Anda di halaman 1dari 6

Reaksi Paradoksikal Meningitis Tuberkuloma

pada Anak HIV-Negatif


Maula Gaharu1, Budi Susanto2, Dini Ardiani1, Joko Nafianto1.
1.Departemen Saraf RS Raden Said Sukanto, 2.Departemen Bedah Saraf RS Raden Said Sukanto
ABSTRAK
Pendahuluan: Meningitis yang Laporan kasus: Laki-laki,14 tahun Diskusi:Reaksi paradoksikal
disebabkan oleh mycobacterium dengan kejang berulang dan adalah penambahan manifestasi
Tuberculosa merupakan meningitis demam. Pemeriksaan klinis atau perburukan dari
dengan onset subakut/kronik yang laboratorium terdapat gambaran pencitraan pada saat
sering ditemukan. Komplikasi hiponatremi, lekositosis dan HIV masa pemberian OAT yang
berupa tuberkuloma serebral negatif. Hasil pencitraan otak optimal dan bukan karena hal
dapat terjadi akibat reaksi terdapat lesi desak ruang dengan terkait obat. Pada reaksi
paradoksikal. Prevalensi reaksi hidrosefalus. Diberikan terapi Obat paradoksikal perubahan pada
paradoksikal sekitar 4,5%-28%, hal Anti Tuberkulosa (OAT) dan VP- pencitraan paling sering berupa
ini perlu diwaspadai karena terkait shunt. Beberapa bulan kemudian penyangatan, infark baru, lesi
ketepatan diagnosis. Reaksi pasien yang masih dalam terapi tuberkuloma baru dan
paradoksikal pada anak HIV-negatif OAT, beberapa kali dirawat kembali perburukan ukuran tuberkuloma.
tidak banyak dilaporkan. dengan perburukan gambaran lesi Tatalaksana dengan OAT 12-30
desak ruang berupa pertambahan bulan disertai steroid bahkan
jumlah dan ukuran lesi intrakranial, tindakan surgikal.
demikian juga dengan manifestasi
klinis.

Kata kunci: Reaksi paradoksikal, meningitis tuberkulosa, OAT


PENDAHULUA
N
Meningitis yang disebabkan oleh mycobacterium Tuberculosa merupakan meningitis
dengan onset subakut/kronik yang sering ditemukan.

Bermacam komplikasi dapat terjadi dalam perjalanan penyakitnya, seperti hidrosefalus,


infark dan tuberkuloma serebral. (1)

Hal tersebut disebabkan oleh kepatuhan terhadap Obat Anti Tuberkulosa (OAT), resistensi obat,
kegagalan obat masuk sawar darah otak dan kejadian reaksi paradoksikal. (2)

Reaksi paradoksikal adalah terjadinya penambahan manifestasi klinis atau perburukan dari gambaran pencitraan
radiologis otak selama periode pemberian OAT yang optimal dan bukan karena hal terkait obat. (3)

Reaksi paradoksikal ditemukan pada 4,5%-28% kasus (1) dan dalam tatalaksana meningitis TB (MTB) menjadi sesuatu yang
penting diwaspadai karena dapat mempengaruhi ketepatan diagnosis.

Reaksi paradoksikal berupa tuberkuloma serebral sering terjadi pada pasien HIV dewasa, namun tidak
demikian pada anak HIV-negatif.(1,4) Berikut laporan kasus reaksi paradoksikal pada anak HIV-negatif.
LAPORAN KASUS

CT kepala +
1 bulan kraniotomi
kontras
1 minggu 1 bulan meropenem 7 bulan 1 bulan
kloramfenikol

OAT
Laki-laki, 14 tahun
2 bulan kejang dan demam
SMRS 1 jam SMRS
HIV negative
CD4 291 sel/mikroL
Kultur : kuman (-) 12-30
Ko. Gilut bulan
Ko. Jantung VP Shunt PA: Sel ganas (-)
LCS rutin: infeksi
DISKUSI
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi mycobakterium
Tuberculosa yang dapat menyebabkan masalah serius manifestasi klinis
dalam hal morbiditas maupun mortalitas.(5) tersering penurunan
kesadaran dan bangkitan
Reaksi paradoksikal pertama kali dilaporkan Choremis dkk tahun 1955 pada (22%), hemiparesis
gambaran paru dari anak dalam terapi OAT. Sekitar 2 dekade kemudian, (18%), sefalgia (13%),
Thrush dan Barwick melaporkan reaksi paradoksikal pada kasus TB saraf gangguan visus dan
pusat.(4) Angka kejadian reaksi paradoksikal lebih sering pada kasus TB non- paresis nervus troklearis
pulmoner (25%) daripada TB pulmoner (<1%).(5) (9%), sisanya sebanyak
4% berupa nyeri
Reaksi paradoksikal adalah terjadinya penambahan manifestasi klinis atau
pinggang bawah, paresis
perburukan dari gambaran pencitraan pada periode pemberian OAT yang optimal
nervus abdusen dan
dan bukan karena hal terkait obat.(8) Hal tersebut akibat adanya respon inflamasi
ataxia.(5)
berlebih dari sistim imun dengan antigen kuman dalam periode pemberian OAT.
(2,3,4,5,8)

Terapi pada reaksi paradoksikal berupa pemberian OAT selama 12-


30 bulan(8) dan pemberian steroid dosis tinggi, jika tidak berhasil
dapat dipikirkan anti inflamasi lain seperti talidomid, infliximab dan
interferon gamma.(7)
DAFTAR
PUSTAKA

1. Kalita J, Prasad S, Misra UK. Predictor of Paradoxical Tuberculoma in Tuberculous Meningitis. The International Journal of
Tuberculosis and Lung Disease 2014;18:486-491
2. Shah Ira, Borse Shilpa. Paradoxical Tuberculoma after Completion of Antituberculous Treatment. Tropical Medicine and Health
2012;40:15-17
3. Mandour C, Laaguili J, Gazzaz M, Brahim EM. Paradoxical Tuberculoma Complicating tuberculous Meningitis:About Two Cases.
Indian J Neurosurg 2016;
4. Ozer M, Ozsurekci Y, Cengiz AB dkk. A Case of Tuberculous Meningitis with paradoxical response in a 14-year-old Boy. Case Report
in Infectious Disease 2016.
5 Tai Sharon ML, Nor Hazman M, Kadir Khairul AA dkk. Paradoxical Manifestation is Common in HIV-negative Tuberculous Meningitis.
Medicine 2016;95:1-10
6. Ritarwan K. Aspek Klinis dan Penatalaksanaan Meningitis Tuberkulosa. Neurona 2011;28:
7. Vinny PW, Vishnu VY. Tuberculous meningitis: a Narrative review. Journal of Current Research in Scientific Medicine 2019;5:13-22
8. Ira Shah. Paradoxical Appearance of Intracranial Tuberculoma in a Child with Tuberculous Meningitis. Journal of Tropical Pediatrics
2005;51:191-193.
9. Roosy Aulakh, Sanya Chopra. Pediatric Tubercular Meningitis: A Review. 2019
10. Ahmetgjekaj I, Muqaj SK, Lascu LC, Bondari S, Bondari A. Paradoxical Growth of Optochiasmatic Tuberculoma during the
Treatment of Tuberculous Meningitis. Current Health Science Journal 2014;40:

Anda mungkin juga menyukai