Anda di halaman 1dari 49

PERSYARATAN TEKNIS DAN

LAIK JALAN KENDARAAN


BERMOTOR

OLEH :
Imam Cairil Saleh ATD,
UPT LLAJ Lamongan
DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TIMUR
DASAR HUKUM
Undang – undang Nomor : 22 Tahun 2009
Tentang Angkutan Jalan

Peraturan Pemerintah Nomor : 55 Tahun 2012


Tentang Kendaraan

Keputusan Menteri Perhubungan


Nomor : Km. 9 Tahun 2004 tentang Pengujian Tipe
Kendaraan Bermotor

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM.63 Tahun 1993


tentang Persyaratan Ambang Batas dan Laik Jalan Kendaraan
Bermotor, Kereta Gandengan, Kereta Tempelan, Karoseri dan
bak Muatan serta komponen-komponennya

Keputusan Menteri Nomor : PM 133 tahun 2015


tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor
2
SETIAP KENDARAAN BERMOTOR YANG
DIOPERASIKAN DIJALAN HARUS MEMENUHI
PERSYARATAN TEKNIS DAN LAIK JALAN
(PASAL 48 AYAT (1) UU LLAJ NO. 22 TAHUN 2009)
Pengertian persyaratan teknis adalah persyaratan
tentang susunan, peralatan, perlengkapan, ukuran,
bentuk, karoseri, pemuatan, rancangan teknis
kendaraan sesuai dengan peruntukannya, emisi
gas buang, penggunaan, penggandengan, dan
penempelan kendaraan bermotor.
Pengertian laik jalan adalah persyaratan minimum
kondisi suatu kendaraan yang harus dipenuhi agar
terjaminnya keselamatan dan mencegah terjadinya
pencemaran udara dan kebisingan lingkungan pada
waktu dioperasikan di jalan.

12
KEWAJIBAN RANMOR DI JALAN
( PSL. 22 AYAT (3) UU.22 TH.2009 )

Setiap orang yang mematuhi


mengemudikan ketentuan
Kendaraan Bermotor tentang
di Jalan WAJIB
Persyaratan
Teknis &
Laik Jalan

22/12/2023 5
KENDARAAN
BERMOTOR ADL

SETIAP KEND YG MESIN


BE SELAIN KEND. BERJALAN
DIGERAKKAN OLEH
RU
PERALATAN PA
DIATAS REL
MEKANIK

PP NO. 55 /TH 2012


PSL. 1 AYAT 2
KENDARAAN
TDK BERMOTORADL

SETIAP KEND YG TENAGA MANUSIA DAN /


OLEH
DIGERAKKAN ATAU KEWAN

PP NO. 55 /TH 2012


PSL. 1 AYAT 3
PERSYARATAN TEKNIS
UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ
Pasal 51 ayat (2)
SUSUNAN
PERLENGKAPAN
UKURAN
KAROSERI
RANCANGAN TEKNIS
PEMUATAN
PENGGUNAAN
PENGGANDENGAN
TEMPELAN
SUSUNAN RANGKA LANDASAN

MOTOR PENGGERAK

SISTEM PEMBUANGAN

SISTEM PENERUS DAYA

SISTEM RODA – RODA


LANDASAN
KEND.
BERMOTOR SISTEM SUSPENSI

ALAT KEMUDI

SISTEM REM

SISTEM LAMPU DAN ALAT PEMANTUL


CAHAYA

KOMPONEN PENDUKUNG

9
Komponen Kendaraan Bermotor

Pengukur Sistem Alat Kemudi


Penghapus Kecepatan
kaca
Kaca Spion

Lampu Utama
Jauh

Sistem Rem Klakson

Sistem Lampu Sistem Roda-


Penerus Daya Penunjuk Arah roda
Lampu Rem
Lampu Utama
Dekat

Spakbor

Sistem
Pembuangan

Motor
Lampu Mundur Sistem Suspensi
Rangka Penggerak
Landasan
PERLENGKA
PAN
SABUK KESELAMATAN

BAN CADANGAN

SEGITIGA PENGAMAN

DONGKRAK

PEMBUKA RODA

HELM

ROMPI PEMANTUL CAHAYA

PERALATAN P3K
ADALAH
DIMENSI UTAMA KENDARAAN BERMOTOR
UKURAN
PP Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan
Pasal 54

• Tidak melebihi 12.000 mm untuk


kendaraan tanpa kereta gandengan
atau tempelan selain mobil bus
ANJANG • Tidak melebihi 13.500 mm untuk
mobil bus tunggal
• Tidak melebihi 18.000 mm untuk
kend. bermotor yang dilengkapi
dengan kereta gandengan atau
tempelan
LANJUTAN…………..

• Tidak melebihi 2.500 mm


LEBAR
• Tidak melebihi 4.200 mm atau tidak lebih dari
TINGGI 1,7 X Lebar

• Tidak melebihi 47,50% dari jarak sumbu


JULUR DEPAN
JULUR • Tidak melebihi 62,50% dari jarak sumbu
BELAKANG
• Minimal 80 dari atas permukaan
SUDUT PERGI bidang/jalan datar
KAROSERI TERDIRI DARI

TEMPAT
ENGSEL PEMASANGA
KACA PINTU TEMPAT N
DUDUK KENDARAAN
BERMOTOR
Contoh pelanggaran dimensi

Kelebihan Lebar Bak


(Pelanggaran)
Lebar Bak 2900 mm
Lebar Bak sesuai Ketentuan
2500 mm
Contoh pelanggaran dimensi

62.50 % x jarak sumbunya


Rancangan Teknis Kendaraan Sesuai
Dengan Peruntukannya
RANCANG
AN TEKNIS Kendaraan
bermotor untuk
mengangkut
BARANG
Kendaraan
bermotor untuk
mengangkut ORANG

17
Tata Cara Untuk Memuat
PEMUATA Orang dan/atau Barang
N

X
SALAH
BENAR

X
18
Tata Cara
Penggunaan Mobil Penumpang

Sesuai
PENGGUNAANNYA

Melebihi kapasitas

XX
TATA CARA PENGGUNAAN
MOBIL BUS

X
TATA CARA PENGGUNAAN
MOBIL BARANG

XX

X X
CARA MENGGABUNGKAN KENDARAAN
BERMOTOR DENGAN KERETA
GANDENGAN ATAU BUS GANDENG
PENGGANDILENGKAPI
D DENGAN ALAT PERANGKAI
ENGAN
DILAKUKAN DENGAN CARA
MENGGUNAKAN ALAT
PENEMPELA PERANGKAI, RODA KELIMA
N YANG DILENGKAPI DENGAN
ALAT PENGUNCI DAN KAKI-KAKI
PENOPANG
LAIK JALAN adalah ditentukan oleh kinerja
minimal kendaraan bermotor yang di ukur sekurang-
kurangnya terdiri dari :
KEBISINGAN SUARA
(83 db s/d 118 db)

EMISI GAS BUANG


(Co = 4,5 % ; Hc = 1.200 ppm)

EFISIENSI SISTEM REM UTAMA


(50 % dari Berat Sumbu)

EFISIENSI SISTEM REM PARKIR


(20 % dari Berat Kendaraan)

KINCUP RODA DEPAN


(-5 mm/menit sd +5 mm/menit)
UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ Pasal 54 ayat 3
LAIK JALAN adalah ditentukan oleh kinerja
SUARAbermotor
minimal kendaraan KLAKSON
yang di ukur sekurang-
kurangnya(83
terdiri daridb)
db s/d 118

DAYA PANCAR SINAR LAMPU


UTAMA
(Kekuatan 12.000 cd)

KINERJA RODA DAN KONDISI BAN


(Alur Ban Minimal = 1 mm)

KESESUAIAN MESIN PENGGERAK


(Kendaraan bermotor tunggal selain mobil penarik dan sepeda motor sebesar 4,50
KW setiap 1.000 Kg dari JBB Untuk mobil penarik sebesar 5,50 Kw setiap 1.000
Kg dari JBKB)
AKURASI ALAT PENUNJUK
KECEPATAN
(Batas Penyimpangan sebesar -10% sampai dengan + 15 % diukur pada
kecepatan 40 Km/jam)
PENGUJIAN KENDARAAN
BERMOTOR
( Pasal 49 UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ )

MAKSUD DAN TUJUAN PELAKSANAAN


PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN
BERMOTOR DIMAKSUDKAN UNTUK :

1. MEMBERIKAN JAMINAN KESELAMATAN


SECARA TEKNIS TERHADAP PENGGUNAAN
KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN
2. MELESTARIKAN LINGKUNGAN DARI
KEMUNGKINAN PENCEMARAN YANG
DIAKIBATKAN OLEH PENGGUNAAN
KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN
3. MEMBERIKAN PELAYANAN UMUM KEPADA
MASYARAKAT
PENGUJIAN KENDARAAN
BERMOTOR
( Pasal 49 UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ )

Ayat (1) :
Kendaraan bermotor, kereta gandengan, dan
kereta tempelan yang diimpor, dibuat dan/atau
dirakit didalam negeri yang akan dioperasaikan
dijalan wajib dilakukan pengujian

Ayat (2) :
Pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. UJI TIPE
b. UJI BERKALA
UNDANG-UNDANG NO. 22 TAHUN 2009
TENTANG LLAJ
PASAL 50 AYAT (1)

( UJI TIPE )
WAJIB DILAKUKAN BAGI SETIAP KENDARAAN BERMOTOR, KERETA GANDENGAN,
TEMPELAN, YG DIIMPOR DIBUAT DAN/ATAU DIRAKIT DIDALAM NEGERI, SERTA
MODIFIKASI YG MENYEBABKAN PERUBAHAN TIPE
UNDANG-UNDANG NO. 22 TAHUN 2009
TENTANG LLAJ
PASAL 50 AYAT (2)

UJI TIPE TERDIRI DARI :


1. PENGUJIAN FISIK UNTUK PEMENUHAN PERSYARATAN TEKNIS DAN LAIK
JALAN YANG DILAKUKAN TERHADAP LANDASAN KENDARAAN BERMOTOR
DAN KENDARAAN BERMOTOR DALAM KEADAAN LENGKAP
2. PENELITIAN RANCANG BANGUN DAN REKAYASA KENDARAAN BERMOTOR
YANG DILAKUKAN TERHADAP RUMAH-RUMAH, BAK MUATAN, KERETA
GANDENGAN, KERETA TEMPELAN DAN KENDARAAN BERMOTOR YANG
DIMODIFIKASI TIPENYA

X
UNDANG-UNDANG NO. 22 TAHUN 2009
TENTANG LLAJ
PASAL 53 AYAT (1)

( UJI BERKALA )
DIWAJIBKAN UNTUK MOBIL PENUMPANG UMUM, BUS, MOBIL BARANG, KERETA
GANDENGAN, TEMPELAN YG DIOPERASIKAN DIJALAN
BUKTI LULUS UJI BERKALA

KARTU UJI / BUKU UJI


• Identitas Kendaraan Bermotor
• Identitas Pemilik
• Spesifikasi Teknis
• Hasil Uji
• Masa Berlaku Hasil Uji

TANDA UJI
• Identifikasi Kendaraan
Bermotor
• Masa Berlaku Hasil Uji

31
SDM PENGUJI DAN
UNIT PELAKSANA UJI

• Diberikan oleh Petugas yang memiliki Kompetensi yang


PENGESAHAN ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bodang
sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan atas usul
HASIL UJI Gubernur untuk pengujian yang dilakukan oleh unit
pelaksana pengujin Pemerintah Kabupaten/Kota

UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ Pasal 55 (1)


KEGIATAN
PEMERIKSAAN • Unit pelaksana pengujian Pemerintah Kabupaten/Kota
DAN • Unit pelaksana Agen Tunggal Pemegang Merek yang
PENGUJIAN mendapat izin dari Pemerintah
• Unit pelaksana pengujian swasta yang mendapatkan izin dari
FISIK Pemerintah
KENDARAAN
BERMOTOR UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang LLAJ Pasal 53 (3
FAKTOR PENYEBAB
KECELAKAAN

Manusia merupakan faktor utama penyebab terjadinya


kecelakaan lalu lintas. Sekitar 80 - 90 % dari kejadian
kecelakaan di sebabkan oleh manusia (Human Error), sisanya 10
- 20 % adalah faktor sarana, prasarana dan lingkungan. Sikap
dan disiplin pengemudi dalam mengendarai kendaraan bermotor
di jalan sangat mempengaruhi tingkat kecelakaan yang terjadi.

Novi Amalia UJE Afriyani


JENIS MOBIL BUS
PP 55 TAHUN 2012 (PASAL 5 Ayat (3))

NO JENIS MOBIL BUS JBB / JBKB PANJANG MAKSIMAL LEBAR MAKSIMAL TINGGI MAKSIMAL

6000 mm (tidak melebihi 2100 mm (tidak melebihi


1 MOBIL BUS KECIL > 3500 kg s/d 5000 kg 1,7 X Lebar
landasan) landasan)
9000 mm (tidak melebihi 2100 mm (tidak melebihi
2 MOBIL BUS SEDANG >5000 kg s/d 8000 kg 1,7 X Lebar
landasan) landasan)
> 9000 mm s/d 12.000 mm 2500 mm (tidak melebihi 4200 mm atau
3 MOBIL BUS BESAR >8000 kg s/d 16.000 kg
(tidak melebihi landasan) landasan) ( 1,7 X Lebar)
2500 mm (tidak melebihi 4200 mm atau
4 MOBIL BUS MAXI > 16.000 kg s/d 24.000 kg > 12.000 mm s/d 13.500 mm
landasan) ( 1,7 X Lebar)
2500 mm (tidak melebihi 4200 mm atau
5 MOBIL BUS GANDENG 22.000 kg s/d 26.000 kg > 13.500 mm s/d 18.000 mm
landasan) ( 1,7 X Lebar)
2500 mm (tidak melebihi 4200 mm atau
6 MOBIL BUS TEMPEL 22.000 kg s/d 26.000 kg > 13.500 mm s/d 18.000 mm
landasan) ( 1,7 X Lebar)
2500 mm (tidak melebihi 4200 mm atau
7 MOBIL BUS TINGKAT 21.000 kg s/d 24.000 kg 9000 mm s/d 13.500 mm
landasan) ( 1,7 X Lebar)
PERSYARATAN TEKNIS
TAMBAHAN MOBIL BUS PP 55 TAHUN 2012

Jumlah penumpang < 15 orang : Dilengkapi paling sedikit 1 (satu) pintu keluar dan /atau
masuk pada dinding kiri bagian depan/ belakang, lebar minimal 650 mm
PASAL 81
Jumlah penumpang > 15 orang :
a. Harus dilengkapi 1 (satu) pintu keluar dan / atau masuk lebar minimal 1200 mm atau
2(dua) pintu dengan lebar minimal 550 mm untuk pintu depan dan 650 untuk pintu
belakang
b. Tinggi pintu sebagaimana dimaksud dalam huruf a meliputi seluruh dinding mobil
bus atau paling sedikit 1.900 (seribu sembilan ratus) milimeter untuk mobil bus yang
tingginya lebih dari 2.250 (dua ribu dua ratus lima puluh) milimeter diukur dari
permukaan tanah
Pintu harus menjamin kemudahan penggunanya dan tidak
terhalang
Anak tangga paling tinggi 350 mm diukur dari permukaan jalan dan lebar paling sedikit
400 mm

pintu dapat dilipat, harus dikonstruksi sehingga anak tangga selalu berada pada tempatnya
secara kukuh
PERSYARATAN PP 55 TAHUN 2012
TEKNIS
TAMBAHAN MOBIL
BUS SAL 82
PA

Tinggi ruang penumpang Kendaraan bermotor paling sedikit:


 1.700 (seribu tujuh ratus) milimeter, untuk Mobil Bus yang dilengkapi
dengan tempat berdiri;
 1.500 (seribu lima ratus) milimeter, untuk Mobil Bus yang tidak
dilengkapi dengan tempat berdiri.

Tinggi ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diukur 400 (empat
ratus) milimeter dari dinding sisi kiri atau kanan dalam Kendaraan
Bermotor
PP 55 TAHUN 2012
PERSYARATAN TEKNIS
TAMBAHAN MOBIL BUS PASAL 83

(1) Selain pintu penumpang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81, Mobil
Bus harus mempunyai akses keluar pada sisi kanan dan kiri untuk
keadaan darurat.
(2)Akses keluar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
jendela dan/atau pintu
(3) Akses keluar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit berjumlah:

a) 1 (satu) akses keluar pada


sisi kanan dan kiri, apabila
jumlah tempat duduk tidak
lebih dari 26 (dua puluh
enam);
b) 2 (dua) akses keluar pada sisi
kanan dan kiri, apabila
jumlah tempat duduk 27
(dua puluh tujuh) sampai
dengan 50 (lima puluh);
c) 3 (tiga) akses keluar pada sisi
kanan dan kiri, apabila
jumlah tempat duduk 51
(lima puluh satu) sampai
dengan 80 (delapan puluh);
d) 4 (empat) akses keluar pada
sisi kanan dan kiri, apabila
jumlah tempat duduk lebih
dari 80 (delapan puluh).
(4) Akses keluar untuk Mobil Bus
sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf b, huruf c, dan
huruf d satu diantaranya harus
berupa pintu

(5)Dalam hal pada bagian


belakang mobil bus terdapat
pintu yang lebarnya paling
sedikit 430 (empat ratus tiga
puluh) milimeter, jumlah
akses keluar sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dapat
dikurangi satu.
PP 55 TAHUN 2012

(6)Akses keluar berupa jendela


sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) harus memenuhi persyaratan:

a. memiliki ukuran paling sedikit 600


mm kali 430 mm
b. mudah dibuka atau dirusak;
c. sudut jendela tidak runcing; dan
tidak terhalang apapun.
(7) Akses PP 55 TAHUN 2012
LANJUTAN
keluar berupa PASAL 83
pintu
sebagaimana
dimaksud
pada ayat (2)
pada dinding
sisi kanan
harus
memenuhi
persyaratan:

 memiliki lebar
paling sedikit
430 mm; dan
 mudah dibuka
dari dalam.
Pasal 84

Akses keluar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 diberi tanda dengan tulisan yang
menyatakan akses keluar dan penjelasan mengenai tata cara membukanya.
Tempat duduk di dekat akses keluar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mudah
dilipat

PP 55 TAHUN 2012
Pasal 85

Mobil Bus harus dilengkapi lorong dengan lebar


paling sedikit 350 (tiga ratus lima puluh)
milimeter.
PP 55 TAHUN 2012
PASAL 86
Mobil Bus yang digunakan
untuk angkutan siswa sekolah
pada sisi luar bagian depan
dan belakang ditulis tanda
berupa tulisan bus sekolah.
Mobil Bus sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus
dilengkapi dengan lampu
berwarna merah bertuliskan
berhenti dan dipasang di PP 55 TAHUN 2012
bawah kaca belakang
Pasal 87

•Pintu masuk dan/atau keluar


Mobil Bus sekolah dilengkapi
dengan anak tangga.

•Jarak antara anak tangga


paling tinggi 200 mm dan
jarak antara permukaan tanah
dengan anak tangga terbawah
paling tinggi 300 mm.

•Ukuran lebar dan tinggi


pintu masuk dan/atau keluar
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus memenuhi
ketentuan sebagaimana
ditetapkan dalam Pasal 83

PP 55 TAHUN 2012
CONTOH ANGKUTAN SISWA
SEKOLAH YANG SALAH
PP 55 TAHUN
2012

PASAL 88

Kendaraan Bermotor jenis Mobil Bus yang berfungsi umum wajib menyediakan
fasilitas bagi penumpang penyandang cacat.
Fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit berupa:
tempat naik dan turun penumpang yang dapat dioperasikan secara otomatis
maupun mekanis.
tanda atau petunjuk bagi penyandang tunanetra.
PERLENGKAPAN MOBIL BIS

Anda mungkin juga menyukai