Syuruthul Intifa Bil Quran - Berorientasi Dengan Tujuan Asasi Alquran Kel11 C2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

Syuruthul Intifa Bil

Quran
Syarat Mengambil Manfaat dari Al Quran

C2 Akuntansi Digitech University


Kelompok 11

Faisal Sidik Permana 10221135


Resti Andiani 10221149
Rizky Dian Faturohman 10221150

C2 Akuntansi Digitech University


Syuruthul intifa bil Quran
• Bersikap sopan terhadapnya
• Membaguskan dalam membaca
• Berorientasi dengan tujuan asasi alquran
• Mengikuti cara-cara sahabat dalam
berinteraksi dengan Al Quran
Berorientasi dengan tujuan asasi Al-Quran
Memahami dan meyakini bahwa al Qur’an merupakan petunjuk
dan tuntunan yang lengkap untuk: membentuk kepribadian
individu dan membentuk masyarakat yang barakah
• Petunjuk dari Allah
• Pembentukan kepribadian Islam
• Pemimpin manusia
• Pembentuk masyarakat Islam
• Petunjuk dari Allah
Merupakan hal yang banyak dikejar oleh orang-orang, tetapi hanya
sebagian orang yang mendapat hal tersebut.

• Hidayah
Istilah hidayah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti
sebagai petunjuk atau bimbingan dari Allah SWT.

Menurut Mustafa Al Maraghi dalam Jurnal Iman dan Spitualitas


hidayah adalah petunjuk yang menyampaikan kepada yang dituju.
• Jenis jenis Hidayah

1. Hidayah Umum

Hidayah umum merupakan jenis hidayah yang bersifat umum dan kemungkinan besar semua orang akan mendapatkannya.
Contoh hidayah umum adalah hidayah ilham dan hidayah panca indra.

Jenis hidayah khusus banyak dijelaskan dalam Alquran. Salah satunya adalah al-Balad ayat 8-9 yang berbunyi:

‫َاَلْم َنْج َع ْل َّلٗه َع ْيَنْيِۙن َو ِلَس اًنا َّو َش َفَتْيِۙن‬

Artinya:
Bukankah Kami telah menjadikan untuknya sepasang mata (8), dan lidah dan sepasang bibir? (9)

2. Hidayah Khusus

Hidayah khusus adalah jenis hidayah yang hanya dapat diperoleh orang-orang tertentu saja. Contoh hidayah ini adalah hidayah
pertolongan atau hidayah tingkatan paling tinggi.

Hidayah khusus sendiri telah dijelaskan dalam beberapa ayat dalam Alquran, salah satunya pada surah al-Fatihah ayat 6 yang
berbunyi:
‫ِاْھِد َنا الِّص َر اَط اْلُم ْسَتـِقْيَم‬

Artinya:
Tunjukilah kami jalan yang
lurus

• Tingkatan Hidayah

Dalam buku Kumpulan Tanya Jawab Islam terbitan Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah, ada beberapa macam tingkatan hidayah
diantaranya :

• Hidayah Ilham
Hidayah ilham adalah tingkatan hidayah yang diberikan kepada manusia ketika setelah lahir. Contohnya adalah saat lapar, manusia akan secara alami
akan mencari makanan.

Tingkatan hidayah ini sangat berkaitan dengan insting manusia sebagai makhluk hidup. Oleh sebab itu, sebagian besar ulama menyebutnya sebagai
hidayah gharizah (insting).
• Hidayah Panca Indra
Selain dorongan insting, Allah SWT juga memberikan hidayah berupa kemampuan panca indra. Hidayah panca indra adalah tingkatan hidayah yang
memberikan petunjuk kepada manusia melalui panca indra.

Misalnya, ketika melihat lubang di trotoar, orang tentunya akan berpindah ke arah lain agar tidak masuk ke dalam lubang tersebut.

• Hidayah Akal

Hidayah akal adalah tingkatan hidayah ketiga yang diberikan Allah SWT kepada manusia berupa akal pikiran yang mampu membuat manusia untuk
berpikir secara rasional dibandingkan dengan makhluk hidup lain.
Akal pikiran yang dimiliki oleh manusia dapat digunakan untuk bertahan hidup dan memanfaatkannya agar terhindar dari berbagai macam ancaman.

• Hidayah Agama

Manusia tidak bisa hidup dengan tiga macam hidayah di atas semata. Untuk menyeimbangkan akal sehat, manusia memerlukan agama untuk
menunjang moral dan nilai-nilai kemanusiaan, serta membimbing manusia ke jalan yang benar.

• Hidayah Pertolongan

Hidayah pertolongan adalah tingkatan hidayah paling tinggi yang tidak bisa didapatkan oleh semua orang. Hidayah ini berupa hak istimewa yang
dimiliki oleh Allah SWT dan diberikan kepada orang-orang tertentu saja.
Cara Mendapatkan Hidayah??

• Mencari ilmu
• Rajin beribadah
• Memperbanyak memohom ampun dan bertaubat
• Melaksanakan gaya hidup yang baik
Pembentuk kepribadian Islam dengan tarbiyah Islamiyah
Saifurrahman

• Kepribadian Muslim
Kepribadian, dalam bahasa Arab disebut dengan syakhshiyah dan Kepribadian Muslim dengan
Syakhshiyah Al-Muslim.

• Unsur-Unsur Kepribadian Muslim


Allah menciptakan manusia dalam dua tahapan, pertama menciptakan jasadnya, kemudian meniupkan
ruh ke dalam jasad itu (QS. 38:72) "Maka apabila aku telah menyempurnakan (penciptaan jasad) nya,
lalu kutiupkan ruh-Ku kedalamnya, maka bersujudlah kamu sekalian kepadanya"
• keniscayaan pembentukan kepribadian muslim
Pembentukan Kepribadian Muslim adalah suatu keniscayaan untuk mengatasi masalah ummat. Hasan Al Banna dalam Risalah Muktamar Kelima
mengatakan:
“Saya tidak mendapatkan cara terbaik untuk mengatasi masalah keumatan ini dan meraih apa yang kita cita-citakan atas mereka, selain
pembentukan pribadi mukmin yang kamil, dan selanjutnya melakukan penataan potensi mereka di medan kerja operasional (Al-Banna 1997, hlm.
264)”
Dalam membentuk Kepribadian Muslim, konsep Tarbiyah Islamiyah memiliki sasaran dan tujuan, Sasaran tarbiyah untuk tingkat individu mencakup sepuluh poin.
Yaitu:
• Setiap individu dituntut untuk memiliki kelurusan akidah yang hanya dapat mereka peroleh melalui pemahaman terhadap al-Quran dan As-sunnah.
• Setiap individu dituntut untuk beribadah sesuai dengan petunjuk yang disyariatkan kepada Rasulullah saw. Pada dasarnya, ibadah bukanlah hasil ijtihad seseorang
karena ibadah itu tidak dapat diseimbangkan melalui penambahan, pengurangn atau penyesuaian dengan kondisi dan kemajuan zaman.
• Setiap individu dituntut untuk memiliki ketangguhan akhlak sehingga mampu mengendalikan hawa nafsu dan syahwat.
• Setiap individu dituntut untuk mampu menunjukkan potensi dan kreativitasnya dalam dunia kerja.
• Setiap individu dituntut untuk memiliki keluasan wawasan. Artinya, dia harus memampu memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengembangkan wawasan.
• Setiap individu dituntut untuk memiliki kekuatan fisik melalui sarana-sarana yang dipersiapkan Islam.
Pembentukan Kepribadian Muslim Dengan Tarbiyah Islamiyah Saifurrahman :

• Setiap individu dituntut untuk memerangi hawa nafsunya dan senantiasa mengokohkan diri di atas huikum-hukum
Allah melalui ibadah dan amal saleh. Artinya, kita dituntut untuk berjihad melawan bujuk rayu setan yang
menjerumuskan manusia pada kejahatan dan kebatilan.
• Setiap individu dituntut untuk mampu mengatur segala lurusannya sesuai dengan keteraturan Islam. Pada dasarnya,
setiap pekerjaan yang tidak teratur hanya akan berakhir pada kegagalan.
• Setiap individu dituntut untuk mampu memelihara waktunya sehingga dia akan terhindar dari kelalaian dan
perbuatan manusia. Dengan begitu, dia pun akan mampu menghargai waktu orang lain sehingga dia tidak
memberikan kesempatan kepada orang lain untuk melakukan kesia-siaan, baik untuk kehidupan dunia maupun
akheratnya. Tampaknya, tepat sekali apa yang dikatakan oleh ulama salaf bahwa waktu itu ibarat pedang. Jika tidak
kita tebaskan dengan tepat, pedang itu akan menebas diri kita sendiri.
• Setiap individu harus menjadikan dirinya bermanfaat bagi orang lain.
Pemimpin manusia

Agar manusia terbimbing dengan Al-Qur’an, harus ada di tengah-tengah


mereka orang-orang yang lantang menyerukannya.

‫ُحو‬ ‫ْف‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫ُه‬ ‫َل‬ ‫و‬‫ُأ‬ ‫َك‬ ‫ْن‬ ‫ْل‬ ‫ا‬ ‫ْن‬ ‫ُرو‬ ‫ْع‬ ‫ْل‬ ‫ا‬ ‫ُرو‬ ‫ْأ‬
‫ِر َو َي ُم َن ِب َم ِف َو َي َهْو َن َع ِن ُم ِر َو ِئَك ُم ُم ِل َن‬ ‫ْي‬ ‫َخ‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫ى‬‫َل‬‫ِإ‬ ‫َن‬ ‫و‬ ‫ُع‬ ‫ْد‬‫َي‬ ‫ٌة‬ ‫َّم‬‫ُأ‬ ‫ْم‬ ‫ْنُك‬ ‫ِم‬ ‫ْن‬ ‫ُك‬‫َت‬ ‫ْل‬ ‫َو‬
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran, 3: 104)
Pembentuk masyarakat Islam

Islam sebagai sumber dan jalan kebenaran yang berasal dari Allah ta’ala adalah pandangan
hidup yang bukan saja diperuntukkan bagi kesejahteraan dan kebahagiaan ummat Islam
melainkan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Ma’alim Fith Thariq mencatat tiga hal utama yang memacu perubahan besar pada
masyarakat Islam pada generasi pertama da’wah Islam. -mereka menuntut ilmu untuk
suatu tindakan perubahan bukan semata-mata koleksi ilmu.
• Mereka memutuskan hubungan dengan masa lalu jahiliyyah dan tak ingin kembali ke
masa lalu walaupun sekejap.
• mereka tegak dihadapan al Qur’an dengan penuh kesiagaan, seperti seorang prajurit
yang siap siaga menerima perintah.
Dasar-Dasar Pembentukan Masyarakat Muslim

• Membebaskan Masyarakat dari Penghambaan Kepada selain Allah.


• Mengorganisir Masyarakat untuk Menghilangkan Kejahiliyahan.
• Menjadikan Islam sebagai Landasan Prilaku Individu dan Hubungan Antar sesama dalam
Masyarakat.

Hal pertama yang perlu dilakukan dari kebangkitan kembali masyarakat Islam adalah menjelaskan
tuntutan kalimat la ilaha illallah serta membebaskan masyarakat dari penghambaan kepada selain
Allah.
Terakhir adalah berupaya menjadikan Islam sebagai landasan dalam prilaku individu maupun
hubungan antar sesama, dalam pengertian ini adalah kekuatan aqidah, keadilan syari’at, dan
keindahan akhlaq terjelma dalam masyarakat Islam.
Terima kasih!

C2 Akuntansi Digitech University

Anda mungkin juga menyukai