Pertemuan Ke III
Pertemuan Ke III
TERAPEUTIK
Terapeutik merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan seni dari penyembuhan
Mampu terapeutik berarti seseorang mampu melakukan atau mengkomunikasikan
perkataan, perbuatan, atau ekspresi yang memfasilitasi proses penyembuhan
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan
dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien
Prinsip prinsip dalam komunikasi terapeutik
Sikap perawat
a. Berhadapan menunjukkan/ memberi isyarat “ Saya Siap Untuk Anda”
b. Mempertahankan kontak mata
Kontak mata sejajar menunjukkan perawat menghargai klien dan
menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi
c. Membungkuk kearah klien
akan memberi makna ada keinginan untuk menyatakan atau mendengarkan sesuatu
Mempertahankan postur terbuka
tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi. Menurut
Hall dalam Kozier menyatakan bahwa hubungan intim:
1. Berjarak dari 0-45 cm (kontak tubuh)
2. Hubungan personal memiliki jarak 45-120 cm
3. Hubungan sosial berjarak 1,2 -3,6 m
4. Hubungan publik berjarak > 3,6 m
Keintiman juga tercermin dari sentuhan tubuh, kemampuan merasakan bau tubuh, dan
kehangatan suhu tubuh, frekuensi dan kualitas kontak mata yang terbentuk
Rileks
1. Akan menciptakan iklim yang kondusif bagi klien untuk
tetap melakukan komunikasi dan memungkinkan
pengembangan komunikasi.
2. Tercipta melalui posisi tubuh yang digunakan selama komunikasi,
intonasi pembicaraan, dan penggunaan kata-kata yang
tepat atau mengandung humor
3. Meningkatkan kepercayaan dan keterbukaan diri dan perawat
tetap mempertahankan kesan profesional
Karakteristik Perawat Yang Memfasilitasi hubungan
Teraupeutik
Menurut Roger terdapat beberapa karakteristik dari seorang perawat
yang dapatmemfasilitasi tumbuhnya hubungan terapeutik :
a) Kejujuran (trustworthy) Kejujuran merupakan modal utama agar dapat
melakukankomunikasi yang bernilai terapeutik, tanpa kejujuran mustahil dapat
membina hubungansaling percaya.
b) Tidak membingungkan dan cukup apresiasif Dalam berkomunikasi hendaknya
perawatmenggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh klien
c) Bersikap positif Bersikap positif dapat diunjukkan dengan sikap yang hangat,
penuh perhatian dan penghargaan terhadap klien.
d). Empati bukan simpati Sikap empati sangat diperlukan dalam asuhan
keperawatan,karena dengan sikap ini perawat akan mampu merasakan dan
memikirkan permasalahanklien seperti yang dirasakan dan dipikirkan oleh klien.
e) Mampu melihat permasalahan dari kacamata klien Agar dapat membantu klien
dalam memecahkan masalah perawat harus memandang permasalahan
tersebut dari sudut pandang klien
f). Menerima klien apa adanya Jika seseorang diterima dengan tulus, seseorang
akan merasa nyaman dan aman menjalin hubungan intim terapeutik.
g). Sensitif terhadap perasaan klien Tanpa kemampuan ini hubungan yang terapeutik
sulit terjalin dengan baik, karena jika tidak sensitif perawat dapat saja
melakukan pelanggaran batas, privasi dan menyinggung perasaan klien.
h). Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat sendiri
Seseorang yang selalu menyesali tentang apa yang telah terjadi di masa lalunya
tidakakan mampu berbuat yang terbaik hari ini.
Sangat sulit bagi perawat untuk membantu klien, jika perawat sendiri memiliki
segudang masalah dan ketidak puasan dalam hidupnya
Efektifitas komunikasi antar pribadi mempunyai
lima ciri, sebagai berikut:
1. Keterbukaan (openess). Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang
diterima didalam menghadapi hubungan antarpribadi;
2. empati (empathy). Merasakan apa yang dirasakan orang lain;
3. Dukungan (supportiveness). Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi
berlangsung efektif;
4. Rasa positif (positiveness). Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap
dirinya, mendorong orang lain lebih efektif berpartisipasi, dan menciptakan situasi
komunikasi yang kondusif untuk interaksi yang efektif;
5. Kesetaraan (equality). Pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak
menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.
Cara perawat agar menjadi terapeutik
RESISTEN
Upaya klien untuk tetap menyadari aspek penyebabb ansietas yang di alminya, prilaku resisten biasa di
perhatika selama fase kerja karena fase kerja sangat banyak berisi proses penyelesaian masalah
TRANSFERENS
respon tidak sadar dimana klien ,mengalami perasaan dan sikap terhadap perawat yang pada dasarnya terikat
denga tokoh dalam kehidupannya di masa lalu
sifat ini menonjol saat ketidsk tepatan respon klien dalam insesitas dan penggunaaan mekanisme pertahanan.
KONTERTRANSFERENS
Kebutuhan terapeutik yang dibuat perawat bukan olejh klien ,merujukpada respon emosional spesifik oleh
perawat terhadap klien yang tidak tepat dalam isi maupun konteks hubungan terapeutik atau ketidaktepatan dalam
intensitas emosi .reaksi ini biasanya berbentuk salah satudari tiga jenis reaksi sangat mencintai,sangat
bermusuhan dan reaksi sangat cemas
Tehnik Komunikasi Terapeutik
3. Menghadirkan topik - Menggunakan pernyataan atau pertanyaan “ Mungkin ada yang ingin bapak diskusikan
pembicaraan yang umum yang mendorong klien untuk berbicara dengan saya?”
- Memilih topik pembicaraan, memfasilitasi “Adakah yang ingin saudara sampaikan?”
kelanjutan pembicaraan “Baik.. Saya akan mendengarkan apapun
yang ibu katakan nantinya..”
4.Menspesifikkan Membuat pernyataan yang lebih “tampaknya anda sedang tidak
spesifik dan tentatif ingin bicara?” (tentatif)
“Anda kok diam saja?” (umum)
“Apa sekarang anda tidak nafsu
makan?” (umum)
“Apakah anda tidak menyukai
makanan yang tadi disajikan?”
(tentatif)
5. Menggunakan pertanyaan terbuka Menanyakan sesuatu yang bersifat “Saya ingin mendengar lebih banyak
luas, yang memberi klien tentang anda dirawat disini?”
kesempatakan untuk “Ceritakan kepada saya keluhan
mengeksplorasikan (mengungkapkan, anda?”
klarifikasi, menggambarkan, “Apa yang anda rasakan saat ini?”
membandingkan/mengilustrasikan) “Apa pendapat bapak?”
6. Sentuhan Melakukan kontak fisik untuk Meletakkan tangan diatas tangan
meningkatkan kepedulian klien
7. Mengecek persepsi atau validasi Metoda yang sama dengan Klien:”suami saya tidak pernah
klarifikasi, tetapi pengecekan memperhatikan saya?”
dilakukan terhadap kata-kata Perawat:”Apakah maksud ibu
khusus yang disampaikan klien selama menikah sampai sekarang
suami tidak memberi perhatian
kepada ibu?”
Klien:”Bukan begitu, tetapi saya
merasa begitu dua bulan terakhir?”