Materi Kuliah 6
Materi Kuliah 6
SISTEM KARDIOVASKULER
Agatha Maylie W.,M.Farm., Apt.
Calcium Channel
Nitrat Organik Beta blocker Alfa blocker blocker / calcium
antagonist
Berakhiran - olol
Bekerja pada reseptor beta jantung, pembuluh darah perifer untuk
menurunkan kecepatan denyut dan curah jantung, dan meningkatkan
supply O2 miokard dan perfusi.
Cardioprotektif dan anti angina
Sebisa mungkin tidak diberikan pada pasien dengan riwayat asma,
atau penyakit paru obstruktif menahun, karena ada resiko
bronkospasme.
Contoh Sediaan
• Asebutolol : tablet / kapsul
Mekanisme : menghambat efek isoproterenol, menurunkan aktivitas renin, menurunkan outflow
simpatetik perifer.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia, feokromositoma, kardiomiopati obstruktif
hipertropi, tirotoksitosis.
Dosis : 2 x 200 mg (max 800 mg per hari)
• Atenolol : tablet
Mekanisme : pengurangan curah jantung disertai vasodilatasi perifer, efek
pada reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi
adrenoseptor di ginjal
Indikasi : hipertensi ringan – sedang, aritmia
Dosis : 2 x 40 – 80 mg / hari
• Metoprolol : tablet
Mekanisme : pengurangan curah jantung disertai vasodilatasi perifer, efek pada
reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi
adrenoseptor beta 1 di ginjal
Indikasi : hipertensi, miokard infard, angina pectoris
Dosis : 50 – 100 mg
• Propranolol : tablet
Mekanisme kerja : tidak begitu jelas, diduga menurunkan curah jantung,
menghambat pelepasan renin di ginjal, menghambat tonus simpatetik di pusat
vasomotor otak
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migraine, stenosis
subaortik hipertropi, miokard infark, feokromositoma
Dosis : 2 x 40 mg /hari
3. Alfa blocker
• Menghambat reseptor alfa di otot polos vaskuler yang secara
normal berespon terhadap rangsangan simpatis dengan
vasokonstriksi.
Contoh Sediaan
-. Klonidin : tablet 0,15 mg, 0,3 mg / injeksi 100 mcg / mL
Mekanisme : menghambat perangsangan saraf adrenergic di SSP
Indikasi : hipertensi, migraine
Dosis : 150 – 300 mg/ hari
4. Calcium Channel Blocker (CCB) / Calsium
antagonist
• Mekanisme kerja :
• Menghambat masuknya ion kalsium melewati kanal kalsium lambat ke
dalam sel otot polos, jantung, dan saraf sehingga menyebabkan
berkurangnya kontraksi otot polos pembuluh darah (vasodilatasi),
kontraksi otot jantung (inotropik positif), dan pembentukan konduksi
impuls dalam jantung (kronotropik dan dromotropik negatif)
• 1. Golongan Non dihidropiridin : Menghambat konduksi jantung
Contoh Obat
Diltiazem : farmabes / herbesser (merk)
Menghambat asupan, pelepasan atau kerja kalsium melalui kanal kalsium lambat
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, MCI, penyakit vascular perifer
Dosis : 3 x 30 mg / hari sebelum makan
2. Tiazid
HCT (hidroklorotiazid) : tablet 12,5 mg / 25 mg / 50 mg
Mekanisme kerja : Mengurangi simpanan natrium sehingga volume darah, curah jantung dan tahanan vaskuler
perifer menurun
Dosis : dewasa 25 – 50 mg / hari, anak 0,5 – 1 mg / kgBB/ hari.
Efek samping : pusing, mual
• 3. Diuretik Hemat Kalium
• Spironolakton : tablet 25 mg, 50 mg, 100 mg
• Mekanisme kerja : Menghambat penyerapan Natrium berlebih dalam tubuh, dan
menjaga kadar kalium dalam darah agar tidak terlalu rendah.
• Dosis : 1 – 2 x 25 – 50 mg/ hari
• Efek samping : GI disturbance, gangguan elektrotlit, pusing
• 4. Diuretik Osmosis
• Manitol : Infus 5%, 10%, 15%, 20%
• Mekanisme kerja : Membuat darah yang disaring ginjal lebih pekat, sehingga
mengganggu fungsi ginjal untuk menyerap air kembali, sehingga urin banyak
dikeluarkan (biasanya digunakan untuk kasus stroke, glaucoma)
• Dosis : 1,5 – 2 g / kgBB infus
• Efek samping : edema paru, dehidrasi, pusing
8. Vasodilator
Contoh sediaan
Hidralazin : tablet 10 mg, 25 mg, 50 mg, injeksi 20 mg/ mL
Mekanisme kerja : Relaksasi otot polos arteriol sehingga resistensi perifer
menurun, dan meningkatkan denyut jantung.
Indikasi : hipertensi, gagal jantung
KontraIndikasi : Gagal ginjal, Rheumatoid heart disease
Efek samping : pusing, takikardia, GI disturbance, kulit kemerahan
Interaksi : hipotensi berat bila diberikan bersama diazodsid
Dosis : 50 mg / hari, terbagi 2 – 3 dosis
GANGGUAN KARDIOVASKULER
• Hipertensi
• Angina pektoris
• Gagal Jantung (Heart Failure)
• Henti Jantung
1. Hipertensi
• Orang awam menyebut : darah tinggi (Tekanan darah sistol ≥ 140, dan atau
diastol ≥ 90 mmHg)
• Ada 2 jenis, primer dan sekunder.
• 1. Primer : 90% : penyebab tidak diketahui
• 2. Sekunder : 10% : penyebab karena penyakit lain, misal Diabetes
• Gejala : Nyeri belakang kepala, pusing, merasa cepat lelah, jantung berdebar,
nyeri dada, susah tidur, susah berkonsentrasi, sesak.
• Nyeri dada hebat karena aliran darah coroner tidak cukup memberikan
oksigen yang dibutuhkan oleh jantung dan ini disebut ISKEMIA
jaringan.
• Nyeri disebabkan kurangnya aliran darah coroner yang menyebabkan
hipoksia miokard, sangat bervariasi dan khas diawali di bagian
precordium, dan sternum bagian atas, menjalar ke bahu kiri dan terus ke
lengan sampai jari
• Serangan ini kadang akut, disebabkan karena stress, makan terlalu
banyak, aktifitas berlebih, dll.
• Penyebab : kebutuhan O2 meningkat, supply O2 menurun karena ada
sumbatan vaskuler
Terjadinya Angina
Etiologi (hipertensi, emosi, aktifitas berat, sindrom
coroner akut)
Supply O2 ke jantung turun, kebutuhan O2 jantung
meningkat
Iskemia jantung, kemudian jantung berusaha menggunakan
jalur lain untuk tetap mendapat energi
Stimulan
Agen anti Natrium
jantung agen
kolinergik bikarbonat
adrenergik
Natrium bikarbonat
Merk : Meylon
Digunakan untuk koreksi asidosis metabolik pada kondisi hipoksia / anoksia,
biasanya diberikan dengan larutan infus, dosis umum adalah 50 mmol, dan dapat
diulang setiap 10 menit,
Hati2 dalam koreksi asam basa, agar jangan over.
Diuretik
• Mengurangi edema dengan mengeluarkan cairan lewat urin
• Volume urin yang dihasilkan dipengaruhi beberapa faktor, yang
paling penting adalah jumlah natrium yang di reabsorpsi melalui
tubulus proksimal,
• Reabsorpsi natrium akan diikuti oleh reabsorpsi air yang
menyebabkan urin berkurang, faktor lain adalah keseimbangan asam
basa, hormone aldosteron dan ADH (antidiuretik hormone)
Terapi non farmakologi secara umum dalam
gangguan kardiovaskuler
• Memperbaiki life style (kurangi makanan berlemak, hindari konsumsi
alcohol, berhenti merokok)
• Menurunkan berat badan
• Pembatasan asupan garam sehari – hari
• Pembatasan asupan cairan (dari makanan dan minuman)
• Lakukan aktifitas ringan dengan teratur
• Hindari stress / emosi
Peran Perawat dalam manajemen pasien dengan penyakit
kardiovaskuler
• Observasi tanda vital pasien (tekanan darah, nadi, respiratory rate)
• Observasi kondisi klinik pasien (nyeri, sesak)
• Memberikan obat secara tepat (suntik iv, sc, sublingual, oral,
transdermal, dll.)
• Catat volume urin secara berkala (untuk pasien yang mendapat
diuretik)
• Edukasi pasien dalam manajemen gaya hidup
• Amati efektifitas terapi, dan pantau apakah terjadi efek samping
pada pasien
• Kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain (Dokter, gizi,
farmasi) dalam perawatan pasien
Daftar Pustaka
• James PA, Ortiz E, et al. 2014 evidence-based guideline for the management of high blood
pressure in adults: (JNC8). JAMA. 2014 Feb 5;311(5):507-20
• Lestari, Siti. 2016. Farmakologi Dalam Keperawatan. Kemenkes RI, Jakarta
• Noya, Albert Benedicto Ieuan. “Menilik Anatomi Jantung dan Cara Kerjanya”.
https://www.alodokter.com/menilik-anatomi-jantung-dan-cara-kerjanya, terakhir di update 26
Feb 2018, akses 10 April 2020
• Setiadi, 2017. Dasar – Dasar Farmakologi untuk Keperawatan. Indomedia Pustaka.
Yogyakarta
• Siswanto, B.B. et al., 2015. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. Perhimpunan Dokter
Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 1.
• Soenarta, A.A. et al., 2015. Pedoman Tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit
Kardiovaskular. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 1.