Anda di halaman 1dari 96

Materi berikut ini dibuat oleh Direktorat Jendral Pembinaan

Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3-Kementerian


Ketenagakerjaan Republik Indonesia, ALPK3 (Asosiasi Lembaga
Pelatihan K3), PJK3 (Perusahaan Jasa K3),dan para Instruktur K3
Listrik pada Temu Teknis tanggal 4-7 Agustus 2015 di Yogyakarta,
dan Temu Teknis tanggal 18-21 Agustus 2015 di Bandung

II. KELOMPOK INTI :

II.3.
Persyaratan K3
Perencanaan Instalasi,
Perlengkapan, dan
Peralatan Listrik di
Distribusi Listrik 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
PERALATAN UTAMA SISTEM DISTRIBUSI

MATERIAL DASAR UTAMA


Komponen Utama Sistem Distribusi Tegangan
Menengah :
1.Tiang besi / beton : 11 , 12, 13 meter.
2.Penghantar : A2C, A3C, ACSR penampang 70, 95, 150,
240 mm2
3.Kabel Tanah Tegangan Menengah : XLPE, N2XSEFGbY
dengan bermacam ukuran penampangnya.
4.Isolator Pin-post dan Suspension 20 Kv
5.Pemutus Tenaga 20 Kv
6.Pemisah Tenaga 20 Kv ( AVS, PGS, Recloser )
7.Peralatan Proteksi ( OCR, DGR, FCO )
8.Akseccories / perlengkapan kecil lainnya. 65
MATERIAL DASAR UTAMA (lanjutan)

Komponen Utama Gardu Distribusi Tiang :


1. Transformator tenaga 20 kV / 220-380 V dengan kapasitas
mulai 25 kVA, 50 kVA, 160 kVA, 250 kVA dan seterusnya.
2. Tiang beton : 11 mtr, 12 mtr.
3. Lemari tegangan rendah
4. Sakelar pemutus utama
5. Fuse jurusan untuk pengaman trafo dari arus lebih jurusan
Tegangan Rendah
6. Fuse Cut-Out dan Arrester untuk pengaman beban /
tegangan lebih trafo
7. Sistem Pentanahan / pembumian

66
MATERIAL DASAR UTAMA (lanjutan)

Komponen Utama Sistem Distribusi Tegangan


Rendah :
1. Tiang penyangga : besi, beton atau kayu dengan
panjang 9 / 7 mtr
2. Penghantar : tak berisolasi (BCC, A2C, A3C0 dan
berisolasi ( Insulated Alumunium / Copper
Twisted Conductrs / kabel jamak – berpilin )
3. Perlengkapan pemegang konduktor ( isolator
atau service dead clamp )
4. Perlengkapan kecil lainnya.

67
MATERIAL DASAR UTAMA (lanjutan)

Komponen Utama Sambungan Rumah :


1.Penghantar berisolasi atau terbuka
2.Perlengkapan pemegang konduktor ( isolator
atau service dead clamp )
3.Alat Pembatas dan Pengukur ( APP )
4.Transformator pengukuran (Trafo arus dan
trafo tegangan)

68
KONSTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI
KONSTRUKSI SAMBUNGAN TEGANGAN MENENGAH ( SLTM )

Sambungan Tenaga Listrik Tegangan


Menengah (SLTM) adalah penghantar
dibawah atau diatas tanah yang merupakan
sambungan antara jaringan tenaga listrik
milik PLN dengan instalasi pelanggan untuk
menyalurkan tenaga listrik termasuk
peralatannya mulai dari titik
Penyambungan pada Jaringan Tegangan
Menengah (JTM) sampai dengan Alat
Pembatas dan Pengukur (APP).
69
Saluran Udara Tegangan Menengah ( SUTM )

Bagian SUTM
1. Penghantar tak berisolasi : A2C,ACSR ; penghantar
berisolasi kabel inti tunggal TM ( full & half insulated )
kabel pilin TM.
2. Tiang : kayu, besi, tower, beton dengan ukuran panjang :
9m , 11m, 12m, 13m, 15m dengan kekuatan 200, 350, 500
dan 800 daN.
3. Isolator : Pin post , suspension, Toei ( untuk penegang
/guy wire).
4. Arrester : type 5 kA dan 10 kA.
5. Penghantar pentanahan : kawat tembaga tak
berisolasi ukuran minimal 35 mm2.

70
Konstruksi Tiang :

1. Tiang ditanam sedalam 1/6 x tinggi


tiang.
2. Kekuatan yang dipilih tiang
didasarkan atas : penampang
penghantar, sistem 1 atau 3 phase,
sudut belokan dan fungsi / posisi
tiang.

71
Saluran Kabel Tegangan Menengah
( SKTM )
1. Kabel tanah TM yang dipakai adalah kabel tanah dengan
pelindung mekanis bagian luar(pita baja) , dengan
berpelindung medan magnit dan elektris. Kabel dapat
berbentuk multicore-belted-cable atau single-core-full-
isolated-cable.
2. Kabel tanah diletakkan minimum : 0,8 meter dibawah
permukaan tanah untuk jalan yang dilewati kendaraan
dan ditanam 0,6 meter pada jalan yang tidak dilewati
kendaraan. Lebar galian sekurang-kurangnya 0,4 meter.
3. Kabel harus dilapisi pasir halus setebal minimum 5 cm dari
permukaan kulit kabel dan bagian atas diberi pelindung
mekanis, yang dimaksudkan untuk pengamanan terbuat
dari beton atau batu-bata.

72
Konstruksi persilangan kabel :
1. Kabel yang bersilangan harus dilindungi dengan
beton belah atau lempengan besi, dengan ketebalan
min. 6 cm.
2. Pipa beton belah dipasang 0,5 meter pada sisi kiri
kanan persilangan dengan tutup pelindung minimum
5 cm , yang lebih lebar dari kabel yang dilindungi.
3. Penyambungan kabel dengan konstruksi instalasi
diatas tanah : Kabel keluar dari tanah ( opstik
kabel ) pada tiang harus dilindungi pipa galvanis
minimal panjang 2,5 meter diatas tanah.

73
KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI

Jenis-jenis Gardu Distribusi :


1. Gardu Distribusi Konstruksi beton.
2. Gardu Distribusi Konstruksi kiosk (metal clad).
3. Gardu Distribusi Konstruksi tiang portal.
4. Gardu Distribusi Konstruksi tiang cantol.
5. Gardu SLTM :
 Gardu SLTM tiang
 Gardu SLTM tipe tertutup
 Gardu SLTM tipe kubikel
 Gardu SLTM tipe sel terbuka.

74
Komponen-komponen Gardu Distribusi :

1. PHB sisi tegangan menengah


2. PHB pemisah sakelar daya
3. PHB pengaman transformator
4. Transformator Distribusi
5. PHB sisi tegangan rendah
6. Pengaman tegangan rendah
7. Sistem pembumian
8. Alat-alat indikator

75
PHB Tegangan Rendah :

1. Pada jaringan distribusi kabel tegangan rendah,


PHB-TR berfungsi sebagai titik pencabangan
jaringan dan sambungan pelayanan.
2. Instalasi PHB-TR pasangan luar dan pasangan
dalam harus memenuhi persyaratan keamanan
dan keselamatan lingkungan dan persyaratan
teknis baik elektrik maupun mekanis.

76
KONSTRUKSI JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR )

Penggolongan bentuk Konstruksi Jaringan


Tegangan Rendah diperlukan untuk
memudahkan perencanaan konstruksi ,
menghitung kebutuhan material, alat
komisioning dan pemilihan bentuk konstruksi
jaringan ditentukan olehkondisi lapangan.

77
Jenis penghantar udara :

1. Penghantar tak berisolasi A3C, BCC, A2C,


ACSR.
2. Penghantar berisolasi : NYM-T, NYMZ, NFY,
NF2X, NFA2X, NFA2XSEY.

78
Konstruksi Tiang :
• Konstruksi tiang awal dengan satu strain
clamp/dead end clamp
• Konstruksi tiang akhir dengan satu strain
clamp/dead end clamp
• Konstruksi tiang sudut ( 0 - 25 0 )
• Konstruksi tiang tengah
• Konstruksi tiang sudut ( 25 - 90 0 )
• Konstruksi pembumian
• Konstruksi tiang T
• Konstruksi tiang dengan kawat tarik - Guy Wire
79
Batasan non teknis memilih kekuatan tiang :

• Besar penampang penghantar yang pada titik tumpu dapat


menyebabkan penghantar kekuatan mekanis tiang retak /
putus pada titik tersebut.
• Panjang bentangan penghantar baik dari sudut konstruksi
ataupun operasional atau dari segi keamanan lingkungan
dan estika.
• Rute geografis jalur / lintasan, dimana tidak semua jalur
jaringan merupakan lintasan lurus.
• Dengan pertimbangan tersebut maka jarak gawang / span
hantar tiang penyangga distandarisasi pada 40 meter,
dengan titik terendah jaringan andongan dengan
permukaan jalan di lalu lintas berat minimum 6 meter pada
temperatur menghantar 600 C.

80
Kekuatan tiang ujung :

• Kekuatan titik pada tiang bertumpu pada jarak


10 cm dari ujung atas tiang, beban kerjanya di
standarisir 200 daN, 350, daN, 500daN, 800
daN, 1200 daN.
• Berdasarkan perhitungan mekanis gaya yang
terjadi pada tiang, maka batas maksimum
rentangan / gantang / span dengan berbagai
ukuran penghantar adalah :

81
Kekuatan tiang sudut:

• Lintasan jaringan tidak selalu lurus, pada sejumlah titik


terjadi pembelokan yang besar sudutnya berbeda –
beda.
• Menghitung kekuatan tiang sudut dilaksanakan dengan
rumus ilmu ukur sudut, dengan memperhatikan sudut
antara dua tarikan pada tiang sudut tersebut
• Dicontohkan menhitung kekuatan tiang sudut dengan
metoda polygon dimana jumlah semua gaya sama
dengan nol. Gaya Resultante adalah besarnya gaya
rujukan untuk memilih sudut kekuatan tiang sudut.

82
Penggunaan kawat perengang atau tiang
penegang (stake pole) :

• Kawat penegang dapat mengurangi beban


mekanis tiang, demikian juga pemakaian tiang
penopang.
• Sehingga tiang dengan kekuatan mekanis yang
kecil dapat dipergunakan untuk menahan
beban mekanis yang lebih besar.
• Konstruksi ini umum dipakai pada tiang akhir
dan tiang – tiang sudut.
83
Pembumian pada jaringan distribusi jaringan
tegengan rendah :
• Ketentuan tentang pembumian :
• Menurut PUIL, semua bagian konduktif terbuka pada
suatu instalasi harus dibumikan.
• Petunjuk praktis semua nilai resistansi pembumian
maksimum sebesar 5 Ohm.
• Berdasarkan kekuatan mekanis luas penampang
minimum penghantar pembumian adalah sebesar 50
mm2 dan terbuat dari tembaga.
• Penghantar bumi Elektroda batang dimasukkan tegak
lurus ke dalam tanah, panjangnya disesuaikan dengan
kebutuhan dengan memperhatikan resistansi tanah : 84
18. Checklist pemeriksaan dan pengawasan
tindakan tanggap darurat dalam pemasangan
instalasi

• Untuk resistansi tanah P1 = 100 Ω meter :
• Panjang
• :
• 1m
• 2m
• 3m
• 4m
• Nilai Ω
• :
• 70
• 40
• 30
• 20
• Untuk resistansi tanah P1 tidak sama dengan P, nilai pentanahan dikalikan P / P 1
85
Lendutan ( saging ) :
• Jarak lendutan ( sag ) dengan permukaan tanah diukur dari titik
terendah sekurang-kurangnya :

• Penghantar
• Tak berisolasi
• Penghantar
• Berisolasi
• Bukan jalan umum
• Jalan umum
• 5 meter
• 5 meter
• 4 meter
• 3 meter

86
Jarak Bebas:

Jarak bebas penghantar tak berisolasi dengan


benda lain ( pohon / bangunan ) :
Pada dasarnya tidak boleh bersinggungan
Jarak yang dipersyaratkan min. 0,5 meter.

87
SAMBUNGAN TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH :

Definisi :
• Sambungan Luar Tegangan Rendah (SLTR) adalah penghantar
dibawah atau diatas tanah termasuk peralatannya mulai dari titik
Penyambunganpada Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sampai
dengan Alat Pembatas dan Pengukur (APP).
• Sambungan Luar Pelayanan (SLP) adalah bagian dari SL yang
dipasang dibawah atau diatas tanah dan berada diluar bangunan
pelanggan.
• Sambungan Masuk Pelayanan (SMP) adalah bagian dari SL yang
dipasang dibawah atau diatas tanah dan berada didalam bangunan
pelanggan.
• Alat Pembatas dan Pengukur (APP) merupakan suatu alat yang
digunakan sebagai dasar transaksi jual beli energi listrik dari PLN
kepada pelanggan.

88
Jenis/Type Konstruksi SLTR :

oSLTR dengan Kabel Udara 1 Phase


oSLTR dengan Kabel Udara 3 Phase
oDengan APP Type Khusus-I di Pelanggan
oDengan APP Type Khusus-I di Gardu Distribusi

89
SURVEY JARINGAN DAN
PENGGAMBARAN RANCANGAN TEKNIS
Rancangan pengembangan jaringan distribusi
tenaga listrik adalah suatu berkas gambar
rancangan dan uraian teknis, yang digunakan
sebagai pedoman untuk pelaksanaan
pembangunannya yang diperoleh dari suatu
kegiatan survey.

90
Langkah survey yang biasa dilakukan dalam suatu
pengembangan / pembangunan jaringan
distribusi meliputi :

1. Persiapan
Menyiapkan peralatan dan perlengkapan survey
Menggunakan peralatan dan perlengkapan survey

91
Langkah survey yang biasa dilakukan dalam
suatu pengembangan / pembangunan jaringan
distribusi meliputi (lanjutan):
2. Pelaksanaan
 Mengukur route jaringan distribusi
 Menentukan titik tanam tiang
 Menentukan arah route setiap titik dengan kompas
 Membuat sketsa jaringan distribusi dengan mencatat jarak antar
titik tanam tiang dan mencatat angka penunjukan kompas
 Mencatat semua kondisi dan objek pengenal di lingkungan route
jaringan.

92
Langkah survey yang biasa dilakukan dalam suatu
pengembangan / pembangunan jaringan
distribusi meliputi (lanjutan):

3. Laporan
Membuat Laporan hasil survey sesuai format yang ditentukan
Dari suatu hasil survey, dilakukanlah penggambaran
rancangan pengembangan jaringan distribusi tersebut.

93
Isi dari suatu rancangan
tersebut antara lain :
1. Gambar Situasi, yang menunjukkan :
Letak lokasi kebutuhan beban tenaga listrik
Situasi lokasi tempat.

94
Isi dari suatu rancangan
tersebut antara lain (lanjutan):
2. Gambar jaringan distribusi, yang meliputi :
 Gambar route rangkaian jaringan distribusi yang berupa
rangkaian utama dan cabang, jenis konstruksi, penghantar
dari suply utama ke pusat beban.
 Rancangan tata letak perlengkapan jaringan distribusi
 Rancangan letak pemutus tenaga/pemisah, alat proteksi
 Tanda-tanda gambar.
 Ukuran dan jenis penghantar
 Sistem pembumian yang dipilih.

95
96

Anda mungkin juga menyukai