Anda di halaman 1dari 15

ASPEK LEGAL

PENDOKUMENTASIAN
Defenisi

Legalitas adalah tujuan utama dari dokumentasi/pencatatan keperawatan.

Aspek legal didefeniskan sebagai studi kelayakan yang mempermasalahkan


keabsahan suatu tindakan ditinjau dari hukum yang berlaku di Indonesia

Asuhan keperawatan merupakan aspek legal bagi seorang perawat walaupun format
model asuhan keperawatan di berbagai rumah sakit berbeda-beda
Aspek legal dikaitkan dengan dokumentasi keperawatan yang menjadi bukti
tertulis terhadap tindakan yang sudah dilakukan sebagai bentuk asuhan
keperawatan pada pasien/keluarga/kelompok/komunitas

Legislasi keperawatan adalah proses pembuatan undang-undang


penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada yang mempengaruhi ilmu
dan kiat dalam praktik keperawatan (Sand, Robbles, 1981)

Pendokumentasin menjadi unsur yang penting dalam pelayanan keperawatan


karena pendokumentasian yang lengkap dan akurat memudahkan perawat
menyelesaikan masalah pasien
Pendokumentasian asuhan
keperawatan memiliki aspek
hukum, jaminan mutu,
komunikasi, keuangan,
pendidikan, penelitian dan
akreditasi.

Dokumentasi keperawatan
merupakan suatu mekanisme yang
digunakan untuk mengevaluasi
asuhan keperawatan pasien yang
dirawat.
AturanLegal Pendokumentasian

Kode Etik Keperawatan

Undang-undang Kesehatan

Keputusan Menteri Kesehatan: KepMenkes


No. 1239/Menkes?SK/XI/2001
Kode Etik Keperawatan
• Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa

Pasal 1 berpedoman pada tanggung jawab, yang bersumber dari


adanya kebutuhan akan perawatan, individu, keluarga dan
masyarakat

Pasal 5
• Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat

Pasal 6
• Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan
tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Pasal 10
• Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan tenaga
kesehatan lainnya, baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja
maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh
Undang-Undang Kesehatan
■ Dalam UU No. 23 tahun 1992 diatur secara garis besar tanggung jawab tenaga
kesehatan (termasuk perawat) yang berhubungan dengan pendokumentasian tenaga
kesehatan
■ Pasal 11 ayat 2 : penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) didukung oleh sumber daya kesehatan
■ Pasal 32 ayat 2 : penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan
pengobatan atau perawatan
■ Pasal 32 ayat 3 : pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu
kedokteran dan ilmu keperawatan dan atau cara lain yang dapat dipertanggung
jawabkan
■ Pasalk 32 ayat 4 : pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu
kedokteran dan ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu
■ Pasal 49 : sumber daya kesehatan merupakan semua perangkat keras dan perangkat
lunak yang diperlukan sebagai pendukung penyelenggaraan upaya kesehatan meliputi :
tenaga kesehatan, sarana kesehatan, perbekalan kesehatan, pembiayaan kesehatan,
pengelolaan kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan
■ Pasal 53 ayat 1 : tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya
■ Pasal 53 ayat 2 : tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk
mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien
■ Pasal 54 ayat 1 : terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian
dalam melaksanakan profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin
■ Pasal 55 ayat 1 : setiap orang berhak atas ganti rugi kesalahan atau kelalaian yang
dilakukan tenaga kesehatan
Keputusan menteri Kesehatan :

Aspek legal etik praktek keperawatan dan dokumentasi keperawatan diatur


dalam Keptusan Menteri Kesehatan No. 1239/Menkes/SK/XI/2001

Pasal 8

Pasal 15

Pasal 16

Pasal 23
Aspek Legal Pendokumentasin

Terdapat 2 tipe tindakan legal dalam keperawatan yaitu

Tindakan sipil atau pribadi (berkaitan dengan isu antar individu)

Tindakan Kriminal (berkaitan dengan perselisihan antara individu dan


masyarakat secara keseluruhan
Tappen Weiss dan Whitehead (2001) menyatakan
bahwa dokumen dapat dipercaya apabila :

Dilakukan pada periode • Perawatan dilakukan pada waktu perawatan diberikan


yang sama
• Laporan yang akurat ditulis mengenai apa yang dilakukan oleh
Akurat perawat dan bagaimana pasien berespon

• Dokumentasi mencakup laporan yang jujur mengenai apa yang


Jujur sebenarnya dilakukan atau apa yang sebenarnya diamati

• Apa saja yang dianggap nyaman oleh seseorang untuk dibahas di


Tepat lingkungan umum didokumentasikan
Standar Akuntabilitas dalam Pendokumentasian
keperawatan (DPD PPNI 1999)

Berfungsi sejalan dengan legislasi dan standar praktek


keperawatan yang sesuai dengan tingkat pendidikannya

Menunjukkan minat, empati, percaya, jujur dan hangat pada


saat berinteraksi dengan klien

Bertindak sebagai perwakilan klien dengan membantu klien


memahami informasi yang relevan
Bertindak sebagai perwakilan klien dengan melindungi dan
meningkatkan hak-hak klien

Bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakuan

Menunjukkan kemampuan dalam hal pengetahuan yang


mutakhir pada saat menjalankan praktek

Mencari bantuan dan bimbingan bila tidak dapat melaksanakan


tugas-tugasnya secara kompeten
Menghindari mempraktekkan hal-hal diluar batas kemampuan

Bekerja sama dengan anggota kesehatan lain

Membuat pertimbangan dalam menjalankan rencana keperawatan yang


bersifat multidisiplin yang telah disusun

Berbagi pengetahuan dan keahlian dengan orang lain

Melakukan tindakan pada kondisi dimana keamanan atau kesejahteraan klien tidak
diperhatikan/terancam
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai