Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN

ANAK KONDISI RENTAN

Pekerja Seks Komersial (PSK)

Disusun oleh klp 5 8. Ririn Ristiowati


9. Putri Hartuti
10. Sri Wulandari
11. Yona Dina Marta
1. Diva Zikri Dilla 8. Ririn Ristiowati
12. Julia Siska Sari
2. Disusun oleh kelompok
Eka Destina 5 Hartuti
9. Putri 13. Olyvya
1. Diva
3. Leni Zikri
Juliati 10.Sri Wulandari 14. Nurul Hikmah
4. NaniDilla
Sumiati 11. Yona Dina Marta
2. Aisyah
5. Siti Eka Destina 12.Julia Siska Sari
3. Leni Juliati
6. Umi Rahmawati 13.Olyvya
4. Nani Sumiati
7. Gina Fadillah 14.Nurul Hikmah
5. Siti Aisyah
6. Umi
Rahmawati
Pekerja Seks Komersial (PSK)

PSK adalah seseorang perempuan yang


menyerahkan dirinya “tubuhnya” untuk
berhubungan seksual dengan jenis kelamin
yang bukan suaminya (tanpa ikatan
perkawinan) dengan mengharapkan
imbalan, baik berupa uang ataupun bentuk
materi lainnya
Sejarah Pekerja Seks Komersial
Pada masa lalu pelacuran selalu dihubungkan dengan
penyembahan dewa-dewa dan upacara-upacara keagamaan
tertentu. Ada praktek-praktek keagamaan yang menjurus pada
perbuatan dosa dan tingkah laku cabul yang tidak ada bedanya
dengan kegiatan pelacuran

Di Indonesia pelacuran telah terjadi sejak zaman


kerajaan Majapahit. Salah satu bukti yang menunjukkan
hal ini adalah penuturan kisah-kisah perselingkuhan
dalam kitab Mahabarata. Semasa zaman penjajahan
Jepang tahun 1941-1945, jumlah dan kasus pelacuran
dipaksa menjadi pelacur untuk melayani tentara Jepang.
Faktor-faktor Penyebab Pekerja Seks Komersial

1. Faktor Ekonomi 2.Faktor Biologis seksual 3.Faktor Sosial Budaya

4.Faktor Kebodohan Sosial 5.Faktor Lingkungan Keluarga


Jenis-jenis Pekerja Seks Komersial

Segmen kelas rendah, tarif pelayanan


seks terendah ditawarkan dan biaya
operasi dikawasan kumuh seperti
pasar, kuburan, taman-taman dan
tempat lain yang sulit dijangkau serta
bisa membahayakan

Segmen kelas menengah,


tarif sudah lebih tinggi, dan
beberapa wisma menetapkan
tarif harga pelayanan berlipat
ganda jika dibawa keluar
booking semalaman
Segmen kelas atas, pelanggan
kebanyakan dari masyarakat
dengan penghasilan relatif
tinggi yang menggunakan
night club sebagai ajang
pencarian PSK.

Segmen kelas tertinggi,


kebanyakan mereka dari
kalangan artis televisi dan
film serta wanita model
Hatib Abdul Kadir (2007) membagi jenis
PSK kedalam beberapa kategori besar
berdasarkan kriteria struktur dan sistem
operasional di antaranya;
a. Pekerja seks jalanan
b. Pekerja seks salon kecantikan, dengan
salon plus, yg melayani pijat dan
hubungan seks.
c. Pekerja phone seks, wanita panggilan
atau call girls. Vcs. Promosi ini sering
kita temui pada berbagai majalah-
majalah semi porno atau koran
1) Dampak yang di timbulkan bagi
diri PSK
a. Menimbulkan dan
menyebarluaskan penyakit
kelamin dan kulit
Dampak yang
b. Berkorelasi dengan
dapat kriminalitas dan kecanduan
ditimbulkan bahan-bahan Narkotika dan
dari PSK minuman keras
2) Dampak yang ditimbulkan bagi
lingkungan
a. Merusak kehidupan keluarga
b. Merusak moral, susila, hukum
dan agama
Kebutuhan khusus atau
penanggulangan pelacuran
Usaha yang bersifat Preventif

1. pengaturan penyelenggaraan pelacuran

2. pemberian pendidikan keagamaan


dan kerohanian

3. Menciptakan bermacam-macam kesibukan dan


kesempatan rekreasi bagi anak-anak puber untuk
menyalurkan kelebihan energinya

4. Memperluas lapangan kerja bagi kaum


wanita, disesuaikan dengan kodrat dan
bakatnya
5). Penyelenggaraan pendidikan seks dan
pemahaman nilai perkawinan dalam
kehidupan keluarga

6). Pembentukan badan atau tim koordinasi


dari semua usaha penanggulangan pelacuran

7). Penyitaan terhadap buku dan majalah


cabul, gambar porno, film biru dan sarana-
sarana lain yang merangsang nafsu seks

8.) Meningkatkan kesejahteraan rakyat


pada umumnya.
B. Tindakan yang bersifat represif dan kuratif

1) Melalui lokalisasi, melakukan pengawasan/kontrol yang


ketat demi menjamin kesehatan dan keamanan para
prostitute serta lingkungannya
2) agar mereka bisa dikembalikan sebagai warga masyarakat
yang susila. Rehabilitasi dan resosialisasi ini dilakukan
melalui : pendidikan moral dan agama, latihan-latihan kerja
dan pendidikan keterampilan agar mereka bersifat kreatif dan
produktif
3) pembinaan yang sesuai dengan bakat dan minat masing-
masing
4) pengobatan apabila adanya temuan penyakit disebabkan
karena aktivitas seksual yg tdk sehat
5) Menyediakan lapangan kerja baru
bagi mereka yang bersedia meninggalkan
pofesi pelacuran
6) melakukan pendekatan terhadap pihak keluarga
para pelacur masyarakat
7) Mencarikan pasagan hidup yang permanen/suami
bagi para wanita tuna susila untuk membawa mereka
kejalan yang benar
8) transmigrasi, dalam rangka pemerataan penduduk
dan ditanah air dan perluasan kesempatan kerja bagi
kaum wanita.
Tenaga kesehatan memiliki peran penting
dalam memberikan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan kesehatan reproduksi
khususnya untuk PSK, karena kegiatan
yang mereka lakukan rentan akan
penyakit menular seksual. Penularan bisa
terjadi pada PSK ke pelanggan, pelanggan
ke istri dan kemudian istri ke janin
(kandungan).

Anda mungkin juga menyukai