Anda di halaman 1dari 45

ERUPSI OBAT

ALERGIK

OLEH :
dr. Kristo A. Nababan, SpKK
DEFINISI :
•Reaksi Alergi Kulit
Mukokutan

Ok Obat (Sistemik)

Mulut, hidung
Rektum, vagina
Suntikan/infus
Obat mata
Obat kumur
Tapal gigi
Obat topikal/diserap
Obat (Termasuk Jamu)
Diagnosis
Profilaksis
Pengobatan
PATOGENESIS
Reaksi kulit terhadap obat
1. Mekanisme Imunologik
2. Mekanisme Non Imunologik

Erupsi obat alergik  alergi terhadap obat


melalui proses imunologik
Yang sudah mempunyai hipersensitivitas

Obat (BM rendah) : Hapten harus berikatan


dengan protein seperti jaringan, serum,
membran sel
Ada 4 Tipe Reaksi
1. Reaksi tipe I / Anafilaktik
Yang berperan : IgE yang berafinitas kuat
Kuat terhadap mastosit &
basofil

Bebas beberapa mediator :


- Urtikaria
- Edema angioneurotik
- Syok anafilaktik
2. Reaksi Tipe II (Sitotoksik)

 Terjadi penggabungan IgG & IgM


dengan
antigen yang melekat pada sel
 Sistem komplemen teraktivasi
 Lisis (kerusakan jaringan)
3. Reaksi Tipe III (Kompleks
Imun)
Aq + Ab  Aq – Ab
mengendap dalam jaringan tubuh

Reaksi radang
Aktivasi komplemen

Pelepasan “Anafilatoksin”
Lisis

Mediator Terlepas
4. Reaksi Tipe IV (Alergik Seluler
Tipe Lambat 12 – 48 jam)
Reaksi Limfosit T + Ag

Ada 2 bentuk reaksi :


- Tuberkulin  antigen berlokasi di sekitar
pembuluh darah dalam dermis
- Kontak

Ag + Limfosit T

Limfokin
DIAGNOSIS
• Anamnesis :
- Obat
- Timbul kelainan (akut/non akut)
- Gatal
• Kelainan Kulit
- Urtikaria
- Eritema
- Derm. Medikomentosa
- Purpura
- Exantema fixtum
- Eritema nodosum
- Eritroderma
- PEGA (penyakit eksantematosa generalisata akut)
- Lain-lain :
Eritema multiforme
Sindrom Steven Johnson
TEN (Syndrome Lyell)
Contoh Bentuk Erupsi Obat :
• Erupsi Eksantematosa
– Dijumpai 95 % dari keseluruhan reaksi kulit
– Gambaran berupa perubahan eritematosa
tanpa disertai bula atau pustul
– Erupsi berawal dari batang tubuh → perifer
→ secara simetris → disertai pruritus
– Terjadi dalam 1 minggu setelah pengobatan
dan berakhir dalam 7-14 hari
– Obat obatan yang dapat menyebabkan
erupsi eksentematosa : penisilin,
sulfonamid, anti epilepsi
– Reaksi eksentematosa yang diikuti
dengan demam dan keterlibatan organ
dalam → Hypersensitivity Syndrome
Reaction ( HSR )
– Dapat disebabkan obat obatan :
antikonvulsan aromatik, lamotrigin,
sulfonamid, dapson, nitrofurantoin,
nevirapin, minosiklin dan alopurinol
• Erupsi urtikaria
– Ditandai dengan adanya benjolan merah,
pruritik, dengan ukuran bervariasi
– Jika bagian dalam dermis dan subkutis
juga terlibat, reaksi disebut angioedema
( unilateral, tidak gatal, berlangsung
dalam 1-2 jam )
– Urtikaria dan angioedema yeng
berkaitan dengan penggunaan obat,
mengindikasikan suatu reaksi
hipersensitivitas diperantarai Ig E
• Erupsi Pustular
– Erupsi akneiformis dihubungkan dengan
pemakaian iodida, bromida, hormon
adrenokortikotropik, glukokortikoid, isoniazid,
androgen, litium, aktinomisin D, dan fenition
– Akne yang diinduksi obat dapat timbul pada
daerah yang tidak khas seperti lengan dan
tungkai
– Lesi timbul 1-3 minggu setelah pemberian
obat, dimulai dari wajah atau lipatan kulit
utama, deskuamasi generalisata terjadi 2
minggu kemudian
– Dikaitkan dengan antibiotik β lactam dan
makrolid serta calcium channel blocker
• Erupsi Bulosa
– Pseudoporfiria ditandai dengan kerapuhan kulit,
pembentukan bula dan skar dengan
fotodistribusi
– Erupsi dimulai dalam 1 hari setelah pemberian
obat maupun setelah 1 tahun
– Pemfigus diinduksi obat yang disebabkan
penisilaminmenunjukkan gambaran pemfigus
foliaseus, dengan interval onset rata rata selama
setahun
– Pemfigoid bulosa yang diinduksi obat,
mempunyai gambaran klinis yang bervariasi,
dimulai dengan bentuk klasik dengan bula besar
– Berdinding tegang dengan dasar
eritematosa, urtikarial dengan keterlibatan
sedang rongga mulut, bentuk ringan dengan
sedikit lesi bulosa, hingga plak skar dan
nodul dengan bula.
– Pada pemeriksaan histopatologi
menunjukkan infiltrat perivaskular yang
terdiri dari limfosit dengan sejumlah
eosinofil dan netrofil, vesikel intraepidermal
dengan fokus keratinosit nekrotik, trombus
pada pemb darah dermis, Ig G anti
basement membrane zone bersirkulasi yang
terikat lemah ke jaringan
Pengobatan
• Sistemik
- Kortikosteroid
- Anti Histamin
• Topikal
SINDROM STEVENS - JOHNSON
Definisi

Sindrome yang mengenai :


• Kulit
• Sel. lendir di orificium
• Mata
Sinonim
• Ektodermosis erosiva pluriorifisialis
• Sindrom mukokutanea – okular
• Eritema multiformis tipe hebra
• Eritema bulosa maligna

Etiologi
• Alergi
• Infeksi
• Neoplasma
• Pasca vaksinasi
• Radiasi
• Makanan
Patogenesis

• Diduga oleh karena reaksi alergi tipe


III dan IV.
• Aq + Ab komplex  mikroprepitasi
 aktivasi komplemen  akumulasi
neutrofil  melepaskan lisozym 
kerusakan jaringan
Gejala Klinis
•Jarang < 3 tahun
•Ringan  berat
•Trias :
− Kelainan kulit
Eritema, vesikel, bulla, purpura
− Kel. selaput lendir di orificium
Mukosa mulut : 100%
Alat genital : 50%
Hidung : 8%
Anus : 4
Faring, tract resp. bagian atas, esofagus
− Kel. Mata
8% pada kasus SSJ
 Conjunctivitis catarrhalis
dapat juga : Conjunctivitas purulen, perdarahan,
simblefaron, ulkus kornea, iritis, iridosiklitis
Komplikasi

• Bronkopneumonia : 18%
• Kehilangan cairan/darah
• Gangguan keseimbangan elektrolit
• Syok
• Kebutaan (oleh karena gangguan
lakrimasi)
Imunologi
• Deposit IgM + C3
di P. Darah  Dermal superfisial
 yang mengalami kerusakan
• Pada sebagian besar, kasus terdapat kompleks
imun yang mengandung IgG, IgM, IgA, sendiri-
sendiri atau gabungan

DD
1. NET :
• Epidermolysis menyeluruh
• Keadaan umum lebih buruk
Therapie
• KU baik, lesi tidak menyeluruh  Prednison 30–40
mg/hr
• KU jelek, lesi menyeluruh
Dexametason 4 – 5 x 5 mg/hr  10 hr
• AB :
− Cyprofloxacin
− Klindamycin
− Gentamycin

Diet miskin garam klindamycin tinggi protein 


mengurangi efek samping KS dan obat anabolik
KCL 3 x 500 mg/hr

Penderita sukar menelin  WFD RL, D5%


Kalau tak ada respon setelah 2 -3 hr, beri transfusi
darah 300 cc selama 2 hr
berturut-turut (Purpura luas + leukoporim.
Purpura luas  Vit. C 500 mg atau 1000 mg/hr/IV +
Hemostatik

Topikal :
Lesi kulit yang erosil
- Sofratule
- Sulfadiazin perak

Prognosis
Angka kematian 5 – 15%
N E T
Definisi

• Epidermolisis yang menyeluruh dan kelainan


selaput lendir di orifisium dan mata

Sinonim

• SYNDR LYELL
• Epidermolysis nekrotikans kombustiformis
Etiologi
• Sama dengan SSJ
• Reaksi graft versus host

Patogenesis

• Sama dengan SSJ


• Tetapi tidak ada kompleks imun yang beredar
Gejala Klinis
• Pada dewasa
• Mirip SSJ yang berat
  + ok - gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
- Sepsis
• Gejala prodromal
Demam tinggi
Kesadaran me↓
Menyerupai combustlo, Epidermolysis
# Eritema generalisata + vesikel, bulla, purpura (kdg-kdg)
Sel lendir :
- Erosi
- Eksoriasi  Krusta hitam kemerahan
- Perdarahan
• Onikolisis
• Kadang-kadang perdarahan GIT
Komplikasi
• Ke Ginjal

DD
• SSJ
• DK ok Baygon
• S4 :
− Selaput lendir jarang dikenai
− Penyebabnya stap. Aureus
− Biasa pada usia < 5 tahun
− Leukositosis
− Lesi mulai muka, leher, axilla, lipat paha
− Histopatologi : celah str gran, Net supepid
Pengobatan

• Belum ada yang terbaik


− KS
− Non KS
− Sebagai luka bakar
(Xenograf + Plasmaferesis)
− Pengobatan cairan dan elektrolit
URTIKARIA
Definisi
Reaksi vaskular di kulit
Dengan adanya :
Edema stempat
Pucat dan kemerahan dengan HALO
Gatal
Angioedema

Reaksi vaskular di kulit


Dengan adanya : Edema setempat
Pucat & kemerahan
dan halo
 Gatal, rasa tersengat, rasa tertusuk

Sinonim
Hives, Nettle Rash
Biduran, Kaligata
Epidemiologi

- Semua umur
Rata-rata 35 tahun
<10 >60 tahun jarang
- Urtikaria : 40%
- Urtikaria + Angioedema : 45%
- Angioedema : 11%
Etilologi
* 80% tidak diketahui
* Diduga :
- Obat
- Makanan
- Sengatan serangga
- Fotosensitizer
- Inhalan
- Kontakan
- Trauma fisik
- Infeksi
- Infestasi parasit
- Psikis
- Genetik
- Peny. Sistemik
Klassifikasi
I. Berdasarkan lamanya serangan :
- Akut : < 6 minggu (4 minggu tetap timbul setiap hari
- Kronis : > 6 minggu

II. Berdasarkan morfologi klinis


- Papular - Anular
- Gutata - Arsinar
- Girata

III.Menurut luas dan dalamnya jaringan yang terkena :


- Lokal
- Generalisata
- Angioedema

IV. Berdasarkan penyebab dan mekanisme terjadinya :


- Imunologik (Tipe I, II (akut), III, IV)
- Non imunologik
- Idiopatik
Patogenesis
- Vasodilatasi kapiler
 Transudasi
cairan
- Permeabilitas me 

Mediator-mediator - Edema Pengumpulan


 - Kemerahan cairan
- Sel mast setempat
- Basofil
Gejala Klinis

Subyektif :
Gatal, rasa terbakar, rasa tertusuk

Klinis :
Eritema, edema, kadang-kadang
bagian tengah tampak lebih pucat
Pembantu Diagnosis

1. Pemeriksaan darah urine, feses rutin 


untuk melihat infeksi tersembunyi.

2. Pemeriksaan gigi, THT, usapan vagina 


melihat faktor infeksi

3. Pem. kadar IgE, eosofil dan complemen.

4. Scratch test melihat alergen (inhalan,


Prick test makanan, dermatofit
ID test dan kandida
5. Tes eliminasi (untuk makanan)
menghentikan makanan dalam beberapa
waktu  mencobanya satu demi satu.

6. Pem. Histopatologik :
- Pelebaran kapiler di papula dermis
- Geligi epidermis mendatar
- Serat kolagen membengkak

7. Tes foto tempel (urtikaria ok sinar)

8. Suntikan mecholyl ID

9. Tes dengan es

10. Tes dengan air hangat


Pengobatan

- Mengobati/menghindari penyebab.

- AH (AH1 atau AH2) akut KS sistemik


EXANTEMA FIKSTUM

FIXED EXANTHEM

FIXED DRUG ERUPTION


Definisi

Suatu bentuk erupsi obat alergik


yang timbul berkali-kali pada tempat
yang sama
Gejala Klinis
- Eritema  Bulat atau lonjong
- Vesikel besarnya numular
atau
- Bercak hiperpigmentasi
 lama menghilang atau menetap

- Predileksi
- sekitar mulut
- bibir
- penis

Diagnosis : Anamnesis
Gejala klinis (kelainan kubis)

Therapi : sda Erupsi obat

Anda mungkin juga menyukai