Anda di halaman 1dari 17

KEPEMIMPINAN

SITUASIONAL
By.
Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
Kepemimpinan situasional menurut Hersey dan
Blanchard didasarkan pada saling
berhubungannya hal-hal berikut ini:
•Jumlah petunjuk dan pengarahan yang
diberikan oleh pimpinan
•Jumlah dukungan sosioemosional yang
diberikan oleh pimpinan
•Tingkat kesiapan atau kematangan para
pengikut yang ditunjukkan dalam
melaksanakan tugas khusus, fungsi atau tujuan
tertentu.
• Penekanan dalam kepemimpinan situasional
ini hanyalah pada perilaku pemimpin dan
bawahannya saja. Perilaku pengikut atau
bawahan ini amat penting untuk mengetahui
kepemimpinan situasional. Karena bukan
saja pengikut sebagai individu bias menerima
atau menolak pemimpinnya, tetapi sebagai
pengikut secara kenyataannya dapat
menentukan kekuatan pribadi apapun yang
dimiliki pemimpin.
Gaya Dasar Kepemimpinan

• Dalam hubungannya dengan perilaku


pemimpin ini, ada dua hal yang biasanya
dilakukan oleh pemimpin terhadap bawahan
atau pengikutnya yakni perilaku
mengarahkan dan perilaku mendukung.
• Perilaku mengarahkan dapat dirumuskan
sebagai sejauhmana seorang pemimpin
melibatkan diri dalam komunikasi satu arah.
• Perilaku mendukung adalah sejauhmana
seorang pemimpin melibatkan diri dalam
komunikasi dua arah.
Empat Gaya Dasar Kepemimpinan
Tinggi Dukungan Tinggi Pengarahan
dan dan
Rendah Tinggi Dukungan
Pengarahan G2
Perilaku G3
Mendukung Rendah Dukungan Tinggi Pengarahan
dan dan
Rendah Rendah Dukungan
Pengarahan G1
G4

Perilaku Mengarahkan
• G1. Seorang Pemimpin menunjukkan
perilaku yang banyak memberikan
pengarahan namun sedikit dukungan.
Pemimpin ini memberikan instruksi yang
spesifik tentang peranan dan tujuan bagi
pengikutnya dan secara ketat mengawasi
pelaksanaan tugas mereka.
G2. Pemimpin menunjukkan perilaku
yang banyak mengarahkan dan banyak
memberikan dukungan. Pemimpin dalam
gaya ini mau menjelaskan keputusan dan
kebijaksanaan yang ia ambil dan mau
menerima pendapat dari pengikutnya.
Tetapi pemimpin dalam gaya seperti ini
mau menjelaskan keputusan dan
kebijaksanaan yang ia ambil dan mau
menerima pendapat dari pengikutnya.
• G3. Perilaku pemimpin menekankan pada
banyak memberikan dukungan namun sedikit
dalam pengarahan. Dalam gaya ini
apemimpin menyussun keputusan bersama-
sama dengan para pengikutnya, dan
mendukung usaha-usaha mereka dalam
menyelesaikan tugas.
• G4. Pemimpin sedikit memberikan dukungan
dan sedikit pengarahan. Pemimpin seperti ini
mendelegasikan keputusan-keputusan dan
tanggung jawab pelaksanaan tugas kepada
pengikutnya.
Perilaku Gaya Dasar Kepemimpinan
dalam Pengambilan Keputusan
4 Gaya Dasar Kepemimpinan dalam
Proses Pembuatan keputusan :

Partisipasi Konsultasi
G3 G2

Delegasi Instruksi
G4 G1
• G1. Instruksi, gaya ini dicirikan dengan
komunikasi satu arah. Pemimpin
memberikan batasanm peranan
pengikutnya dan memberitahu mereka
tentang apa, bagaimana, bilamana dan
dimana melaksanakan berbagai tugas.
Pemecahan masalah dan pembuatan
keputusan semata-mata dilakukan oleh
pemimpin, dan pelaksanannya diawasi
secara ketat oleh pemimpin.
G2. Konsultasi, Pemimpin banyak
memberikan pengarahan dan masih
membuat hamper sama dengan keputusan,
tetapi hal ini diikuti dengan meningkatkan
komunikasi dua arah. Dan perilaku
mendukung. Meskipun dukungan
ditingkatkan, pengendalian (control) atas
pengambilan keputusan tetap pada
pemimpin.
• G3. partisipasi, Posisi control atas
pemecahan masalah dan pembuatan
keputusan dipegang secara bergantian.
Komunikasi dua arah ditingkatkan, dan
peranan pemimpin adalah secara aktif
mendengar. Tanggung jawab pemecahan
masalah dan pembuatan keputusan
sebagian besar berada pada pihak
pengikut.
G4. Delegasi, Pemimpin
mendistribusikan masalah bersama-sama
dengan bawahan sehingga tercapai
kesepakatan mengenai definisi masalah
yang kemudian proses pembuatan
keputusan didilegasikan secara
keseluruhan kepada bawahan. Sekarang
bawahanlah yang memiliki control untuk
memutuskan tentang bagaimana cara
pelaksanaan tugas.
Kematangan Para pengikut
• Kematangan (maturity) dalam kepemimpinan situasional
dapat dirumuskan sebagai suatu kemampuan dan kemauan
orang-orang untuk bertanggungjawab dalam mengarahkan
perilakunya sendiri.
• Kemampuan merupakan salah satu unsur dalam kematangan,
berkaitan dengan pengetahuan atau keterampilan yang dapat
diperoleh dari pendidikan, latihan, dan atau pengalaman.
Adapun kemauan merupakan unsure lain dari kematangan
yang bertalian dengan keyakinan dan motivasi seseorang.
• Dengan demikian, kepemimpinan situasional berfokus pada
kesesuaian atau efektivitas gaya kepemimpinan sejalan
dengan tingkat kematangan atau perkembangan yang relevan
dari para pengikut.
Tingkat Kematangan

Mampu tetapi Tidak mampu Tidak mau dan


Mampu dan Mau tidak mau atau tetapi mau tidak mau atau
kurang yakin tidak yakin

M4 M3 M2 M1
• Instruksi diberikan untuk pengikut yang
rendah kematangannya. Orang yang
tidakmampu dan mau (M1) memiliki
tanggung jawab untuk melaksanakan sesuatu
adalah tidak kompeten atau tidak memiliki
keyakinan.
• Konsultasi adalah untuk tingkat kematangan
rendah ke sedang. Orang yang tidak mampu
tetapi berkeinginan (M2) untuk memikul
tanggung jawab memiliki keyakinan tetapi
kurang memiliki keterampilan.
• Partisipasi adalah bagi tingkat kematangan
dari sedang ke tinggi. Orang-orang pada
tingkat perkembangan ini memiliki
kemmapuan tetapi tidak berkeinginan (M3)
untuk melakukan suatu tugas yang
diberikan.. Ketidakkeinginan mereka itu
seringkali disebabkan karena kurangnya
keyakinan.
• Delegasi adalah bagi tingkat kematangan
yang tinggi. Orang-orang dengan
kematangan seperti ini adalah mampu dan
mau, atau mempunyai keyakinan untuk
memikul tanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai