Anda di halaman 1dari 23

DAUN MAJEMUK

(FOLIUM COMPOSITIUM)
Oleh:
Muh. Kusberyunadi
HP. 081804121044
E-mail: muhkusberyunadi@yahoo.co.id
Daun Majemuk (Folium Compositium)
Jika diperhatikan daun berbagai jenis tumbuhan:
- Pada tangkai daun hanya terdapat satu helaian
daun saja → daun tunggal (folium simplex)
- Tangkainya bercabang-cabang, dan baru pada
cabang tangkai terdapat helaian daun, sehingga
pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helaian
daun. Daun dengan susunan demikian disebut
daun majemuk (folium compositium)
Pada daun majemuk dapat dibedakan bagian-
bagian:
a. Ibu tangkai daun (potiolus communis) →
bagian daun majemuk yang menjadi tempat
duduknya helaian-helaian daun, masing-
masing dinamakan anak daun (foliolum). Ibu
tangkai daun dapat dipandang merupakan
penjelmaan tangkai daun tunggal ditambah
dengan ibu tulangnya, oleh sebab itu kuncup
ketiak pada tumbuhan yang mempunyai
daun majemuk letaknya juga di atas pangkal
ibu tangkai pada batang
b. Tangkai anak daun (petiololus) → cabang-cabang
ibu tangkai yang mendukung anak daun.
Dianggap sebagai penjelmaan pangkal suatu
tulang cabang pada daun tunggal → oleh sebab
itu di dalam ketiaknya tidak pernah terdapat
kuncup
c. Anak daun (foliolum) → bagian helaian daun yang
karena dalam dan besarnya toreh menjadi
terpisah-pisah. Tangkai anak daun pendek atau
hampir duduk pada ibu tangkai contoh: pada
daun seledri (Apium graveolens L.). Tangkai anak
daun panjang contoh: pada daun mangkokan
(Nothoponax scutellarium Merr.)
d. Upih daun (vagina) → bagian di bawah ibu
tangkai yang lebar dan biasanya memeluk
batang contoh: daun pinang (Areca catecu L.).
Sama seperti daun tunggal, pada pangkal
ibu tangkai daun majemuk atau di dekat
pangkal ibu tangkai dapat ditemukan
sepasang daun penumpu contoh: pada daun
mawar berupa dua daun kecil melekat pada
kanan kiri pangkal ibu tangkai daun, pada
daun kacang kapri (Pisum sativum L.) →
sepasang daun yang lebar ikut menunaikan
tugas sebagai alat berasimilasi.
Catatan:
a. Pada satu daun majemuk semua anak daun terjadi
bersama-sama dan runtuh bersama, sedang suatu
cabang dengan daun tunggal mempunyai daun yang
tidak sama umur maupun besarnya dan tidak runtuh
bersama
b. Pada suatu daun majemuk seperti daun tunggal pula
terdapat pertumbuhan yang terbatas artinya tidak
bertambah panjang lagi dan ujungnya tidak mempunyai
kuncup. Suatu cabang biasanya selalu bertambah
panjang dan mempunyai sebuah kuncup di ujungnya
c. Pada daun majemuk tidak akan terdapat kuncup dalam
ketiak anak daun sedang pada suatu cabang biasanya
dalam ketiak daunnya terdapat satu atau mungkin lebih
dari satu kuncup
Catatan Tambahan:
a. Pada pohon cerme (Phyllanthus acidus Skeels) dan
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) → mempunyai daun
majemuk tetapi sampai agak lama masih memperlihatkan
pertumbuhan memanjang sehingga anak daunnya
mempunyai umur yang berbeda oleh karena itu tidak luruh
berbarengan
b. Pada tumbuhan meniran (Phyllanthus niruri L.) dan katu
(Sauropus andragynus Merr.) terdapat cabang-cabang
dengan daun tunggal berseling yang tumbuh mendatar dari
batang pokok dan terbatas pertumbuhannya. Cabang-
cabang berdaun ini akan kita kira daun majemuk tetapi
keliru karena dari ketiak-ketiaknya pada waktu tertentu
akan tampak keluar bunga yang kemudian jadi buah. Jika itu
daun majemuk, padanya tidak mungkin akan ditemukan
bunga atau buah
Berdasar susunan anak daun pada ibu
tangkainya, daun majemuk dapat dibedakan
dalam dua golongan:
1. Daun majemuk menyirip (pinnatus) → jika
anak daun tersusun seperti sirip pada kanan
kiri ibu tangkainya
2. Daun majemuk menjari (palmatus)
Daun Majemuk Menyirip (Pinnatus)
Adalah daun majemuk yang anak daunnya terdapat di kanan
kiri ibu tangkai daun jadi tersusun seperti sirip pada ikan.
Daun majemuk menyirip dapat dibedakan dalam beberapa
macam:
a. Daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus).
Tanpa penyelidikan yang teliti, daun ini akan disebut daun
tunggal tetapi disini tangkai daun memperlihatkan suatu
persendian (articulatio), jadi helaian daun tidak langsung
terdapat pada ibu tangkai. Sebenarnya pada daun ini
terdapat lebih dari satu helaian daun, hanya saja yang
lainnya telah tereduksi sehingga tinggal satu anak daun
saja. Contoh: Daun pada pohon jeruk besar (Citrus maxima
Merr.), jeruk nipis (Citrus aurantifolia Sw.)
b. Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus).
Biasanya terdapat sejumlah anak daun berpasang-
pasangan di kanan kiri ibu tulang oleh sebab itu
jumlah anak daunnya biasanya genap. Akan tetapi
mengingat bahwa suatu daun majemuk menyirip
anak-anak daun tidak selalu berpasang-pasangan
maka untuk menentukan apakah suatu daun
majemuk menyirip genap atau tidak, orang tidak lagi
menghitung jumlah anak daun tetapi melihat kepada
ujung ibu tangkainya. Jika ujung ibu tangkai terputus
artinya pada ujung ibu tangkai tidak terdapat suatu
anak daun, sehingga ujung ibu tangkai bebas atau
kadang-kadang tertutup oleh suatu pucuk kecil yang
mudah runtuh maka hal itu berarti bahwa daun yang
menyirip genap.
Dengan demikian maka satu daun majemuk
menyirip genap mungkin mempunyai jumlah
anak daun yang gasal. Daun majemuk
menyirip genap terdapat pada pohon asam
(Tamarindus indica L.) yang anak daunnya
berpasang-pasangan, jadi jumlah anak daun
benar genap. Daun majemuk menyirip genap
tetapi jumlah anak daunnya gasal dijumpai
pada pohon leci (Litchi chinensis Sonn.) dan
kapulasan (Nepphelium mutabile B.)
c. Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus),
sebagai pedoman adalah ada atau tidaknya satu
anak daun yang menutup ujung ibu tangkainya.
Ditinjau dari jumlah anak daunnya akan didapati
bilangan yang benar-benar gasal jika anak daunnya
berpasangan, sedang di ujung ibu tangkai terdapat
anak daun yang tersendiri (biasanya anak daun ini
lebih besar daripada yang lainnya) contoh daun
pacar cina (Aglaia odorata Lour.) dan mawar.
Sebagai kebalikan daun majemuk menyirip genap
yang dapat mempunyai jumlah anak daun yang
gasal, daun majemuk menyirip gasal dapat pula
mempunyai jumlah anak daun yang genap contoh:
pohon pacar cina
Selain itu daun majemuk menyirip dapat dibedakan
menurut duduknya anak-anak daun pada ibu tangkai, dan
juga menurut besar kecilnya anak-anak daun yang
terdapat pada satu ibu tangkai, hingga didapati pula:
a. Daun majemuk menyirip dengan anak daun yang
berpasang-pasangan yaitu jika duduknya anak daun
pada ibu tangkai berhadap-hadapan (gb. 32a dan 33a)
b. Menyirip berseling, jika anak daun pada ibu tangkai
duduknya berseling (gb. 32b dan 33b)
c. Menyirip berselang-seling (interrupte pinnatus) yaitu
jika anak-anak daun pada ibu tangkai berselang-seling
pasangan anak daun yang lebar dengan pasangan anak
daun yang sempit Contoh: pada anak daun tomat
(Solanum lycopersicum L.)
Pada suatu daun majemuk dapat pula terlihat
bahwa anak daun tidak langsung duduk pada ibu
tangkainya melainkan pada cabang ibu tangkai
tadi. Dalam hal ini, daun majemuk dinamakan
daun majemuk rangkap atau daun majemuk
ganda. Biasanya hanya daun majemuk
menyiriplah yang dapat mempunyai sifat
demikian, oleh sebab itu jika ada daun majemuk
ganda maka biasanya adalah daun majemuk
yang menyirip.
Daun menyirip ganda dapat dibedakan
menurut letak anak daun pada cabang tingkat
berapa dari ibu tangkainya. Dengan demikian
daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan
dalam:
a. Majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus),
jika anak daun duduk pada cabang tingkat
satu dari ibu tangkai
b. Majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus),
jika anak-anak daun duduk pada cabang
tingkat dua dari ibu tangkai
c. Majemuk menyirip ganda empat, dst
Daun majemuk menyirip ganda dibedakan
lagi dalam:
a. Menyirip ganda dengan sempurna yaitu jika
tidak ada satu anak daun pun yang duduk
pada ibu tangkai
b. Menyirip ganda tidak sempurna yaitu jika
masih ada anak daun yang duduk langsung
pada ibu tangkainya.
Yang menyirip ganda tidak sempurna
biasanya hanyalah daun majemuk yang menyirip
gasal saja, sedang yang dengan sempurna yang
menyirip genap
Beberapa contoh daun majemuk menyirip ganda:
a. Daun majemuk menyirip genap ganda dua
dengan sempurna misal daun kembang merak
(Caesalpinia pulcherrima Sw.) dan daun
lamtoro (Leucaena glauca Benth.)
b. Daun majemuk menyirip gasal ganda dua tidak
sempurna misal daun kirinyu (Sambucus
javanica Bl.)
c. Daun majemuk menyirip gasal rangkap tiga
tidak sempurna misal daun kelor (Moringa
oleifera Lamk.)
Daun Majemuk Menjari (Palmatus atau
Digitatus)
Yang disebut daun majemuk menjari adalah daun
majemuk yang semua anak daunnya tersusun memencar
pada ujung ibu tangkai seperti letaknya jari-jari pada tangan.
Berdasarkan jumlah anak daunnya, daun majemuk
menjari dapat dibedakan:
a. Beranak daun dua (bifoliolatus), pada ujung ibu tangkai
terdapat dua anak daun contoh: daun nam-nam
(Cynometra cauliflora L.)
b. Beranak daun tiga (trifoliolatus), pada ujung ibu tangkai
terdapat tiga anak daun contoh: pohon para (Hevea
brasiliensis Muell.)
Catatan:
Daun majemuk yang beranak daun tiga dapat
pula dijumpai pada daun majemuk yang
menyirip misalnya pada kacang panjang
(Vigna sinensis Endl.). Untuk membedakan
apakah majemuk menyirip atau menjari harus
diteliti benar mengenai titik pertemuan ketiga
tangkai anak daunnya. Jika semua bertemu
pada satu titik (ujung ibu tangkai) berarti
menjari, jika tidak menyirip.
c. Beranak daun lima (quinquefoliolatus), pada
ujung ibu tangkai terdapat lima anak daun
contoh: daun maman (Gynandropsis
pentaphylla D.C.)
d. Beranak daun tujuh (septemfoliolatus), jika
ada tujuh anak daun pada ujung ibu tangkai
contoh: daun randu (Ceiba pentandra Gaertn.)
Jika daun majemuk menjari mempunyai tujuh
anak daun atau lebih, maka dapat dikatakan
saja beranak daun banyak (polyfoliolatus)
tidak perlu dihitung jumlah anak daun yang
tepat misal pada daun randu.
Daun Majemuk Bangun Kaki (Pedatus)

Daun ini mempunyai susunan seperti daun


majemuk menjari tetapi dua anak daun yang
paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai
melainkan pada tangkai anak daun yang
disampingnya (gb. 30c) contoh: Arisaema
filiforme (Araceae).
Daun Majemuk Campuran
(Digitatopinnatus)
- Adalah suatu daun majemuk ganda yang
mempunyai cabang-cabang ibu tangkai
memencar seperti jari dan terdapat pada
ujung ibu tangkai daun, tetapi pada cabang-
cabang ibu tangkai ini terdapat anak-anak
daun yang tersusun menyirip. Jadi daun
majemuk campuran adalah campuran
susunan yang menjari dan menyirip contoh:
daun sikejut (Mimosa pudica L.)
- Jika diteliti dengan benar maka daun sikejut
tidak merupakan daun majemuk campuran
sejati tetapi adalah daun majemuk menyirip
genap ganda dua yang sempurna. Hanya saja
pada daun ini letak kedua pasang cabang ibu
tangkainya tadi sedemikian dekat satu sama
lain hingga seakan-akan terdapat empat
cabang tangkai pada ujung ibu tangkai
daunnya (gb. 30e)

Anda mungkin juga menyukai