Tatalaksana Penyakit Jantung
Tatalaksana Penyakit Jantung
DALAM KEHAMILAN
KELOMPOK 1
DEFINISI
4. Koarktasio aorta
wanita dengan koarktasio aorta bisa hamil dengan risiko
terhadap pertumbuhan janin. Akan tetapi bila koarktasio
sudah dikoreksi, pasien dapat menyelesaikan kehamilan
seperti biasa.
5. Stenosis pulmoner
Meskipun penderita stenosis pulmoner dapat hamil tanpa gejala
kelainan jantung, tetapi mudah mengalami gagal jantung karena
kekurangan oksigen.sebaiknya kehamilan ditunda sampai
dilakukan koreksi.
6. Sindrom Eisenmenger
Penderita mempunyai mortalitas yang tinggi. Kematian sering
terjadi pada waktu dan sesudah persalinan.pada penderita
sindrom eisenmenger dianjurkan supaya tidak hamil
7. Tetralogi of fallot
Tanpa koreksi terhadap cacat jantung, kehamilan jarang
bisa berlangsung sampai aterm. Pada penderita yang
sudah dikoreksi dengan sempurna, kehamilan tidak
membahayakan sang ibu
8. Penyakit jantung koroner pada kehamilan
Efek kehamilan terhadap sang ibu dengan penyakit
jantung koronenr bervariasi. Ada laporan mengatakan
angka kematian ibu mendekati 20%. Infark miokard dapat
terjadi sebelum konsepsi, kehamilan, ataupun nifas, maka
kehamilan seharusnya dihindar sebelum penderita
mendapat infark
9. Sinus takikardia
pada penderita penyakit jantung yang hamil, takikardia
merupakan tanda dini gagal jantung.
10.Kardiomiopati peripartal
Kardiomiopati peripartal adalah kelainan pada miokard dimana
gagal jantung mulai muncul pada bulan terakhir kehamilan atau
selama 5 bulan setelah persalinan, tanpa adanya penyebab gagal
jantung dan tanpa adanya kelainan jantung pada bulan terakhir
kehamilan
11. Penyakit jantung hipertensi
Penyakit jantung hipertensi sering dijumpai pada kehamilan,
terutama golongan usia lanjut dan sulit diatasi, apapun dasar
penyakit ini, hipertensi esensial, penyakit ginjal atau koarktasio
aorta, maka kehamilan akan mendapat komplikasi toksemia pada
1/3 jumlah kasus, disertai mortalitas yang tinggi pada ibu maupun
janin.
Penyebab
Riwayat penyakit jantung ibu
Perubahan hemodinamik yang mencolok yang ditimbulkan
oleh kehamilan memiliki efek besar pada penyakit jantung
yang diderita oleh wnita hamil. Pertimbangan paling
penting adalah bahwa selama masa kehamilan curah
jantung meningkat hingga 30-50 %. Karena pada awal
kehamilan terjadi perubahan yang signifikan , wanita
dengan disfungsi jantung yang berat dapat mengalami
perburukan gagal jantung. Kondisi ini merupakan saat
kemampuan fisiologis jantung mengubah curah jantung
secara cepat seing kesulitan menghadapi penyakit jantung
struktural.
FAKTOR PREDISPOSISI
Manajemen kebidanan di situasi klinis
1. Pendidikan kesehatan. Hal ini sangat penting bahwa pasien hendaknya
mengetahui dan dan memahami keadaan jantungnya. Hal terpenting dari
kunjungan antenatal yang reguler dan adalah bahwa pasien melaporkan
dengan segera jika hal-hal dibawah ini terjadi:
a. Dispneu (mengalami peningkatan seiring dengan waktu)
b. Batuk yang terus-menerus
c. Haemoptysis
d. Anemia
e. Takikardi atau jantung berdebar-debar
f. Paroxsysmal nocturnal dyspnoea: pasien berusaha keras untuk bernafas
g. Ortopneu
a. Infeksi
1. Istirahat. Pasien harus mnedapatkan 10-12 jam tidur malam
dan 2 jam tidur siang.
2. Melakukan investigasi lingkungan rumah pasien. Sirkulasi
udara di ruamah, keadaan fiansial, fasilitas transport, klinik
kesehatan terdekat.
3. Nutrisi. Nutrisi perhari harus terjadwal., dengan mnegurangi
asupan garam, karbohidrat dan tinggi protein.
4. Beraktivitas. Tergatung sesuai kebutuhan fisik/ jasmani
masing-masing
5. Memakai stocking. Pasein diberi dorongan untuk memakai
stocking yng elastis untuk kestabilan jantung.
6. Rujuk ke rumah sakit
1. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik harus disesuaikan dengan tingkat gejala.aktivitas yang sesuai
menurunkan tonus simpatik, mendorong penurunan berat badan, dan memperbaiki
gejala, rasa sehat, dan toleransi aktivitas pada gagal jantung terkompensasi dan
stabil.
2. Merokok
Merokok cenderung menurunkan curah jantung, dan meningkatkan resistensi
vaskular sistemik dan pulmonal (Gray,2002).
2. Konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol mengubah keseimbangan
cairan, inotropik negatif, dan dapat
memperburuk hipertensi, serta mempresifitasi
aritmia.penghentian konsumsi alkohol
memperlihatkan perbaikan gejala dan
hemodinamik. Maka konsumsi alkohol harus
tetap dijaga dalam batas minimal atau bahkan
dihindari, terutama bila dipertimbangkan
merupakan penyebab kardiomiopati
(Gray,2002).
Infeksipernafasan karena menrunnya kadar
oksigen
Demam karena terjadi peningkatan denyut
jantung
Aktivitas yang terlalu banyak
Hipertensi
Pre-eklampsia
Perubahan psikologis selama kehamilan (kondisi
psikologis ini dapat membebani jantung dan dapat
menjadi penyebab masalah jantung).
Reumatic heart disease: endokarditis termasuk
kerusakan di katup mitral dan atau kelainan pada
katup mitral.
Miokarditis infeksi bakteri yang berhubungn dengn
malnutrisi.
Bakteri endokarditis
Kelainan arteri koronaria namun keadaan ini
sangat jarang
Penyakit jantung bawaan diantaranya patent
ductus arteriosus, ventricular septal devect (VSD),
atrial septal devect (ASD), tetralogy of fallot
(tenosis arteri pulmonalis, VSD dengan aorta yang
bergeser dan hipertropi ventrikel kiri, tidak
semua pasien melahirkan tidak dengan ancaman
kelainan jantung bawaan.
Diagnosa
2. Pemeriksaan:
auskultasi/palpasi.
1. Anamnesis: Burwell dan Metcafe
• Pernah sakit mengemukakan 4 kriteria
untuk menegakkan
jantung dan diagnosis, yaitu:
berobat pada • Bising jantung sistolik 3. Pemeriksaan
dan presistolik terus elektrokardiogram (EKG).
dokter untuk menerus.
penyakitnya • Pembesaran jantung.
• Pernah demam • Bising jantung terus
menerus – thrill.
rematik • Aritmia bunyi jantung
yang berat.
Prognosis Penyakit Jantung dengan
Kehamilan
.
5. Hipervolemia: dapat menyebabkan edema paru. Infus dan tranfusi
harus dihindari kecuali esensial, dimana pada kasus ini kecepatan
infus harus diobservasi dengan sangat hati-hati. Masukan natrium
harus dibatasi.
6. Obesitas: dengan peningkatan massa tubuh, maka beban jantung menjadi lebih
.
besar. Masukkan gizi harus dibatasi untuk mencukupi kebutuhan gizi ibu dan janin
tanpa menyebabkan penimbunan lemak yang berlebihan. Masukan natrium harus
dibatasi sampai kira-kira 2000 mg per hari.
.
Tabel 5.12.1. Klasifikasi Klinis New York Heart Association (NYHA).
Kelas I Tidak ada gangguan aktivitas fisik dan tidak ada nyeri dada.
Kelas III Ada rasa tidak nyaman, misalnya kelelahan, palpitasi, dispneu,
dan nyeri dada ketika melakukan aktivitas fisik yang rigan.
Tidak ada gangguan saat beristirahat.
Morbiditas rendah, tetapi diperlukan kewaspadaan pada kehamilan dan nifas untuk
mencegah dan deteksi dini kemungkinan terjadinya gagal jantung.
Sebaiknya ibu dirujuk ke rumah sakit yang memiliki dokter spesialis jantung dan
unit perawatan intensif yang memadai.
Gejala dan tanda ke arah kegagalan jantung umumnya bertahap, mulai dari ronkhi
basah serta batuk-batuk, sesak napas dalam aktivitas sehari-hari dan kemudian
dapat terjadi hemoptisis, edema, dan takikardia.
Patofisiologi