Anda di halaman 1dari 47

Gonorrhea

Sexually Transmitted Disease

RONI SUSANTO,SKep.,Ns.,.M.Kep
Gonorrhea — Reported rates: United States, 1970–2000 and the
Healthy People year 2010 objective

Rate (per 100,000 population)


500
Gonorrhea
2010 Objective
400

300

200

100

0
1970 73 76 79 82 85 88 91 94 97 2000

Note: The Healthy People 2010 (HP2010) objective for gonorrhea is 19.0
cases per 100,000 population.
Gonorrhea — Age- and gender-specific rates: United States, 2000

Men Rate (per 100,000 population) Women


750 600 450 300 150 0 Age 0 150 300 450 600 750

8.3 10-14 53.3


327.9 15-19 715.6
589.7 20-24 656.7
362.2 25-29 252.1
Age Gender Total
210.6 30-34 112.5
10-14 30.3
140.4 35-39 60.3
15-19 516.3 92.6 40-44 29.3
20-24 622.5 49.5 45-54 9.1
25-29 306.9 18.6 55-64 1.8
30-34 161.1 5.0 65+ 0.9
35-39 100.1
40-44 60.7
134.7 Total 128.4

45-54 28.9
55-64 9.8
65+ 2.6
Total 131.4
Definisi

Gonore disebabkan bakteri Neisseria


gonorhoeae, yang menginfeksi
mukosa saluran genital, rektum dan
orofaring (Brooker, 2008).

Gonore adalah IMS yang disebabkan


oleh diplokokus intrasel Gram-negatif
anaerob Neisseria gonorrhoeae (Geri,
2009). 4
Definisi

Kencing nanah atau gonore


gonorrhea atau adalah penyakit
menular seksual yang disebabkan
oleh Neisseria gonorrhoeae yang
menginfeksi lapisan dalam uretra,
leher rahim, rektum, tenggorokan,
dan bagian putih mata (konjungtiva)

5
Pathogenesis

Etiologi

• Etiologi : Neisseria gonorrhoeae


• Gram-negative intracellular diplococcus
• Infects mucus-secreting epithelial cells

6
Pathogenesis

Gonorrhea: Gram Stain of


Urethral Discharge

7
Source: CDC/NCHSTP/Division of STD Prevention, STD Clinical Slides
Clinical Manifestations

Faktor Risiko

• Multipel patner seksual


• Mempunyai patner dengan riwayat IMS
• Tidak menggunakan kondom selama
berhubungan seksual

8
Clinical Manifestations

Manifestasi Klinis

Pada pria:
• Gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu
2-7 hari setelah terinfeksi
• Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada
uretra kemudian diikuti nyeri ketika berkemih
• Disuria yang timbul mendadak, rasa buang air
kecil disertai dengan keluarnya lendir mukoid dari
uretra
• Retensi urin akibat inflamasi prostat
• Keluarnya nanah dari penis.
9
Clinical Manifestations

Male Urethritis

• Symptoms
– Typically purulent or mucopurulent urethral
discharge
– Often accompanied by dysuria
– Discharge may be clear or cloudy
• Asymptomatic in 10% of cases
• Incubation period: usually 1-14 days for
symptomatic disease, but may be longer
10
Clinical Manifestations
Gonococcal Urethritis:
Purulent Discharge

Source: Seattle STD/HIV Prevention Training Center at the University of Washington: 11


Connie Celum and Walter Stamm
Clinical Manifestations

Epididymitis

• Symptoms: unilateral testicular pain and


swelling
• Infrequent, but most common local
complication in males
• Usually associated with overt or subclinical
urethritis

12
Clinical Manifestations

Swollen or Tender Testicles (Epididymitis)

13
Source: Seattle STD/HIV Prevention Training Center at the University of Washington
Clinical Manifestations

Manifestasi Klinis

Pada wanita:
• Gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari
setelah terinfeksi
• Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama
beberapa minggu atau bulan (asimtomatis)
• Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Namun,
beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat
seperti desakan untuk berkemih
• Nyeri ketika berkemih
• Keluarnya cairan dari vagina
• Demam
14
Clinical Manifestations

Manifestasi Klinis

Pada wanita:
• Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim,
indung telur, uretra, dan rektum serta
menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika
berhubungan seksual. Wanita dan pria
homoseksual yang melakukan hubunga seks
melalui anus, dapat menderita gonore di
rektumnya. Penderita akan merasa tidak nyaman
disekitar anusnya dan dari rektumnya keluar
cairan. Daerah disekitar anus tampak merah dan
kasar serta tinja terbungkus oleh lendir dan nanah.
15
Clinical Manifestations

Genital Infection in Women

• Most infections are asymptomatic

• Cervicitis – inflammation of the cervix

• Urethritis – inflammation of the urethra

16
Clinical Manifestations

Gonococcal Cervicitis

17
Source: CDC/NCHSTP/Division of STD Prevention, STD Clinical Slides
Clinical Manifestations

Urethritis

• Symptoms: dysuria, however, most women


are asymptomatic
• 40%-60% of women with cervical
gonococcal infection may have urethral
infection

18
Clinical Manifestations

Complications in Women

• Accessory gland infection


– Bartholin’s glands
– Skene’s glands
• Pelvic Inflammatory Disease (PID)
• Fitz-Hugh-Curtis Syndrome
– Perihepatitis

19
Clinical Manifestations

Bartholin’s Abscess

20
Source: CDC/NCHSTP/Division of STD Prevention, STD Clinical Slides
Clinical Manifestations

Syndromes in Men and Women

• Anorectal infection
• Pharyngeal infection
• Conjunctivitis
• Disseminated gonococcal infection (DGI)

21
Clinical Manifestations

Gonococcal Ophthalmia

22
Source: CDC/NCHSTP/Division of STD Prevention, STD Clinical Slides
Clinical Manifestations

Disseminated Gonorrhea—
Skin Lesion

23
Source: CDC/NCHSTP/Division of STD Prevention, STD Clinical Slides
Clinical Manifestations

Gonorrhea Infection in Children

• Perinatal: infections of the conjunctiva,


pharynx, respiratory tract

• Older children (>1 year): considered possible


evidence of sexual abuse

24
Management

Penatalaksanaan

• Fluoroquinolones are no longer


recommended for therapy for gonorrhea
acquired in Asia, the Pacific Islands
(including Hawaii), and California.
• CDC no longer recommends
fluoroquinolones as a first-line therapy for
gonorrhea in MSM.

25
Management

Treatment for Uncomplicated Infections


of the Cervix, Urethra, and Rectum
Cefixime 400 mg Orally Once or

Ceftriaxone 125 mg IM Once or

1
Ciprofloxacin 500 mg Orally Once or

1
Ofloxacin 400 mg Orally Once or

1
Levofloxacin 250 mg Orally Once

1
Contraindicated in pregnancy and children. Not
recommended for infections acquired in California, 26
Management

Co-treatment for
Chlamydia trachomatis

If chlamydial infection is not ruled out:

Azithromycin 1g Orally Once or

Twice a day for


Doxycycline 100 mg Orally
7 days

27
Management

Special Considerations:
Pregnancy

• Pregnant women should NOT be treated


with quinolones or tetracyclines
• Treat with alternate cephalosporin
• If cephalosporin is not tolerated, treat with
spectinomycin 2 g IM once

28
Management

Alternative Regimens

• Spectinomycin 2 g in a single IM dose

• Single-dose cephalosporin regimens


– Ceftizoxime 500 mg IM
– Cefoxitin 2 g IM with Probenecid 1 g orally

29
Management

Follow-Up

• A test of cure is not recommended if a


recommended regimen is administered.
• If symptoms persist, perform culture for N.
gonorrhoeae.
– Any gonococci isolated should be tested for
antimicrobial susceptibility.

30
Prevention

PENCEGAHAN
1. Screening

• Pregnancy
– A test for N. gonorrhoeae should be performed at the
first prenatal visit for women at risk or those living in an
area in which the prevalence of N. gonorrhoeae is high.
– Repeat test during the 3rd trimester for those at continued
risk.
• Other populations can be screened based on local
disease prevalence and patient’s risk behaviors.

31
Prevention

Partner Management

• Evaluate and treat all sex partners for N. gonorrhoeae


and C. trachomatis infections if contact was within
60 days of symptoms or diagnosis.
• If a patient’s last sexual intercourse was >60 days
before onset of symptoms or diagnosis, the patient’s
most recent sex partner should be treated.
• Avoid sexual intercourse until therapy is completed
and both partners no longer have symptoms.

32
Prevention

Reporting

• Laws and regulations in all states require


that persons diagnosed with gonorrhea are
reported to public health authorities by
clinicians, labs, or both.

33
Prevention

Patient Counseling/Education

• Memberikan pendidikan kepada klien dengan menjelaskan


tentang:
• Bahaya penyakit menular seksual
• Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan
• Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan
seks tetapnya
• Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai
kondom jika tidak dapat dihindari.
• Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa yang akan datang.

34
Prevention
Pengkajian

1. Data subyektif
a. Nyeri ketika berkemih dan desakan untuk berkemih
b. Keluarnya cairan ( nanah ) dari saluran kencing.
c. Demam
d. Penderita akan merasa tidak nyaman disekitar
anusnya dan dari rektumnya keluar cairan.

35
Prevention
Pengkajian

1. Data subyektif
e. Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar serta
tinja terbungkus oleh lendir dan nanah.
f. Pasien yang datang dengan awitan gejala akut
mengeluh lemah, nyeri lokal, demam dan keluarnya
nanah dari lubang saluran kencing.
g. Riwayat psikososial, pasien seringkali bertanya –
tanya tentang pengobatan, perawatan dan ramalan
penyakitnya.

36
Prevention
Pengkajian

2. Data obyektif
a. Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar serta
tinja terbungkus oleh lendir dan nanah.
b. Sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan
ditemukan diplokokus gram negatif, intraseluler dan
ekstraseluler, leukosit polimorfonuklear.
c. Kultur untuk identifikasi perlu atau tidaknya
dilakukan pembiakan kultur. Menggunakan media
transport dan media pertumbuhan.

37
Prevention
Pengkajian

2. Data obyektif
d. Tes definitif, tes oksidasi (semua golongan Neisseria akan
bereaksi positif), tes fermentasi (kuman gonokokus hanya
meragikan glukosa)
e. Tes beta laktamase, hasil tes positif ditunjukkan dengan
perubahan warna kuning menjadi merah apabila kuman
mengandung enzim beta laktamase
f. Tes Thomson dengan menampung urin pagi dalam dua
gelas. Tes ini digunakan untuk mengetahui sampai dimana
infeksi sudah berlangsung.

38
Prevention

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


1. Nyeri berhubungan dengan reaksi inflamasi
Tujuan perawatan : nyeri berkurang atau hilang
KH: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
• Mengenali faktor penyebab
• Menggunakan metode pencegahan non analgetik untuk
mengurangi nyeri
• Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan
• Melaporkan nyeri yang sudah terkontrol

39
Prevention

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


1. Nyeri berhubungan dengan reaksi infalamasi
Intervensi Keperawatan :
a. Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi, karakteristik,
dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan
faktor-faktor presipitasi.
b. Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya
ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif.
c. Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat mengekspresikan nyeri
d. Berikan dukungan terhadap klien dan keluarga
e. Kolaborasi dalam pemberikan analgesik sesuai anjuran

40
Prevention

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

2. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi.


Tujuan Kepertawatan : suhu badan klien dalam keadaan normal
36,5 C – 37,5 C
KH: setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
· Suhu dalam rentang normal
· Nadi dan RR dalam rentang normal
· Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing

41
Prevention

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

2. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi.


IntervensiKeperawatan :
a. Monitor vital sign
b. Monitor suhu minimal 2 jam
c. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
d. Selimuti klien untuk mencegah hilangnya panas tubuh
e. Kompres klien pada lipat paha dan aksila
f. Berikan antipiretik bila perlu

42
Prevention

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

3. Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan proses


inflamasi
Tujuan keperawatan : pola eliminasi tidak terganggu lagi
KH: setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
· Urin akan menjadi kontinens
· Eliminasi urin tidak akan terganggu: bau, jumlah, warna urin
dalam rentang yang diharapkan dan pengeluaran urin tanpa
disertai nyeri

43
Prevention

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

3. Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan proses


inflamasi
Intervensi keperawatan :
a. Pantau eliminasi urin meliputi: frekuensi, konsistensi, bau,
volume, dan warna dengan tepat.
b. Pantau spesimen urine pancar tengah untuk urinalisis.
c. Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala inferksi
saluran kemih.
d. Sarankan pasien untuk minum sebanyak 3000 cc per hari.
e. Rujuk pada ahli urologi bila penyebab akut ditemukan.

44
Prevention

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


4. Resiko penularan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
sifat menular dari penyakit
Tujuan keperawatan : klien menjadi tahu tentang sifat penularan dari gonore
KH: dapat meminimalkan terjadinya penularan penyakit pada orang lain
Intervensi keperawatan :
a. Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dengan menjelaskan tentang :
b. Bahaya penyakit menular
c. Pentingnya memetuhi pengobatan yang diberikan
d. Jelaskan cara penularan PMS dan perlunya untuk setia pada pasangan
• e. Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak
dapat menghindarinya.

45
Prevention

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

5. Harga diri rendah berhubungan dengan penyakit


Tujuan keperawatan : klien tidak merasa harga dirinya rendah
dengan penyakit yang dialaminya
KH: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan
· Mengekspresikan pandangan positif untuk masa depan dan
memulai kembali tingkatan fungsi sebelumnya
· Mengindentifikasi aspek-aspek positif diri
· Menganalisis perilaku sendiri dan konsekuensinya
· Mengidentifikasi cara-cara menggunakan kontrol koping.

46
Prevention

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


• 5. Harga diri rendah berhubungan dengan penyakit
Intervensi keperawatan :
a. Bantu individu dalam mengidentifikasi dan mengekspresikan
perasaan
b. Dorong klien untuk membayangkan masa depan dan hasil positif
dari kehidupan
c. Perkuat kemampuan dan karakter positif (misal: hobi, keterampilan,
penampilan, pekerjaan)
d. Bantu klien menerima perasaan positif dan negatif
e. Bantu dalam mengidentifikasi tanggung jawab sendiri dan kontrol
situasi

47

Anda mungkin juga menyukai