Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS DAMPAK

LALU LINTAS

JUSTIFIKASI TEKNIS DAN PENERAPAN


PERUNDANG-UNDANGAN
Oleh:
HELMI R. LATIF
TRAFFIC ENGINEERING DESIGN CONSULTANT

Senin, 02 Januari 2023


DAFTAR PEMBAHASAN
1. Dasar Hukum ANDALALIN
2. Kategori Bangkitan
3. Andalalin dalam Ekonomi Nasional
4. Penilaian Teknis
5. Kendala Teknis
1. DASAR HUKUM ANDALALIN
Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) menjadi landasan pembangunan yang tertuang dalam
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 17 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak
Lalu Lintas.

Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas berdasarkan Undang Undang nomor 22 Tahun 2009 tentang
lalu lintas angkutan jalan Bab IX Lalu Lintas, Bagian Kedua “Analisis Dampak Lalu Lintas” Pasal 99,
100, 101. Dimana tujuan utama andalalin adalah memprediksi dampak lalu lintas suatu
kawasan, penanganan terhadap dampak pembangunan, sebagai alat pengawasan dan
evaluasi terhadap pelaksanaan manajemen rekayasa lalu lintas.
• Uundang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan
• Peraturam Menteri Perhubungan Nomor 17 Tahun 2021 tentang Analisis Dampak Lalu Lintas
• Peraturam Menteri Perhubungan Nomor 96 Tahun 2015 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu
Lintas
• Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2016 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak pada
Kementerian Perhubungan.
STATUS JALAN & KEWENANGAN
• Kementerian Perhubungan
Statu
s • Balai Pengelola Transportasi Darat
Jalan
Nasi
onal

Statu • Dinas Perhubungan Provinsi (Tingkat I)


s • UPT LLAJ Sesuai Kewenangan Wilayah
Jalan
Provi
nsi

Statu • Dinas Perhubungan Kabupaten (Tingkat II)


s
Jalan • Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP)
Kabu
pate
n
2.
Kategori
Bangkitan

m2
Jumlah Unit
Frekuensi Kendaraan
3. Andalalin dalam Ekonomi Nasional

Ekonomi
Pembangunan

Investasi
DALAM EVALUASI DOKUMEN
ANDALALIN

Hasil Dokumen Lalu Hasil Kajian “Kinerja”


(Bahan Utama Evaluasi)
Lintas

Efektifitas Suatu Kelayakan


Rekomendasi dalam
Mengurangi Dampak
Rekomendasi
3. PENILAIAN TEKNIS
KONDISI EKSISTING LOKASI
KEGIATAN PADA SAAT PENILAIAN

Fokus penilaian Pada Gambar Teknis Sepenuhnya


Belum Terbangun (Gunakan Gambar Rencana Operasi Untuk Menilai)

Sedang Dalam
Kesesuaian Progres Pembangunan Dengan Gambar Rencana
Pembangunan/
(Gunakan Gambar Rekom untuk menyesuaikan lokasi kegiatan)
Penyiapan

Telah Operasional Fokus Pada Kondisi Eksisting Lokasi Kegiatan


(Gambar Usulan Rekom Sesuaikan dengan Lokasi Kegiatan)
PERIODE DALAM ANDALALIN

Periode merupakan Gambaran atau tahapan yang disajikan


Periode Eksisting
dalam sebuah rekomendasi dan analisis lalu lintas.

Periode pembangunan merupakan tahapan pra konstruksi


Periode Pembangunan
maupun konstruksi.

Periode Operasional Periode Operasional yaitu kondisi kegiatan usaha mulai berjalan

Kondisi rencana yaitu kondisi permalan suatu kinerja lalu lintas


Periode Rencana yang akan digunakan sebagai dasar dalam menentukan
rekomendasi jangka panjang.
TINGKAT PELAYANAN JALAN

Tingkat pelayanan Karakteristik Batas lingkup (V/C)

Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi, pengemudi dapat memilih kecepatan
A 0,00 - 0,20
yang di inginkan tanpa hambatan

arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai di batasi oleh kondisi lalulintas.
B 0,21 - 0,44
Pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk meilih kecepatan

Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan, pengemudi


C 0,45 - 0,74
dibatasi dalam memilih kecepatan
Arus mendekati tidak stabil, kecepatan masih dikendalikan, V/C masih dapat di
D 0,75 - 0,84
tolelir
Volume lalu lintas mendekati/ berada pada kapasitas arus tidak stabil, kecepatan
E 0,85 - 1,00
terkadang berhenti.

Arus yang dipaksakan / macet, kecepatan rendah, volume dibawah kapasitas,


F >1,00
antrian panjang dan terjadi hambatan-hambatan yang besar

Sumber: Kepmenhub No.14 tahun 2006


KONDISI TINGKAT PELAYANAN JALAN

Volume Lalu lintas Puncak

Kapasitas Jalan atau Simpang

V/C = Derajat Kejenuhan

<0,85 (kondisi Baik) “Fokus Pada


Keselamatan”

>0,85 (Kondisi Buruk) “Fokus Pada


Mitigasi Peningkatan Kinerja Lalu lintas”
AKSESIBILITAS

Aksesibilitas secara umum diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PermenPUPR) Republik Indonesia No. 14/PRT/M/2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung.

Kemudahan akses kendaraan dalam menjangkau lokasisuatu objek


Aksesibilitas Kendaraan
(Akses Jalan Menuju Lokasi Kajian dan Akses Internal Lokasi Studi)

Kemudahan akses Logistik dalam menjangkau suatu lokasi tujuan


Aksesibilitas Barang
(Akses Logistik Barang “loading dock”)

Kemudahan akses orang dalam menjangkau suatu lokasi tujuan


Aksesibilitas Orang (Jalur Pejalan kaki, Fasilitas Penyeberangan, dan Fasilitas Disabilitas)
KESELAMATAN JALAN
Keselamatan jalan dalam tim evaluasi analisis dampak lalu lintas melalui regulasi evaluasi dokumen hasil
analisis dampak lalu lintas.

Objek Studi Kinerja Jalan Kecepatan, UM Rasio, dan Tata Guna Lahan

Jarak Pandang Simpang,


Persimpangan RT Rasio, dan Geometri Simpang

Matrik evaluasi Penyimpangan Pengendara


Perilaku Pengendara Pada Ruas jalan umum di lokasi studi

Radius Tikungan dan Jalur Deselerasi


Desain Akses
Akselerasi
AKSI MITIGASI

Contoh Dasar Penentuan

Alat Pembatas Kecepatan (Rambu Batas Kecepatan, Speed Trap, dan


Kecepatan Tinggi
Perkerasan Paving)

Geometri Jalan Jalur Pendakian, Perbaikan Geometri

Manajemen Lalu lintas, Pengurangan Hambatan Samping, SSA, dan


Kemacetan Pada Ruas
Peningkatan Lajur serta Jalur.
Pengurangan hambatan samping, Pengurangan RT Rasio, Peningkatan
Kemacetan Pada Simpang
Lebar Pendekat Lengan Simpang.
Perhitungan Analisis Penentuan Jenis Penyeberangan Jalan Zebra Cross,
Fasilitas Penyeberangan
Pelican Crossing, JPO.
KEAMANAN LOKASI KEGIATAN

Dalam menunjang suatu desain yang digunakan sebagai control dalam suatu pembangunan maka perlu ada
multi purpose personil dalam hal ini juga didukung oleh fasilitas pendukung keamanan dan keselamatan.

Petugas dengan fungsi keamanan serta pengatur lalu lintas dilengkapi


Petugas Pengatur Lalu Litnas
dengan Alat Perlindungan Diri (APD)

Pos Penjaga Memiliki posisi pandang yang cukup baik

CCTV dengan IP Address yang dapat di akses pihak Pembina jalan, Jalur
Fasilitas Pendukung Evakuasi dan titik kumpul.
5. KENDALA TEKNIS
PERMASALAHAN UMUM YANG TERJADI
CONTOH KASUS YANG BANYAK DITEMUKAN DALAM ANDALALIN TERKAIT
KEAMANAN DAN KESELAMATAN JALAN :
Perumahan
• Dalam proses kontruksi/pengurugan, truk pengangkut material tidak mematuhi
tatacara pengangkutan dengan benar serta berkonvoi, mengakibatkan ceceran
material urug jatuh ke badan jalan dan berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu
lintas
PERMASALAHAN UMUM YANG TERJADI

 Ketersediaan Pos Pengatur Lalu Lintas kurang diperhatikan dalam perencanaan pembuatan Siteplan,
diperburuk dengan kondisi petugas pengatur lalu lintas yang kurang berkompeten
 Kurangnya Implementasi Pemasangan Rambu atau Alat Perlengkapan Jalan baik pada masa kontruksi maupun
Masa Operasi
PERMASALAHAN UMUM YANG TERJADI

Industri
 Kurangnya Radius Tikung Pintu masuk/keluar Industri, menyebabkan sulitnya kendaraan
bermanuver sehingga harus bermanuver dengan memanfaatkan badan jalan
PERMASALAHAN UMUM YANG TERJADI

 Lokasi Industri yang berada di dekat area permukiman


 Aksesibilitas yang buruk menuju lokasi industri, desain akses jalan tidak dipertimbangkan
dengan kendaraan operasional yang digunakan

Akses Jalan Kurang


Ideal
PERMASALAHAN UMUM YANG TERJADI
 Kendaraan Pengangkutan Over Dimensi Over Loading (ODOL)
 Ceceran material di badan jalan pada kendaraan pengangkut (Truk
Mixer, Truk Pengangkut Semen) pada industri AMP / Batching Plant
PERMASALAHAN UMUM YANG TERJADI
Pusat Perbelanjaan, Rumah Sakit, Restoran
 Kurangnya Perhitungan terkait penyediaan Kebutuhan Parkir, yang menyebabkan
adanya parkir di luar area yang disediakan atau parkir di badan jalan

SPBU
 Pemasangan CCTV hanya mengutamakan pada area internal, kesadaran
pengusaha menerapkan pemasangan cctv menghadap arah lalu lintas masih
minim
CV. ADIPRAMANA KARYA
TRAFFIC ENGINEERING DESIGN CONSULTANT

TERIMA KASIH

+62 811 3380 180


www.adipramanakarya.com

Anda mungkin juga menyukai