Anda di halaman 1dari 9

Akuntansi Aset Tetap

Berwujud
OLEH:
SURIANA, SE, M. ACC
Pendahuluan
Aset tetap (menurut PSAK No 16 Revisi Tahun 2007)
 Adalah asset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu,
yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan
normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Masa manfaat
 Adalah periode asset tetap diharapkan digunakan oleh perusahaan atau jumlah produksi atau unit
serupa yang diharapkan perusahaan diperoleh dari asset.

Asset dapat digolongkan menjadi:


1.Aset Tetap Berwujud (Tangible fixed assets)
2.Aset Tetap Tak Berwujud ( Intangible fixed assets)

aa
Pengakuan Aset Tetap
Terhadap biaya yang dikeluarkan untuk perolehan asset tetap harus diakui sebagai asset jika
dan hanya jika;
1. Besar kemungkinan manfaat ekonomis dimasa depan berkenan dengan asset tersebut akan mengalir
ke entitas
2. Biaya perolehan asset dapat diukur secara andal

Biaya Perolehan (cost)


 Jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau dinilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk
memperoleh suatu asset pada saat perolehan.

a
Pengakuan Aset Tetap
Komponen Biaya Perolehan Aset Tetap (menurut PSAK No 16 Revisi 2007) meliputi:
1. Harga Perolehan
2. Biaya-Biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa asset ke lokasi dan kondisi
yang diinginkan agar asset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen.
3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan asset tetap dan restorasi lokasi asset.

Sebagai Biaya yang diatribusikan secara langsung, yaitu meliputi:


1. Biaya Imbalan Kerja yang timbul secara langsung dari pembangunan atau akuisisi asset tetap
2. Biaya penyiapan lahan pabrik
3. Biaya handling dan penyerahan awal
4. Biaya perakitan dan instalasi
5. Biaya pengujian asset apakah asset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil bersih penjualan
produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut
6. Komisi profesional
Perolehan Aset Tetap
Aset tetap dapat diperoleh melalui:
1. Perolehan asset tetap secara Gabungan
2. Perolehan Asset Tetap secara Angsuran
3. Perolehan Asset Tetap secara Pertukaran
4. Perolehan Aset tetap secara Membangun Sendiri
5. Perolehan Secara Hibah, Bantuan, dan Sumbangan

a
Penyusutan Aset Tetap
 Penyusutan (Depresiasi)
 Adalah Proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaatnya
dengan cara yang rasional dan sistematis.

 Penyusutan dilakukan terhadap asset tetap berwujud dengan syarat asset tetap berwujud
tersebut:
1.Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi
2.Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas
3.Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang dan jasa untuk
disewakan, atau untuk tujuan administrasi.

a
Penyusutan Aset Tetap
Persyaratan Aset Tetap yang dapat disusutkan menurut ketentuan perpajakan, yaitu:
1. Harta yang dapat disusutkan adalah harta berwujud
2. Harta tersebut mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun
3. Harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan

Asset tetap yang menurut akuntansi dapat disusutkan, TETAPI menurut akuntansi pajak tidak dapat
disusutkan, yaitu:
1. Aset Tetap Perusahaan berupa kendaraan yang dikuasai dan dibawa pulang pegawai, termasuk juga yang ada di
daerah terpencil.
2. Aset tetap perusahaan berupa rumah yang terletak bukan di daerah terpencil yang ditempati pegawai yang
tidak diberi tunjangan oleh perusahaan.

Kesimpulan:
 Harta yang dimiliki perusahaan tetapi tidak digunakan untuk mendapatkan, menagih, atau memelihara
penghasilan karena tidak memenuhi syarat di atas, tidak boleh disusutkan.
 Apabila terjadi penjualan, maka laba atau rugi dihitung dengan mengurangkan harga perolehan terhadap harga
jual.
Metode Penyusutan Sesuai Ketentuan
Komersial
Menurut Akuntansi Komersial, metode Penyusutan dapat dikelompokkan menurut kriteria sbb:
1. Dasar Waktu
a. Metode garis lurus (Straight line method)
b. Metode Pembebanan Menurun
1. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the year digit method)
2. Metode Saldo Menurun/Saldo Menurun Ganda (declining/Double Declining Balance Method)
2. Dasar Penggunaan
1. Metode Jam Jasa (Service hours method)
2. Metode Unit Produksi (Produktive Output Method)
3. Dasar kriteria Lainnya
◦ Dihitung dengan dasar Jenis dan Kelompok.
◦ Istilah Kelompok ini dalam perpajakan disebut dengan Golongan 1, Golongan 2, Golongan 3, dan Golongan Bangunan.
◦ Pasal 11 UU PPH mengelompokkannya ke dalam kelompok “Bukan Bangunan” dan Kelompok “Bangunan”
◦ Akuntansi komersial mengelompokkan asset berdasarkan Masa Manfaat.

a
Metode Penyusutan Sesuai Ketentuan
Perpajakan
Metode Penyusutan menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan pasal 11 UU Pajak
Penghasilan yaitu:
1. Untuk Aset Tetap Berwujud Bukan Bangunan;
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
2. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)
2. Untuk Aset Tetap Berwujud Berupa Bangunan
1. Metode Garis Lurus

a

Anda mungkin juga menyukai