Jalur pedada yang terbentuk oleh spesies tumbuhan Avicennia spp. dan
Sonneratia spp.
• Jalur bakau yang terbentuk oleh spesies tumbuhan Rhizophora spp. dan
kadang-kadang juga dijumpai Bruguiera spp., Ceriops spp., dan Xylocarpus
spp.
• Jalur tancang yang terbentuk oleh spesies tumbuhan Bruguiera spp. dan
kadang-kadang juga dijumpai Xylocarpus spp., Kandelia spp., dan Aegiceras
spp.
• Jalur transisi antara hutan payau dengan hutan dataran rendah yang
ADAPTASI FLORA MANGROVE

• Ekosistem mangrove termasuk daerah yang “rawan” untuk hidup. Kondisi tanahnya
biasanya miskin oksigen dan berkadar garam relatif tinggi. Banyak jenis flora dan
fauna yang tidak dapat bertahan hidup disana, mereka mempunyai cara sendiri
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
• Untuk mampu bertahan hidup di ekosistem mangrove, tumbuh-tumbuhan di hutan
mangrove baradaptasi dengan berbagai cara, diantaranya:
a) Ada yang mempunyai kelenjar yang bisa menyerap garam yang terdapat dalam air
atau tanah. Garam tersebut kemudian dikeluarkan Kembali sehingga konsentrasi
garam dalam cairan sel tetap dapat dikendalikan.
b) Ada yang akarnya dapat menyaring garam dari air.
c) Jenis yang lain memiliki sel-sel khusus di dalam daun yang berfungsi menyimpan
garam, kemudian digunakan.
d) Ada yang memiliki sel penyimpanan air tawar, untuk menetralkan cairan sel yang
kadar garamnya lebih tinggi.
e) Daun-daun yang tebal berguna untuk mengurangi penguapan.
f) Untuk mengatasi sedikitnya oksigen yang terdapat didalam tanah, tumbuhan
mangrove memiliki akar napas (pneumatofora) yang menjulang ke atas dan
batang yang berlentisel, yang dapat mengambil oksigen langsung dari udara.
Jenis Tumbuhan pada Hutan Mangrove
(Indonesia)
No. Jenis No. Jenis
1. Acanthus ilicifolius 13. Kandelia candel
2. Aegiceras sp. (2 jenis) 14. Lumnitzera sp. (2 jenis)
3. Acrosticum aureum 15. Nypa fruticans
4. Avicennia sp. (4 jenis) 16. Osbornea octodonta
5. Bruguiera sp. (4 jenis) 17. Pemphis acidula
6. Cerbera manghas 18. Phoenix paludosa
7. Ceriops sp. (2 jenis) 19. Pluchea indica
8. Derris trifoliata 20. Rhizophora sp. (4 jenis)
9. Dolichandrone spathacea 21. Scyphiphora hydrophyllacea
10. Excoecaria agallocha 22. Sonneratia sp. (3 jenis)
11. Finlaysonia maritima 23. Widelia biTumbuhan
12. Heritiera littoralis 24. Xylocarpus sp. (3 jenis)
Spesies Api-api
Sejauh ini diketahui ada 8 jenis api-api
Avicennia alba, api-api hitam. Menyebar mulai dari pantai
barat India, Asia Tenggara termasuk Kepulauan Nusantara
dan Filipina selatan hingga kepulauan Palau dan Solomon
di Pasifik selatan.
Avicennia bicolor. Terbatas di pantai barat Amerika Tengah.
Avicennia germinans. Di pantai barat dan pantai timur Amerika
Tengah termasuk di Kepulauan Karibia, dan di pantai barat
Afrika.
Avicennia integra. Terbatas (endemik) di pantai utara Australia
(Northern Territory).
Avicennia marina, api-api putih. Memiliki anak jenis (subspesies)
paling banyak dan sebaran yang paling luas, mulai dari pantai
timur Afrika, Teluk Persia, India, Asia Tenggara, ke timur hingga
RRC dan Jepang, serta ke selatan menyebar di seluruh kawasan
Indomalaya hingga ke Australasia dan kepulauan di Pasifik
Selatan.
Avicennia officinalis, api-api daun lebar, api-api ludat. Serupa
dengan A. alba, menyebar mulai dari pantai barat India, Asia
Tenggara, Kepulauan Nusantara dan Filipina, hingga ke
Australasia, terutama melalui pesisir selatan Papua hingga ke
Papua Nugini.
Avicennia rumphiana / (Avicennia lanata) Agak jarang ditemukan,
api-api ini menyebar terutama di Kepulauan Nusantara, mulai
dari Malaysia di barat, Filipina di utara, hingga Papua di timur.
Avicennia schaueriana. Menyebar sedikit di Karibia timur dan di
pantai timur Amerika Selatan mulai dari Venezuela hingga
Argentina di selatan.
Taksonomi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Familia : Acanthaceae
Genus : Avicennia
Species : Avicennia sp.
Deskripsi
Belukar atau pohon yang tumbuh tegak atau menyebar, ketinggian
pohon mencapai 30 meter. Memiliki sistem perakaran horizontal yang
rumit dan berbentuk pensil (atau berbentuk asparagus), akar nafas
tegak dengan sejumlah lentisel. Kulit kayu halus dengan burik-burik
hijau-abu dan terkelupas dalam bagian-bagian kecil. Ranting muda
dan tangkai daun berwarna kuning, tidak berbulu.
Ciri-ciri
• Akar napas serupa paku yang panjang dan rapat, muncul ke atas
lumpur di sekeliling pangkal batangnya.
• Daun-daun dengan kelenjar garam di permukaan bawahnya. Daun
api-api berwarna putih di sisi bawahnya, dilapisi kristal garam. Ini
adalah kelebihan garam yang dibuang oleh tumbuhan tersebut.
• Biji api-api berkecambah tatkala buahnya belum gugur, masih melekat
di rantingnya. Dengan demikian biji ini dapat segera tumbuh sebegitu
terjatuh atau tersangkut di lumpur.
Nama lain
Nama lain api-api di pelbagai daerah di Indonesia di antaranya adalah
• mangi-mangi,
• sia-sia,
• boak,
• koak,
• marahu,
• pejapi,
• papi,
• nyapi
• dan lain-lain
Fakta Menarik tentang
Avicennia sp.
• Merupakan jenis pionir
• Penyusun utama hutan mangrove
• Sebagai penghormatan kepada Ibnu Sina (Avicenna, salah seorang
pakar dan perintis kedokteran modern dari Persia)

“MANFAAT”
Manfaat (Avicennia marina)
Hampir seluruh bagian tumbuhan ini dapat dimanfaatkan seperti akar,
kulit, batang, daun, bunga atau biji, bahkan eksudat tanamannya (zat
nabati yang secara spontan keluar, dikeluarkan, atau diekstrak dari
jaringan sel tanaman).
Kayu
• dapat dipakai untuk bangunan rumah (pilar, atap dll.),
• selain itu juga digunakan untuk membuat mebel, perahu.
• juga digunakan untuk kayu bakar, dan juga pulp.
• Kayunya yang keras sangat tahan terhadap serangan rayap.
Akar
• Akar napas api-api yang padat, rapat dan banyak sangat efektif untuk
menangkap dan menahan lumpur serta pelbagai sampah yang terhanyut di
perairan.
• Jalinan perakaran ini juga menjadi tempat mencari makanan bagi aneka jenis
kepiting bakau, siput dan teritip
Pohon
• mempunyai kemampuan mengakumulasi logam berat yang tinggi.
• memiliki system penanggulangan materi toksik dengan cara melemahkan efek
racun melalui pengenceran (dilusi) yaitu dengan menyimpan banyak air untuk
mengencerkan konsentrasi logam berat dalam jaringan tubuhnya sehingga
mengurangi toksisitas logam tersebut.
(Dahuri, 1996).
Daun
• merupakan salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan pakan
ternak
• Ekstrak daun berpotensi dan dipakai sebagai obat anti fertilitas tradisional
oleh masyarakat pantai.
• Daun api-api mengandung senyawa aktifglikosida triterpena yang mempunyai
struktur siklik yang relatif komplek dan sebagian besar merupakan senyawa
alkohol, aldehid atau asam karboksilat (Wijayanti, 2008).
Buah/Biji
sebagai bahan makanan, jenis makanan berbahan baku buah api-api:
1. Bolu agar-agar api-api
2. Talam api-api
3. Onde-onde api-api
4. Gemblong api-api
5. Ketimus api-api
6. Puding api-api
7. Dawet ayu api-api
8. Candil buah api-api
9. Combro buah api-api
10. Urap buah api-api
11. Kripik manis buah api-api
12. Kripik asin buah api-api
13. Bolu buah api-api
Silvikultur
• Ciri kematangan buah adalah warna kulit buah kekuningan, dan
kadang kulit buah sedikit terbuka.
• Buah yang sudah matang mudah terlepas dari kelopaknya. Buah
dilepas dari kelopaknya dan dipilih buah yang bebas hama dan
beratnya 1,5 gram atau lebih.
• Setelah kelopak dilepas, buah direndam dalam air selama satu hari
agar terkelupas kulitnya. Buah yang belum terkelupas kulitnya, dapat
dikupas dengan tangan.
• Kemudian buah dipindahkan ke dalam ember berisi air payau yang
bersih.
Lanjutan…
• Media yang digunakan untuk untuk pembibitan adalah sedimen dari
tanggul bekas tambak atau sedimen yang sesuai dengan karakteristik
pohon induknya.
• Media dibiarkan selama kurang lebih 24 jam agar tidak terlalu
lembek.
• Media tanam yang sudah disediakan, dimasukkan ke dalam kantong
plastic hitam (polybag) berukuran lebar 12 cm dan tinggi 20 cm, yang
telah diberi lubang kecil-kecil kurang lebih 10 buah.
Lanjutan…
• Polybag disiram hingga cukup basah, barulah
dilakukan persemaian.
• Buah disemaikan masing-masing satu buah dalam
satu polybag, dengan cara ditancapkan kurang lebih
sepertiga panjang buah ke dalam tanah/media.
(Taniguchi, dkk, 1999).
Kesimpulan
1. Avicennia sp., merupakan jenis penyusun ekosistem mangrove
yang sangat bermanfaat.
2. Spesies ini berpotensi sebagai tanaman pilihan untuk
merehabilitasi kawasan mangrove sehubungan dengan predikatnya
sebagai jenis pionir.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai