Audit Sistem Manajemen Lingkungan PPW 2
Audit Sistem Manajemen Lingkungan PPW 2
Dalam Pengelolaan
Lingkungan Perusahaan
1 12/26/23
Ragam Dimensi
Pembangunan
Berkelanjutan
Memenuhi kebutuhan saat Pencapaian secara simultan
ini tanpa mengabaikan tiga unsur penting, yaitu:
peluang generasi yang Kesejahteraan Ekonomi
2 12/26/23
Perubahan paradigma strategi untuk
melaksanakan pembangunan
berkelanjutan:
Pendekatan Tradisional Sustainable Approach
Sistem pemikiran yang terkotak- Sistem pemikiran fokus pada
kotak terfokus pada bagian ketergantungan bagian dan
tertentu saja secara parsial mengoptimasikan seluruh sistem
Dampak lingkungan/sosial Dampak lingkungan/sosial dianalisis
dilakukan ahli setelah keputusan sebelum pembuat keputusan
strategis dilakukan merencanakan strategi pembangunan
Forecasting: dimana kita saat ini – Backcasting: seperti apakah dunia yang
bagaimana kita dapat berkelanjutan itu dalam 30 tahun yad,
meningkatkan 5% dan bagaimana cara kita mencapainya?
Pengelolaan
Dampak
Pentaatan
Lingkungan
kegiatan industri
Trend Global
Tantangan pembangunan berkelanjutan berasal dari
pertemuan dua kecenderungan utama
Penurunan
Batas Ketahanan
Aktivitas
5 12/26/23
Dua dunia yang berbeda !!
6 12/26/23
Mengapa Pengelolaan Lingkungan?
Produk/Jasa
PRODUSEN KONSUMEN
Uang/Imbalan
7 12/26/23
Permasalahan Lingkungan Global
1. Kerusakan dan menipisnya sumberdaya
lingkungan global
Kerusakan atmosfir
Kerusakan lapisan ozon
Kerusakan dan menipisnya sumberdaya hutan
Menipisnya keanekaragaman hayati
Pencemaran dan menipisnya sumber daya
kelautan
2. Konsumsi yang berlebihan
3. Kemiskinan dan penurunan kualitas hidup
8 12/26/23
Dampak Lingkungan
Pengelolaan SDA:
Pengurangan SDA dan Energi
Pencemaran Lingkungan
Perubahan Iklim
9 12/26/23
Pengurangan SDA dan
Energi
Sumber energi yang non-renewable
Sumber energi yang renewable
SUMBER CO CO2 N 2O CH4
ENERGI
10 12/26/23
Pencemaran Lingkungan
Polusi Udara;
Smog, Hujan Asam, Debu dan Partikulat
Polusi Air;
Air permukaan dan Air tanah
Polusi Limbah B3;
Limbah korosif, reaktif, toksik atau yang mudah
terbakar/meledak
Polusi Radioaktif;
Mineral, air/tanah
11 12/26/23
Perubahan Iklim
Skala global dan lokal
Dipengaruhi oleh;
peningkatan konsentrasi CO2 di udara
(efek rumah kaca),
polusi partikulat/debu,
kecepatan penggundulan hutan,
pencemaran panas (industri maupun
transportasi)
12 12/26/23
Peta suhu bumi 1995-2004
13 12/26/23
Penyebab
14 12/26/23
Gas-gas Rumah Kaca
Berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) mengenai Perubahan Iklim
(United Nations Framework Convention on
Climate Change – UNFCCC), ada 6 jenis gas
yang menyebabkan efek rumah kaca yaitu :
Karbondioksida (CO2)
Dinitro Oksida (N2O)
Metana (CH4)
Sulfurheksaflorida (SF6)
Perflorokarbon (PFCs)
Hidroflorokarbon (HFCs)
15 12/26/23
Gas-gas Rumah Kaca
16 12/26/23
17 12/26/23
Sumber CO2
18 12/26/23
Tabel 5. Peringkat negara pencemar
emisi karbon di dunia
Negara Peringkat Kontribusi (%)
19 12/26/23
Perubahan Tata Guna
Lahan
Proses Produksi di rural dan Konsumsi Energi di
daerah urban
20 12/26/23
Kehilangan
Keanekaragaman Hayati
Akibat aktivitas manusia
Dampaknya:
Hilangnya sumber-sumber genetik
Hilangnya sumber pangan potensial dan
pengendali penyakit
Stabilitas ekosistem berkurang
Hilangnya daya tahan ekosistem
21 12/26/23
Permasalahan LH di Indonesia
1. Persediaan air dan sanitasi
2. Pengelolaan limbah padat
3. Emisi kendaraan di daerah urban
4. Polusi industri, terutama di pulau – pulau yang
menjadi lokasi industri
5. Pengelolaan daerah pertambangan dan area
konsesi hutan di berbagai pulau
6. Proteksi daerah aliran sungai (DAS)
7. Proteksi keanekaragaman hayati dan
keberlanjutan dari ekosistem global
22 12/26/23
SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
23 12/26/23
PRINSIP SML
24 12/26/23
DEFINISI SML
25 12/26/23
KEBERHASILAN SML
28 12/26/23
SIKLUS PDCA
29 12/26/23
P: PLANNING (Perencanaan)
30 12/26/23
P: PLANNING
(Perencanaan)
Identifikasi sumber kegiatan penghasil
Limbah
Identifikasikan peraturan dan
perundangan terkait
Identifikasi aspek lingkungan dan
dampaknya
Tetapkan dampak yang harus dikelola
sebagai prioritas
Susun obyektif dan target pengelolaannya
Buat program pengelolaan
lingkungannya !
31 12/26/23
D: DO (Implementasi)
32 12/26/23
D: DO (Implementasi)
33 12/26/23
C: Check (Kontrol & Awasi)
34 12/26/23
C: Check (Kontrol &
Awasi)
Pengukuran dan monitoring dari
kegiatan yang sedang berjalan
Audit internal SML secara
periodik
Koreksi dan pencegahan pada
penyimpangan yang ada
Rekam seluruh kejadian
35 12/26/23
A: ACTION (Kaji dan Kelola)
36 12/26/23
A: ACTION (Kaji dan
Kelola)
Perhitungkan:
Hasil temuan audit
Rekaman kemajuan dan obyektif perubahan pada
fasilitas yang ada
Perubahan pada aktivitas, produk dan jasa yang
ada
Perubahan teknologi
Concern pada fihak terkait
Informasi lain yang relevan
Kaji: kelayakan, kepantasan, dan kinerja SML
Tetapkan dan putuskan hal terkait:kebijakan
lingkungan secara umum, kebijakan dan target
SML yang dibuat, elemen lain dari SML yang
diperlukan
37 12/26/23
KETERKAITAN DALAM SML
38 12/26/23
ISO 14001
International Standard Organization 14001
39
Tentang ISO
Standar internasional yang berisi
syarat-syarat untuk mengadakan,
mengimplementasikan serta
mengoperasikan Sistem
Manajemen Lingkungan (SML)
Seri ISO 14001 : 2004 ditujukan
untuk memperjelas edisi th. 1996
dan lebih kompatible dengan ISO
9001
40
Tentang ISO
IEC (1906)
ISA (1926)
International Organization for
Standardization (23 Februari 1947),
berpusat di Jenewa
Saat ini sudah dihasilkan > 9300 standar
dan 170.700 halaman teknis
41
SEJARAH PERKEMBANGAN ISO
14000
“Conference on Human
and Environment” oleh
PBB pada tahun 1972
UNEP dan WCED 1987
“Our Common future”
UNCED, 1989 KTT Bumi
Rio de Janeiro, 1992
BCSD
SAGE, 1991
Komisi Teknis TC-207
ISO Seri 14000
42
Alasan Perlunya Standar
Adanya Technical Barriers to Trade
Mencegah Non-TBT
Liberalisasi perdagangan dunia
Saling ketergantungan antar sektor
Sistem komunikasi seluruh dunia
Perlunya penyeragaman standar
teknologi
43 12/26/23
Kriteria Standar Sistem Manajemen
44 12/26/23
SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
45 12/26/23
SML ISO 14000 berarti…
Apa yang dilakukan suatu organisasi atau
perusahaan untuk meminimalkan dampak
negatif terhadap lingkungan yang disebabkan
oleh aktivitasnya
46 12/26/23
Penerapan ISO di Indonesia
47 12/26/23
ISO 14000 SERIES
ISO seri 14001-14009 : SML (EMS)
ISO seri 14010-14019 : Audit Lingkungan
ISO seri 14020-14029 : Environmental Labelling
(Ecolabel)
ISO seri 14030-14039 : Environmental
Performance Evaluation (EPE)
ISO seri 14040-14049 : Life Cycle Assessment (LCA)
ISO seri 14050 : Term and Definition
48 12/26/23
ISO 14000 SERIES
49 12/26/23
ISO seri 14001-14009
50 12/26/23
ISO 14000 SERIES
ISO seri 14010-14019 tentang Environmental
Auditing (Audit Lingkungan)
ISO seri ini merupakan suatu alat (tools) dalam
penerapan sistem manajemen lingkungan, jadi
tidak memerlukan sertifikasi.
ISO seri 14020-14029 tentang Environmental
Labelling (Ekolabel).
ISO seri ini juga dimaksudkan untuk sertifikasi,
tetapi yang disertifikasi adalah produknya
sedangkan EMS yang disertifikasi adalah
sistemnya.
51 12/26/23
ISO seri 14010-14019
52 12/26/23
ISO seri 14020-14029
53 12/26/23
ISO 14000 SERIES
ISO seri 14030-14039 tentang Environmental
Performance Evaluation (EPE) atau Evaluasi
Kinerja Lingkungan.
Diukur dengan mengkuantifikasi dampak
kegiatan terhadap lingkungan.
ISO seri 14040-14049 tentang Life Cycle
Assessment (LCA) atau Analisis Daur Hidup
Produk
Standar ini tidak dimaksudkan untuk sertifikasi,
dimana setiap produk mempunyai siklus hidup
54 12/26/23
ISO seri 14030-14039
55 12/26/23
ISO seri 14040-14049
56 12/26/23
ISO 14000 SERIES
57 12/26/23
ISO seri 14050
58 12/26/23
STRUKTUR ISO SERI 14000
59 12/26/23
14011
60 12/26/23
ELEMEN DALAM SML
Kebijakan Lingkungan
Perencanaan
Implementasi dan Operasi
Pemeriksaan
Pengkajian Manajemen
61 12/26/23
Perbandingan ISO 14001:1996 dan 2004
62 12/26/23
ELEMEN-ELEMEN SML
4.1. Persyaratan Umum
4.2. Kebijakan Lingkungan
4.3. Perencanaan
4.3.1 Aspek-Aspek Lingkungan
4.3.2 Perundangan dan Peraturan
Lingkungan
4.3.3 Tujuan, Sasaran dan Program
63 12/26/23
ELEMEN-ELEMEN SML
4.4. Penerapan dan Operasi
4.4.1 Sumber Daya, Peran, Tanggung
Jawab dan Wewenang
4.4.2 Kompetensi, Pelatihan, dan Kepedulian
4.4.3 Komunikasi
4.4.4 Dokumentasi
4.4.5 Pengendalian Dokumen
4.4.6 Pengendalian Operasional
4.4.7 Persiapan Tanggapan dan Tindakan
Darurat
64 12/26/23
ELEMEN-ELEMEN SML
4.5 Pemeriksaan
4.5.1 Pemantauan dan Pengukuran
4.5.2 Evaluasi Ketaatan
4.5.3 Ketidaksesuaian, Tindakan
Perbaikan dan Tindakan Pencegahan
4.5.4 Pengendalian Rekaman
4.5.5 Audit Internal
65 12/26/23
Keuntungan SML
66 12/26/23
Kerugian SML
67 12/26/23
EMAS
Eco-Management and Audit Scheme
68 12/26/23
TENTANG EMAS
• Program 3 (tiga) tahunan
• Alat bantu manajemen untuk meningkatkan
kinerja lingkungan suatu organisasi dan
menyelaraskan tujuan organisasi dengan
peraturan yang berlaku.
• Meningkatkan kinerja lingkungan sebesar
33%.
• Hingga tahun 2003: 82 organisasi EMAS
versus 2.917 organisasi ISO 14001 yang
mencatat (di UK)
69 12/26/23
LANGKAH-LANGKAH EMAS
70 12/26/23
SYARAT-SYARAT EMAS
Mematuhi peraturan lingkungan
Membuat analisis lingkungan sekitar
Mengaplikasikan program dan sistem
manajemen lingkungan
Membuat audit lingkungan
Menetapkan tujuan dan sasaran
Mengkomunikasikan pernyataan lingkungan
dengan organisasi terkait (diakui)
71 12/26/23
SYARAT AKREDITASI
EMAS
Menetapkan Kebijakan Lingkungan
Melakukan Review Lingkungan
Menyusun Program Lingkungan
Membuat Sistem Manajemen
Melakukan Siklus Audit
Membuat Pernyataan Publik Tahunan
Mengaudit Secara Eksternal
72 12/26/23
ISO 14001
EMAS
EMAS diharuskan melakukan analisis lingkungan untuk
kriteria tertentu
Mewajibkan audit, review dan pernyataan publik
(Environmental Statement)
EMAS untuk kegiatan industri, ISO untuk semua aktivitas
organisasi
Lebih menekankan pada EVABAT (Economically Viable
Application of Best Available Technology)
EMAS mensyaratkan adanya verifikasi eksternal sistem
manajemen dan auditnya, sedangkan ISO 14001 tidak
Komunikasi dengan Otoritas, Publik maupun Kontraktor
EMAS masih terbatas di Eropa, ISO diaplikasi internasional
73 12/26/23
PROPER
Program For Pollution Control, Evaluation & Rating
EMAS versi INDONESIA !
74 12/26/23
PROPER
Tujuan: Peningkatan pentaatan &
kinerja perusahaan dalam
pengelolaan lingk. hidup secara
kontinu lewat implikasi instrumen
insentif & disinsentif reputasi
dengan mekanisme penyebaran
informasi (disclosure) kepada
publik dan stakeholders
Pihak terkait & peran :
BAPEDAL: rating &
disclosure
Masyarakat: social pressure
Pasar: reputation
75 12/26/23
PROPER
LATAR BELAKANG 1980-1990an : PENGENDALIAN POLUSI
DI INDONESIA TIDAK MEMADAI
“PROPER” DICETUSKAN U/
MEMPERBAIKI KONDISI
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
76 12/26/23
LANDASAN PROPER
KATA KUNCI:
4. KEWAJIBAN PERUSH. U/
UU NO. 23/1997 PASAL 5 (2)
MEMBERIKAN INFORMASI
77 12/26/23
HASIL EVALUASI PROPER:
EMAS KELOLA LINGK > PERSYARATAN & ZERO
EMISI
HIJAU KELOLA LINGK. REPUTASI INSENTIF DAN
PERSYARATAN
BIRU KELOLA LINGK. SESUAI PERSYARATAN
MERAH KELOLA LINGK TAPI BELUM SESUAI
PERSYARATAN
HITAM BELUM MELAKUKAN KELOLA LINGK. YANG
SIGNIFIKAN
HASIL TSB DILAPORKAN KEPADA PUBLIK
78 12/26/23
PROPER
ISO 14001
Perusahaan dengan sertifikasi ISO dan label PROPER (data 2005,
database Nasional sertifikasi ISO 14001)
Emas (nihil) -
Hijau (total 23) 13
Biru (total 221) 30
Merah (total 150) 7
Hitam (total 71) 1
79 12/26/23
PENGELOLAAN LIMBAH B3
80 12/26/23
LATAR BELAKANG
PENGELOLAAN B3-
LIMBAH B3
meningkatnya penggunaan bahan berbahaya dan
beracun pada berbagai kegiatan, antara lain pada
kegiatan perindustrian, pertambangan, kesehatan
dan juga kegiatan rumah tangga
adanya kebutuhan industri penghasil limbah B3 -
terutama sekitar Jakarta - terhadap kesediaan
fasilitas pengolahan dan penimbunan limbah B3
yang berwawasan lingkungan
meningkatnya upaya pengendalan pencemaran
udara dan pengendalian pencemaran air yang
akan menghasilkan lumpur atau abu yang
berbahaya dan beracun
Indonesia merupakan salah satu negara tujuan
tempat pembuangan limbah
81 12/26/23
MENGAPA LIMBAH HARUS
DIOLAH/KELOLA ?
Aliran
Bahan
Proses Produksi Produk
Baku &
Penolong
84 12/26/23
Persepsi atas nilai
Pengembangan Dan manfaat barang
Produk (sbg.kebutuhan) (pengaruh budaya)
Sales Transportation
Manufacturing Packaging Consumers Final Dispositions
& Distributions
Limbah
85 12/26/23
SIFAT DAN KARAKTERISTIK
LIMBAH
Kegiatan Jenis Sifat Potensi Media
Limbah Pencemar Tercemar
Domestik Padat, cair, Non B3 Pencemaran Air, tanah, pantai
(rumah ringan-sedang
tangga
Pertanian/ Padat, cair, Non B3 Pencemaran Air, tanah, pantai
perikanan ringan-sedang
Industri Padat, cair Non B3 dan Pencemaran Air, tanah, pantai
wisata Limbah B3 sedang-berat
86 12/26/23
MATRIKS TEKNOLOGI
PENGELOLAAN LIMBAH
Input Proses Pengel. Pasca
Proses Produksi Limbah Produksi
(Teknologi) Jenis dan Pengolahan Recovery bahan
bahan yang karakteristik Limbah padat dari dari produk pasca
terkait dengan teknik unit-proses proses dan penggunaan
proses pendukung kegiatan (limbah)
Pewadahan dan Unit pendukung Pengolahan Pengolahan dan
Transportasi proses untuk limbah cair dari pemusnahan bahan
bahan baku air,udara,energy proses dan off-spec dan
system pendukung kegiatan kadaluawarsa
Storage: stock Flow process: Pengendalian Pengelolaan
system, layout system, layout pencemaran udara kemasan
dan flow dan flow dan kebisingan
Pengelolaan
sludge dan limbah
B3
87 12/26/23
DEFINISI B3
88 12/26/23
B3 – LIMBAH B3
Penggunaan/
Pemanfaatan
Limbah
B3 Penanganan
Bahan B3
Off spec
Sisa Bahan
89 12/26/23
DEFINISI B3
(PP74/2001)
Sisa suatu usaha atau kegiatan
yang mengandung bahan
berbahaya dan/atau beracun yang
karena sifat dan atau
konsentrasinya dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan/atau
merusakkan lingkungan hidup
dan/atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia
serta mahluk hidup lain.
90 12/26/23
PENGELOLAAN B3
Penghasil
Pengangkut
Pengedar
Penyimpan
Pengguna
Pembuangan
91 12/26/23
KLASIFIKASI B3
92 12/26/23
TINGKATAN RACUN B3
93 12/26/23
KLASIFIKASI B3
(PP 74/2001)
B3 yang dapat dipergunakan (209
bahan: Ammoniak, Asam khlorida …)
B3 yang dilarang dipergunakan: jenis
B3 yg dilarang digunakan,
diproduksi, diedarkan dan atau
diimpor (10 bahan: Aldrin, Endrin,
DDT …)
B3 yang terbatas dipergunakan: B3
yg dibatasi penggunaan, impor, dean
atau produksinya (45 bahan:
Mercury, CFC …)
94 12/26/23
TATALAKSANA
PENGELOLAAN B3
Registrasi oleh penghasil dan pengimpor
Prosedur notifikasi bagi impor B3 yg
terbatas dipergunakan dan atau pertama
kali
Produsen wajib membuat MSDS
Pengangkutan menggunakan sarana yang
memenuhi syarat dari instansi yang
berwenang
Penggunaan simbol dan label
Tempat penyimpanan sesuai syarat teknis
dan mempunyai STD
95 12/26/23
NOTIFIKASI B3
99 12/26/23
TEKNOLOGI PENGOLAHAN
1. Proses Kimia-Fisik
2. Metoda Thermal
3. Kombinasi kimia-fisik dan
thermal
4. Stabilisasi dan Solidifikasi
5. Land disposal (setelah
stabilisasi)
100 12/26/23
PROSES KIMIA-FISIK
1. Reaksi oksidasi-reduksi
2. Netralisasi
3. Stripping
4. Presipitasi
5. Evaporasi
6. Destilasi
101 12/26/23
METODA THERMAL
(Incenerasi)
Proses pembakaran
Gas dan uap beracun
Sistim injeksi
102 12/26/23
LAND DISPOSAL
(pasca stabilisasi)
Stabilisasi bahan B3
Solidifikasi
Encapsulasi
Landfill system
Leachate management
103 12/26/23
104 12/26/23
IDENTIFIKASI LIMBAH B3
105 12/26/23
IDENTIFIKASI LIMBAH B3
106 12/26/23
IDENTIFIKASI LIMBAH B3
107 12/26/23
IDENTIFIKASI LIMBAH B3
108 12/26/23
KARAKTERISASI
LIMBAH B3
Berdasarkan Karakteristik (PP 85/1999):
Mudah meledak
Mudah terbakar
Bersifat reaktif
Bersifat racun
Infeksius
Korosif
110 12/26/23
DASAR PELAKSANAAN
PENGELOLAAN LIMBAH
B3
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1993,
tentang Pengesahan Basel Convention on
The Control of Transboundary Movement of
Hazardous Wastes and Their Disposal
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
1999 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 85
tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun
111 12/26/23
DASAR PELAKSANAAN
PENGELOLAAN
LIMBAH B3
Surat Keputusan Kepala Bapedal
No. Kep-68/Bapedal/05/1994 tentang Permohonan Ijin
Pengelolaan Limbah B3
No. Kep-01/Bapedal/09/1995 tentang tentang Tata Cara &
Persyaratan Teknis Penyimpana dan Pengumpulan Limbah B3
No. Kep-02/Bapedal/09/1995 tentang tentang Dokumen Limbah
B3
No. Kep-03/Bapedal/09/1995 tentang tentang Persyaratan Teknis
Pengolahan Limbah B3
No. Kep-04/Bapedal/09/1995 tentang tentang Tata Cara &
Persyaratan Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi
bekas Pengolahan dan Lokasi bekas Penimbunan Limbah B3
No. Kep-05/Bapedal/09/1995 tentang Simbol dan Label Limbah
B3
No. Kep-255/Bapedal/08/1996 tentang Tata Cara & Persyaratan
Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas
No. Kep-02/Bapedal/01/1998 tentang Tata Laksana Pengawasan
Pengelolaan Limbah B3
No. Kep-03/Bapedal/01/1998 tentang Program Kemitraan dalam
Pengelolaan Limbah B3 (KENDALI)
No. Kep-04/Bapedal/01/1998 tentang Penetapan Prioritas Daerah
Tingkat I Program KENDALI B3
112 12/26/23
PP 18/1999 jo. PP
85/1999 mengatur tentang..
Kewajiban bagi setiap penghasil limbah B3 untuk
mengolah limbahnya. Jika tidak sanggup, maka
tanggung jawab pengolahan dapat dialihkan kepada
badan usaha pengolah limbah B3 yang telah
mendapat ijin Bapedal. Pengaturan ini juga
termasuk kewajiban untuk melakukan pengelolaan
sebelum limbah diolah, speerti pengemasan,
penyimpanan, pengangkutan dll.
Kewajiban-kewajiban bagi badan usaha /kegaiatan
pengelola limbah B3, seperti badan usaha yang
melakukan pengumpulan, pengolahan, penimbunan,
pemanfaatan dan usaha pengangkut limbah B3.
Ketentuan mengenai pengawas dan pelaksanaan
pengawasan dalam kegiatan pengelolaan limbah B3.
Ketentuan teknis administratif dalam kegiatan
pengelolaan limbah B3, termasuk sanksi-sanksi bagi
pelanggarannya.
Ketentuan dalam penetapan limbah B3.
113 12/26/23
PELAKU PENGELOLAAN
LIMBAH B3
penghasil
pengumpul
pengangkut
pengawas
pengolah (penimbun dan
pemanfaat)
114 12/26/23
KETENTUAN PENGHASIL
LIMBAH B3
wajib mengolah limbah B3 atau
menyerahkannya kepada Pengolah
tempat penyimpanan sesuai dengan
persyaratan
melaporkan kegiatan
dapat menjadi pengumpul, pengangkut,
pemanfaat atau pengolah bila memenuhi
persyaratan
label pada kemasan
mengisi dokumen limbah B3
membantu pengawas
memiliki sistim tanggap darurat
115 12/26/23
KETENTUAN PENGANGKUT
LIMBAH B3
ijin dari Departemen Perhubungan
dengan rekomendasi dari Bapedal
alat angkut memenuhi ketentuan
menyerahkan dokumen muatan dan
dokumen limbah
menyerahkan dokumen kepada
penghasil/pengumpul
membantu pengawas
mempunyai sistm tanggap darurat
116 12/26/23
KETENTUAN PENGUMPUL
LIMBAH B3
lokasi pengumpulan sesuai dengan
persyaratan
membuat catatan tentang kegiatan
dan mel;aporka kepada Bapedal
maksismum 90 hari penyimpanan
sebelum diolah/diserahkan ke
pengolah
ijin operasi dari bapedal
membantu pengawas
memiliki sistim tanggap darurat
117 12/26/23
KETENTUAN PENGOLAH/
PENIMBUN LIMBAH B3
memiliki dokumen Amdal
badan hukum
ijin Bapedal
memiliki laboratorium
minimum luas lahan 1 Ha dan memenuhi
persyaratan
permeablitas tanah minimum 10-7 cm/detik
fasilitas pengolahan atau penimbunan sesuai
ketentuan
teknis kegiatan dan pemantauan sesuai
ketentuan
memiliki sistim tanggap darurat
118 12/26/23
PEDOMAN TEKNIS
PENGELOLAAN LIMBAH
B3
Kep-01/Bapedal/09/1995 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Penyimpanan dan
Pengumpulan Limbah B3.
Pengemasan: prakemas, kemasan, prinsip
pengemasan, tata cara pengemasan
Pewadahan dengan tangki dan penempatannya
Persyaratan penyimpanan: palet, penumpukan,
jarak
bangunan penyimpanan: konstruksi, cuaca,
limbah mudah terbakar, limbah mudah
meledak dsb.
Pengumpulan: lahan, syarat bangunan, lay out,
fasilitas tambahan.
119 12/26/23
PEDOMAN TEKNIS
PENGELOLAAN LIMBAH
B3
Kep-02/Bapedal/09/1995 tentang
Dokumen Limbah B3.
Chain of custody
120 12/26/23
PEDOMAN TEKNIS
PENGELOLAAN LIMBAH
B3
Kep-03/Bapedal/09/1995 tentang
Persyaratan Teknis Pengolah Limbah B3.
Syarat lokasi
Syarat fasilitas keamanan (security,
kebakaran, tumpahan, STD, pengujian,
peralatan, pelatihan)
Penanganan limbah sebelum pengolahan
Pengolahan: fisika-kimia (pretreatment),
pengolahan thermal, BMLC-PPLIB3
121 12/26/23
PEDOMAN TEKNIS
PENGELOLAAN LIMBAH
B3
Kep-04/Bapedal/09/1995 tentang Tata Cara
Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi
Bekas Pengolahan dan Lokasi Penimbunan Limbah
B3.
Lokasi: banjir, geologi lingkungan, hidrogeologi,
hidrologi, iklim, flora-fauna
Rancang bangun landfill
Persyaratan prakonstruksi, konstruksi dan pasca
konstruksi
Fasilitas landfill
Persyaratan sebelum penimbunan dan kualitas
limbah untuk penimbunan
Pengelolaan lindi: kontrol air, pengumpul,
pengolahan, dan pembuangan
Pemantauan kualitas air tanah/permukaan
Persyaratan penutupan akhir
122 12/26/23
PEDOMAN TEKNIS
PENGELOLAAN LIMBAH
B3
Kep-05/Bapedal/09/1995 tentang
Simbol dan Label Limbah B3.
Simbol: bentuk dasar, jenis (mudah
meledak, mudah terbakar, reaktif,
beracun, korosif, infeksius,
campuran)
Cara pemasangan pada: kemasan,
kendaraan pengangkut, tempat
penyimpanan
Label: label identitas limbah,
kemasan kososng, penunjuk tutup
kemasan.
123 12/26/23
PEDOMAN TEKNIS
PENGELOLAAN LIMBAH
B3
Kep-68/Bapedal/05/1994 tentang
Tata Cara Memperoleh Izin
Penyimpanan, Pengumpulan,
Pengoperasian Alat Pengolahan,
Pengolahan dan Penimbunan
Akhir Limbah B3.
Persyaratan administratif
Dokumen penunjang
Berita acara pemeriksaan
124 12/26/23
EVALUASI INTERNAL
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Menggunakan data pengelolaan yang sudah
berjalan, maka observasi dan kaji:
Layout dari fasilitas
Process flow diagram
Deskripsi dari sumber limbah B3 yang diketahui
Peraturan perundangan yang berlaku termasuk
perijinannya
Perintah-perintah yang bersifat khusus dari pengadilan
dan/atau badan administrasi yang terkait
Kebijakan perusahaan yang diterapkan
Fasilitas yang digunakan dalam menunjang kebijakan dan
prosedur yang digunakannya
SOP dan instruksi yang menunjang prosedur dalam
penanganan limbah B3
Cara pengelolaan limbah B3 (on site maupun off site),
yang meliputi pengumpulan, transportasi, pengolahan,
pembuangan akhir.
125 12/26/23
EVALUASI INTERNAL
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Dokumentasikan hasil temuan dan informasi yang
diperoleh untuk memudahkan pengkategorian
tanggungjawab dan langkah dalam
pengelolaan limbah B3:
Penanggungjawab dalam
pengkategorian/penetapan limbah B3
Labelling
Penyimpanan
Transportasi/pengangkutan
Pengujian sample
Pemelihara/penyimpan/pengolah manifest
limbah
Tindakan lain yang diperlukan
126 12/26/23
EVALUASI INTERNAL
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Pada saat dilaksanakan audit dan evaluasi,
ikuti process flow diagram untuk lebih
mengikuti alur kegiatan dan
kemanfaatannya untuk:
Menetapkan titik pengahasil limbah B3
dengan tidak melewati untuk
memperhitungkannya
Menginspeksi cara pengumpulan,
penanganan dan penimbunannya
Menginspeksi fasilitas penannganan
Menginspeksi tempat yang berpengaruh
pada luasan dari pengelolaan limbah b3
Menginspeksi tempat pembuangan yang
tidak diketahui/disembunyikan
Menginspeksi penggunaan bahan, alat dan
sistim dsb.
127 12/26/23
EVALUASI INTERNAL
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Pada Timbulan limbah:
Catat pada titik teridentifikasi sebagai
pengahasil dan titik yang tidak teridentifikasi
sebelumnya
Kaji bilamana limbah tersebut telah diujikan
atau bahkan belum diujikan
Tetapkan pada titik mana limbah tersebut telah
diujikan dan diukur serta diberi tanda/label,
runut siapa penanggung jawabnya
Bilamana limbah diolah oleh fihal lain, runut
siapa –kapan dan dengan apa mereka
mengambil/mengelolaanya
Catat dan kaji laporan mengenai mutu limbah
yang dilaporkan serta jenis dan frekuensi
pelaporan yang dilakukan
Catat bilamana ada laporan lain seperti laporan
tahunan yang berkenaan dengan timbulan limbah ini.
128 12/26/23
EVALUASI INTERNAL
PENGELOLAAN LIMBAH B3
130 12/26/23
EVALUASI INTERNAL
PENGELOLAAN LIMBAH B3
131 12/26/23
BAGIAN III:
LIMBAH B3 KEGIATAN PLN
132 12/26/23
LIMBAH B3 – KEGIATAN
PLN
Limbah PLTD
Limbah Cair
• Minyak pelumas ex penggantian
• Bahan bakar bekas pencucian
• Limabh reject purifier
• Ceceran limbah dari mesin
Limbah Padat
• Filter-filter/saringan bekas
• Battery ex pakai
• Isolasi asbes/keramik
• Meterial non metal ex pemeliharaan
Limbah PLTU
Limbah Cair
• Minyak pelumas ex penggantian
• Bahan bakar bekas pencucian
• Limbah reject purifier/separator
• Ceceran limbah dari mesin
• Limbah water treatment plant dan limbah lab
• Blowdown dan drain steam water cycle
Limbah Padat
• Filter-filter saringan bekas
• Battery ex pakai
• Isolasi asbes/keramik
• Material non metal ex pemeliharaan
• Unburn carbon, fly ash, bottom ash, reject mill
133 12/26/23
LIMBAH B3 – KEGIATAN
PLN
Limbah PLTG/U
Limbah Cair
• Minyak pelumas ex penggantian
• Bahan bakar bekas pencucian
• Limabah reject purifier
• Ceceran limbah dari mesin
• Limbah water treatment plant dan limbah lab
• Blowdown dan drain steam water cycle
Limbah Padat
• Filter-filter/saringan bekas
• Battery ex pakai
• Isolasi asbes/keramik
• Meterial non metal ex pemeliharaan
• Unburn carbon
Limbah PLTP
Limbah Cair
• Minyak pelumas ex penggantian
• Bahan bakar bekas pencucian
• Limbah reject purifier/separator
• Ceceran limbah dari mesin
134 12/26/23
LIMBAH B3 – KEGIATAN
PLN
Limbah PLTP
Limbah Padat
• Filter-filter/saringan bekas
• Battery ex pakai
• Isolasi asbes/keramik
• Meterial non metal ex pemeliharaan
• Limbah ex water washing
• Limbah water treatment plant dan limbah lab
Limbah PLTA
Limbah Cair
• Minyak pelumas ex penggantian
• Limbah reject purifier/separator
Limbah Padat
• Filter-filter saringan bekas
• Battery ex pakai
• Material non metal ex pemeliharaan
135 12/26/23
PERMASALAHAN DI PLN
136 12/26/23
137 12/26/23