Tugas 1 Proyek - Kelompok 3
Tugas 1 Proyek - Kelompok 3
Proyek
Tambang
Kelompok 3 :
● Fase eksplorasi
● Project discovery
● Project resource definition and scoping studies
● Prefeasibility studies
● Feasibility study
● Project financing
● Project development
● Project operations
● Closure and reclamation.
Development Phase (Fase
Pengembangan)
● Preliminary Exploration (Eksplorasi Awal)
Yaitu Penyelidikan tahap awal terhadap suatu endapan bahan galian
dengan tujuan untuk menentukan program eksplorasi selanjutnya yaitu
dengan tujuan menentukan perlu-tidaknya penyelidikan rinci yang akan
memerlukan biaya besar. Sama dengan penyelidikan umum tetapi dapat
melaksanakan penggalian beberapa sumur uji dan beberapa
pemboran.Tahap 1 ini pada umumnya dapat berupa kegiatan :
● Survei geologi tinjau (reconaissance),
● Pengecekan-pengecekan data yang sudah ada pada peta
geologi regional (desk study),
● Pengambilan beberapa sampel awal geokimia secara acak pada
daerah-daerah prioritas.
Risk Analysis Identifikasi risiko utama identifikasi risiko kuantitatif Langkah minimalisasi risiko
Proses
Pengambilan
Keputusan
Proses Pengambilan
Keputusan
● Eksplorasi Awal (Preliminary
Melakukan )
Explorationpenyelidikan tahap awal dengan tujuan untuk menentukan perlu atau tidaknya penyelidikan rinci,serta melakukan
studi lingkup Scoping Study untuk menunjukan studi teknis dan ekonomi tentang potensi kelayakan Sumber Daya Mineral.
● Eksplorasi Tahap 1
Jika pada Scoping Study menunjukan adanya potensi kelayakan dan menguntungkan,maka keputusan investasi akan melanjutkan
ke tahap selanjutnya dan lebih rinci yaitu tahap Pre-Feasibility Study dimana pada tahap merupakan langkah kunci untuk
menentukan proyek pertambanan,pada tahap ini menunjukanan informasi proyek yang nyata untuk para pengambil keputusan
perusahaan..
● Eksplorasi Tahap II
Jika pada tahap Eksplorasi I menujukan kelayakan dan menguntungkan,maka akan dilanjut ke tahap selanjutnya yaitu studi kelayakan
( Feasibility Study) untuk menentukan apakah akan dilanjutkan proyek pertambangan ke tahap rekayasa dan konstruksi terperinci
dan untuk menetapkan kelayakan teknis dan ekonomi.
● Project
Financing
Jika hasil dari Feasibility Study menentukan bahwa proyek pertambangan layak dilanjutkan ke tahap rekayasa dan konstruksi
maka selanjutnya melakukan project financing yaitu Proyek tersebut dibiayai dan bergerak ke tahap pelaksanaan proyek
Tujuan
Masing-
Masing
Tehnical
TUJUAN-TUJUAN DARI TECHNICAL
-
STUDY
Scoping Study
Scoping study bertujuan untuk menentukan apakah, dan seberapa banyak, upaya pra-pengembangan lebih lanjut
yang diperlukan untuk melakukan eksplorasi. Dari perspektif mempertimbangkan studi pertambangan, scoping study
harus menetapkan kemungkinan jenis operasi penambangan dan menilai potensi penggambaran sumber daya yang
mampu mendukung tambang.
- Pre-Feasibility Study
Studi pra-kelayakan bertujuan untuk menentukan apakah sumber daya mineral mungkin mendukung proyek
pertambangan yang layak. Pada fase studi pra-kelayakan ini nantinya dapat menjadi serangkaian evaluasi berulang
yang secara progresif diperbarui dan dimodifikasi seiring berjalannya eksplorasi dan desain rekayasa.
- Full-Feasibility Study
Tujuan studi kelayakan adalah untuk menentukan apakah akan melanjutkan proyek pertambangan ke tahap rekayasa
dan konstruksi rinci. Studi kelayakan umumnya berkonsentrasi pada satu ukuran dan konfigurasi tambang, berusaha
untuk menetapkan kelayakan teknis dan ekonomi dalam batas akurasi data yang tersedia.
Teori- Teori
lain
CPI (Competent Person
Indonesia)
“Competent Person Indonesia" adalah anggota PERHAPI atau IAGI yang terdaftar sebagai CPI
PERHAPI atau IAGI berdasarkan aturan masing-masing organisasi profesi ini.
CPI menyusun laporan hasil eksplorasi, maka pengalaman CPI harus sesuai dengan bidang
eksplorasi. Jika CPI melakukan atau mengawasi kegiatan estimasi sumber daya Mineral,
pengalaman CPI harus relevan dengan estimasi, Tinjauan dan evaluasi sumber daya
Mineral.
Kunci kualifikasi dalam definisi CPI adalah kata "relevan". Penentuan "pengalaman yang
relevan" Misalnya, dalam perkiraan sumber daya mineral untuk mineralisasi emas tipe
Veins, pengalaman "high nugget", mineralisasi tipe Veins seperti veins timah, uranium, dll.
mungkin relevan, jika pengalaman dalam massive base metal deposit mungkin tidak
relevan.
CPI (Competent Person
Indonesia)
Laporan Publik atau pernyataan terlampir tentang Hasil Eksplorasi, Sumberdaya Mineral atau Cadangan
Bijih harus menyatakan bahwa CPI setuju untuk dicantumkan dalam Laporan Publik hal-hal tersebut
berdasarkan informasi mereka dalam bentuk dan konteks kemunculannya, dan harus mencantumkan
nama perusahaan atau pemberi kerja CPI.
Perusahaan yang menerbitkan Laporan Publik harus mengungkapkan nama-nama CPI, menyatakan apakah
CPI adalah pegawai tetap perusahaan, dan, jika tidak, menyebutkan pemberi kerja CPI. Hubungan lain dari
CPI dengan Perusahaan yang membuat laporan juga harus diungkapkan dalam Laporan Publik. Perusahaan
menegaskan bahwa bentuk dan konteks di mana temuan-temuan CPI disajikan belum diubah secara
material.
Jika dianggap tepat oleh CPI, estimasi Sumber Daya Mineral dapat mencakup material di bawah nilai batas
yang dipilih untuk memastikan bahwa Sumber Daya Mineral terdiri dari kumpulan mineralisasi dengan
ukuran dan kontinuitas yang memadai untuk mempertimbangkan pendekatan penambangan yang paling
tepat.
Dokumentasi perkiraan Sumber Daya Mineral harus secara jelas mengidentifikasi bahan pengencer
yang disertakan dan Laporan Publik harus menyertakan komentar tentang masalah tersebut jika
dianggap
Mineralisasi dapat diklasifikasikan sebagai Sumberdaya Mineral Terukur bila sifat, kualitas, jumlah
dan distribusi data sedemikian rupa sehingga tidak diragukan lagi, menurut pendapat CPI yang
menentukan Sumber Daya Mineral, bahwa tonase dan kadar mineralisasi dapat diestimasi dalam
batas yang dekat, dan bahwa setiap variasi dari estimasi tidak akan secara signifikan mempengaruhi
potensi kelayakan ekonomi.
Klasifikasi Sumberdaya Mineral adalah masalah penilaian ahli dan seorang CPI harus
memperhitungkan item-item dalam Tabel 1 ( Teknik dan Data Pengambilan Sampel)
yang berhubungan dengan keyakinan dalam estimasi Sumber Daya Mineral.
Dalam memutuskan antara Sumberdaya Mineral Terukur dan Sumberdaya Mineral Tertunjuk, CPI
mungkin berguna untuk mempertimbangkan, selain frasa dalam dua definisi yang berkaitan dengan
kontinuitas geologis dan kadar dalam Klausul 22 dan 23, frasa dalam pedoman definisi untuk
Sumberdaya Mineral Terukur: '... setiap variasi dari perkiraan tidak akan secara signifikan
mempengaruhi potensi kelayakan ekonomi'.
Dalam memutuskan antara Sumberdaya Mineral Tertunjuk dan Sumberdaya
Mineral Tereka, CPI dapat mempertimbangkan, selain frasa dalam dua definisi
dalam Klausul 21 dan 22 yang berkaitan dengan kontinuitas geologis dan kadar,
bahwa bagian dari definisi Sumber Daya Mineral Tertunjuk : 'kepercayaan yang
cukup untuk memungkinkan penerapan Faktor Pengubah secara cukup rinci
untuk mendukung perencanaan tambang dan evaluasi kelayakan ekonomi dari
deposit', yang kontras dengan pedoman definisi untuk Sumberdaya Mineral
Tereka: 'Keyakinan dalam estimasi Sumberdaya Mineral Tereka tidak cukup untuk
memungkinkan hasil penerapan parameter teknis dan ekonomi digunakan untuk
perencanaan rinci di Pra-Kelayakan ( Klausul 39) atau Studi Kelayakan (Klausul 40)'
dan 'Perhatian harus dilakukan jika Sumberdaya Mineral Tereka digunakan untuk
mendukung studi teknis dan ekonomi seperti Studi Lingkup'.
Faktor
Pengubah
(KCMI 2017)
Faktor
Aspek
Teknik
Pengubah Aspek Ekonomi Aspek Sosial dan Lingkungan
Hidup
1 2 3
Pada aspek teknik merupakan Yaitu aspek kegiatan pertambangan Yaitu aspek yang berkaitan dengan hubungan
gambaran terhadap pengelolaan yang memberikan dampak positif bagi manusia dan lingkungan hidup,dalam aspek ini
tambang sesuai dengan kriteria yang negara & masyarakat sekitar area adanya perhatian lebih terhadap kegiatan
ditetapkan secara teknis kegiatan tambang,dengan naiknya pendapatan pertambangan terhadap dampak kerusakan
Pertambangan baik dari segi internal perkapita masyarakat setempat,maupun lingkungn yang mengakibatkan terjadinya
pertambangan itu sendiri,maupun dari memajukan peradaban yaitu dengan penurunan fungsi lingkungan,sehinga adanya baku
segi eksternal atau pemerintahan.Faktor adanya perkembangan infrastruktur mutu lingkungan yang ditetapkan dari kegiatan
yang termasuk aspek teknik yaitu faktor seperti adanya kegiatan perbaikan pertambangan sebagai bentuk pencegahan
pertimbangan penambangan,Faktor jalan,penyediaan sarana air pencemaran limbah B3,Erosi,Longsor,banjir.dsb
Metalurgi/Pengolahan,Faktor bersih,pendidikan,kesehatan,dsb.Faktor yang jika diperhatikan akan mengakibatkan
yang termasuk aspek ekonomi yaitu kerusakan lingkungan dan berpengaruh terhadap
Hukum,Faktor Pemerintahan
Faktor Ekonomi,dan Faktor Pasar kehidupan manusia.Yang meliputi aspek ini ialah
faktor sosial,dan Faktor Lingkungan.
Peran dari kegiatan
Pre- Feasibility
Study
Peran dari kegiatan Pre-
Feasibility Study
Sebagai penilaian untuk menentukan apakah sumber daya mineral mendukung proyek
pertambangan yang layak atau tidak.
Tahap studi pra-kelayakan dapat menjadi serangkaian evaluasi berulang yang
diperbarui dan dimodifikasi seiring dengan hasil eksplorasi dan rekayasa teknik.
Studi Pra-kelayakan akan mengidentifikasi sejumlah besar persyaratan untuk
pekerjaan tambahan seperti pengeboran, uji lingkungan, dan sebagainya untuk
memungkinkan proyek dievaluasi pada tingkat Studi Kelayakan penuh.
Tingkat kepercayaan untuk Studi Pra-Kelayakan lebih rendah daripada Studi
Kelayakan, berakibatnya tidak cocok untuk memindahkan proyek ke pembiayaan dan
pengembangan.
Kegiatan kajian suatu prospek batubara
menghasilkan cadangan terkira (probable reserves) 10
juta ton dengan kualitas batubara terkait. Apakah
kegiatan selanjutnya? Apa nama kegiatan kajian
tersebut?
Setelah diketahui kajian cadangan terkira maka dilakukan kajian Sumber Daya Mineral Terukur.
Sumber Daya Mineral Terukur (Measured resource) merupakan bagian dari Sumber Daya
Mineral dimana kuantitas, kadar atau kualitas, kerapatan, bentuk, karakteristiknya dapat
diestimasi dengan tingkat keyakinan yang memadai untuk memungkinkan penerapan Faktor-
faktor Pengubah untuk mendukung perencanaan tambang detail dan evaluasi akhir dari
kelayakan ekonomi deposit tersebut.
Bukti geologi didapatkan dari eksplorasi detail dan dapat diandalkan, pengambilan sampel
dan pengujian yang detail untuk memastikan kemenerusan geologi dan kadar atau
kualitasnya diantara titik-titik pengamatan.
Sumber Daya Mineral Terukur memiliki tingkat keyakinan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan Sumber Daya Mineral Tertunjuk ataupun Sumber Daya Mineral Tereka.
Kegiatan kajian suatu prospek batubara
menghasilkan cadangan terbukti 20 juta ton dengan
kualitas batubara terkait. Apakah kegiatan
selanjutnya? Apa nama kegiatan kajian tersebut?
Cadangan Mineral Terbukti merupakan bagian dari Sumber Daya Mineral Terukur yang dapat
ditambang secara ekonomis. Cadangan Mineral Terbukti memiliki tingkat keyakinan yang tinggi pada
faktor-faktor Pengubahnya. Cadangan Mineral Terbukti mewakili tingkat keyakinan tertinggi dari
estimasi cadangan, yang dimana tipe mineralisasi atau faktor-faktor lainnya dapat menyebabkan
Cadangan Mineral Terbukti tidak dapat ditetapkan untuk beberapa deposit tertentu.
Laporan Publik mengenai Cadangan Mineral harus secara spesifik menyatakan salah satu atau kedua
kategori ’Terbukti’ dan ’Terkira’. Laporan tidak boleh menggabungkan Cadangan Mineral Terbukti dan
Terkira kecuali angka yang relevan dari masing-masing kategori tersebut ditampilkan. Laporan tidak
boleh menyajikan kandungan logam atau mineral kecuali angka tonase dan kadar yang berkaitan juga
ditampilkan. Apabila prospek batubara menghasilkan cadangan terbukti 20 juta ton yang sudah
melewati kajian dan studi yang tepat seperti pertimbangan dan modifikasi mengenai asumsi faktor
yang realistis mengenai penambangan, pengolahan, pemurnian, ekonomi, pemasaran, legal,
lingkungan, sarana dan prasarana, sosial, dan peraturan perundang-undangan, hal ini berarti
laporan yang sudah dibuat dan pengkajian menunjukkan bahwa pertimbangan telah diputuskan
dengan benar dan cadangan yang sudah terbukti juga mewakili.
Estimasi Cadangan Mineral terkadang dilaporkan setelah dilakukan penyesuaian dengan rekonsiliasi
data produksi. Penyesuaian seperti ini harus dinyatakan dengan jelas pada Laporan Publik mengenai
Cadangan Mineral dan jenis penyesuaian atau modikasinya harus diuraikan.
Reference
s
Kode Pelaporan Hasil Eksplorasi Sumber Daya Mineral dan Cadangan Mineral Indonesia Komite Cadangan Mineral Indonesia KODE-
KCMI 2017 PERHIMPUNAN AHLI PERTAMBANGAN INDONESIA ASSOCIATION OF INDONESIAN MINING PROFESSIONALS.
(n.d.).
Nethery, B. (2003). Feasibility Studies in Mining Ventures THE ROLE OF FEASIBILITY STUDIES IN MINING VENTURES VP Design
Build, AMEC Mining and Metals PRESENTED.
New Zealand Petroleum and Minerals. 2017. Minerals Guidelines; Guidance for the use of
the terms scoping, pre-feasibility and feasibility studies
The JORC Code 2012. Joint Ore Reserves Committee of the Australasian Institute of Mining
and Metallurgy, Australian Institute of Geoscientists and Minerals Council of Australia.
Teknik Geologi UGM, J. F., & gyakarta-Indonesia, Y. (n.d.). Krrntribusi relaah bagi Konservasi Mineral dan Batubara rndonesia:
lfunjauan Model Eksplorasi dan Faktor-Faktor pengubah sumberdaya menjadi Cadangan Wahyu Sasongko* & Arifudin Idrus.
Terima
kasih