Anda di halaman 1dari 17

Hipertensi dalam Kehamilan

Analisa Kasus
ETIOLOGI

Sampai saat ini belum ada etiologi pasti dari


preeklampsia, namun beberapa teori yang dianggap
sangat mendukung pada saat ini adalah :

1. Implantasi plasenta disertai invasi trofoblastik


abnormal pada pembuluh darah uterus
2. Toleransi imunologis yang bersifat maladaptif
diantara jaringan maternal, paternal dan fetal
3. Maladaptasi maternal terhadap perubahan
kardiovaskular/inflamatorik yang terjadi
dalam kehamilan
4. Faktor genetik
Faktor Risiko
Preeklampsia

Usia Kehamilan Usia Kehamilan


< 37 minggu ≥ 37 minggu

Perawatan Poliklinik

- Kontrol 2 kali perminggu


Terminasi Kehamilan
- Evaluasi gejala preeklampsia (tekanan darah, tanda impending, edema paru) 2x/minggu
- Cek laboratorium (trombosit, serum kreatinin, albumin, AST/ALT) setiap minggu
- Evaluasi kondisi janin (hitung fetal kick count/hari, kesejahteraan janin (NST dan USG) 2x/minggu,
evaluasi pertumbuhan janin setiap 2 minggu)

Perburukan kondisi maternal dan


janin/Preeklampsia Berat Usia Kehamilan
≥ 37 miggu

Protokol Preeklampsia Berat


TERAPI
• Untuk mencegah kejang dengan cara kerja
menghambat atau menurunkan kadar
asetilkolin pada rangsangan serat saraf
dengan menghambat transmisi
MgSO4 loading dose 4 gr neuromuskular sehingga terjadi kompetitif
inhibition antara ion kalsium dan ion
bolus, dosis maintenance magnesium.
drip 1gr/jam selama 6 jam • MgSO4 diberikan pada pasien dengan
tanda-tanda preeklamsia sebagai profilaksis
kejang.
• RCOG merekomendasikan dosis MgSO4 4
gram selama 5-10 menit, dilanjutkan
dengan dosis pemeliharaan 1-2 g/jam
selama 24 jam post partum.
TERAPI

Syarat pemberian MgSO4:


 Tersedia antidotum: Ca Glukonas 10%
 Refleks Patella positif
 Jumlah urin minimal 0,5 ml/KgBB/jam
 Pernapasan >16 x/menit
Manajemen Konservatif (TD <160/110 mmHg)
- Monitor tekanan darah
- Istirahat cukup
- Evaluasi indikasi rawat inap
KOMPLIKASI
• Kematian Ibu dan Janin • Prematuritas

• Solusio Plasenta • IUGR

• Hipofibrinogemia • Insufiensi utero-plasental

• Perdarahan Otak • IUFD

• Edema Paru • Sindrom HELLP

PROGNOSIS
Prognosis preeklamsia pada ibu dikaitkan dengan diagnosis dan pengobatan dini. Jika
penderita tidak terlambat mendapatkan penanganan sesegera mungkin, terlebih untuk
kasus gawat darurat, gejala perbaikan akan tampak jelas setelah persalinan/terminasi
Tugas Case Based Discussion Delivery Suite
Pembimbing : Dr. Munizar, Sp. O.G. Subsp. Onk

1. Mekanisme Kerja MgSO4 untuk mencegah kejang pada Preeklampsia


 Mengurangi pelepasan presinaptik dari neurotransmitter glutamat,
 Menduduki glutamatergic N-methyl-d-aspartate (NMDA)
 Mencetuskan potensiasi aksi adenosin
 Meningkatkan uptake kalsium oleh mitokondria
 Mencegah masuknya kalsium melalui voltage gated channels
Sumber : William’s Obstetrics 26 th Edition
1. Penggunaan Carbamazepine (CBZ) dalam Kehamilan
Paparan CBZ selama kehamilan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko neural tube
defects (NTD). Namun, beberapa ulasan menyimpulkan bahwa monoterapi CBZ
memiliki salah satu risiko teratogenisitas terendah di antara obat antiepilepsi. Risiko
keseluruhan dari semua malformasi kongenital utama adalah 3,3% dengan paparan
monoterapi CBZ pada trimester pertama. Dosis yang dianjurkan untuk kehamilan
adalah 400 mg setiap hari

Sumber : Matlow, Jeremy, and Gideon Koren. “Is Carbamazepine Safe to Take During
Pregnancy? - PMC.” PubMed Central (PMC),
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3279268. Accessed 24 Oct. 2022
1. Perbedaan antara Kejang pada kasus Eklampsia dan Epilepsi
Pasien dengan eklampsia datang dengan kejang tonik-klonik. Pada Epilepsi, ada tiga
jenis kejang:
1. Kejang parsial/Fokal sederhana
2. Kejang parsial kompleks
3. Kejang tonik klonik

Sumber : Magley, Mackenzie, and Melissa R. Hinson. “Eclampsia - StatPearls - NCBI


Bookshelf.” Eclampsia - StatPearls - NCBI Bookshelf, 16 Feb. 2022,
www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554392.

Anda mungkin juga menyukai