Seminar Latja Kel 7 Fix
Seminar Latja Kel 7 Fix
N
DENGAN DM TIPE II
ULKUS PEDIS DEXTRA
POST DEBRIDEMENT
KELOMPOK 7
SINDIKAT 3
1. ABDIWIJAYA KONIYO (210714145)
2. ADRIANUS LAGA SUBAN WUNGLOLONG
(210714146)
3. AHMAD SYAKUR BANAFIF (210714147)
4. AZIS REZA PAHLAWAN (210714150)
5. EDY SAPUTRA (210714152)
Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronis yang
03 Pengelolaan farmakologi
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin Diabetes Mellitus dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi :
biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan, riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.
a) Aktivitas dan istirahat : Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur, tachicardi/tachipnea pada
waktu melakukan aktivitas dan koma.
b) Sirkulasi Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit
kering, merah, dan bola mata cekung.
c) Eliminasi Poliuri,nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.
d) Nutrisi Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek, mual/muntah.
e) Neurosensori Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi, koma dan bingung.
f) Nyeri Pembengkakan perut, meringis.
g) Respirasi Tachipnea, kussmaul, ronchi, wheezing dan sesak nafas.
h) Keamanan Kulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum.
i) Seksualitas Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada pria.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan teori, maka diagnosa keperawatan yang
mungkin muncul pada klien Diabetes Mellitus yaitu :
g) Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya
pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi informasi.
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa I : Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan/ terputusnya kontuinitas jaringan
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri akut berhubungan dengan: Agen injuri (biologi, NOC : NIC :
kimia, fisik, psikologis), kerusakan jaringan
❖ Pain Level, ▪ Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
DS: termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
❖ pain control,
dan faktor presipitasi
- Laporan secara verbal DO:
❖ comfort level
▪ Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
- Posisi untuk menahan nyeri
▪ Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
- Tingkah laku berhati-hati
Setelah dilakukan tinfakan keperawatan selama …. menemukan dukungan
- Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau Pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil:
▪ Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
gerakan kacau, menyeringai)
• Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Terfokus pada diri sendiri mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk
▪ Kurangi faktor presipitasi nyeri
mengurangi nyeri, mencari bantuan)
- Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu,
▪ Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan • Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
intervensi
orang dan lingkungan) menggunakan manajemen nyeri
▪ Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala,
- Tingkah laku distraksi, contoh : jalan- jalan, menemui • Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi
relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
orang lain dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang) dan tanda nyeri)
▪ Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ……...
- Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan • Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi ▪ Tingkatkan istirahat
• Tanda vital dalam rentang normal
pupil)
▪ Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab
• Tidak mengalami gangguan tidur
- Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi
dalam rentang dari lemah ke kaku) ketidaknyamanan dari prosedur
- Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, ▪ Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh analgesik pertama kali
kesah)
- Perubahan dalam nafsu makan dan minum
Diagnosa II : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan
Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Risiko gangguan integritas kulit NOC : NIC : Pressure Management
Faktor-faktor risiko: Eksternal : - Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes ▪ Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian
yang longgar
- Hipertermia atau hipotermia - Status Nutrisi
▪ Hindari kerutan padaa tempat tidur
- Substansi kimia - Tissue Perfusion:perifer
▪ Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
- Kelembaban udara - Dialiysis Access Integrity
▪ Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua
- Faktor mekanik (misalnya : alat yang
jam sekali
dapat menimbulkan luka, tekanan, restraint)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
▪ Monitor kulit akan adanya kemerahan
- Immobilitas fisik selama…. Gangguan integritas kulit tidak terjadi
dengan kriteria hasil: ▪ Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah
- Radiasi
yang tertekan
❖ Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan
- Usia yang ekstrim
▪ Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
❖ Melaporkan adanya gangguan sensasi atau
- Kelembaban kulit
nyeri pada daerah kulit yang mengalami ▪ Monitor status nutrisi pasien
- Obat-obatan gangguan
▪ Memandikan pasien dengan sabun dan air
- Ekskresi dan sekresi Internal : ❖ Menunjukkan pemahaman dalam proses hangat
perbaikan kulit dan
- Perubahan status metabolik ▪ Gunakan pengkajian risiko untuk memonitor
faktor risiko pasien (Braden Scale, Skala Norton)
▪ Inspeksi kulit terutama pada tulang-tulang yang
menonjol dan titik-titik tekanan ketika merubah
posisi pasien.
▪ Jaga kebersihan alat tenun
Diagnosa III : Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Defisit Volume Cairan NOC: NIC :
Berhubungan dengan: ❖ Fluid balance • Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
- Kehilangan volume cairan secara aktif ❖ Hydration • Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa,
nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan
- Kegagalan mekanisme pengaturan ❖ Nutritional Status : Food and Fluid Intake
• Monitor hasillab yang sesuaidenganretensicairan (BUN
Kesan:
Tak tampak tanda tanda osteomilitis
Klasifikasi disekitar soft tissue, scapiot dextra aspek medial
Osteofit pada os tibia dextra de maleous dextra ec atritis
HASIL PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK
Elektrolit Hasil Rujukan Satuan
Data Objektif :
K/u sedang
Kesadaran Compos Mentis GCS 15 (E4 M6 V5)
Tampak luka ulkus pedis dextra post op debridement
hari pertama dibalut perban
Tampak pasien meringis, akral hangat, IVFD 20 tpm.
TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,8oc
RR : 22 x/menit
SPO2 : 98 %
2 Data Etiologi Masalah
Data subjektif : Neuropati perifer Gangguan intrgritas kulit atau
- jaringan
Data objektif :
Tampak pasien sakit sedang,
akral hangat, kesadaran
kompos mentis, GCS 15 IVFD
20 tpm.
Terdapat balutan perban di kaki
sebelah kanan pasien akibat
tindakan operasi debridement
Verban terlihat bersih atau
tidak nampak bercak darah,
atau eksudat pada verban
Ada sindrom kompartemen,
ujung jari kaki bisa di gerakkan
CRT kembali < 3 detik
TTV :
TD : 130/80 mm/hg
N : 80 x/menit
S : 36,8 0c
RR : 22/menit
SPO2 : 98 %
3 Data subjektif : Gangguan Gangguan mobilitas fisik
Pasien mengatakan susah neuromuscular
menggerakan kaki bagian kanan Program pembatasan
Pasien mengatakan ADL pasien di gerak
bantu sebagian
Data objektif :
5 5
3 5
Tampak pergerakkan pasien
terbatas
Tampak ADL pasien di bantu oleh
keluarga dan perawat
Diagnosa Keperawatan
S
agen cedera fisik (Prosedur Operasi) dengan Gangguan neuromuscular,
program pembatasan gerak
T
W
O
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
neuromuskular
INTERVENSI
2. Setelah dilakuukan tindakan keperawatan pada pasien Observasi Gangguan integritas kulit
selama 2x8 jam diharapkan tingkat nyeri pasien - Monitor karakteristik luka
menurun dengan kriteria hasil: - Monitor tanda tanda infeksi
- Kerusakan jaringan dari sedang menjadi cukup Terapeutik
menurun - Lepaskan balutan dan
- Nyeri dari sedang menjadi cukup menurun plester secara perlahan
- Perfusi jaringan dari sedang menjadi cukup menurun - Bersihkan dengan cairan
Content Here NACL
- Bersihkan jaringan nekrotik
- Berikan salep yang sesuai
ke kulit
- Pasang balutan sesuai
Content Here jenis luka
- Pertahankam teknik steril
Jadwalkan perubahan posisi
setiap 2 jam Content Here
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
- Anjurkan mengkonsumsi
makanan tinggi kalori dan Content Here
protein
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antibiotic
No
Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Ketrangan
Dx
3. Setelah dilakuukan tindakan keperawatan Observasi Gangguan mobilitas fisik
pada pasien selama 2x8 jam diharapkan - Identifikasi toleransi
tingkat nyeri pasien menurun dengan fisik melakukan
kriteria hasil: pergerakan
- Pergerakan ekstremitas meningkat - Monitor kondisi
- Kekuatan otot meningkat dari 3 menjadi 5 umum selama
- Kelemahan fisik meningkat menjadi melakukan mobilisasi
cukup menurun (1-4) Terapeutik
- Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
Edukasi
- Ajarkan mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan
- Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
CATATAN PERKEMBANGAN
No Dx Implementasi Evaluasi
I - Mengobservasi dan mencatat TTV S : Pasien mengatakan mengeluh nyeri di kaki
05-11-2021 Hasil : post operasi, nyeri dirasakan saat beraktivitas,
TD: 130/69 mmHg nyeri seperti ditusuk tusuk, nyeri dikaki sebelah
08.30 N: 88 x/menit kanan, skala nyeri 5, nyeri hilang timbul dengan
R: 22 x/menit durasi ± 1 menit
S: 37oc O:
SPO2: 99% K/u sedang
- Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan Kesadaran Compos Mentis GCS 15 (E4 M6
intensitas nyeri V5)
- Mengidentifikasi skala nyeri Tampak luka ulkus pedis dextra post op
Hasil: pasien mengeluh nyeri pada kaki kanan post operasi debridement hari pertama dibalut perban
P: Nyeri dirasakan saat beraktivitas Tampak pasien meringis, akral hangat, IVFD
Q: Nyeri seperti ditusuk tusuk 20 tpm.
R: Nyeri dikaki sebelah kanan TD: 130/69 mmHg
S: Skala nyeri 5 N: 88 x/menit
T: Nyeri hilang timbul dengan durasi ± 1 menit R: 22 x/menit
- Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam S: 37oc
Hasil: Pasien dapat melakukan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi SPO2: 99%
nyeri A : Masalah belum teratasi
- Mengidentifikasi respon nyeri non verbal P : Lanjutkan intervensi
Hasil: Pasien tampak meringis • Identifikasi skala nyeri
- Memberikan terapi obat • Identifikasi respon nyeri non verbal
Hasil : melayani obat ketorolac 30 mg/iv terapeutik
• Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi nyeri
• Kolaborasi pemberian analgetic
Dx
No Hari/Tgl Implementasi Evaluasi
2 05-11-
2021
2
Hasil :TD: 130/69
N: 88 S: 37
Infographic Style
Mengobservasi dan mencatat TTV S: Pasien mengatakan mengeluh nyeri di kaki post operasi, nyeri dirasakan
saat beraktivitas, nyeri seperti ditusuk tusuk, nyeri dikaki sebelah kanan,
skala nyeri 5, nyeri hilang timbul dengan durasi ± 1 menit
R: 22 SPO2: 99%
Simple Hasil : Saat melakukan perawatan luka teknik steril tetap terjaga
Infographic Style
Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
Hasil : Pasien mengalami kesulitan menggerakkan kaki sebelah kanan
S: Pasien mengatakan mengeluh
nyeri di kaki post operasi, nyeri
dirasakan saat beraktivitas, nyeri
seperti ditusuk tusuk, nyeri dikaki
sebelah kanan, skala nyeri 5, nyeri
hilang timbul dengan durasi ± 1 menit
O:
Ku: Sedang, akral hangat, Kes: CM,
GCS 15, IVFD RL 20 tpm
Pasien perlahan dapat melakukan
Text Here Text Here Text Here Text Here
mobilisasi sederhana
Pasien tampak meringis kesakitan
TD: 130/69
N: 88
Content Here Content Here Content Here R: 22 Content Here
S: 37
SPO2: 99%
A: Masalah belum teratasi
Text Here Text Here Text Here Text Here
P: Lanjutkan intervensi
Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi
sistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin
atau kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner dan Suddarth,2002). Tanda gejalanya
berupa 3P yaitu Poliuria, Polidipsi dan Polifagia. Penatalaksanaan pada pasien diabetes
mellitus adalah makan dengan komposisi seimbangan dalam hal Karbohidrat (KH),
Protein, lemak yang sesuai kecukupan gizi, Latihan jasmani Dianjurkan latihian jasmani
secara teratur (3 –4 x seminggu) selama kurang lebih 30 menit yang disesuaikan
dengan kemampuan dan kondisi penyakit penyerta, Pengelolaan farmakologi.
REFERENSI
Brunner & Suddart, 2002, Buku Ajar PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan
01 Keperawatan Medikal Bedah, Vol 3, Edisi 04 Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
8, Penerbit RGC, Jakarta. Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.