Diskusi Topik - ARDS
Diskusi Topik - ARDS
Narasumber
dr. Prasenohadi, Sp.P(K)
merupakan edema paru non-kardiogenik yang disebabkan kerusakan akut pada alveoli.
Ditandai dengan:
Lesi paru infiltratif difus Hipoksemia berat Gagal napas
akut dengan edema edema alveolar yang kaya
interstitial dan alveolar protein setelah kerusakan Peningkatan permeabilitas
integritas alveolar- pembuluh darah paru yang
capillary barrier paru-paru progresif
Berdasarkan Konferensi Konsensus
Amerika-Eropa (AECC) 1994
1. Sindrom harus muncul secara akut
2. Rasio PaO2 sampai FiO2 ≤200 terlepas dari tingkat tekanan ekspirasi akhir positif
(PEEP)
3. Deteksi infiltrat paru bilateral pada foto toraks frontal
4. Tidak adanya gagal jantung kongestif (PAWP ≤18 mmHg atau tidak ada bukti
klinis peningkatan tekanan atrium kiri berdasarkan radiografi dada atau data
klinis lainnya)
Berdasarkan Konferensi di Berlin
2011
Asal edema
Rontgen thorax/CT scan Kegagalan pernapasan tidak
1 minggu klinis/gejala
pernapasan baru/memburuk Kekeruhan bilateral, lobar/kolaps sepenuhnya dijelaskan oleh
paru, nodul gagal jantung atau kelebihan
cairan
Berat
PaO2 / FiO2 ≤100 mm Hg
dengan PEEP atau CPAP ≥5 cm
H2O
Epidemiologi ARDS
> 150.000 / tahun di AS 7,1% dari semua pasien yang dirawat di ICU
Pasien kulit hitam, hispanik, dan pasien lain yang berasal dari ras minoritas di Amerika Serikat
ARDS ec sepsis di rumah sakit
Obat-obatan (mis.
Inhalasi berbahaya (mis.,
Banyak transfusi, produk Overdosis morfin, metadon,
Gas klor, konsentrasi O 2 Pasca resusitasi
darah heroin; reaksi terhadap
tinggi)
nitrofurantoin)
Riwayat penyalahgunaan
alkohol kronis secara
signifikan meningkatkan
Bypass jantung paru Luka bakar Pankreatitis
risiko pengembangan ARDS
pada pasien yang sakit
kritis.
Faktor Risiko ARDS
Usia
• Pada pasien trauma, peningkatan risiko secara progresif hingga usia 60 hingga 69, dengan penurunan risiko setelahnya.
Seks
• Pada pasien trauma, wanita berisiko lebih tinggi.
Etnis / ras
• Tingkat kematian lebih tinggi untuk orang kulit hitam daripada orang kulit putih dalam studi epidemiologi yang luas.
• Ketika terbatas pada data trauma nasional:
• Ras kulit hitam bersifat melindungi (mis., Insiden yang lebih rendah dari sindrom gangguan pernapasan akut)
• Etnis hispanik dikaitkan dengan peningkatan mortalitas terkait sindrom distres pernapasan akut
Patogenesis
ARDS
Pierrakosa C, Karanikolasb
M, Scollettac S,
Karamouzaosd V, Velissaris
D. Acute Respiratory Distress
Syndrome: Pathophysiology
and Therapeutic Options. J
Clin Med Res. 2012;4(1):7-16
Patofisiologi ARDS
Fase Eksudatif Fase Proliferatif Fase Fibrotik
• Disebabkan adanya edema • Berlangsung selama 7-21 hari • Walaupun mayoritas pasien
alveolus dan inflamasi dari setelah terjadinya cedera dapat mengalami
netrofil, hingga pada alveolus. penyembuhan dalam 3-4
perkembangan dari minggu dari cedera awal,
membrane hyaline yang beberapa pasien dapat
berasal dari kerusakan alveoli mengalami fibrosis progresif
yang bersifat diffuse
• Dapat berlangsung selama 7
hari
• Biasanya dimulai dalam 12-
36 jam setelah terjadinya
cedera pada alveolus
Kasper DL, Fauci AS, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo J. Harrison;s manual of medicine. 19 th edition. Washington: McGrawHill Education Medical; 2016
Manifestasi Klinis ARDS
Sifat Hipoksemia Pemeriksaan Fisik
• Akut, dalam 12-48 • Cepat dan dangkal • Hipotensi
jam • Takipneu, dispneu, • Febris
penggunaan otot • Ronki basah halus di
bantu napas, sianosis seluruh lapang paru
• Batuk kering • Takikardia namun
pada auskultasi
jantung, bunyi
jantung normal
Broaddus VC, Mason RJ, Nadel JA, editors. Murray and Nadel’s textbook of respiratory medicine. 6th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2016.p1742-60
Diagnosis ARDS
• Akut, onset berlangsung < 1 minggu. Tanda klinis yang
ditemui, yaitu:
• Takipneu
• Dyspneu
• Retraksi intercostal
• Hipoksemia
• Multiple organ dysfunction syndrome (MODS)
• Pada foto polos toraks didapatkan kapasitas bilateral
yang konsisten dengan edema paru.
• Ratio PaO2 dan FiO2 kurang dari 300 mmHg dengan
minimal nilai PEEP atau CPAP sebesar 5cmH2O
• Tidak dapat dijelaskan sebagai gagal jantung atau
overload cairan, Pemeriksaan objektif dapat dilakukan
seperti echocardiografi untuk eksklusi edema hidrostatik
jika tidak ada penyebab yang jelas seperti trauma atau
sepsis.
Broaddus VC, Mason RJ, Nadel JA, editors. Murray and Nadel’s textbook of respiratory medicine. 6th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2016.p1742-60
Saguil A, Fargo M. Acute Respiratory Distress Syndrome: Diagnosis and Management. American Family Physician. 2012;85(4):352-358
Komplikasi dan Prognosis ARDS
• Gejala sisa • Faktor yang mempengaruhi
• Gangguan restriksi dan penurunan prognosis dari ARDS seperti:3
kapasitas difusi.
• Faktor Resiko (Sepsis, Pasca
• Penurunan fungsi memori dan
Trauma)
kognitif
• Kesulitan mengingat, kesulitan • Penyakit yang mendasari
berkonsentrasi, dan penurunan • Keganasan
atensi • Multiple Organ Damage
• Mortalitas ARDS cukup tinggi hingga 40% • Usia
• Pemulihan fungsi paru akan terjadi dalam • Perbaikan dalam indeks
3 hingga 6 bulan setelah pernapasan pertukaran gas (rasio PaO2/FiO2
spontan (ekstubasi) dalam 3-7 hari pertama)
Low J. Guideline on the management of acute respiratory distress syndrome (ARDS) in adult ICU. 2016:4–7.
Pemeriksaan Penunjang ARDS
Foto Toraks (1)
Fase Akut atau eksudatif
a) Pada < 24 jam, tidak ada
temuan patologis
b) Pada hari berikutnya,
beberapa konsolidasi
pulmonal pada lobus bawah
c) Keterlibatan alveolar difus
dengan white lung appearance
d) Ukuran jatung dan struktur
vaskular yang normal
membantu menyingkirkan
edema kardiogenik
c, d) Pada 2-3 hari kemudian, perburukan yang cepat dari Zompatori M, Ciccarese F, Fasano L. Overview of current lung imaging in acute respiratory distress syndrome. ERS. 2014; 23: 519-530
kondisi klinis dan radiologis Sheard S, Rao P, Devaraj A. Imaging of Acute Respiratory Distress Syndrome. Resp Care. April 2012. 57: (4); 607-612
Foto Toraks (2)
Fase Intermediet atau proliferatif
• Setelah fase akut, tampilan radiografik
biasanya stabil dan statis selama waktu
yang bervariasi.
• Opasitas retikular difus kasar dapat
mulai berkembang
Zompatori M, Ciccarese F, Fasano L. Overview of current lung imaging in acute respiratory distress syndrome. ERS. 2014; 23: 519-530
Sheard S, Rao P, Devaraj A. Imaging of Acute Respiratory Distress Syndrome. Resp Care. April 2012. 57: (4); 607-612
CT Scan
Fungsi
• Menentukan penyakit yang mendasari
• Menyingkirkan diagnosis banding
• Komplikasi ARDS
• Efusi pleura, pneumonia, abses, pneumotoraks, pneumomediastinum, dan emfisema
interstisial pulmonal.
• Prognosis ARDS
• keberadaan fibrosis (opasitas ground glass, bronkiektasis traksi, dan honeycombing)
prediktor mortalitas yang kuat
• Bronkiektasis traksi berkaitan dengan prognosis buruk
• Gambaran konsolidasi murni pada fase awal menunjukan survival yang lebih baik
karena konsolidasi bukan marker perubahan fibrotik.
1. Zompatori M, Ciccarese F, Fasano L. Overview of current lung imaging in acute respiratory distress syndrome. ERS. 2014; 23: 519-530
2. Sheard S, Rao P, Devaraj A. Imaging of Acute Respiratory Distress Syndrome. Resp Care. April 2012. 57: (4); 607-612
CT Scan
Fase Akut
• Diagnosis banding:
Segala kelainan yang menyebabkan terjadinya hipoksemia, tetapi
tidak masuk ke kriteria ARDS
Murray JF, Nadel JA, Mason RJ, Broaddus VC, Martin TR, King TE, et al. Murray and Nadel’s textbook of respiratory medicine. 5 th ed. USA: Elsevier Saunders. 2016.
Tata Laksana ARDS
• Suportif sambil mencari etiologi
Broaddus VC, Mason RJ, Nadel JA, editors. Murray and Nadel’s textbook of respiratory medicine. 6th ed.
Philadelphia: Elsevier Saunders; 2016.p1742-60
Kortikosteroid
• Metilprednisolon: 30mg/kg setiap 6 jam dalam 1 sampai 2 jam
• Tidak ada trial klinis yang menunjukkan manfaat dari pemberian regimen
tersebut
• Pemberian kortikosteroid 2mg/kg pada pasien dengan ARDS yang
sudah lebih dari 7 hari
• Menurunkan angka mortalitas
• Meningkatkan oksigenasi
• Menurunkan disfungsi organ
• Memberikan risiko infeksi yang lebih tinggi
Grippi MA, editor. Fishman’s pulmonary diseases and disorders. Fifth edition. New York: McGraw-Hill Education; 2015. p2172-99
Vasodilator
• Nitrit Oxide menstimulasi guanylate cyclase pada sel yang berujung
pada peningkatan jumlah cyclic guanosine monophosphate yang
merupakan vasodilator poten
• NO diberikan melalui jalur inhalasi untuk vasodilatasi pada sirkulasi
pulmoner.
• Pemberian NO pada pasien ARDS tidak memberikan manfaat yang
signifikan
• Tidak ada perbedaan angka mortalitas atau waktu penggunaan
ventilator yang signifikan antara kelompok yang diberikan NO maupun
plasebo
Grippi MA, editor. Fishman’s pulmonary diseases and disorders. Fifth edition. New York: McGraw-Hill Education; 2015. p2172-99
Beta Agonis
• Menstimulasi pembuangan cairan pada alveolus dengan cara
menstimulasi pompa sodium pada sel-sel epitelial dan
mempromosikan transportasi aktif ion natrium keluar dari alveolus
• Dua penelitian RCT menunjukan bahwa pemberian beta-agonis tidak
memberikan efek yang bermakna terhadap angka mortalitas ARDS
Grippi MA, editor. Fishman’s pulmonary diseases and disorders. Fifth edition. New York: McGraw-Hill Education; 2015. p2172-99
Ventilator Mekanik
• Berdasarkan Berlin definition of ARDS yang terbaru, median durasi
penggunaan ventilator mekanik pada pasien ARDS ringan, sedang,
dan berat berturut-turut adalah selama 5 hari, 7 hari, dan 9 hari.
• Sebanyak 25% pasien tetap membutuhkan ventilasi mekanik dalam
durasi yang lebih lama dari 2 minggu.
• durasi pemakaian ventilator mekanik yang lebih lama tidak
berhubungan dengan angka mortalitas yang semakin tinggi.
Grippi MA, editor. Fishman’s pulmonary diseases and disorders. Fifth edition. New York: McGraw-Hill Education; 2015. p2172-99
Broaddus VC, Mason RJ, Nadel JA, editors. Murray and Nadel’s textbook of respiratory medicine. 6th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders;
2016.p1742-60
Ventilator Mekanik
• Kematian pada pasien ARDS terjadi dalam 2 minggu, dengan 1/3
kasus terjadi dalam 7 hari, 2/3 kasus dalam 14 hari, serta 3/4 sampai
4/5 kasus kematian terjadi dalam 28 hari
• Angka mortalitas pasien ARDS yang telah menggunakan ventilator
mekanik selama 2-4 minggu adalah 30%
Grippi MA, editor. Fishman’s pulmonary diseases and disorders. Fifth edition. New York: McGraw-Hill Education; 2015. p2172-99
Broaddus VC, Mason RJ, Nadel JA, editors. Murray and Nadel’s textbook of respiratory medicine. 6th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders;
2016.p1742-60
Memposisikan
Pasien
• Perlu dilakukan pemeriksaan
analisis gas darah pada satu jam
pertama dan selanjutnya setiap
empat jam.
• Disarankan memposisikan pasien
dalam tengkurap minimal 12 jam
per hari.
Loscalzo J, Kasper DL, Fauci A, Hauser SL, Longo D, Jameson JL. Harrison’s pulmonary and critical care medicine. 3 rd
ed. USA: McGraw-Hill Education; 2017
Alur Terapi