Menyiapkan Keluarga Sakinah
Menyiapkan Keluarga Sakinah
TUJUAN:
Membantu calon pasangan mengantin untuk menyelaraskan cara pandang atas perkawinan, dan
melatih keterampilan mereka dalam mendialogkan cita-cita dan prioritaS keluarga.
POKOK BAHASAN:
1. Dimensi ilahi dan manusiawi perkawinan
2. Fondasi Keluarga Sakinah.
METODE:
3. Sungai Kehidupan
4. Diskusi kelompok dan presentasi,
5. diskusi pasangan.
WAKTU: 120 menit
LANGKAH:
1. Menggambar sungai kehidupan (pleno)
2. Diskusi Kelompok dan presentasi
3. Diskusi calon pasangan pengantin
HAMBA dan KHOLIFAH FIL ARDL
MANUSIA- MANUSIA-
BUMI
ALAM ALAM
GHODLDLUL BASHAR
SPIRITUAL
INTELEKTUAL BIOLOGIS
RELASI KELUARGA
RELASI
KELURG
A
ENVIRONMENTA
SOSIAL L
JENJANG KEMASLAHATAN
Anugrah semesta raya
(Rahmatan Lill‘alamin )
NEGARA MAKMUR
(Baldatun Thoyyibah)
Masyarakat terbaik
(Khaira Ummah)
KELUARGA SAKINAH
TUJUAN dan RELASI PERKAWINAN
TUJUAN PERKAWINAN:
SAKINAH, yaitu kondisi ketenangan jiwa karena kebutuhan spiritual, intelektual, mental, sosial,
seksual, finansial, dan lain-lain terpenuhi dengan baik sesuai dengan ikhtiyar maksimalnya,
dalam kondisi suka maupun duka,
RELASI PERKAWINAN, mensyaratkan setiap pihak menjaga dan mamupuk dua sifat ini
secara bersamaan, yaitu:
MAWADDAH: Cinta kasih yang melahirkan kemaslahatan bagi pihak yang mencintai,
RAHMAH: cinta kasih yang melahirkan kemaslahatan bagi pihak yang dicintai,
SUNGAI KEHIDUPAN
اْلَيْو َم َنْخ ِتُم َع َلى َأْفَو اِهِهْم َو ُتَك ِّلُم َنا َأْيِد يِهْم َو َتْش َهُد َأْر ُج ُلُهْم ِبَم ا َك اُنوا َيْك ِس ُبوَن
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah
kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.(QS. Yasin: 65)
Memantaskan dırı dengan status melekat sebagai hamba Allah dan amanah melekat sebagai Khalifah Fil Ardl
yang bertugas mewujudkan kemaslahatan,
Keluarga sakınah hakıkı dı akherat yang perlu diproses selaras dengan status dan amanah melekat selama di
dunia
Perkawınan tıdak melunturkan status melekat lakı-lakı dan perempuan sebagaı hanya hamba allah dan amanah
melekat sbg khalıfah dıl ardl, bahkan justru jadi bagian dr pembuktian ketaqwaan (al-Hujurat/49:13 dan at-
Taubah/9:71)
Dımenası ılahı dan manusıawı perkawınan (Khutbah Haji Wada):
َفاَّتُقواَهَّللا ِفي الِّنَس اِء َفِإَّنُك ْم َأَخ ْذ ُتُم وُهَّن ِبَأَم انِة ِهَّللا َو اْس َتْح َلْلُتْم
ُفُروَج ُهَّن ِبَك ِلَم ِةِهَّللا...
Bertaqwalah kalian semua kepada Allah dalam memperlakukan para istri. Sesungguhnya
kalian telah meminang mereka dengan amanah dari Allah dan menghalalkan farji mereka
dengan kalimat Allah.” (HR. Muslim).
MICRO TEACHING
: ( ُتْنَك ُح َاْلَم ْر َأُة َأِلْر َبٍع: َو َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة رضي هللا عنه َع ِن الَّنِبِّي صلى هللا عليه وسلم َقاَل
َفاْظَفْر ِبَذ اِت َالِّد يِن َتِر َبْت َيَد اَك ) ُم َّتَفٌق َع َلْيِه َم َع َبِقَّيِة, َو ِلِد يِنَها, َو ِلَج َم اِلَها, َو ِلَحَس ِبَها, ِلَم اِلَها
َالَّسْبَعِة
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Perempuan itu dinikahi karena
empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan
.berbahagia." Muttafaq Alaihi dan Imam Lima
َو َأَلَم ٌة، َو اْنِكُحوُهَّن ِللِّد يِن، َو اَل ِلَم اِلِهَّن َفَلَع َّلُه ُيْطِغ يِهَّن، اَل َتْنِكُحوا الِّنَس اَء ِلُح ْس ِنِهَّن َفَلَع َّلُه ُيْر ِد يِهَّن
َس ْو َد اُء َخ ْر َقاُء َذ اُت ِد يٍن َأْفَض ُل
Janganlah kalian menikahi perempuan karena cantiknya. Boleh jadi kecantikan tersebut akan membinasakannya. Jangan pula “
karena hartanya karena harta boleh jadi akan menyebabkannya melampaui batas. Menikahlah karena agama. Sungguh budak
ا َق
َو َب ِئَل اًب ُعو ُش ُك اَن ْل
َو َجَع ْم ى َث ْنُأ َياَأُّيَها الَّناُس ِإَّنا َخ َلْقَناُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َو
ِلَتَع اَر ُفوا ِإَّن َأْك َر َم ُك ْم ِع ْنَد ِهَّللا َأْتَقاُك ْم ِإَّن َهَّللا َع ِليٌم َخ ِبيٌر
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian terdiri dari laki-laki dan perempuan
dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
KAFA’AH
Standar kemuliaan manusia dan standar kafaah pasangan suami istri adalah sama: agama (taqwa),
tauhid dan kemaslahatan
Standar kafaah:
Tujuan perkawinan adalah ketentraman batin (sakinah) yang diperoleh melalui pergaulan suami-
istri yang didasarkan pada mawaddah (cinta-kasih yang memberi manfaat pada pihak yang
mencintai) dan rahmah (cinta kasih yang memberi manfaat pada pihak yang dicintai) (qs.
Ar-rum/30:21).
Jadi ketentraman batin dalam keluarga mensyaratkan suami dan istri juga orangtua dan anak kelak
sama-sama memiliki dan memelihara cinta-kasih membuat diri sendiri bahagia sekaligus
membahagiakan lainnya.
EMPAT PILAR PERKAWINAN
Suami dan isteri sama-sama meyakini bahwa dalam perkawinan keduanya adalah
berpasangan (zawaj). Pergaulan dalam perkawinan disebut sebagai zawaj (berpasangan).
Suami-istri itu laksana sepasang sayap yang bisa membuat seekor burung terbang tinggi
untuk hidup dan mencari kehidupan. Keduanya penting, saling melengkapi, saling
menopang, dan saling kerjasama. Dalam ungkapan al-qur’an, suami adalah pakaian bagi istri
dan istri adalah pakaian bagi suami (qs. Al-baqarah/ 2:187),
Suami dan istri sama-sama memegang teguh perkawinan sebagai janji yang kokoh (mitsaqan
ghalizhan). Suami-istri sama-sama menghayati perkawinan sebagai ikatan yang kokoh (qs.
An-nisa/ 4:21) agar bisa menyangga seluruh sendi-sendi kehidupan rumah tangga. Keduanya
diwajibkan menjaga ikatan ini dengan segala upaya yang dimiliki. Tidak bisa yang satu
menjaga dengan erat, sementara yang lainnya melemahkannya,
Suami dan istri saling memperlakukan pasangannya secara bermartabat (mu’asyaroh bil-
ma’ruf). Ikatan perkawinan harus dipelihara dengan cara saling memperlakukan
pasangannya secara bermartabat (qs. An-nisa/ 4: 19). Seorang suami harus selalu berpikir,
berupaya, dan melakukan segala yang terbaik untuk istri. Begitupun istri pada suami.
Kata mu’syaroh bil ma’ruf’ adalah bentuk kata kesalingan sehingga perilaku yang
bermartabat harus bersifat timbal balik, yakni suami kepada istri dan istri kepada suami.
Suami dan istri bersama-sama menyelesaikan masalah keluarga melalui musyawarah.
Pengelolaan rumah tangga terutama jika menghadapi persoalan harus diselesaikan
bersama (qs. Al-baqarah/ 2:23). Musyawarah adalah cara yang sehat untuk
berkomunikasi, meminta masukan, menghormati pandangan pasangan, dan mengambil
keputusan yang terbaik karena keduanya bisa saling ridlo satu sama lain.
MUASYARAH BIL ZAWAJ
MA’RUF
EMPAT PILAR
PERKAWINAN
MITSAQON
MUSYAWARAH GHALIDHAN
DISKUSI CALON PASANGAN