Anda di halaman 1dari 55

PERENCANAAN & PENGELOLAAN

PERSEDIAAN
PENDAHULUAN
• Persediaan merupakan salah satu asset paling
mahal pada perusahaan
• > 25% dari total modal perusahaan
direpresentasikan dalam bentuk persediaan
• Manajemen persediaan yang baik mampu
mengurangi biaya.

Biaya Persediaan.......
PENDAHULUAN
Biaya Persediaan antara lain:
• Biaya Simpan
• Biaya untuk menyimpan / menjaga / merawat persediaan
• Misal: biaya sewa gudang, penjaga gudang, listrik gudang,
asuransi, biaya peralatan untuk perawatan.
• Biaya Pesan
• Biaya yang timbul selama proses pemesanan.
• Misal: biaya administrasi pemesanan, biaya proses pesan,
biaya bongkar muatan, dll
PENDAHULUAN
Biaya ........
• Biaya Penyiapan
• Biaya yang timbul untuk menyiapkan mesin atau proses
untuk produksi.
• Misal: biaya untuk membersihkan dan menyiapkan mesin,
service/setting mesin, dsb.
• Biaya Kehabisan Bahan
• Biaya yang timbul jika terjadi kehabisan bahan.
• Misal: biaya kehilangan penjualan, biaya kehilangan
pelanggan, selisih harga beli antara harga supplier, eceran,
dsb.
PENDAHULUAN
• Persediaan meliputi :
• barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual
kembali
• barang jadi yang telah diproduksi
• barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi
• bahan serta kelengkapan proses produksi
• bahan pembantu atau persediaan habis pakai (office
supplies inventory)
KLASIFIKASI PERSEDIAAN
KLASIFIKASI PERSEDIAAN
• Persediaan diklasifikasikan sesuai dengan jenis
usaha.
• Secara umum perusahaan dapat dikelompokkan
menjadi tiga jenis, yaitu :
• perusahaan jasa
• perusahaan dagang
• perusahaan manufaktur
• Oleh karena itu, jenis-jenis persediaan pada ketiga
perusahaan tersebut berbeda.
KLASIFIKASI PERSEDIAAN
• Jenis-jenis Persediaan menurut Fungsinya
(Rangkuti,2004) :

• Batch Stock/Lot Size Inventory


Persediaan yang diadakan karena kita membeli atau
membuat barang-barang dalam jumlah yang lebih besar
daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu.
Keuntungannya:
• Potongan harga pada harga pembelian
• Efisiensi produksi
• Penghematan biaya angkutan
KLASIFIKASI PERSEDIAAN
• Jenis-jenis Persediaan .........
• Fluctuation Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan
• Anticipation Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola
musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk
menghadapi penggunaan, penjualan, atau permintaan yang
meningkat.
KLASIFIKASI PERSEDIAAN
• Jenis-jenis Persediaan menurut Jenis dan Posisi
Barang (Dyckman, et.al, 2000) :
1. Persediaan Barang Dagangan (Merchandise
Inventory)
2. Persediaan Manufaktur (Manufacturing
Inventory)
3. Persediaan Rupa-rupa
KLASIFIKASI PERSEDIAAN
1. Persediaan Barang Dagangan (Merchandise
Inventory)
• Barang yang ada digudang dibeli oleh pengecer atau
perusahaan perdagangan seperti importir atau eksportir
untuk dijual kembali.
• Biasanya secara fisik tidak diubah oleh perusahaan
pembeli
• Dalam beberapa hal, dapat terjadi, beberapa komponen
dibeli untuk kemudian dirakit menjadi barang jadi.
Misalnya, pemilik toko sepeda membeli kerangka,
roda, gir, dan sebagainya, kemudian dirakit menjadi
sepeda
KLASIFIKASI PERSEDIAAN
2. Persediaan Manufaktur (Manufacturing Invertory)
Terdiri dari:
a) Persediaan Bahan Baku
• Barang berwujud yang dibeli atau diperoleh dengan
cara lain (misalnya, dengan menambang) dan
disimpan untuk penggunaan langsung dalam
membuat barang untuk dijual kembali.
• Bagian atau suku cadang yang diproduksi sebelum
digunakan kadang diklasifikasikan sebagai persediaan
komponen suku cadang

b) Persediaan Barang Dalam Proses.........


KLASIFIKASI PERSEDIAAN
2. Persediaan ..................
b) Persediaan Barang Dalam Proses
• Barang-barang yang membutuhkan pemrosesan
lebih lanjut sebelum penyelesaian dan penjualan.
• Meliputi biaya bahan langsung, tenaga kerja
langsung, dan alokasi biaya overhead pabrik yang
terjadi sampai tanggal tersebut.

c) Persediaan Barang Jadi.......


KLASIFIKASI PERSEDIAAN
2. Persediaan ...............
c) Persediaan Barang Jadi
• Barang-barang manufaktur yang telah diselesaikan
dan disimpan untuk dijual.
• Biaya persediaan barang jadi meliputi biaya bahan
langsung, tenaga kerja langsung, dan alokasi biaya
overhead pabrik yang berkaitan dengan manufaktur
d) Persediaan Perlengkapan Manufaktur
• Barang-barang seperti minyak pelumas untuk bahan
pembersih mesin, dan barang lainnya yang
merupakan bagian yang kurang penting dari produk
jadi
KLASIFIKASI PERSEDIAAN
3. Persediaan Rupa-rupa
• Barang-barang seperti perlengkapan kantor,
kebersihaan, dan pengiriman.
• Persediaan jenis ini biasanya digunakan segera dan
ketika dibeli biasanya dicatat sebagai beban penjualan
dan umum.
MODEL PERSEDIAAN
MODEL PERSEDIAAN
Beberapa macam model persediaan yaitu :
1. Model kuantitas pesanan ekonomis dasar (EOQ)
2. Model kuantitas pesanan produksi
3. Model diskon kuantitas
MODEL PERSEDIAAN
1. MODEL KUANTITAS PESANAN EKONOMIS DASAR
• Merupakan salah satu teknik pengendalian yang paling
tua dan paling dikenal secara luas.
• Relatif mudah digunakan, namun didasarkan pada
beberapa asumsi yang sudah ditetapkan
MODEL PERSEDIAAN

2. MODEL KUANTITAS PESANAN PRODUKSI


• Merupakan sebuah teknik kuantitas pesanan ekonomis
yang diterapkan pada pesanan produksi.
• Model ini berguna ketika persediaan terus menumpuk dari
waktu ke waktu dan pada saat asumsi kuantitas pesanan
ekonomis tradisional berlaku.
• Model ini diperoleh dengan menetapkan bahwa biaya
pemesanan sama dengan biaya penyimpanan, dan ukuran
pesanan yang optimum.
MODEL PERSEDIAAN
3. MODEL DISKON KUANTITAS
• Diskon kuantitas, merupakan sebuah harga yang
dikurangi untuk barang yang dibeli dalam jumlah yang
besar.
• Sudah sangat biasa jika pelanggan membeli dalam
jumlah besar akan diberikan diskon.
• Dalam hal ini, manajemen harus memutuskan kapan
dan berapa banyak jumlah pesanan ketika akan
diberikan diskon.
MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY

• Economic Order Quantity pertama kali dikembangkan oleh F.


W. Haris pada tahun 1915 dengan mengembangkan formula
kuantitas pesanan ekonomis.
• Merupakan salah satu model penjadwalan produksi klasik
tertua.
• Kerangka kerja yang digunakan untuk menentukan kuantitas
pesanan ini dikenal sebagai Wilson EOQ Model atau Wilson
Formula.
• EOQ merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mengoptimalkan pembelian bahan baku yang dapat
menekan biaya-biaya persediaan sehingga efisiensi
persediaan bahan dalam perusahaan dapat berjalan dengan
baik.
MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY

• Tujuan dari model EOQ adalah untuk meminimalkan total


biaya persediaan.
• Penggunaan metode EOQ dapat membantu suatu
perusahaan dalam menentukan jumlah unit yang dipesan
agar tercapai biaya pemesanan dan biaya persediaan
seminimal mungkin.
MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY

• Rumusan EOQ yang bisa digunakan adalah :

EOQ =

Dimana:
D : Kebutuhan tahunan
S : Biaya pesan per order
H : Biaya simpan per unit per tahun
MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY

• Waktu optimal antar pesanan adalah :

T* =
• Jumlah pesanan optimal per tahun:

N =
MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY

Asumsi Model EOQ


• Dalam penentuan model EOQ terdapat beberapa asumsi,
al:
• Jumlah kebutuhan bahan baku sudah dapat ditentukan
terlebih dahulu secara pasti untuk penggunaan satu periode.
• Penggunaan bahan baku relatif stabil dalam satu periode.
• Harga bahan baku konstan selama periode tertentu.
• Lead Time (waktu tunggu mulai dari memesan sampai
barang datang) tetap.
• Tidak terjadi stockout (kehabisan bahan).
• Asumsi-asumsi tersebut untuk mempermudah dalam
perhitungan penjadwalan pemesanan bahan.
MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY

CONTOH SOAL MODEL PERSEDIAAN EOQ


• Sebuah restoran Pizza membutuhkan salah satu bahan
utama yaitu keju.
• Untuk membuat kebijakan pemesanan, restoran tersebut
telah mengidentifikasi biaya-biaya yang terkait antara lain:
• harga keju/kg Rp. 12.000.-,
• biaya simpan/kg/tahun ditentukan 25% dari harga beli,
• biaya pesan Rp. 500.000 per satu kali pesan,
• Lead Time 4 hari.
• Diperkirakan pada waktu mendatang permintaan keju
adalah 1.600 kg/minggu (1 tahun = 52 minggu / 1 tahun =
MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY

CONTOH SOAL .............


• Hitunglah berapa total biaya yang dibutuhkan untuk
mengadakan persedian keju selama 1 tahun ?
• Jawab:

diketahui :
C (cost) = 12.000
I (inventory carrying charge) = 25%
S (setup) = 500.000
L (lead time) = 4
D (annual demand) = 1.600 x 52
MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY

Jawab:
• Biaya total tahunan = biaya pembelian + biaya variabel
• Biaya variabel = biaya pesan + biaya simpan
• Biaya pesan = jml memesan x biaya pesan per order
• Jml memesan = jml pesanan setahun : kebutuhan
minimal
• Kebutuhan minimal = kebutuhan per hari x lead time
• Biaya simpan = rata-rata persediaan x biaya
simpan/kg/th x harga/kg
• Rata-rata persediaan = kebutuhan minimal : 2
MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY

Jawab:
• Dengan ketentuan tersebut, maka langkah-langkah
perhitungannya adalah:
1. Menghitung pesanan harian ( d )
2. Menghitung kebutuhan minimal ( Q = d x L )
3. Menghitung rata-rata persediaan ( )
4. Menghitung biaya simpan ( x I x C)
5. Menghitung berapa kali memesan (N = )
6. Menghitung biaya pesan ( x S )
7. Menghitung biaya pembelian persediaan ( D x C )
8. Menghitung biaya variabel (( x I x C ) + ( x S ))
9. Menghitung total biaya (( D x C ) + ( x I x C ) + ( x S ))
MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY

Jawaban:

1. Pesanan per hari =


d =
d = 228 kg/hari

2. Kebutuhan minimal = Pesanan per hari x lead time


Q = 228 kg x 4 hari = 912 kg
MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY

Jawaban:
3. Rata-rata persediaan :

= = 456 kg

4. Biaya simpan :
= rata-rata persediaan x biaya simpan/kg/th x
harga/kg
= 456 kg x 25% x Rp. 12.000 = Rp. 1.368.000,-
MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY

Jawaban:
5. Jml memesan =
=
= 91,23 kali pesan

6. Biaya pesan = jml memesan x biaya pesan/order


= x S
= 91,23 x Rp. 500.000
= Rp. 45.615.000
MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY

Jawaban:
7. Biaya pembelian = kebutuhan/th x harga/kg
= DxC
= 83.200 x Rp. 12.000
= Rp. 998.400.000

8. Total biaya varibel = biaya pesan + biaya simpan


= Rp. 45.615.000 + Rp. 1.368.000
= Rp. 46.983.000
MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY

Jawaban:
9. Biaya total = biaya beli + biaya variabel
= Rp. 998.400.000 + Rp. 46.983.000
= Rp. 1.045.383.000

Jadi, total biaya yang dibutuhkan untuk mengadakan


persediaan selama 1 tahun adalah Rp.1.045.383.000,-
dengan jumlah memesan 92 kali.
MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY

perhitungan cepat:
Total biaya = ((D x C) + ( x I x C ) + (x S))
D = 1.600 x 52 = 83.200
d = 83.200 / 365 = 228
Q = 228 x 4 = 912
TAC = ((83.200 x 12.000) + ((912/2) x 25% x 12.000) +
((83.200/912) x 500.000))
= 998.400.000 + 1.368.000 + 45.615.000
= 1.045.383.000
MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY

• Jika total biaya dihitung dengan menggunakan metode EOQ,


maka berapa total biaya yang dibutuhkan untuk mengadakan
persedian selama 1 tahun ?
• Dalam metode EOQ, kebutuhan minimal Q dihitung dengan
menggunakan Q* = EOQ
• Sehingga langkah-langkah perhitungannya adalah:

1. Menghitung EOQ; ( )
2. Menghitung biaya pesan; ( x S )
3. Menghitung biaya simpan ; ( x I x C )
4. Menghitung biaya variabel; ( x S ) + ( x I x C )
5. Menghitung biaya total ; (( D x C ) + ( x S ) + ( x I x C ))
MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY

• Jika perusahaan menggunakan kebijakan EOQ

1. Hitung EOQ (Q* = kebutuhan minimal)

EOQ =
EOQ =
EOQ =
= 5.266,24
MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY

2. Biaya Pesan = jml memesan x biaya pesan/order


= x S
= x Rp. 500.000
= Rp. 7.899.374

3. Biaya Simpan :
= rata-rata persediaan x biaya simpan/kg/th x
harga/kg
= x H
= x 3.000
MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY

4. Biaya Variabel;
= biaya pesan + biaya simpan
= Rp. 7.899.374,13 + Rp. 7.899.360
= Rp. 15.798.734,13

5. Biaya Total;
= biaya beli + biaya variabel
= Rp. 998.400.000 + Rp. 15.798.734,13
= Rp. 1.014.198.734,13

Jadi, apabila dihitung dengan menggunakan metode EOQ, total biaya yang
dibutuhkan untuk mengadakan persediaan selama 1 tahun adalah Rp.
REORDER POINT

• ROP adalah titik/tingkat persediaan, dimana pemesanan


kembali harus dilakukan.
• ROP = penggunaan/hari x lead time
• Dalam pelaksanaannya, biasanya ada kebijakan-kebijakan
yang diputuskan oleh perusahaan, sehingga perhitungan
ROP disesuaikan dengan kebijakan tersebut.
• Contoh keputusan perusahaan dalam menentukan ROP .......
REORDER POINT

• Menetapkan jumlah penggunaan selama lead time ditambah


persentase tertentu sebagai persediaan pengaman (safety
stock). Contoh:
• Suatu perusahaan elektronik memerlukan bahan baku per hari
sebanyak 500 unit dg waktu tunggu 4 hari. Jika kebutuhan
pengamannya ditetapkan sebesar 50% dari kebutuhan per hari,
tentukan titik pemesanan kembali !
• Jawaban:
ROP = (4 x 500 unit) + 50% (4 x 500 unit)
= 2.000 unit + 1.000 unit = 3.000 unit
Jadi, pemesanan akan dilakukan apabila persediaan mencapai 3.000
unit.
REORDER POINT

• Menetapkan jumlah penggunaan selama lead time ditambah


penggunaan selama periode tertentu sebagai safety stock.
Contoh:
• Suatu perusahaan elektronik memerlukan bahan baku per hari
sebanyak 500 unit dg waktu tunggu 4 hari. Jika kebutuhan
pengamannya ditetapkan sebesar kebutuhan selama 3 hari, tentukan
titik pemesanan kembali !
• Jawaban:
ROP = (4 x 500 unit) + (3 x 500 unit)
= 2.000 unit + 1.500 unit = 3.500 unit
Jadi, pemesanan akan dilakukan apabila persediaan mencapai 3.500
unit.
VENDOR MANAGED
INVENTORY
Vendor Managed Inventory

• VMI adalah model pengelolaan persediaan dimana


keputusan tentang waktu dan ukuran pengiriman
ditentukan oleh pemasok, sementara pembeli
memberi informasi terkini tentang persediaan yang
tersisa dan permintaan atau kebutuhan dari waktu ke
waktu.
Vendor Managed Inventory

• Model pemesanan yang dilakukan oleh pembeli


mengakibatkan inefisiensi bagi supplier, karena
beberapa alasan:
• Pertama, pemasok tidak mendapatkan cukup 'early
signal' dari pembeli akan jumlah dan waktu
pesanan.
Pemasok tidak tahu pasti apa, kapan, dan berapa yang
akan dipesan oleh pembeli.
Ini mengakibatkan pemasok harus menyimpan persediaan
lebih banyak untuk mengantisipasi ketidakpastian pesanan
dari pelanggan atau pembeli.
Vendor Managed Inventory

• Kedua, pemasok sering harus mengubah jadwal


produksi secara tiba-tiba karena :
• permintaan pelanggan tiba-tiba tidak sesuai dengan
perkiraan pemasok
• pelanggan yang lebih penting tiba-tiba melakukan
pesanan mendadak
Perubahan jadwal produksi mengakibatkan perubahan
pada kebutuhan bahan baku, komponen, maupun jam
kerja.
Vendor Managed Inventory

• Pada model VMI pembeli tidak memutuskan apa,


kapan, dan berapa yang akan dipesan, melainkan
hanya memberikan informasi permintaan dari
pelanggan mereka, persediaan yang tersisa, serta
informasi lain seperti rencana promosi atau kegiatan
lain yang bisa mempengaruhi penjualan di masa yang
akan datang.
• Pembeli harus memberikan indikasi berapa minimum
dan maksimum persediaan yang mereka harapkan.
Hambatan
Dalam Pengelolaan Persediaan
Hambatan Dalam Pengelolaan Persediaan

• Banyak kendala atau jebakan yang bisa muncul


dalam mengelola persediaan pada supply chain,
antara lain:
• metrik yang tidak terdefinisi dengan jelas
• status pesanan tidak akurat
• sistem informasi tidak handal
• kebijakan persediaan terlalu sederhana dan
mengabaikan ketidakpastian
• ongkos-ongkos persediaan tidak ditaksir dengan akurat
• keputusan supply chain yang tidak terintegrasi
Hambatan Dalam Pengelolaan Persediaan

• Tidak ada metrik kinerja yang jelas.


• Kinerja supply chain banyak terkait dengan
persediaan, seperti tingkat perputaran
persediaan , rata-rata lama permintaan atau
berapa kebutuhan yang bisa dipenuhi oleh
persediaan , banyaknya persediaan yang
kadaluwarsa, dsb
• Pengukuran kinerja persediaan selalu harus
dihubungkan dengan kemampuan supply chain
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Hambatan Dalam Pengelolaan Persediaan

• Status Pesanan Tidak Akurat.


• Sangat sering terjadi supplier tidak mampu
memberikan informasi status pengiriman yang
akurat.
• Akibatnya, perasaan ketidakpastian tinggi
mendorong pelanggan untuk menyimpan
cadangan persediaan yang lebih banyak.
Hambatan Dalam Pengelolaan Persediaan

• Sistem Informasi Kurang Handal.


• Seringkali tiap bagian di dalam perusahaan tidak
memiliki informasi yang sama tentang persediaan.
• Bagian pemasaran tidak bisa mengakses data
persediaan sehingga mereka sering melakukan
kesepakatan dengan pelanggan dengan
menggunakan data persediaan yang tidak handal.
• Banyak perusahaan menggunakan sistem informasi
yang terintegrasi namun tetap saja masalah akurasi
catatan bisa bermasalah, karena ditentukan oleh
ketelitian dan kemauan mereka yang bertugas
untuk memelihara data.
Hambatan Dalam Pengelolaan Persediaan

• Kebijakan persediaan terlalu sederhana dan


mengabaikan ketidakpastian.
• Perusahaan perlu pemahaman situasi lapangan dengan
banyak melakukan analisis data seperti lead time,
permintaan, akurasi catatan persediaan, persentase
kerusakan (reject), dsb
• Perusahaan sering menyamaratakan kebijakan persediaan
untuk semua item yang sebenarnya memiliki karakteristik
yang berbeda.
• Kebijakan safety stock, reorder point, dan kebijakan-
kebijakan lainnya tentu harus berbeda antara item yang
satu dengan yang lain.
Hambatan Dalam Pengelolaan Persediaan

• Biaya-biaya persediaan tidak ditaksir dengan


benar.
• Misal biaya transportasi, apabila dilakukan analisis
transportasi yang akurat , maka bisa ditemukan
cara penghematan biaya transport; misal
transportasi laut bisa diganti dengan transportasi
udara.
• Biaya transport yang mahal untuk produk
bervolume kecil dan membutuhkan kecepatan
respon tinggi, bisa tetap dilakukan karena bisa
“dibayar” dengan penghematan biaya
penyimpanan persediaan
Hambatan Dalam Pengelolaan Persediaan

• Keputusan Supply Chain yang tidak terintegrasi.


• Implikasi dari keputusan suatu supply chain terhadap
persediaan sering tidak dipahami dengan baik.
• Misal perusahaan printer, memproduksi dengan spesifikasi
yang sama untuk pemasaran di seluruh dunia, padahal tiap
negara memiliki kebutuhan yang berbeda, terutama karena
perbedaan bahasa yang akan digunakan pada buku
petunjuk serta perbedaan sistem sumber daya listrik
• Oleh karena itu akhirnya dilakukan perubahan produksi,
pabrik hanya membuat produk dasar standar , dan masing2
pusat distribusi bertugas melakukan finalisasi produk
dengan pemberian buku petunjuk dan power supply.

Anda mungkin juga menyukai