Pertemuan 13 - Motivasi
Pertemuan 13 - Motivasi
Alan Ralston
Klasifikasi motive
Berdasarkan asalnya:
1. Motive dasar/primer/drive/need: motive yang dibawa sejak
lahir. Berhubungan dengan kelangsungan hidup individu dan
erat hubungannya dengan kebutuhan biologis, misal: makan,
minum, hubungan seksual.
2. Motive yang dipelajari/sekunder/psikologis: motive yang
dipelajari dari lingkungannya, misal: motif untuk mentaati
sopan santun, bergaul,
Akibat motive yang dipelajari:
Tujuan menjadi lebih khusus
Motive dapat digabung menjadi lebih kompleks
Cara untuk mencapai tujuan dapat berubah menjadi tujuan itu sendiri
Stimulus yang baru mampu membangkitkan suatu motive
Klasifikasi menurut Woodworth
1. Motive yang berdasarkan kebutuhan internal dan
jasmani, misal: lapar timbul motive mencari
makanan.
2. Motive darurat/emergensi: motive yang muncul
bila situasi menuntut aktivitas yang cepat dan
kuat.
3. Motive yang obyektif: motive yang diarahkan
pada penanganan obyek/manusia yang berada
dalam lingkungannya secara efektif, misal:
motive untuk melalukan eksplorasi
Klasifikasi berdasarkan terjadinya
Motivasi ?
Intensity Persistence
= keseriusan = ketekunan
• Orang-orang mencari
tingkat optimal gairah
yang bisa
memaksimalkan
kinerja mereka.
Teori Psikososial :
1. Incentive -motivation =
motivasi Insentif - hasil dari
“tarikan" rangsangan
lingkungan eksternal
2. Cognitive -motivation =
motivasi Kognitif dipengaruhi
oleh atribusi dan harapan.
Incentive
Where our needs push, incentives (positive or
negative stimuli) pull us in reducing our drives.
Dimana kebutuhan kita dorong, insentif (rangsangan positif atau
negatif) menarik kita dalam mengurangi drive kita.
Hurricane Survivors
• Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang
mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber
dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene
atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang
berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang
dalam kehidupan seseorang.
•Kebijakan perusahaan
•Achievement = prestasi
•Kualitas pengawasan •Career advancement = kemajuan karir
• Hubungan dengan orang lain •Personal growth = pertumbuhan pribadi
•kehidupan pribadi •Job interest = minat pekerjaan
•Tingkat gaji •Recognition = pengakuan
•keamanan pekerjaan •Responsibility = tanggung jawab
• kondisi kerja
Perbedaan teori Maslow (1943) &
teori kesehatan Motivasi Herzberg (1966)
Teori Kebutuhan
Maslow Herzberg
Self-Actualisation
Motivators
Esteem
Social
Hygiene
Safety
Factors
Physiological
Expectancy Theory =
Teori Pengharapan
(Vroom)
Feedback
Sumber motivasi :
Motivasi
- Internal
- Eksternal
Motivasi
internal
dorongan dari
dalam diri untuk
melakukan
sesuatu.
Nick Vujivic
Motivasi eksternal
dorongan yang diperoleh dari faktor luar
dalam melakukan sesuatu.
Pikirkan !!!
• Lakukan sekarang
• Mulailah dari yang ringan
• jangan menunggu datangnya mood
atau inspirasi
• Solusi akan datang jika sudah dicoba
Teori ERG
Clayton Alderfer (1972)
• Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori Alderfer merupakan huruf-
huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E = Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness
(kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)
• Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal penting. Pertama, secara konseptual terdapat
persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh Maslow dan Alderfer. Karena “Existence”
dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan kedua dalam teori Maslow; “ Relatedness” senada
dengan hierarki kebutuhan ketiga dan keempat menurut konsep Maslow dan “Growth” mengandung
makna sama dengan “self actualization” menurut Maslow. Kedua, teori Alderfer menekankan bahwa
berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan pemuasannya secara serentak.
Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada pula empat
asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y.
• Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain.
• Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
• Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari, dan bertanggungjawab. *Karyawan mampu membuat
berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang
menduduki posisi manajemen.
Teori Motivasi X dan Y
(Douglas McGregor)
Teori Motivasi kebutuhan
(McClelland)
Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya.
Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut:
• kebutuhan pencapaian: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil.
• kebutuhan kekuatan: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga
mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
• kebutuhan hubungan: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.
Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement
(N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang
akan prestasi. Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut
sebagai keinginan :“ Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi,
atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat
mungkin dan seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala, mencapai
standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan
pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.”
Teori Harapan
Victor H.Vroom (1964)
• Teori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara
tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan
diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu
tersebut.
Teori penetapan tujuan
/ goal setting theory
(Edwin Locke)
• Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam
mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; (b) tujuan-tujuan
mengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan (d) tujuan-tujuan menunjang
strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan. Bagan berikut ini menyajikan tentang model
instruktif tentang penetapan tujuan.
• Teori penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan
merupakan sumber motivasi kerja yang utama. Artinya, tujuan memberitahu seorang
karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan.
Konflik Motive
Ini terjadi jika seseorang dalam waktu yang
bersamaan menghadapi berbagai motive, sehingga
di dalam dirinya akan terjadi pertentangan
+ O +
Konflik Motive
2. Konflik Approach – Avoidance
individu menghadapi satu obyek yang mengandung
nilai positip dan nilai negatif.
+ O
-
3. Konflik Avoidance – Avoidance
individu menghadapi situasi yang sama-sama
mempunyai nilai negatif. Yang menjadi konflik
adalah individu harus menerima salah satu.
O
Konflik Motive
+ O +
Reaksi terhadap konflik
1. Mengadakan seleksi/pemilihan, akan mudah dilakukan
bila perbedaan nilainya sangat jelas.
2. Mengadakan kompromi, misalnya menggabungkan
keduanya, tetapi tidak semua konflik dapat
dikompromikan, atau memilih satu obyek dahulu untuk
dipuaskan, kemudian pindah ke obyek lain (shifting).
3. Sikap meragukan, sering terjadi bila orang menghadapi
konflik double approach – avoidance.
Prinsip Goal Gradient >< Gradient of
Avoidance
• Prinsip goal gradient: semakin dekat individu
pada tujuan semakin besar motivenya.
• Tindak lanjutnya: tujuan yang panjang
dibagi-bagi menjadi beberapa unit tujuan
yang lebih kecil.
• Prinsip gradient of avoidance: semakin dekat
individu pada tujuan, semakin besar motive
untuk menghindari perlu diterapi.
Mengukur Motive
• Motive juga mempunyai aspek kuantitatif, sehingga
kekuatan motive dapat diukur, tetapi motive tidak
dapat diukur secara langsung, melainkan dengan cara
tidak langsung, misalnya dengan mengukur tingkah
lakunya.
• Motive dikatakan lebih kuat apabila motive itu dapat
mengalahkan atau melemahkan motive yang lain.
Metode untuk mengukur motive
1. Metode Obstruction/rintangan
percobaan untuk mengukur beberapa motive
antara lain motive maternal, haus, lapar, seksual,
eksplorasi
A B C D