Anda di halaman 1dari 30

TUTORIAL

KASUS 1
anggota kelompok 5
Fadhilah Aini 20310047
Fatimah Azzahra 20310048
Fatri Yami Tiara Putri 20310049
Fuad Farras Gusreputra 20310050
Geni Nurhaliza 20310051
Gilang Septian 20310052
Haidar Nahda 20310055
Hasya Syifa Nurputri 20310056
Indy Mulyani 20310058
Irda Wiranti 20310059
Juli Saputra 20310060
Julia Asnita 20310061
Seorang mahasiswa laki-laki, 22 tahun datang diantar
oleh pihak kepolisian ke IGD RSPBA karena mengeluh
nyeri perut setelah mengalami kecelakaan lalu lintas
saat mengendarai sepeda motor 1 jam yang lalu sebelum
masuk rumah sakit. Motornya baru saja ditabrak oleh
mobil minibus dan membuatnya terpelanting menabrak
pembatas jalan dijalan ZA, pagar alam. Kondisi pasien
masih sadar. Saat kejadian korban menggunakan helm.
SURVEI PRIMER : Suhu : 36,0oc Exposure :
Airway : clear Sianosis (-), pucat (-), Abdomen : pada bagian
Breathing : akral hangat, crt <2 detik, perut sebelah kiri atas,
Rr : 28x/menit nadi takikardia, teraba berjarak 10 cm dari garis
lemah, regular Tengah tubuh dan 2 cm
Clear, pergerakan dinding
Disability : gcs 15 dari tulang rusuk, tampak
dada simetris.
(e4v5m6) luka jejas berbentuk tidak
VBS kanan = kiri beraturan, warna merah
Circulation : kecoklatan, dasar kulit,
Td : 110/70 mmhg dengan ukuran luka
Nadi : 112x/menit, lemah Panjang 9 cm, lebar 6
cm, dan terdapat nyeri
tekan.
SURVEI SEKUNDER : Abdomen :
Kepala : tidak ada deformitas - Inspeksi : jejas (+) di regio kuadran
Mata : konjungtiva tidak anemis, kiri atas
sklera tidak ikterik - Auskultasi : bising usus (+) lemah,
Leher : tidak tampak jejas, jvp tidak suara tambahan (-)
- Palpasi : nyeri tekan di kuadran kiri
meningkat
atas
Thoraks : - Perkusi : timpani, redup di kuadran
- Inspeksi : jejas (-), simetris
kiri atas
- Palpasi : fremitus vocal dada kanan
Ekstremitas : akral hangat, tidak ada
= kiri, nyeri tekan (-)
edema, crt <2 detik
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vbs kanan = kiri, bj I
dan II normal, regular (+),
murmur(-), gallop (-)
keyword
• Laki-laki 22 tahun • Luka jejas dan nyeri tekan
• Mengeluh nyeri perut setelah pada abdomen
kecelakaan lalu lintas 1 jam yll • Abdomen perkusi redup
• Menabrak pembatas jalan kuadran kiri atas
• Masih sadar • Takikardi dan teraba lemah
• Menggunakan helm

• Gcs 15
Bagian 2 - Perkusi : redup di seluruh kuadran
Sekitar 30 menit kemudian, keadaan abdomen
pasien menurun. Ekstremitas : akral dingin (+), crt >2 detik
Kesadaran : somnolence, gcs 13 Pemeriksaan penunjang :
Td : 80/60 mmhg Laboratorium : darah lengkap
Rr : 30x/menit Hb : 6,8gr%
Nadi : 120x/menit, cepat dan lemah Hematokrit : 20%
Suhu : 36,0oc Leukosit : 14.000 mm3
Abdomen : Trombosit : 460.000
- Inspeksi : distensi (+), jejas (+) di regio Usg fast (focused assesment sonograph
kuadran kiri atas for trauma). Terdapat cairan bebas intra
- Auskultasi : bising usus (+) lemah, peritoneal
suara tambahan (-)
- Palpasi : nyeri tekan di kuadran kiri atas
problem

Laki-laki 22 tahun mengeluh nyeri


perut setelah kecelakaan lalu lintas 1
jam yang lalu
differential
diagnosis

• Trauma abdomen
• Ruptur spleen
s
More info
Tidak lama setelah selesai dilakukan pemeriksaan, tiba-tiba pasien tidak
sadarkan diri. Dari hasil pemeriksaan pada saat terjadi penurunan kesadaran
didapatkan : pasien ngorok, rr 24x/menit, nadi 58x/menit, tekanan darah
140/90 mmhg, gcs e2m5v3, pupil anisokor dextra, reflex Cahaya pupil kanan
negative, reflex Cahaya pupil kiri reaktif/normal.
diagnosis utama

Trauma abdomen
s
hipotesis

Laki-laki 22 tahun mengeluh nyeri perut setelah


kecelakaan lalu lintas diduga mengalami trauma
abdomen
s
don't know
1. Definisi trauma abdomen?
2. Etiologi trauma abdomen?
3. Faktor risiko trauma abdomen
4. Manifestasi klinis trauma abdomen?
5. Patofisiologi trauma abdomen?
6. Klasifikasi trauma abdomen?
7. Pemeriksaan penunjang trauma abdomen?
8. Penatalaksanaan trauma abdomen? s
9. Prognosis trauma abdomen?
10. Komplikasi trauma abdomen?
11. Pencegahan trauma abdomen?
12. Sebutkan jenis-jenis luka!
1. Definisi trauma abdomen?

Trauma abdomen adalah cedera vicera abdominal karena luka


penetrative atau trauma tumpul. Akibat dari trauma abdomen
dapat berupa perforasi ataupun perdarahan. Kematian pada
trauma abdomen biasanya terjadi akibat sepsis atau perdarahan
2. Etiologi trauma abdomen?

• Trauma abdomen umumnya banyak diakibatkan oleh trauma tumpul. Pada


kecelakaan bermotor, kecepatan,deselerasi yang Ridak terkontrol merupakan
kekuatan yang menyebabkan trauma ketika tubuh klien terpukul setir mobil atau
benda tumpuinya.

• Trauma akibat benda tajam umumnya disebabkan oleh luka tembak yang
menyebabkan kerusakan yang besar didalam abdomen. Selain luka tembak,
trauma abdomen dapat juga diakibatkan oleh luka tusuk, akan tetapi luka tusuk
s
sedikit menyebabkan trauma pada organ internal abdomen
3. Faktor risiko trauma abdomen?

 Sering tidak mematuhi aturan lalu lintas, sehingga rawan


mengalami kecelakaan
 Berkendara di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan terlarang
 Memiliki profesi yang berisiko cedera, seperti atlet, pembalap,
polisi, serta tentara

Sumber : Landis, Ryan.2023. Blunt Abdominal Trauma.NCBI s


4. manifestasi trauma abdomen?

1. Nyeri tekan diatas daerah abdomen


2. Distensi abdomen
3. Demam
4. Anorexia
5. Mual dan muntah
6. Takikardi
7. Peningkatan suhu tubuh
s
8. Nyeri spontan
Manifestasi trauma non penetrasi (tumpul) :
1. Jejas / ruptur dibagian dalam abdomen
2. Terjadi perdarahan intra abdominal
3. Bila trauma terkena usus, motilitas usus terganggu sehingga fungsi usus tidak normal dan
biasanya akan mengakibatkan peritonitis dengan gejala mual, muntah, dan BAB hitam (melena)
4. Bukti klinis muncul beberapa jam setelah trauma
5. Cedera serius dapat terjadi walaupun tak terlihat tanda kontusio pada dinding abdomen
Manifestasi trauma penetrasi :
1. Luka membekas pada abdomen
2. Luka tusuk sampai menembus abdomen
3. Penanganan yg kurang tepat biasanya memperbanyak perdarahan / memperparah keadaan
4. Biasanya organ yg terkena penetrasi bisa keluar dari dalam abdomen s
SUMBER : Sjamsuhidayat. 2010. BUKU AJAR ILMU BEDAH EDISI 3. EGC
5. Patofisiologi trauma abdomen?
Perdarahan intraabdomen yang serius kemunginan terjadi apabila terdapat trauma penetrasi
ataupun non-penetrasi, akan didapatkan tanda-tanda iritasi dan penurunan hitung sel darah
merah yang akan memperlihatkan gambaran lasi syok hemoragik. Jika tanda-tanda perforasi dan
tanda-tanda iritasi peritoneum cepat tampak menandakan suatu organ visceral yang mengalami
perforasi. Hal yang dapat dinilai dari trauma abdomen tersebut meliputi nyeri spontan maupun
nyeri tekan, nyeri lepas dan distensi abdomen tanpa bising usus, hal tersebut menandakan
bahwa terdapat peritonitis umum. Pasien akan mengalami takikardi, peningatan suhu badan, dan
terdapat leukositosis jika terdapat syok lebih lanjut. Pada keadaan ini, biasanya tanda-tanda
peritonitis belum tampak. Hanya tandatanda tidak khas yang akan muncul pada fase awal
perforasi kecil. Operasi harus segera dilakukan apabila terdapat kecurigaan trauma masuk
kedalam rongga abdomen
s
Sumber : Diasrini Wulan. (2020). Karakteristik Pasien Trauma Abdomen di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar Periode Januari-Desember 2018. Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin.
6. Klasifikasi trauma abdomen?

berdasarkan jenis trauma dibagi menjadi dua yaitu trauma tajam (penetrans) dan trauma
tumpul (blunt trauma). Angka kejadian trauma tumpul abdomen didapatkan sekitar 80%
dari keseluruhan trauma abdomen. Saat ini ada beberapa algoritme dalam manajemen
trauma tumpul abdomen yang dibuat untuk mempermudah alur penanganan pasien di
ruang gawat darurat

sumber :
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/89fc356777ce95b3ec94b0afc7fe4
3c5.pdf
7. Pemeriksaan penunjang trauma abdomen?

 Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL)


Jika aspirat awal mengeluarkan 10 mL darah, hal ini menandakan adanya perdarahan
intraabdomen bermakna dan prosedur selesai. Jika tidak ada darah yang teraspirasi, 1 liter NaCI
dimasukkan dalam abdomen, dan cairan yang kembali diperiksa kandungan darah (hitung sel
darah merah > 100.000 / mm3; sel darah putih > 500/mm3), empedu, bakteri, atau isi usus. Jika
salah satu dari hal tersebut ditemukan, maka menunjukkan cedera intraabdomen bermakna
 Foto polos abdomen
Foto polos abdomen hanya diindikasikan untuk luka tembak, untuk menilai perjalanan peluru dari
luka tembak mask dan keberadaan peluru didalam rongga pert bilamana ada ketidak cocokan
antara jumlah luka mask dan luka keluar.
s
 USG Abdomen
Pemeriksaan ultrasonografi abdomen pada trauma tumpul (FAST - Focused
Abdominal Sonography in Trauma) meliputi pencarian cairan bebas (biasanya darah)
 CEUS - Contrast-enhanced Ultrasound
Baik untuk evaluasi lesi traumatik pada organ abdomen solid, terutama pada pasien
dengan kontraindikasi untuk agen kontras iv pada CT Scan dan pada pasien dengan
hemodinamik tidak stabil
 CT Scan
CT bersifat non invasif, mampu menspesifikasikan sumber darah intra abdomen,
mengevaluasi retroperitoneum dan cedera spinal sera pelvis pada saat bersamaan. s
 Eksplorasi luka lokal dan evaluasi eviserasi
Eksplorasi dilakukan pada luka tusuk abdomen dalam kondisi stabil dan tidak ada tada peritonitis
dan eviserasi, yang ditujukan untuk melihat ada tidaknya penetrasi pada fascia anterior.
 Laparoskopi Diagnostik
Meskipun dapat untuk mendiagnosis cedera hepar atau limpa, dan bahkan mengelola cedera
minimal, sangat sulit untuk menentukan derajat kerusakannya. Laparoskopi sangat berguna dalam
melihat cedera peritoneum didaerah tusukan, bilamana ada cedera selanjutnya bisa melihat organ
didaerah tersebut ada cedera atau tidak serta juga melihat ada tidaknya perlukaan pada diafragma
 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan kimia darah dan hematologi membantu pengelolaan trauma abdomen.

Sumber : Irwanto dan Setiawan, Irwan. Diagnosis dan indikasi operasi pada trauma abdomen. s
Sub.Bag. Bedah Digestif, Bagian Bedah FK Undip RS Dr. Kariadi Semarang
8. Penatalaksanaan trauma abdomen?
Menurut Smeltzer, (2002) penatalaksanaan adalah :
 Abdominal paracentesis menentukan adanya perdarahan dalam rongga peritonium, merupakan
indikasi untuk laparotomi
 Pemasangan NGT memeriksa cairan yang keluar dari lambung pada trauma abdomen
 Pemberian antibiotik mencegah infeksi
 Pemberian antibiotika IV pada penderita trauma tembus atau pada trauma tumpul bila ada
persangkaan perlukaan intestinal.
 Penderita dengan trauma tumpul yang terkesan adanya perdarahan hebat yang meragukan kestabilan
sirkulasi atau ada tanda-tanda perlukaan abdomen lainnya memerlukan pembedahan
 Prioritas utama adalah menghentikan perdarahan yang berlangsung. Gumpalan kassa dapat
menghentikan perdarahan yang berasal dari daerah tertentu, tetapi yang lebih penting adalah
menemukan sumber perdarahan itu sendiri
 Kontaminasi lebih lanjut oleh isi usus harus dicegah dengan mengisolasikan bagian usus yang
terperforasi tadi dengan mengklem segera mungkin setelah perdarahan teratasi.
9. Prognosis trauma abdomen?

Angka kematian pada trauma abdomen dapat bervariasi dari 2% hingga


10% dan paling umum terjadi pada orang dengan cedera multi organ yang
disertai syok dan pendarahan.

Sumber : NCBI

s
10. Komplikasi trauma abdomen?
Komplikasi trauma abdomen merujuk pada kondisi medis yang dapat terjadi
setelah seseorang mengalami cedera pada bagian perut. Trauma abdomen dapat
menyebabkan berbagai komplikasi serius, termasuk perdarahan internal, kerusakan
organ dalam, infeksi, dan syok. Perdarahan internal dapat terjadi akibat pecahnya
pembuluh darah di dalam perut, sedangkan kerusakan organ dalam dapat
mengakibatkan gangguan fungsi organ tersebut. Infeksi juga merupakan
komplikasi umum setelah trauma abdomen karena luka terbuka atau kerusakan
jaringan dapat memungkinkan bakteri masuk dan menyebabkan infeksi. Selain itu,
trauma abdomen juga dapat menyebabkan syok, yaitu kondisi medis serius di mana
tubuh tidak mendapatkan pasokan darah dan oksigen yang cukup.

Sumber : Moore, Keith L., et al. “Abdominal Trauma.” In Trauma, 8th ed., edited
by Kenneth L. Mattox et al., McGraw-Hill Education, 2017
11. Pencegahan trauma abdomen?

 -Mengutamakan keselamatan dalam bekerja dan beraktivitas


 Menaati peraturan keselamatan selama berkendara, seperti memakai sabuk
pengaman dan mematuhi batas kecepatan serta rambu-rambu lalu lintas
 Menggunakan alat pelindung diri ketika melakukan kegiatan yang rawan
cedera, misalnya olahraga yang menuntut kontak fisik atau berprofesi sebagai
pembalap
 Selalu waspada terhadap lingkungan sekitar

Sumber: Pelletti G, Cecchetto G, Viero A, De Matteis M, Viel G, Montisci M.


Traumatic fatal aortic rupture in motorcycle drivers. Forensic Sci Int. 2017
Dec;281:121-126. [PubMed]
kesimpulan

Laki-laki 22 tahun mengeluh nyeri perut setelah


kecelakaan lalu lintas mengalami trauma abdomen

s
mekanisme kasus
Laki-laki 22 tahun

• RR = 28X/mnt, TD = 110/70 mmhg, nadi =30 MENIT KEMUDIAN


112x/mnt lemah, GCS = 15 • Kesadaran = somnolence, GCS 13
• Nyeri perut setelah kecelakaan 1 jam yang • Abdomen = luka jejas bentuk tak beraturan pada• TD = 80/60 mmHg, RR = 30x/menit, nadi =
lalu perut kiri atas 10 cm dari garis Tengah tubuh dan 120x/menit cepat dan lemah
• Menabrak pembatas jalan 2 cm dari tulang rusuk. Luka Panjang 8 cm, lebar• CRT >2 detik
• Masih sadar 6 cm, nyeri tekan • Akral dingin (+)
• Menggunakan helm • Hb = 6,8 gr%, Hematokrit = 20%, leukosit =
• ABDOMEN 14.000 mm3, trombosit = 460.000
• Inspeksi = distensi (+), jejas (+) di regio kuadran• USG FAST = cairan bebas intra peritoneal
kiri atas
• Auskultasi = bising usus (+) lemah • SETELAH PEMERIKSAAN
• Palpasi = nyeri tekan di kuadran kiri atas • Tidak sadarkan diri, ngorok
• Perkusi = redup di kuadran kri atas • RR 24X/mnt, nadi 58x/mnt, TD 140/90 mmHg,
GCS 10
• Pupil anisokor dextra, reflek Cahaya pupil kanan
negatif

Trauma abdomen

Tatalaksana
s

Anda mungkin juga menyukai