Anda di halaman 1dari 29

FUNGSI MOTORIK

Wita Hana P,SSt.Ft


Tes Kekuatan Otot
Pemeriksaan Tonus Otot
Pemeriksaan LGS
Joint Play Movement (JPM)
Gait Analysis

FUNGSI MOTORIK
Manual Muscle Testing (MMT)
Dinamometer
Torque Meter atau Static Dinamometer

MACAM TES KEKUATAN OTOT


 Suatu cara untuk mengetahui/menentukan
kemampuan seseorang dalam mengkontraksikan
otot/group ototnya secara voluntary.
 Reliabilitas MMT dikatakan cukup baik apabila
hasil tes dilakukan oleh banyak Fts dan variasi
hasilnya tidak lebih dari ½ grade.
 Reliabilitas akan semakin baik apabila subyek
diberi instruksi-instruksi dan contoh-contoh yang
jelas.

MANUAL MUSCLE TESTING


 ValiditasMMT : Palpasi otot yang dites, stabilisasi
segmen proksimal dan mencegah substitusi otot-
otot ataupun pola geraknya.
 Obyektif : Melaporkan fakta-fakta tanpa
dipengaruhi oleh pendapat pribadi atau bias.
 Variabel yang paling sulit adalah mengukur
tahanan.
 Motivasi pasien/klien sangat berpengaruh
terhadap tingkat obyektifitas.

MANUAL MUSCLE TESTING


Membantu menegakkan diagnosis
Menentukan jenis intervensi/terapi latihan
yang akan diberikan.
Menentukan jenis alat bantu yang
diperlukan oleh pasien.
Menentukan prognosis

MANFAAT MMT
Kriteria Menurut Lovett, Daniel &
worthingham
5 (Normal) : Full ROM, Melawan gravitasi, tahanan max
4 ( Good) : Full ROM, Melawan gravitasi, tahanan sedang
3 (Fair) : Full ROM, Melawan gravitasi, Tanpa tahanan
2 (Poor) : Tidak full ROM, tanpa melawan gravitasi
1 (Trace) : Kontraksi otot, tanpa gerakan
0 (zero) : Tidak dapat dipalpasi

Menurut Kendall & Mc.Creary


 Posisi : Gravity eliminated, non gravity
 Lingkup geraknya
 Palpasi : Pada otot yang dites
 Tahanan : Diberikan diakhir gerakan (isometrik)
atau selama gerakan (konsentrik)
 Stabilisasi / fiksasi
 Substitusi
 Motivasi pasien
 Adanya rasa nyeri

FAKTOR-FAKTOR YG
MEMPENGARUHI HASIL MMT
Biasanyasudah ada chart atau form
khusus MMT

REKORDING
1. Jelaskan tujuan dari MMT
2. Posisikan pasien pada posisi melawan gravitasi
3. Stabilisasi segment proksimal sendi
4. Instruksikan pada pasien gerakan spesifik yang
diinginkan
5. Palpasi ototnya
6. Perintahkan pasien untuk melakukan gerakan penuh
secara aktif
7. Jika pasien bisa melakukan, berikan tahanan.
8. Jika tidak bisa, berikan pada posisi non gravity.

PROSEDUR UMUM MMT


 Pemeriksaan dengan dinamometer biasa bertujuan
untuk mengetahui kekuatan kontraksi isometrik.
 Prosedur pemeriksaan :
- Posisi penderita sesuai kebutuhan.
- Dinamometer dihubungkan dengan anggota
tubuh yg akan diperiksa.
- Pasien diminta untuk mengontraksikan ototnya
secara isometrik dengan usaha yg maksimal.
- kontraksi 3 x dengan interval 1 menit
- Nilai dijumlah dibagi 3

DINAMOMETER
Bertujuan untuk mengetahui perubahan
“torque” otot yang terjadi selama
menempuh LGS dengan berbagai
kecepatan kontraksi otot yg berbeda.
Torque dinyatakan dalam mV yg
menunjukkan tegangan listrik dari
kontraksi otot.

TORQUE METER/ISOKINETIK
DINAMOMETER
Pemeriksaan dengan palpasi gerak pasif
dan vibrator.
Didapat informasi tonus otot Normal,
Hipertonus, Hipotonus.
Dilakukan gerakan pasif berulang

PEMERIKSAAN TONUS OTOT


PEMERIKSAAN
LGS
Untuk pengukuran sudut
Bagian evaluasi komprehensif
Dipengaruhi usia dan gender

PENGGUNAAN GONEOMETER
Menentukan adanya/hilangnya fungsi
Menegakkan diagnosis
Pengembangan target
Penilaian kemajuan/kemunduran
Modifikasi treatment
Motivasi
Memproduksi ortosis

Penggunaan data goniometri


Active ROM
Passive ROM
End feel
Capsular/non capsular pattern

Hasil pengukuran ROM


Posisi
Stabilisasi
Penggunaan instrument pengukuran
Universal goniometer
Gravity dependent goniometer
Electro goniometer
Alignment
Penempatan stationary arm dan moving
arm pada bony landmark

Prosedur pengukuran ROM


Data umum pasien, nama pemeriksa dan
tanggal-jam pemeriksaan
Sendi yang diukur
Jenis goniometer
ROM aktif/pasif
Informasi subyektif
Deviasi yang ditemukan

Pencatatan pada pengukuran


ROM
Notasi nilai 00 – 1800 dengan posisi netral
sebagai 00
Penambahan derajad mengarah 1800
Ekstensi > 00 diberi simbol (+) sebagai
hiperekstensi
Bila ekstensi kurang diberi simbol (-)
Prosedur penjelasan:

METODA AMERICAN MEDICAL


ASSOCIATION
 Tempatkan subyek dalam posisi testing
 Stabilisasi
 Gerakkan sendi secara pasif dan rasakan end
feel kemudian kembali posisi semula
 Buat estimasi klinis ROM
 Palpasi anatomical landmark tulang kemudian
tempatkan goniometer.
 Catat posisi awal, kemudian angkat goniometer
 Beri stabilisasi tulang proksimal
 Gerakkan segmen distal hingga ROM penuh
 Buka dan tempatkan kembali goniometer
secara akurat
 Baca dan catat ROM.

METODA AMERICAN MEDICAL


ASSOCIATION:
Prosedur test dengan langkah2
 Validitas: Bagaimana pengukuran mewakili nilai
yang benar dari suatu variable of interest
 Content validity: mengukur secara adekwat dan
mewakili substansi (content) variable. 
pemahaman akurasi anatomis dan ketrampilan
 Construct validity: Standar emas instrument.
 Standar emas terbaik untuk menetapkan ‘criterion-
related validity goniometer adalah rediography.
 Reliabilitas: Besarnya konsistensi antara
pengukuran variabel yang sama, terhadap subyek
yang sama, pada kondisi yang sama.
 Intertester reliability dan intratester relia

VALIDITAS DAN RELIABILITAS


No GERAK SENDI ACTIVE CREPI END FEEL FULCRUM STATIONARY MOVEMENT PASSIVE
ROM TATION ARM ARM ROM

1. Fleksi Proc. acromialis Thoracal pada Humerus,


axial line epicondylus
lateralis

2. Ekstensi Proc. acromialis Thoracal pada Humerus,


axial line epicondylus
lateralis

3. Abduksi Bag. depan Sejajar midline Humerus,


(terlentang) acromion sternum medial line

4. Abduksi (duduk) Bag. belakang Sejajar proc Humerus,


acromion spinosi epicondylus
lateralis

5. Rotasi internal Olecranon Horizontal Ulnae, proc.


sejajar tubuh Styloideus
lateralis

6. Rotasi eksternal Olecranon Horizontal Ulnae, proc.


sejajar tubuh Styloideus
lateralis

SHOULDER JOINT
No GERAK ACTIVE CREPI END FEEL FULCRUM STATIONARY ARM MOVEMENT PASSIVE
SENDI ROM TATION ARM ROM
1 Fleksi Epicondylus Garis tengan Garis tengah
lateralis humeri humerus – radius, proc
acromion styloideus radii
2 Ekstensi Epicondylus Garis tengan Garis tengah
lateralis humeri humerus - radius, proc
acromion styloideus radii
3 Pronasi Proc styloideus Sejajar anterior Menyilang bag
ulnaris midline humerus dorsal lengan
bawah;
proksimal proc
styloideus
ulnae-radii
4 Supinasi Proc styloideus Sejajar anterior Menyilang bag
ulnae midline humerus ventral lengan
bawah;
proksimal proc
styloideus
ulnae-radii

ELBOW JOINT
No GERAK SENDI FULCRUM STATIONARY ARM MOVEMENT ARM PASSIVE ROM
1 Fleksi perg. tangan Bag lateral pergelangan Lateral garis tengah ulnae, Lateral garis tengah
tangan diatas triquetrum olecranon-proc styloideus MC V
ulnae
2 Ekstensi (dorsal Bag lateral pergelangan Lateral garis tengah ulnae, Lateral garis tengah
fleksi) perg. tangan tangan diatas triquetrum olecranon-proc styloideus MC V
ulnae
3 Radial deviasi perg. Diatas tenngah Epicondylus lateralis Bag dorsal MC III
tangan pergelangan tangan, humeri
diatas capitatum
4 Ulnar deviasi perg. Diatas tenngah Epicondylus lateralis Bag dorsal MC III
tangan pergelangan tangan, humeri
diatas capitatum
5 Fleksi MCP Permukaan dorsal MCP Atas garis tengah meta Atas garis tengah
carpal phalanx proksimal
6 Ekstensi MCP Permukaan dorsal MCP Atas garis tengah meta Atas garis tengah
carpal phalanx proksimal
7 Abduksi MCP Permukaan dorsal MCP Atas garis tengah meta Atas garis tengah
carpal phalanx proksimal
8 Adduksi MCP Permukaan dorsal MCP Atas garis tengah meta Atas garis tengah
carpal phalanx proksimal
9 Fleksi PIP dan DIP Permukaan dorsal IP Atas garis tengah phalanx Atas garis tengah
proksimalnya phalanx distalnya

WRIST AND HAND


No GERAK ACTIVE ROM FULCRUM STATIONARY ARM MOVEMENT ARM PASSIVE
SENDI ROM
1 Fleksi posisi Lateral trochantor Lateral garis tengah Lateral garis tengah
terlentang major pelvis femur, epicondylus
lateralis
2 Ekstensi Lateral trochantor Lateral garis tengah Lateral garis tengah
posisi major pelvis femur, epicondylus
telungkup lateralis
3 Abduksi Spina Iliaca SIAS kanan-kiri Atas garis tengah
(terlentang) Anterior Superior femur - patella
(SIAS)
4 Adduksi Spina Iliaca SIAS kanan-kiri Atas garis tengah
(terlentang) Anterior Superior femur - patella
(SIAS)
5 Rotasi Permukaan anterior Vertikal, Anterior garis
internal patella tengah tibia, tengah
posisi duduk antara maleollus
6 Rotasi Permukaan anterior Vertikal, Anterior garis
eksternal patella tengah tibia, tengah
posisi duduk antara maleollus

HIP JOINT
No GERAK SENDI ACTIVE CREPI END FEEL FULCRUM STATIONARY ARM MOVEMEN PASSIVE
ROM TATION T ARM ROM
1 Fleksi posisi Lateral Lateral Lat
terlentang epidondyle midline of midline of
of femur femur, lat. fibula,
trochanter lat.
malleolus
2 Ekstensi Lateral Lateral Lat
posisi epidondyle midline of midline of
telungkup of femur femur, lat. fibula,
trochanter lat.
malleolus
3 Rotasi
internal
posisi lutut
fleksi 900
4 Rotasi
internal
posisi lutut
fleksi 900

KNEE JOINT
No GERAK ACTIVE END FEEL FULCRUM STATIONARY MOVEMENT PASSIVE
SENDI ROM ARM ARM ROM
1 Plantar Sisi lateral Lat midline Paralel MT
flexion malleolus of fibula, V, metatarsal
posisi lateralis lateral of head.
duduk flbilar head.
2 Dorsal Sisi lateral Lat midline Paralel MT
flexion malleolus of fibula, V, metatarsal
posisi lateralis lateral of head.
duduk flbilar head.
3 Inversion Permukaan Midline Midline MT
posisi anterior tungkai II
duduk pertengahan bawah,
antara malleoli Tibial
tuberosity
4 Eversion Permukaan Midline Midline MT
posisi anterior tungkai II
duduk pertengahan bawah,
antara malleoli Tibial
tuberosity

ANKLE AND FOOT

Anda mungkin juga menyukai