Anda di halaman 1dari 45

HAMA PENYAKIT

TANAMAN PADI

POPT-PHP Kal-Bar

disampaikan pada TOT PL III SLPTT Kubu Raya 2014


1. PENGGEREK BATANG
ADA 6 JENIS PENGGEREK BATANG PADI
1. PENGGEREK BATANG PADI KUNING (PBPK)
2. PENGGEREK BATANG PADI PUTIH (PBPP)
3. PENGGEREK BATANG PADI BERGARIS (PBPB)
4. PENGGEREK BATANG PADI KEPALA HITAM (PBKH)
5. PENGGEREK BATANG PADI BERKILAT (PBBk)
6. PENGGEREK BATANG PADI MERAH JAMBU (PBMj)

CIRI-CIRI :
• Kelompok telur diletakkan pada
permukaan atau pelepah daun kecuali
PBPMj ,kelompok telur diletakkan
diantara pelepah dan batang
• PBPB dan PBKH susunannya seperti
sisik
• PBPK dan PBPP ditutupi bulu-bulu halus
DIA
PAUS
E
Saat
MK
• Larva PB Padi Bergaris dan PB Kepala Hitam
mempunyai garis kecoklatan sepanjang tubuhnya
• Larva PB Padi Kuning dan PB Padi Putih berwarna
putih atau kekuning-kuningan
• Larva PB Merah Jambu berwarna merah jambu

• Ngengat PB Padi Kuning berwarna kuning dengan bintik


hitam pada sayap depan dan PB Padi Putih berwarna putih
• PB Merah Jambu lebih gemuk, berwarna coklat dan
terdapat bulu-bulu pada bagian dada (toraks)
• Sayap depan PB Padi Bergaris berwarna gelap dan kepala
coklat muda, sedangkan PB Kepala Hitam bersisik
keperak-perakan dibagian tengah
•NGENGAT AKTIF PADA MALAM HARI

MELETAKAN TELUR PADA


PERMUKAAN DAUN
Gejala kerusakan :
• Kerusakan timbul karena batang padi
digerek oleh larva hingga putus
• Pada fase vegetatif disebut sundep
dengan ciri matinya tunas tanaman padi
• Pada fase generatif disebut “beluk”
dengan ciri malai/buah padi berwarna
putih/hampa
• Tanda tertentu ditunjukkan oleh adanya
larva dalam batang
Pengendalian :
A. Pengaturan pola tanam :
– Tanam serentak
– Pengolahan tanah yang baik
– Pergiliran tanaman dengan tanaman
bukan padi untuk memutus daur hidup
– Semai secara berkelompok untuk
memudahkan pengumpulan kelompok
telur
B. Pengendalian secara fisik dan mekanis :
– Pengumpulan kelompok telur dipersemaian
dan di pertanaman dan dimasukan pada
bumbung bambu
– Pemasangan lampu perangkap
– Memotong batang padi waktu panen serendah
mungkin sampai permukaan tanah
C. Eradikasi :
– Pembabatan dan pengumpulan jerami lalu dibakar
Pemanfaatan musuh alami
– Kelompok telur yang dimasukkan dalam bumbung
bambu atau botol untuk melestarikan parasitoid
– Pelestarian musuh alami dengan menggunakan
insektisida secara bijaksana atau yang ramah
lingkungan
Penggunaan insektisida
– Aplikasi insektisida dilakukan setelah upaya-
upaya pengelolaan agroekosistem – kmd
masih dijumpai serangan > 10 % pada fase
vegetatif
PENGGEREK BATANG

1. OLAH TANAH UNTUK SEMAI DILAKUKAN BERSAMA  ULAT


BERDIAPAUSE BISA TERBUNUH
2. TUNDA WAKTU SEBAR SETELAH PUNCAK PENERBANGAN (10 HARI)
3. PEMASANGAN LAMPU PERANGKAP
4. PENGUMPULAN KELOMPOK TELUR DI PERSEMAIAN – PARASITOID
DIPELIHARA (BUMBUNG BAMBU)
5. ERADIKASI SELEKTIF TANAMAN TERSERANG

4
2. Tikus sawah
Ciri-ciri :
• Bagian punggung berwarna coklat muda berbecak
hitam, perut dan dada putih
• Panjang kepala dengan badan 130-210 mm, ekor
120-200 mm dan tungkai 34-43 mm
• Jumlah puting susu tikus betina 12 buah
• Jumlah anak berkisar 2-18 ekor/induk/kelahiran
• Masa bunting berlangsung 19-23 hari >2 hari
setelah melahirkan tikus betina mampu kawin lagi
• Tikus jantan siap kawin umur 60 hari dan betina
umur 28 hari
• Satu pasang tikus dalam setahun bisa menjadi >
1000 ekor
Gejala kerusakan:
• Tikus makan gabah/benih yang baru di pesemaian
• Tikus memotong atau mencabut bibit yang baru tanam,
sehingga banyak rumpun mati atau hilang.
• Pada tanaman bunting/berbuah tikus memakan malai
• Tikus aktif merusak pada malam hari dengan ciri khas
potongan + 45 derajat
• Pada kepadatan rendah serangan bersifat acak
terutama pada bagian tengah petakan sawah
Pengendalian :
• Penanaman secara serentak agar masa perkembang
biakan tikus menjadi singkat
• Mengurangi ukuran pematang sawah < 30 cm 
problem “tukungan” jeruk
• Sanitasi lingkungan pertanaman dan tempat
persembunyian tikus
• Pemasangan pagar plastik dan bubu perangkap baik
dipersemaian atau pertanaman+ tanaman perangkap

• Pemanfaatan musuh alami/predator


• Gropyokan dan pembongkaran sarang tikus
• Pengumpanan beracun dengan rodentisida
antikuagulan
• Pengemposan dengan belerang/karbit pada
saat fase generatif
3.Wereng batang coklat (WBC)
Ciri-ciri :
• Ukuran serangga jantan 2-3 mm, betina 3-4 mm
• Berwarna coklat muda/tua, berbintik hitam pada pertemuan
sayap depan
• Serangga dewasa terdiri dari dua tipe, sayap panjang
(makroptera) dan sayap pendek (brakiptera)
• Serangga sangat tertarik cahaya lampu
• Umur serangga dewasa 18-28 hari
• Telur berwarna putih seperti buah pisang,berkelompok, 8-16
butir/kelompok diletakan dalam jaringan pelepah daun
• Serangga betina mampu menghasilkan 100-600 butir telur
dengan stadium telur 7-10 hari
• Stadium nimpa mengalami 5 instar dengan lamanya 12-15
hari
Kerusakan :
• Serangga dewasa dan nimfa mengisap cairan
tanaman
• Tanaman menjadi kuning hingga seperti
terbakar (hopper burn)
• Wereng coklat dapat mengeluarkan cairan
madu yang dapat ditumbuhi cendawan jelaga
• Wereng coklat dapat menularkan virus
penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa
Pengendalian :
• Penanaman varietas tahan
• Pergiliran varietas tahan
• Diusahakan pesemaian jauh dari lampu dan sumber serangan
• Tanam serentak pada areal yang luas
• Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi
• Menghindari penggunaan pupuk N berlebihan
• Menanam varietas berumur pendek untuk membatasi
perkembangan populasi
• Memanfaatkan musuh alami dan predator
• Aplikasi insektisida dengan memperhatikan perbandingan antara
wereng coklat dengan musuh alami
4. Hama putih
Ciri-ciri :
• Ngengat berwarna putih, panjang sayap 6 mm, rentang sayap 15
mm
• Telur bulat,berwarna kuning muda
• Larva instar 1 berwarna krem, instar 2 berwarna hijau
• Ukuran larva 1,2 mm, maksimum 14 mm
• Pupa berwarna krem dan menjadi putih menjelang jadi ngengat
• Ngengat muncul dan aktif pada malam hari
• 1 ekor mampu bertelur hingga 50 butir telur
• Larva membuat gulungan dari daun yang dipotong dan tinggal
didalamnya
• Stadia larva 20 hari dengan 5 instar
• Daur hidup dari telur s.d ngengat 29-33 hari

Larva merusak daun


Kerusakan :
• Kerusakan terjadi sampai umur < 6 minggu
• Larva memakan seluruh jaringan sampai tinggal kulit
arinya (epidermis)
• Akibat serangannya daun berwarna putih kering dan
pucuk daun terlihat bekas potongan

Pengendalian :
• Pengeringan persemaian dan
persawahan yang terserang selama 5-7
hari (jika memungkinkan)
Gejala kerusakan
• Mengumpulkan dan memusnahkan
larva dan pupa
• Penggunaan insektisida efektif
5. Hama putih palsu

Ciri-ciri
• Ngengat berwarna coklat muda, panjang 10-12 mm
• Pada sayap depan terdapat 2-3 garis hitam vertikal
• Ngengat aktif pada malam hari
• Ngengat betina dapat bertelur 300 butir selama
hidupnya
• Telur berbentuk lonjong,berwarna kuning muda
dengan permukaan cembung, dengan stadium 4-6
hari
• Larva yang baru menetas panjang 1,5-2,0 mm,
perut berwarna putih dan kepala berwarna coklat
• Larva dewasa berwarna hijau muda, kepala
berwarna coklat tua, panjang 20-25 mm
• Larva mengalami 6 instar, daur hidupnya 33-34 hari
Kerusakan :
• Menimbulkan kerusakan yang hampir sama dengan
hama putih
• Larva memakan daun dan menimbulkan bekas serangan
berupa garis-garis putih sehingga menyebabkan daun
menjadi kering
• Gejala khas terlihat lipatan daun/tergulung
• Larva memakan seluruh bagian dalam daun yang
tergulung
Pengendalian :
• Sanitasi tanaman inang dan rumputan liar di
sekitar sawah
• Budidaya tanaman sehat, sehingga adanya
serangan dapat dikompensasi oleh
pertumbuhan tunas baru
Ngengat hama putih palsu
• Pengendalian dengan insektisida efektif jika
serangan mencapai
6. Ulat grayak
Ciri-ciri :
• Ngengat berwarna hitam kelabu
• Sayap depan berwarna coklat kelabu dilengkapi
bercak coklat gelap dan kuning gelap
• Telur diletakkan secara berkelompok (100 butir)
pada permukaan bawah daun padi dan ditutupi
sisik berwarna kelabu
• Pada siang hari larva bersembunyi pada patahan
daun/rumpun padi
• Stadium larva 22 hari terdiri dari 5 instar
• Pupa terbentuk dalam tanah
Kerusakan :
• Larva yang baru muncul sangat aktif bergerak sambil
makan dengan cara meraut bagian hijau daun pada
ujung daun
• Selain makan daun, juga memotong pangkal batang
tanaman muda dan tangkai malai
• Kerusakan berat biasanya terjadi setelah periode
kering yang cukup lama yang diikuti hujan besar

Pengendalian :
• Membuat persemaian jauh dari tanaman inang ,
sanitasi gulma dari pertanaman
• Pengolahan tanah yang baik
• Pengumpulan dan pemusnahan ulat
• Aplikasi insektisida hanya efektif pada saat
larva masih stadium instar awal
7. Kepinding tanah
Ciri-ciri :
• Berwarna coklat kehitaman dan kalau diganggu akan
berbau busuk
• Bertelur 12-17 hari setelah kawin, umur imago 4-7 bulan
• Telur berbentuk lonjong,berwarna merah jambu kehijau-
hijauan
• Warna nimfa coklat dan kuning dengan tanda-tanda
hitam pada tubuhnya, lamanya 20-30 hari
• Serangga dewasa berwarna coklat kehitaman dan
mampu hidup dan berkembang biak 1-2 musim
• Tertarik intensitas cahaya yang tinggi
?

Kerusakan
• Serangga dewasa mengisap cairan pelepah dan
batang warna coklat disekitar bagian yang diisap
• Serangan berat mengakibatkan tanaman tumbuh
terhambat, berubah warna kekuning-kuningan,
kering dan akhirnya mati membusuk
Pengendalian :
• Pemasangan lampu perangkap
• Pelepasan ternak itik
• Aplikasi insektisida efektif jika populasi
kepinding tanah > 5 ekor/rumpun
8. Anjing tanah
Ciri-ciri
• Telur diletakkan dalam lubang tanah yang dalam secara
berkelompok
• Kelompok telur terdiri atas 30-50 butir ,stadium telur 7-21 hari
• Tungkai depan lebih besar berguna untuk menggali dan ruas torak
pertama juga lebih besar untuk membantu mendorong tanah yang
digali
• Lebih suka hidup dibagian sawah yang tidak tergenang air
• Aktif pada malam hari dan tertarik cahaya lampu dan istirahat pada
siang hari
Kerusakan :
• Anjing tanah menyerang akar tanaman, memakan akar
tanaman muda lebih disukai
• Tanaman menjadi layu, akhirnya mati
• Serangga ini juga menyerang biji yang baru ditanam

Pengendalian :
• Penggenangan persemaian/sawah
• Pengolahan tanah untuk membunuh serangga yang tinggal di dalam
tanah
• Penaburan insektisida karbofuran disekitar rumpun tanaman
9. Walang sangit

Ciri-ciri :
• Siklus hidup walang sangit berlangsung selama
35-56 hari, bertelur 200-300 butir
• Nimfa ramping, warna hijau terang,berubah
coklat abu-abu
• Imago berwarna coklat, panjang 14-17 mm
bersayap
• Aktif pada pagi dan sore hari, siang
bersembunyi
• Mengeluarkan bau yang khas bila terganggu
Kerusakan :
• Walang sangit menyerang padi fase masak susu
dengan menghisap cairan biji padi
• Bekas tusukan berupa bercak putih dilingkari
warna coklat muda
• Bulir padi rusak dan hampa

Pengendalian :
• Penanaman serentak terutama pada saat fase matang susu
• Sanitasi tanaman inang
• Pengumpulan serangga dengan menggunakan alat
perangkap
• Aplikasi insektisida bila kepadatan populasi walang sangit >
10 ekor/20 rumpun pada saat bulir padi belum keras
 daur hidup singkat, daya adaptasi terhadap lingkungan tinggi
Mampu bertahan hidup pada kondisi yang tidak menguntungkan
Mampu berkembang biak dengan cepat, karena mobilitas tinggi
Merusak tanaman padi umur 2-3 mst
Pengendalian :
• Pencegahan masuknya populasi siput murbei ke lahan
persawahan dengan cara pemagaran dengan plastik
• Pengumpulan kelompok telur/siput murbei untuk
dimusnahkan
• Pemanfaatan musuh alami seperti bebek
• Pemasangan umpan perangkap untuk mengumpulkan
10. Babi Hutan

Ciri-ciri
• Hidup berkelompok,gemar berkubang dalam lumpur,berbulu
halus,berwarna hitam,berambut putih dan pada bagian belakang putih
kelabu, pada moncong terdapat 6 lipatan kulit dan punggungnya terjadi
penebalan, kaki depan lebih pendek dari kaki belakang
• Betina beranak sekali setahun, dengan 2-12 ekor/kelahiran dan masa
bunting 101-130 hari (rata-rata 115 hari)
• Masa menyusui anak selama 4-5 bulan, perkembang biakan dimulai
umur 6-8 tahun dan mampu bertahan hidup selama 10-12 tahun
• Jelajah harian mampu menempuh jarak 5-16 km
• Indra babi hutan sangat peka, mampu mengenali bau manusia
• Babi hutan binatang omnivora (pemakan segala)
Kerusakan :
• Babi hutan merupakan binatang omnivora
(pemakan segala) yaitu binatang
invertabrata,ular,tikus,bangkai,umbi-
imbian,buah-buahan,sayuran dan berbagai jenis
tanaman pangan (padi,jagung,kacang-
kacangan)
• Apabila makanan berlimpah jumlah anak yang
dilahirkan banyak dan periode beranak lebih
pendek
Pengendalian :
• Sanitasi tanaman dan lingkunganu
• Pemagaran lahan pertanaman
• Pemasangan bunyi-bunyian untuk mengusir babi hutan
• Pembuatan parit sekeliling lahan pertanaman
• Penggunaan jaring spiral sebagai perangkap, jerat
dari kawat,
• Pemburuan massal,perburuan dengan anjing
PENYAKIT TANAMAN PADI
1. PENYAKIT TUNGRO

Ciri-ciri :
• Disebabkan oleh virus
• Gejala serangan tungro berupa
pertumbuhan terhambat,kerdil,dan
jumlah anakan berkurang.
• Daun menguning sampai jingga
mulai dari pucuk pada daun kedua
• Tanaman muda lebih rentan Gejala khas tungro

• Penyebaran serangan oleh


wereng hijau
• Tanaman sakit menghasilkan
gabah yang lebih sedikit
• Serangan berat bisa
mengakibatkan puso
Pengendalian :
• Pergiliran tanaman
• Eradikasi sumber serangan
Vektor virus tungro
atau tanaman sakit
• Sanitasi rerumputan/tanaman
inang
• Penggunaan varietas tahan
• Aplikasi insektisida terhadap
vektor wereng hijau jika
ditemukan serangan
dilapangan
2. PENYAKIT BLAS
CIRI-CIRI
• Disebabkan oleh cendawan
Pyricularia oryza
• Pada daun bercak oval atau elips,
kedua ujungnya meruncing mirip belah
ketupat
• Gejala dapat juga muncul pada buku
batang, tangkai malai, dan gabah
• Stadia kritis tanaman terjadi mulai
umur 1 bulan (padi gogo), anakan
maksimum, bunting dan awal
berbunga
• Spora dapat bertahan pada sisa jerami
dan gabah + 1 tahun
• Sumber inokulum primer di lapangan
adalah jerami sakit dan tanaman inang
Pengendalian
:
• Pergiiliran tanaman
• Penanaman varietas tahan
• Pembenaman jerami sakit
• Pengaturan jarak tanam
(sistem legowo)
• Pemupukan berimbang (N
tidak lebih dari 90 kg/ha)
• Perlakuan benih dan
penyemprotan dengan
fungisida efektif pada stadia
kritis dan ada gejala
3. Hawar pelepah
Ciri-ciri :
• Disebabkan oleh cendawan
Rhizoctonia solani
• berbentuk lonjong, berwarna
kelabu,berukuran 10-30 mm
• Stadia kritis tanaman mulai dari
persemaian sampai menjelang
panen
• Sklerotia bertahan hidup 1-2 tahun
dalam tanah atau 3 tahun pada
jerami Pengendalian :
• Sumber infeksi/penyakit ini adalah • Pemupukan berimbang N,P,K
sisa tanaman sakit, singgang, • Pengaturan jarak tanam (tdk terlalu
sedang inangnya adalah gulma rapat)
bayam-bayaman,kacang • Perbaikan sistem pembuangan air
tanah,kacang • Sanitasi gulma dan sisa tanaman sakit
panjang,kubis,cabai,tomat,Kc. • Penggunaan fungisida yang efektif jika
Hijau,jagung dll ditemukan gejala serangan
4. Bercak daun coklat
• Ciri-ciri :
• Disebabkan oleh cendawan
Helminthosporium oryzae
• Umumnya terjadi pada lahan
marjinal,kurang subur, defesiensi
unsur hara
• Bercak berbentuk oval 0,5-5 mm
berwarna coklat
• Stadia kritis tanaman mulai
persemaian-menjelang panen
• Cendawan dapat bertahan pada
jaringan sampai 3 tahun Pengendalian :
• • Pemupukan berimbang N,P,K
Sumber infeksi dapat berupa sisa
tanaman sakit • Pengaturan pengairan
• Sanitasi terutama terhadap sisa-
sisa tanaman sakit
5. Bercak daun coklat bergaris
• Ciri-ciri :
• Disebabkan oleh cendawan
Cercospora oryzae
• Bercak kecil agak memanjang
dengan ukuran panjang + 5
mm dan lebar 1-1,5 mm
• Bercak berwarna coklat
merata ditengah bercak
terdapat titik abu-abu, tepi
bercak berwarna kemerahan Pengendalian :
• Pada serangan berat daun • Pemupukan berimbang N,P,K
mengering • Pengaturan pengairan
• Sanitasi terutama sisa-sisa
tanaman sakit
• Penggunaan fungisida efektif

Anda mungkin juga menyukai