Anda di halaman 1dari 7

REVIU TEMUAN BPK RI

PADA LKPP TAHUN 2020


Dan Langkah-Langkah Menghindari Terjadinya Temuan Berulang

11 November 2021
OVERVIEW TEMUAN BPK RI PADA LKPP TAHUN 2020

BPK memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada LKPP Tahun 2020. Namun, masih
terdapat temuan berulang pada beberapa Kementerian Negara/Lembaga terkait pengelolaan kas pada
bendahara.

Saldo Kas Terlambat/Belum Disetor ke Kas Negara, Kas Tidak Didukung dengan
Keberadaan Fisik Kas, Pengelolaan Kas Tunai dan Rekening Tidak Tertib pada 31
Kementerian/Lembaga

Jumlah KL Nilai Temuan


No Permasalahan
2019 2020 2019 2020

1 Penggunaan Rekening Pribadi 5 - 71.782.081.589,34 -

2 Kas Terlambat/Belum disetor Ke Kas Negara 14 13 27.020.006.263,00 103.902.690.815,28

3 Saldo Kas di Neraca tidak didukung keberadaan fisik kas 2 5 35.407.922.416,00 74.848.265.697,25

4 Pengelolaan Kas Tunai Bendahara Pengeluaran melebihi ketentuan - 7 - -

5 Permasalahan Kas Signifikan Lainnya 24 23 100.707.921.483,01 80.584.201.602,18

Total 34 31 234.917.931.751,35 259.335.158.115,71


TEMUAN BPK DAN PENYEBABNYA 8

Sisa Kas Terlambat/ Belum Disetor Ke Kas Negara:


Saldo Kas Di Neraca Tidak Didukung Dengan Keberadaan Fisik Kas:
a. Penyetoran sisa TUP dan pertanggungjawabannya terlambat
a. Saldo di Neraca tidak didukung keberadaan fisik kas
b. Bendahara Pengeluaran masih menyimpan sisa UP tahun 2020
b. Perbedaan saldo kas di Neraca dengan saldo kas di rekening koran
dan belum dilaporkan dalam laporan keuangan
c. Terdapat selisih antara nilai pembukuan dan bukti pertanggungjawaban
c. Sisa LS Bendahara tidak disetorkan ke kas negara
d. Bendahara Pengeluaran menggunakan sisa TUP untuk keperluan pribadi
d. Penyetoran pajak ke kas negara terlambat
e. Kas tidak dalam penguasaan BLU namun masih dicatat sebagai saldo kas
e. Pengembalian belanja barang yang berasal dari LS Bendahara
pada BLU dan digunakan sebagai dana talangan tidak ada di POK/RBA
melebihi waktu 90 hari kerja setelah SP2D terbit

Permasalahan Signifikan Lainnya:


Pengelolaan Kas Tunai Bendahara Pengeluaran Melebihi
a. Kesalahan pencatatan oleh Bendahara
Ketentuan disebabkan Satker menyimpan kas tunai di brankas
b. Kesalahan penyajian dan pengungkapan pada Laporan Keuangan
melebihi ketentuan (Rp 50 juta)
c. Penatausahaan dan pengelolaan dana kelolaan tidak memadai
d. Rekening tidak terdaftar, penggunaan rekening tidak sesuai
peruntukannya, dan rekening pribadi

AKAR KETIDAKPATUHAN BELUM OPTIMALNYA BELUM OPTIMALNYA BUDAYA KETIDAKPATUHAN TERKAIT


MASALAH BENDAHARA PENGAWASAN DI SATKER CASHLESS PENGELOLAAN REKENING
LANGKAH UNTUK MEMINIMALKAN TEMUAN BPK TERKAIT KAS DAN REKENING

PENATAUSAHAAN KAS
1. Menyetorkan sisa uang pada rekening pengeluaran pada akhir tahun sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Bendahara menyelenggarakan pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran yang
dilakukan pada satker.
3. Bendahara wajib membukukan seluruh transaksi dalam rangka pelaksanaan anggaran satuan kerja
sebagaimana tertuang dalam DIPA berdasarkan dokumen sumber
4. Untuk memastikan Bendahara telah melaksanakan tugasnya serta memastikan keberadaan fisik kas,
maka dilakukan pemeriksaan kas oleh KPA yang diatur dalam PMK 162/2013 j.o PMK 230/2016.
5. Mendorong penerapan cashless Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-183/PMK.05/2019 tentang
Pengelolaan Rekening Pengeluaran Milik K/L, dengan mengurangi uang tunai melalui penggunaan Digital
Payment termasuk Cash Management Systsem (CMS)

PENGELOLAAN REKENING
1. Pembukaan rekening satker milik K/L pada Bank Umum dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis
dari Kuasa BUN di Daerah (KPPN)
2. Rekening yang sudah tidak dipergunakan lagi atau Rekening yang dipergunakan tidak sesuai dengan
peruntukaannya harus ditutup sebagai bentuk pengendalian internal Satuan Kerja
3. Untuk pengendalian rekening, dilakukan rekonsiliasi rekening antara Direktorat PKN dan K/L secara
triwulanan. Hasil rekonsiliasi dituangkan dalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) Rekening. Perbedaan yang
tertuang dalam BAR kemudian ditundaklanjuti oleh kedua belah pihak

4
LANGKAH YANG TELAH DILAKUKAN OLEH BUN DAN ARAH KE DEPAN

TELAH DILAKUKAN

1. Penerbitan Surat Menteri Keuangan dan Surat Dirjen Perbendaharaan kepada Kementerian/Lembaga agar meningkatkan
ketertiban pengelolaan dan pengendalian terhadap rekening Pemerintah, meningkatkan pengendalian atas ketertiban
penyajian dan pengelolaan kas sesuai ketentuan, serta mengoptimalkan peran APIP Kementerian/Lembaga untuk melakukan
pengawasan efektifitas pengelolaan rekening dan kas.
2. Melakukan Sosialisasi tentang tugas dan tanggung jawab Bendahara khususnya menjelang akhir tahun anggaran
3. Melakukan restrukturisasi rekening pengeluaran dalam rangka mencegah penggunaan rekening pribadi dan digitalisasi
pengelolaan rekening pengeluaran
4. Mendorong penerapan transaksi non tunai secara masif melalui adanya Digipay/Marketplace dan fitur dari perbankan seperti
Kartu Debit, KKP, dan CMS.
5. Melakukan kajian atas pengelolaan kas bendahara untuk meninjau perubahan yang perlu dilakukan untuk mencegah adanya
temuan BPK.

1. Penggunaan Aplikasi SAKTI dalam rangka pembukuan dan penyusunan LPJ Bendahara yang lebih
akurat
2. Penyempurnaan regulasi dan aplikasi terkait pengelolaan kas bendahara
ARAH KE DEPAN 3. Penerapan restrukturisasi pada rekening penerimaan

5
PERAN BERBAGAI PIHAK UNTUK MEMINIMALKAN TEMUAN

KPPN MITRA KERJA KEMENTERIAN/


SATKER LEMBAGA

1. Secara berkala mengadakan sosialisasi/bimtek 1. Monitoring saldo rekening virtual pengeluaran pada
kepada pengelola keuangan satker. unit vertical melalui dashboard rekening.
2. Membantu satker dalam rangka penyelesaian 2. Pendampingan dan konsultasi seputar tugas dan
rekomendasi temuan BPK. kewajiban bendahara.
3. Melakukan validasi atas kebenaran dan keakuratan 3. Melakukan reviu LPJ Bendahara.
LPJ Bendahara dan kelengkapannya, seperti BA 4. Memantau ketertiban pemeriksaan kas satker.
Keadaan Kas. 5. Audit pengelolaan kas bendahara oleh APIP.
6. Pendampingan dalam pelaksanaan Audit.
7. Pendampingan penyelesaian tindak lanjut temuan.

6
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai