Paparan Safety Performance Se.47 Tahun 2020
Paparan Safety Performance Se.47 Tahun 2020
Paparan Safety Performance Se.47 Tahun 2020
SAFETY
PERFORMANCE
SE.47 TAHUN 2020
SIDOARJO, 29 OKTOBER 2021
LATAR
BELAKANG
1. Dalam rangka meminimalisir jumlah kejadian insiden, insiden serius,
dan kecelakaan pesawat udara di wilayah Republik Indonesia akibat
take off dan landing pada kondisi yang kurang dari persyaratan
cuaca minimum, perlu dilakukan upaya peningkatan ketaatan
operasional penerbangan pada saat weather minima;
2. Antisipasi masuknya musim penghujan di Indonesia yang biasa
terjadi pada akhir tahun;
3. Persiapan untuk Angkutan Hari Raya Natal 2021 dan Tahun Baru
2022.
DASAR
HUKUM
1. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
2. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM 63 Tahun 2017 tentang
Persyaratan-persyaratan Sertifikasi Dan Operasi Bagi Perusahaan Angkutan
Udara Niaga Untuk Penerbangan Komuter Dan Charter;
3. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM 61 Tahun 2017 tentang Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 121 Tentang Persyaratan-persyaratan
Sertifikasi Dan Operasi Bagi Perusahaan Angkutan Udara Yang Melakukan
Penerbangan Dalam Negeri, International Dan Angkutan Udara Niaga Tidak
Berjadwal;
4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM 81 Tahun 2017 tentang Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 91 (Civil Aviation Safety Regulations
Part 91) Tentang Pengoperasian Pesawat Udara (General Operating And
Flight Rules);
DASAR
HUKUM
5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM 83 Tahun 2017 tentang Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulation
Part 139) Tentang Bandar Udara (Aerodrome);
6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM 111 Tahun 2018 tentang
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 175 (Civil Aviation Safety
Regulation Part 175) Tentang Pelayanan Informasi Aeronautika (Aeronautical
Information Services);
7. Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SE.47 Tahun
2020;
8. Surat Direktur Bandar Udara Nomor: AU.101/1/10/DBU-2021.
STAKEHOLDER YANG
TERKAIT DENGAN SAFETY
PERFORMANCE
1. Penyelenggara Angkutan Udara (Operator);
2. Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (AirNav);
3. Penyelenggara Bandar Udara (UPBU, BUBU, UPTD);
4. Penyelenggara Pelayanan Informasi Meteorologi
Penerbangan.
PENYELENGGARA
ANGKUTAN UDARA
(SESUAI SE 47 TAHUN 2020)
1. Mematuhi persyaratan cuaca minimum saat dispatch, take off & landing
sesuai SOP dan regulasi yang berlaku (untuk VFR visibility minimal 3 SM atau
4,8 km dan ceiling minimal 1000 feet);
2. Menginstruksikan kepada pilot in command untuk menyampaikan
inflight/postflight weather observation kepada Air Traffic Services (ATS) unit
terhadap kondisi cuaca, awan, turbulensi, windshear serta informasi lain
yang terkait dengan keselamatan penerbangan;
3. Menyiapkan flight following system yang bisa memberikan informasi cuaca
terkini kepada pilot in command;
4. Membuat procedure hand over control sesuai Safety Circular No.
SE013/DKPPU/X/2019;
5. Melakukan preventive measure & requirement sesuai Safety Circular No.
SE.003 Tahun 2018 secara konsisten dan berkesinambungan.
PENYELENGGARA
PELAYANAN
NAVIGASI
PENERBANGAN
1. Menyusun SOP penanganan pesawat udara dalam kondisi visibility below
minima;
(SESUAI SE 47 TAHUN 2020)
2. Menginformasikan kondisi below minima di bandar udara yang diakibatkan
perubahan cuaca (fog, mist, haze, rain) masuk dalam kategori gangguan
sementara pada jarak pandang sekitar bandar udara;
3. Menyampaikan informasi dengan segera bila terjadi perubahan cuaca yang
signifikan khususnya pada fase approach dan landing sesuai informasi yang
diberikan unit pelayanan informasi meteorologi kepada pilot in command dan
unit yang menggunakan alat komunikasi ground to ground;
4. Meningkatkan koordinasi dengan unit terkait.
PENYELENGGARA
PELAYANAN
NAVIGASI
Contoh Persentase Kejadian Go Arround Akibat Weather Minimum
PENERBANGAN
TAHUN 2020 Pada Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan
TERIMA KASIH