Anda di halaman 1dari 44

OBAT PADA

SISTEM KARDIOVASKULER
Agatha Maylie W.,M.Farm., Apt.

STIKES HANG TUAH


SURABAYA
2023
Sistem Kardiovaskuler
• Kardio : Jantung, Vaskuler : pembuluh darah
• Obat kardiovaskuler : obat yang mempengaruhi dan memperbaiki
sistem kardiovaskuler. Jantung sebagai organ pemompa darah, dan
vaskuler sebagai penyalur darah ke jaringan.
• Kardiovaskuler dikendalikan oleh sistem saraf otonom melalui nodus
SA, nodus AV, berkas His, dan serabut Purkinje. Serta saraf simpatis
dan parasimpatis
• Bila terjadi gangguan pada salah satu bagian, menyebabkan gangguan
pada sistem kardiovaskuler
Struktur Jantung dan Kerjanya
• Jantung memompa dan memasok darah ke
seluruh tubuh.
• Atrium kanan menerima darah dari seluruh
tubuh melalui vena cava, lalu dialirkan ke
ventrikel kanan. Darah dari ventrikel kanan
dipompakan keluar jantung menuju ke
paru-paru, untuk pertukaran CO2 dengan
O2.
• Darah dari paru – paru yang sudah
dipenuhi O2 dipompa masuk ke atrium kiri,
lalu ke ventrikel kiri, selanjutnya dialirkan
ke seluruh tubuh melalui aorta.
Katup Jantung

 Ada 4 katup jantung : mitral, trikupsid, aorta, dan


pulmonalis
 Fungsi katup jantung : mengatur urutan aliran darah
dari satu bagian ke bagian lain
 Katup yang membantu aliran darah dari atrium ke
ventrikel adalah katup mitral dan trikuspid.
Sedangkan, katup yang berfungsi mengendalikan
aliran darah yang meninggalkan jantung adalah
katup aorta dan katup pulmonalis.
 Keempat katup tersebut menjaga darah terus
bergerak maju ke satu arah. Katup akan menutup
dengan cepat agar darah tidak berbalik ke arah yang
berlawanan.
Macam – Macam Obat Pada Sistem
Kardiovaskuler

Calcium Channel
Nitrat Organik Beta blocker Alfa blocker blocker / calcium
antagonist

Glikosida ACE inhibitor Diuretik Vasodilator


Obat Lain
• Obat hipertensi – Angiotensin reseptor blocker (ARB,
berakhiran – sartan, contoh Valsartan, Irbesartan,
Telmisartan)
• Obat hyperlipidemia – HMGCoA reductase (Simvastatin,
atorvastatin, rosuvastatin), Fibrat (Gemfibrozil, Fenofibrat),
asam nikotinat
• Obat Koagulasi darah – antiplatelet (aspilet, dipiridamol) ,
antikoagulan (warfarin, heparin), antifibrinolitik (asam
traneksamat), fibrinolitik (streptokinase)
• Obat anti aritmia – Amiodaron, lidokain, diltiazem, digoxin
1. Nitrat organik

• Terapi untuk angina, vasospasme coroner, UAP (unstable angina pectoris),


congestive heart failure (CHF).
• Bekerja langsung merelaksasi otot polos pembuluh vena, terjadi dilatasi vena
menyebabkan aliran balik vena berkurang, dan mengurangi beban jantung.
• Pada dosis tinggi dan pemberian cepat menimbulkan vasodilatasi dan dilatasi
arteri perifer, menyebabkan penurunan tekanan diastol dan sistol, penurunan
jantung menurun dan peningkatan frekuensi jantung (takikardi).
• Menghilangkan nyeri dada bukan karena vasodilatasi, tapi menurunkan kerja
jantung
• Obat ini di metabolisme di hati, dengan kadar puncak 4 menit setelah
pemberian sublingual (bawah lidah), dan ekskresi sebagian besar di ginjal
• Untuk serangan : Menggunakan nitrat kerja singkat (pemberian
sublingual (nitrogliserin, ISDN, eritritil tetranitrat), nitrit inhalasi)
• Isosorbid dinitrat (ISDN) sublingual : 2,5 – 10 mg, dan nitrogliserin 0,15
– 0,6 mg

• Untuk Pencegahan : Menggunakan nitrat kerja lama : sediaan oral


(nitrogliserin, eritritil tetra nitrat, penta eritritol tetranitrat), nitrogliserin
topikal, nitrogliserin transmucosal / buccal, infus intravena.
• ISDN oral (kadar puncak 60 – 90 menit, lama kerja 3 – 6 jam), salep
nitrogliserin 2% (puncak 60 menit, lama kerja 4 – 8 jam

• Efek samping : sakit kepala, hipotensi, kemerahan pada kulit, mual


2. Beta Blocker

 Berakhiran - olol
 Bekerja pada reseptor beta jantung, pembuluh darah perifer untuk
menurunkan kecepatan denyut dan curah jantung, dan meningkatkan
supply O2 miokard dan perfusi.
 Cardioprotektif dan anti angina
 Sebisa mungkin tidak diberikan pada pasien dengan riwayat asma,
atau penyakit paru obstruktif menahun, karena ada resiko
bronkospasme.
Contoh Sediaan
• Asebutolol : tablet / kapsul
Mekanisme : menghambat efek isoproterenol, menurunkan aktivitas renin, menurunkan outflow
simpatetik perifer.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia, feokromositoma, kardiomiopati obstruktif
hipertropi, tirotoksitosis.
Dosis : 2 x 200 mg (max 800 mg per hari)

• Atenolol : tablet
Mekanisme : pengurangan curah jantung disertai vasodilatasi perifer, efek
pada reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi
adrenoseptor di ginjal
Indikasi : hipertensi ringan – sedang, aritmia
Dosis : 2 x 40 – 80 mg / hari
• Metoprolol : tablet
Mekanisme : pengurangan curah jantung disertai vasodilatasi perifer, efek pada
reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi
adrenoseptor beta 1 di ginjal
Indikasi : hipertensi, miokard infard, angina pectoris
Dosis : 50 – 100 mg

• Propranolol : tablet
Mekanisme kerja : tidak begitu jelas, diduga menurunkan curah jantung,
menghambat pelepasan renin di ginjal, menghambat tonus simpatetik di pusat
vasomotor otak
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migraine, stenosis
subaortik hipertropi, miokard infark, feokromositoma
Dosis : 2 x 40 mg /hari
3. Alfa blocker
• Menghambat reseptor alfa di otot polos vaskuler yang secara
normal berespon terhadap rangsangan simpatis dengan
vasokonstriksi.

Contoh Sediaan
-. Klonidin : tablet 0,15 mg, 0,3 mg / injeksi 100 mcg / mL
Mekanisme : menghambat perangsangan saraf adrenergic di SSP
Indikasi : hipertensi, migraine
Dosis : 150 – 300 mg/ hari
4. Calcium Channel Blocker (CCB) / Calsium
antagonist

• Mekanisme kerja :
• Menghambat masuknya ion kalsium melewati kanal kalsium lambat ke
dalam sel otot polos, jantung, dan saraf sehingga menyebabkan
berkurangnya kontraksi otot polos pembuluh darah (vasodilatasi),
kontraksi otot jantung (inotropik positif), dan pembentukan konduksi
impuls dalam jantung (kronotropik dan dromotropik negatif)
• 1. Golongan Non dihidropiridin : Menghambat konduksi jantung
Contoh Obat
Diltiazem : farmabes / herbesser (merk)
Menghambat asupan, pelepasan atau kerja kalsium melalui kanal kalsium lambat
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, MCI, penyakit vascular perifer
Dosis : 3 x 30 mg / hari sebelum makan

• Verapamil : Isoptil (tablet, injeksi)


Menghambat masuknya kalsium ke dalam sel otot jantung dan vaskuler sistemik
sehingga menyebabkan relaksasi arteri koroner, dan menurunkan resistensi perifer,
jadi penggunaan oksigen menurun.
Dosis : 3 x 80 mg / hari
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migrain
2. Golongan dihidropiridin : Vasodilatasi vaskuler
Contoh Obat
Nifedipin : Adalat , farmalat, nifecard (Tablet / kaplet)
Mekanisme kerja : menurunkan resistensi vaskuler perifer, menurunkan spasme arteri
koroner
Indikasi : hipertensi, angina yang disebabkan vasospasme coroner, gagal jantung refrakter
Dosis : 3 x 10 mg / hari

Amlodipin : Actapin, Tensivask


Sering dikombinasi dengan golongan obat antihipertensi lain (Diuretik, ACEi)
Indikasi : hipertensi, angina
Dosis : 1 x 5 – 10 mg / hari
5. Glikosida

• Derivat dari digitalis (tanaman Digitalis purpurea)


• Pilihan terapi pada kasus gagal jantung kongestif

• Fungsi utama glikosda ada 3


• 1. Inotropik positif = meningkatkan kontraksi miokard
• 2. Kronotropik negatif = menurunkan denyut jantung
• 3. Dromotropik negatif = mengurangi hantaran sel jantung
Efek
• Farmakokinetik : Absorpsi dipengaruhi makanan, obat (kaolin, pectin), serta
pengosongan lambung, distribusi glikosida lambat, dan eliminasi melalui
ginjal
• Farmakodinamik : efek pada otot jantung meningkatkan kontraksi,
menghambat enzim Na, K, ATP ase
• Contoh Sediaan :
• Lanatosid C 0,25 mg, digoksin 0,25 mg, beta-metil digoksin 0,1 mg
6. Penghambat ACE (Angiotensin Converting
Enzyme)
• Berakhiran - pril
• Menghambat enzim yang diperlukan untuk mengubah angiotensin 1 menjadi
angiotensin 2 (pada sistem RAAS / Renin Angiotensin Aldosteron System).
• Menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah dan berkurangnya retensi karena
beban kerja jantung menurun
• Tidak terbentuknya angiotensin 2, maka aldosteron tidak terbentuk
• (Aldosteron adalah hormon yang membuat ginjal banyak menyaring air, elektrolit,
dan garam dalam darah, sehingga tekanan darah meningkat).

• Efek samping : batuk kering, pusing, angioedema, hyperkalemia, gagal ginjal


akut
Contoh Obat

Kaptopril Lisinopril Ramipril


• Menghambat enzim • Menghambat enzim • Menghambat enzim
konversi angiotensin konversi angiotensin, konversi angiotensin,
sehingga menurunkan mengakibatkan mengakibatkan
angiotensin 2 yang penurunan aktivitas penurunan aktivitas
berakibat menurunnya vasopressor dan sekresi vasopressor dan sekresi
peleplasan renin dan aldosterone. aldosterone
aldosterone. • Indikasi : hipertensi • Indikasi : hipertensi
• Indikasi : Hipertensi, • Sediaan tablet 5 dan 10 • Sediaan tablet 2,5 mg
gagal jantung mg • Dosis : 1x sehari 1 tablet,
• Sediaan tablet 12,5 dan • Dosis 1 – 2 x sehari 1 atau sesuai anjuran
25 mg tablet dokter
• Dosis : 2 – 3x sehari 1
tablet
7. Diuretik
• Bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung dan menyebabkan ginjal meningkatkan
ekskresi garam dan air.
1. Loop Diuretic
Furosemid : Sediaan tablet / kapsul 40 mg, injeksi 40 mg
Mekanisme kerja : Mengurangi reabsorbsi aktif Na dan Cl dalam lumen tubuli ke dalam intersitium pada
ascending limb of henle, dan mengeluarkan lewat urin
Dosis : Dewasa 2 – 3 x 40 mg / hari, anak 2 – 6 mg/kgBB / hari
Efek samping : hipokalemia, hiperurisemia (peningkatan asam urat)

2. Tiazid
HCT (hidroklorotiazid) : tablet 12,5 mg / 25 mg / 50 mg
Mekanisme kerja : Mengurangi simpanan natrium sehingga volume darah, curah jantung dan tahanan vaskuler
perifer menurun
Dosis : dewasa 25 – 50 mg / hari, anak 0,5 – 1 mg / kgBB/ hari.
Efek samping : pusing, mual
• 3. Diuretik Hemat Kalium
• Spironolakton : tablet 25 mg, 50 mg, 100 mg
• Mekanisme kerja : Menghambat penyerapan Natrium berlebih dalam tubuh, dan
menjaga kadar kalium dalam darah agar tidak terlalu rendah.
• Dosis : 1 – 2 x 25 – 50 mg/ hari
• Efek samping : GI disturbance, gangguan elektrotlit, pusing

• 4. Diuretik Osmosis
• Manitol : Infus 5%, 10%, 15%, 20%
• Mekanisme kerja : Membuat darah yang disaring ginjal lebih pekat, sehingga
mengganggu fungsi ginjal untuk menyerap air kembali, sehingga urin banyak
dikeluarkan (biasanya digunakan untuk kasus stroke, glaucoma)
• Dosis : 1,5 – 2 g / kgBB infus
• Efek samping : edema paru, dehidrasi, pusing
8. Vasodilator

Contoh sediaan
Hidralazin : tablet 10 mg, 25 mg, 50 mg, injeksi 20 mg/ mL
Mekanisme kerja : Relaksasi otot polos arteriol sehingga resistensi perifer
menurun, dan meningkatkan denyut jantung.
Indikasi : hipertensi, gagal jantung
KontraIndikasi : Gagal ginjal, Rheumatoid heart disease
Efek samping : pusing, takikardia, GI disturbance, kulit kemerahan
Interaksi : hipotensi berat bila diberikan bersama diazodsid
Dosis : 50 mg / hari, terbagi 2 – 3 dosis
GANGGUAN KARDIOVASKULER

• Hipertensi
• Angina pektoris
• Gagal Jantung (Heart Failure)
• Henti Jantung
1. Hipertensi
• Orang awam menyebut : darah tinggi (Tekanan darah sistol ≥ 140, dan atau
diastol ≥ 90 mmHg)
• Ada 2 jenis, primer dan sekunder.
• 1. Primer : 90% : penyebab tidak diketahui
• 2. Sekunder : 10% : penyebab karena penyakit lain, misal Diabetes

• Gejala : Nyeri belakang kepala, pusing, merasa cepat lelah, jantung berdebar,
nyeri dada, susah tidur, susah berkonsentrasi, sesak.

• Faktor penyebab hipertensi :


• Lifestyle (merokok, makanan, konsumsi alkohol), genetika, penyakit lainnya.
Klasifikasi Hipertensi
Mekanisme Kerja Obat Anti Hipertensi

• Diuretik : Meningkatkan pengeluaran cairan dari tubuh


• Beta – blocker : Memperlambat kerja jantung, mengurangi
pengaruh SSO terhadap jantung dan pembuluh darah
• Vasodilator,
• CCB / Ca antagonis Memperlebar pembuluh darah
• Penghambat ACE,
• ARB
2. Angina pektoris

• Nyeri dada hebat karena aliran darah coroner tidak cukup memberikan
oksigen yang dibutuhkan oleh jantung dan ini disebut ISKEMIA
jaringan.
• Nyeri disebabkan kurangnya aliran darah coroner yang menyebabkan
hipoksia miokard, sangat bervariasi dan khas diawali di bagian
precordium, dan sternum bagian atas, menjalar ke bahu kiri dan terus ke
lengan sampai jari
• Serangan ini kadang akut, disebabkan karena stress, makan terlalu
banyak, aktifitas berlebih, dll.
• Penyebab : kebutuhan O2 meningkat, supply O2 menurun karena ada
sumbatan vaskuler
Terjadinya Angina
Etiologi (hipertensi, emosi, aktifitas berat, sindrom
coroner akut)
Supply O2 ke jantung turun, kebutuhan O2 jantung
meningkat
Iskemia jantung, kemudian jantung berusaha menggunakan
jalur lain untuk tetap mendapat energi

Mekanisme anaerob, produk sisa asam laktat

Otot jantung menjadi asam, angina (nyeri dada)


Pengobatan angina

Tujuan : Memperbaiki supply O2 ke miokard dan mengurangi kebutuhan


miokard terhadap O2, sehingga keseimbangan akan terjadi.
Terapi dengan :
Nitrat organik untuk melebarkan pembuluh darah, menurunkan tahanan
perifer dan menurunkan aliran balik vena ke jantung, pemberian secara
sublingual untuk efek cepat, dan bila sudah 3 dosis diberikan dalam waktu
dekat dan tidak membaik, segera ke rumah sakit.
Calsium antagonist : vasodilatasi perifer, dan penurunan frekuensi jantung
Beta blocker : Menurunkan denyut jantung dan kekuatan kontraksi, sehingga
kebutuhan oksigen berkurang
Istirahat cukup, dan hindari stress
Pencegahan lain dengan penempelan patch nitrat pada kulit.
3. Gagal Jantung / Heart Failure

Kondisi dimana curah jantung tidak


cukup mempertahankan alirah darah
ke organ dan jaringan, serta
kebutuhan O2 jaringan tidak
terpenuhi.
Penyebab : Menurunnya
kontraksilitas miokard, dan penyakit
penyerta lain (kelainan katup jantung,
hipertensi, gagal ginjal)
Tujuan terapi : Meningkatkan
efisiensi jantung dan mengurangi
edema
Terapi Pada Gagal Jantung

• 1. Glikosida (Digoksin) : Meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung,


memperlambat frekuensi denyut jantung, sehingga tekanan vena menurun, dan
mengurangi edema.
Hati2 dalam pemberian digoksin (Termasuk obat dengan indeks terapi sempit,
yaitu dosis terapi dengan dosis toksik sangat dekat).
Bila terjadi toksik : hentikan terapi, koreksi hipokalemia, dan gunakan obat anti
aritmia bila perlu

• 2. Vasodilator (Hidralazin), Ca antagonis : relaksasi otot polos vaskuler,


dilatasi pembuh darah resisten, sehingga gejala sesak nafas berkurang.

• 3. Diuretik : mengurangi edema pada kondisi CHF


4. Henti Jantung dan kondisi kritis
• Henti Jantung / cardiac arrest : keadaan yang dapat terjadi kapan saja dan
perlu tindakan penyelamatan segera (tindakan awal dilakukan resusitasi
jantung paru / RJP)
• Penyebab : gangguan fungsi sistem kardiovaskuler
• Tujuan terapi : Mencegah komplikasi, Merangsang kembali otot jantung
agar aktif.
Terapi pada henti jantung

Stimulan
Agen anti Natrium
jantung agen
kolinergik bikarbonat
adrenergik

Kalsium Obat anti


Glukonas aritmia
Stimulan Jantung (Agen adrenergik)
Mekanisme Kerja : Merangsang agar otot jantung kembali aktif.
Adrenalin merangsang reseptor alfa dan beta 1 agar kontraksi jantung
spontan, meningkatkan tonus miokard, meningkatkan kecepatan
konduksi dan velositas, meningkatkan perfusi dengan kompresi jantung.
Contoh : adrenalin, isoprenalin, dobutamin, dopamin
• 1. Adrenalin : pemberian secara iv, dosis umum 500 mcg. Mencapai puncak dalam
1 – 2 menit, dan tidak stabil terhadap cahaya, panas, dan kondisi basa, tidak boleh
dicampur dengan aminofilin, fenitoin, natrium bikarbonat, dan garam kalsium
• 2. Isoprenalin : pemberian secara iv, efektif pada kondisi asidosis, biasanya
diberikan pada kondisi bradiaritmia berat. Dosis 20 – 60 mcg untuk awal
suntikan, sampai total 200 mcg. Jangan digunakan bersama adrenalin, dan
jangan digunakan pada kasus toksisitas digoksin
• 3. Dobutamin : agonis adrenergik selektif beta 1, untuk mempertahankan sirkulasi
pada pasien dengan payah jantung atau mendukung sirkulasi setelah henti jantung,
kecepatan infus umum : 2,5 – 10 mcg / kgBB / menit
• 4. Dopamin : merangsang reseptor alfa, beta, dan dopaminergik.
• Dosis umum 5 – 20 mcg/kgBB / menit, efek tahanan perifer total relative tidak
berubah karna efek alfa dan beta serupa.
• Efek samping : nyeri, GI disturbance. Dopamin tidak boleh dicampur dengan
pelarut alkali, karena akan tidak aktif, hati – hati pada pasien dengan gangguan
vaskuler perifer – resiko gangren.
Obat anti aritmia
• Lidokain : bersifat anestesi lokal, khususnya mengembalikan aritmia
ventricular, seperti yang terjadi selama bedah jantung atau sesudah
infark miokard akut.
• Dapat diberi via bolus, infus, atau intra muskular. Kerjanya cepat
namun durasi singkat (20 menit)

Agen anti kolinergik


Atropin sulfat bekerja pada jantung dengan mengurangi hambatan vagus, dapat
dipakai pada pasien dengan infark miokard akut dan bradikardia dengan hipotensi,
pemberian secara iv bolus (400 – 600 mcg)
Kalsium glukonas
• Ca glukonas 10% lewat suntikan / iv,
• Mekanisme kerja : merangsang miokard agar berkontraksi spontan, meskipun
adrenalin gagal, mencegah aritmia
• Koreksi gangguan keseimbangan kalium
• Dosis : 250 mg diberi via iv perlahan, 1 ml per menit, jangan dicampur dengan
natrium bikarbonat / adrenalin

Natrium bikarbonat
Merk : Meylon
Digunakan untuk koreksi asidosis metabolik pada kondisi hipoksia / anoksia,
biasanya diberikan dengan larutan infus, dosis umum adalah 50 mmol, dan dapat
diulang setiap 10 menit,
Hati2 dalam koreksi asam basa, agar jangan over.
Diuretik
• Mengurangi edema dengan mengeluarkan cairan lewat urin
• Volume urin yang dihasilkan dipengaruhi beberapa faktor, yang
paling penting adalah jumlah natrium yang di reabsorpsi melalui
tubulus proksimal,
• Reabsorpsi natrium akan diikuti oleh reabsorpsi air yang
menyebabkan urin berkurang, faktor lain adalah keseimbangan asam
basa, hormone aldosteron dan ADH (antidiuretik hormone)
Terapi non farmakologi secara umum dalam
gangguan kardiovaskuler
• Memperbaiki life style (kurangi makanan berlemak, hindari konsumsi
alcohol, berhenti merokok)
• Menurunkan berat badan
• Pembatasan asupan garam sehari – hari
• Pembatasan asupan cairan (dari makanan dan minuman)
• Lakukan aktifitas ringan dengan teratur
• Hindari stress / emosi
Peran Perawat dalam manajemen pasien dengan penyakit
kardiovaskuler
• Observasi tanda vital pasien (tekanan darah, nadi, respiratory rate)
• Observasi kondisi klinik pasien (nyeri, sesak)
• Memberikan obat secara tepat (suntik iv, sc, sublingual, oral,
transdermal, dll.)
• Catat volume urin secara berkala (untuk pasien yang mendapat
diuretik)
• Edukasi pasien dalam manajemen gaya hidup
• Amati efektifitas terapi, dan pantau apakah terjadi efek samping
pada pasien
• Kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain (Dokter, gizi,
farmasi) dalam perawatan pasien
Daftar Pustaka
• James PA, Ortiz E, et al. 2014 evidence-based guideline for the management of high blood
pressure in adults: (JNC8). JAMA. 2014 Feb 5;311(5):507-20
• Lestari, Siti. 2016. Farmakologi Dalam Keperawatan. Kemenkes RI, Jakarta
• Noya, Albert Benedicto Ieuan. “Menilik Anatomi Jantung dan Cara Kerjanya”.
https://www.alodokter.com/menilik-anatomi-jantung-dan-cara-kerjanya, terakhir di update 26
Feb 2018, akses 10 April 2020
• Setiadi, 2017. Dasar – Dasar Farmakologi untuk Keperawatan. Indomedia Pustaka.
Yogyakarta
• Siswanto, B.B. et al., 2015. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. Perhimpunan Dokter
Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 1.
• Soenarta, A.A. et al., 2015. Pedoman Tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit
Kardiovaskular. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 1.

Anda mungkin juga menyukai