Anda di halaman 1dari 38

Peraturan Direktur Jenderal

Perbendaharaan
Nomor PER-8/PB/2023
Tentang

Tata Cara Monitoring Kualitas Data Laporan Keuangan,


Rekonsiliasi, dan Penyampaian Laporan Keuangan pada
Kementerian Negara/Lembaga

Jakarta, September 2023


OUTLINE
Dasar Hukum Penyusunan Rancangan Perdirjen

Latar Belakang dan Tujuan Penyusunan Rancangan Perdirjen

Sistematika Batang Tubuh dan Lampiran Rancangan Perdirjen

Monitoring dan Tindak Lanjut Kualitas Data Laporan Keuangan

Pelaksanaan Rekonsiliasi

Penyampaian Laporan Keuangan

Pengenaan/Pencabutan Sanksi

User Requirement Aplikasi (Implementasi Perdirjen)


2
DASAR HUKUM PENYUSUNAN RANCANGAN PERDIRJEN

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.01/2021 tentang Organisasi


dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141/PMK.01/2022 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.01/2021 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.05/2022 tentang Sistem


Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 232/PMK.05/2022 tentang Sistem


Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Instansi

3
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN PENYUSUNAN RANCANGAN PERDIRJEN

Latar Belakang Tujuan


Laporan Keuangan
yang berkualitas dan
1. Amanat PMK 217/PMK.05/2022 andal
tentang SAPP
a. Pasal 20 ayat (10) terkait monitoring kualitas
data dan tindak lanjut 1. Meningkatkan kualitas data laporan
b. Pasal 40 ayat (4) terkait rekonsiliasi internal keuangan dalam periode yang lebih
c. Pasal 46 ayat (2) terkait rekonsiliasi pendek sehingga Laporan Keuangan
d. Pasal 47 ayat (5) terkait penyampaian LK dapat disusun lebih cepat.
C C
2. Mewujudkan informasi akuntansi yang
2. Temuan BPK pada LKPP 2022 terdapat di dalam laporan keuangan
a. Kebijakan tutup periode dalam penyusunan pemerintah yang andal dan
LKKL yang belum memadai akuntabel.
b. Belum adanya sistem pengendalian yang
memadai terkait keandalan, integritas, dan 3. Meningkatkan kepatuhan entitas
akurasi saldo. akuntansi dan entitas pelaporan dalam
menyampaikan Laporan Keuangan.
SISTEMATIKA BATANG TUBUH DAN LAMPIRAN PERDIRJEN

BATANG TUBUH PERDIRJEN

Bab I Ketentuan Umum


Bab II Kualitas Data, Monitoring dan Tindak Lanjut Kualitas Data Laporan Keuangan
Bab III Tata Cara Pelaksanaan Rekonsiliasi dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan
Bab IV Penyampaian Laporan Keuangan pada UAKPA dan UAPPA-W
Bab V Tata Cara Pengenaan Sanksi Terhadap Ketidakpatuhan Penyelesaian Tindak Lanjut Kualitas
Data, Rekonsiliasi, dan Penyampaian Laporan Keuangan
Bab VI Ketentuan Penutup

LAMPIRAN/MODUL PERDIRJEN

Bab I Pendahuluan
Bab II Monitoring dan Tindak Lanjut Kualitas Data Laporan Keuangan
Bab III Tata Cara Pelaksanaan Rekonsiliasi
Bab IV Tata Cara Pengenaan Sanksi Terhadap Ketidakpatuhan Penyelesaian Tindak
Lanjut Kualitas Data, Rekonsiliasi, dan Penyampaian Laporan Keuangan

5
MONITORING DAN TINDAK LANJUT KUALITAS DATA LAPORAN KEUANGAN

Kualitas Data Laporan Keuangan adalah kondisi yang menggambarkan data transaksi keuangan dan transaksi
BMN pada entitas akuntansi yang akan diproses menjadi laporan keuangan.

Pencatatan Transaksi Monitoring Kualitas Tindak Lanjut


Keuangan dan Transaksi Data LK secara Berkala Penyelesaian
BMN pada Aplikasi SAKTI (Harian) Kualitas Data LK

To Do List
Fitur yang digunakan untuk menyajikan informasi transaksi yang memerlukan tindak
lanjut penyelesaian.
Fitur Monitoring
Kualitas Data Laporan
Monitoring
Keuangan Fitur yang digunakan untuk menyajikan informasi transaksi keuangan dan
transaksi BMN tertentu yang perlu diawasi/dimonitor.

Daftar/Rincian
Fitur yang digunakan untuk menyajikan informasi pendukung dalam penyusunan
CaLK Laporan Keuangan dan CRBMN pada Laporan BMN. 6
MONITORING DAN TINDAK LANJUT KUALITAS DATA LAPORAN KEUANGAN

Periode Tindak Lanjut


Monitoring Kualitas Data Tindak Lanjut Penyelesaian
Penyelesaian
• Monitoring dilakukan terhadap Tindak Lanjut Penyelesaian dilakukan • Satker harus mensegerakan
data transaksi keuangan dan tergantung berdasarkan jenis penyelesaian To Do List sebelum
transaksi BMN yang bertujuan permasalahan sebagaimana tercantum batas waktu yang telah ditetapkan
untuk mengetahui kualitas data pada menu To Do List • Batas waktu untuk periode tindak
yang tidak sesuai ketentuan. (case by case) lanjut penyelesaian dilaksanakan
• Monitoring tersebut dilaksanakan sesuai dengan jenis To Do List
dengan menggunakan Aplikasi Penjelasan tindaklanjut diatur secara (Bulanan, Triwulanan, Semesteran,
MonSAKTI. lebih detail pada Lampiran Perdirjen Tahunan, dan Lainnya)

Menu: To Do List, Monitoring, dan


Daftar/Rincian

7
FITUR MONITORING KUALITAS DATA LAPORAN KEUANGAN

FITUR MONITORING KUALITAS DATA LAPORAN KEUANGAN


1. Persediaan Belum 17. TK Piutang Belum TM 1. Monitoring TK/TM 17. Monitoring Transaksi 1. Daftar Buku Besar
didetailkan (Persediaan 18. Pagu Minus (Basis SP2D) 2. Monitoring RK/RM BMN 2. Daftar Jurnal
Belum diregister) 19. Pajak Non DJP dan DJBC 3. Monitoring Tutup Periode 18. Monitoring Transaksi
Umum dan
2. Aset Belum 20. Pengembalian Belanja 4. Monitoring SP2D Persediaan
Penyesuaian (AST,
didetailkan/Aset Belum Melebihi Realisasi Belanja (Perjalanan Jurnal dari 19. Monitoring Transaksi
Awal) Piutang PER, GLP)
diregister (Selain 51XXXX) 3. Daftar List Jurnal
3. Persediaan Belum Approve 21. Pengembalian Belanja 5. Monitoring Saldo Piutang 20. Monitoring Saldo
per KL/ Es1/ Satker per Pendapatan Perolehan Manual Modul GLP
4. Aset Belum Validasi dan Melebihi Realisasi Belanja
Kualitas Aset Lainnya 4. Daftar Rincian
Approve (51XXXX)
6. Monitoring Pelimpahan 21. Monitoring Saldo Utang Saldo Akun

Fitur Daftar/Rincian
5. RK Persediaan belum RM 22. Belum Penyisihan Piutang
5. Rincian Saldo

Fitur Monitoring
Piutang ke PUPN Pajak Bendahara Belum
6. RK Persediaan ke Aset 23. Belum Penyusutan Aset
Fitur To Do List

7. Monitoring Saldo KDP disetor Neraca


belum RM (Belum Tutup Periode 8. Monitoring Piutang 22. Monitoring Persediaan
7. RK Aset belum RM Modul Aset Semesteran) 6. Daftar Barang
Macet tidak dikuasai Hilang
8. RK Aset ke Persediaan 24. Selisih Transaksi Resiprokal 9. Monitoring Aset vs Akun 23. Monitoring Persediaan
belum RM 25. Saldo Akun Hibah yang 7. Daftar Barang Usul
Belanja dalam proses
9. TK internal belum TM Belum Disahkan Rusak Berat ke
10. Monitoring Persediaan vs
Persediaan 26. Saldo Akun Kas dan Bank Akun Belanja Pengelola
10. TK Internal Belum TM BLU Belum Disahkan 11. Monitoring MPHLBJS 8. Daftar BMN Henti
Internal Aset 27. BAST Gantung (Saldo Akun 12. Piutang Jatuh Tempo Guna
11. Pendapatan Belum di Settle Utang Yang Belum Diterima 13. Monitoring Transaksi
Piutang Tagihannya) Resiprokal
12. Saldo Tidak Normal 28. SPP Gantung (Saldo Akun 14. Monitoring Likuidasi
13. Ketidaksesuaian Akun Vs Belanja yang Masih Harus Keluar - Likuidasi Masuk
Kode Barang Persediaan dibayar dan Piutang 15. Monitoring Detail Revisi
14. Ketidaksesuaian Akun Vs Lainnya SPM
Kode Barang Aset 29. Transfer Kas BLU Antar
Tetap/ATB Satker BLU
15. TK Persediaan Belum TM
16. TK Aset Belum TM
8
PERIODISASI TINDAK LANJUT KUALITAS DATA LAPORAN KEUANGAN
1 To Do List Bulanan 3 To Do List Semester I 5 To Do List Lainnya
1. Persediaan Belum didetailkan 1. To Do List Bulanan dan Triwulanan 1. Ketidaksesuaian Akun Vs Kode Barang
2. Aset Belum didetailkan 2. Belum Penyisihan Piutang. Aset Tetap/ATB
3. Persediaan Belum Approve 3. Belum Penyusutan Aset (Belum Tutup 2. Ketidaksesuaian Akun Vs Kode Barang
4. Aset Belum Validasi dan/atau Approve Modul Aset Periode Semesteran). Persediaan
5. RK Persediaan belum RM 3. Pagu Minus (Basis SP2D)
Diselesaikan paling lambat tanggal 15 setelah Semester
6. RK Persediaan ke Aset belum RM berkenaan berakhir atau mengikuti kebijakan 4. Saldo Akun Tidak Normal
7. RK Aset belum RM penyusunan LKKL Semesteran. 5. Pengembalian Belanja Melebihi
8. RK Aset ke Persediaan belum RM Realisasi Belanja (51XXXX)
9. TK internal belum TM Persediaan 4 To Do List Tahunan 6. Pendapatan Belum di Settle Piutang
10. TK Internal Belum TM Internal Aset 7. Pajak Non DJP dan DJBC
1. To Do List Bulanan, Triwulanan, dan
Diselesaikan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya Semesteran dalam hal sampai dengan periode pelaporan,
permasalahan tersebut tidak dapat ditindaklanjuti
2. Rincian BAST Gantung (Saldo Akun oleh satker, maka perlu diungkapkan pada catatan
2 To Do List Triwulanan (Tw I dan III) Utang Yang Belum Diterima Tagihannya) atas laporan keuangan.
3. Rincian SPP Gantung (Saldo Akun Belanja
1. To Do List Bulanan
yang Masih Harus dibayar dan Piutang
2. TK Aset Belum TM
Lainnya)
3. TK Persediaan Belum TM
4. Selisih Transaksi Resiprokal
4. TK Piutang Belum TM
5. Saldo Akun Hibah yang Belum Disahkan
5. Pengembalian Belanja Melebihi Realisasi
6. Saldo Akun Kas dan Bank BLU Belum
Belanja (selain 51XXXX)
Disahkan
Diselesaikan paling lambat tanggal 15 setelah triwulan 7. Transfer Kas BLU Antar Satker BLU
berkenaan berakhir atau mengikuti kebijakan
penyusunan LKKL Triwulanan. Diselesaikan paling lambat tanggal 15 setelah Tahun
berkenaan berakhir atau mengikuti kebijakan
penyusunan LKKL Tahunan.
9
Tindak Lanjut Kualitas Data Laporan Keuangan (1)

1. PERSEDIAAN BELUM DIDETAILKAN


Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat Satker agar melakukan tindak lanjut dengan mendetailkan
BAST berupa penerimaan persediaan yang BAST yang sudah dibuat sebelumnya pada modul komitmen.
sebelumnya telah dicatat pada modul Pendetailan persediaan tersebut dilakukan untuk mencatat
komitmen namun belum dilakukan perolehan persediaan yang berasal dari transaksi pembelian
pendetailan pada modul persediaan. dan transaksi hibah masuk.

2. ASET BELUM DIDETAILKAN

Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat Satker agar melakukan tindak lanjut dengan mendetailkan
BAST berupa penerimaan aset tetap/aset BAST yang sudah dibuat sebelumnya pada modul komitmen.
lainnya yang sebelumnya telah dicatat pada Pendetailan Aset Tetap tersebut dilakukan untuk mencatat
modul komitmen namun belum dilakukan perolehan Aset Tetap/Aset Lainnya yang merupakan transaksi
pendetailan pada modul aset tetap. pembelian, transaksi penyelesaian pembangunan langsung,
transaksi pengembangan langsung, transaksi hibah masuk,
transaksi perolehan KDP, dan transaksi pengembangan KDP.

1
Tindak Lanjut Kualitas Data Laporan Keuangan (2)

3. PERSEDIAAN BELUM APPROVE


Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat Satker agar melakukan tindaklanjut dengan melakukan
perekaman pencatatan transaksi persediaan persetujuan oleh role approver melalui modul persediaan.
yang dilakukan oleh operator persediaan Dalam hal proses pencatatan persediaan belum tuntas
namun belum dilakukan persetujuan oleh dilakukan sampai dengan persetujuan, maka pencatatan
approver. transaksi persediaan tersebut belum dibukukan pada Laporan
Keuangan

4. ASET BELUM VALIDASI DAN/ATAU APPROVE

Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat Satker agar melakukan tindak lanjut dengan melakukan
perekaman pencatatan aset tetap/aset validasi oleh role validator dan selanjutnya melakukan
lainnya yang dilakukan oleh operator aset persetujuan oleh role approver melalui modul aset tetap.
namun belum dilakukan validasi oleh Dalam hal proses pencatatan transaksi aset tetap/aset
validator dan/atau persetujuan oleh lainnya belum tuntas dilakukan sampai dengan persetujuan,
approver maka pencatatan transaksi aset tetap/aset lainnya tersebut
belum dibukukan pada Laporan Keuangan.

1
Tindak Lanjut Kualitas Data Laporan Keuangan (3)

5. RK PERSEDIAAN BELUM RM
Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat reklas keluar Satker agar melakukan tindak lanjut dengan melakukan
kode barang persediaan ke kode barang persediaan lainnya, pencatatan reklas masuk melalui modul persediaan.
namun belum dilakukan reklas masuk persediaan pada Seluruh transaksi reklasifikasi keluar pada Aplikasi
modul persediaan. SAKTI harus dilakukan input transaksi reklasifikasi
masuknya.

6. RK PERSEDIAAN KE ASET BELUM RM

Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat reklas keluar Satker agar melakukan tindak lanjut dengan melakukan
kode barang dari persediaan ke kode barang aset tetap/aset pencatatan reklas masuk melalui modul aset tetap.
lainnya, namun belum dilakukan reklas masuk aset Seluruh transaksi reklasifikasi keluar pada Aplikasi
tetap/aset lainnya pada modul aset tetap. SAKTI harus dilakukan input transaksi reklasifikasi
masuknya.

Perekaman reklas keluar dan reklas masuk tersebut dilakukan dalam rangka menyesuaikan klasifikasi atau kodefikasi barang sesuai dengan
yang seharusnya.
Tindak Lanjut Kualitas Data Laporan Keuangan (3)

7. RK ASET BELUM RM
Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat reklas keluar Satker agar melakukan tindak lanjut dengan melakukan
kode barang aset tetap/aset lainnya ke kode barang aset pencatatan reklas masuk melalui modul aset tetap.
tetap/aset lainnya yang lain, namun belum dilakukan reklas Seluruh transaksi reklasifikasi keluar pada Aplikasi
masuk aset tetap/aset lainnya pada modul aset tetap. SAKTI harus dilakukan input transaksi reklasifikasi
masuknya.

8. RK ASET KE PERSEDIAAN BELUM RM

Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat reklas keluar Satker agar melakukan tindak lanjut dengan melakukan
kode barang dari aset tetap/aset lainnya ke kode barang pencatatan reklas masuk melalui modul persediaan.
persediaan, namun belum dilakukan reklas masuk Seluruh transaksi reklasifikasi keluar pada Aplikasi
persediaan pada modul persediaan. SAKTI harus dilakukan input transaksi reklasifikasi
masuknya.

Perekaman reklas keluar dan reklas masuk tersebut dilakukan dalam rangka menyesuaikan klasifikasi atau kodefikasi barang sesuai dengan
yang seharusnya.

1
Tindak Lanjut Kualitas Data Laporan Keuangan (4)

9. TK INTERNAL BELUM TM INTERNAL PERSEDIAAN


Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat transfer Satker agar melakukan tindak lanjut dengan melakukan
keluar persediaan antara induk Satker dengan subsatker pencatatan transfer masuk internal melalui modul persediaan.
dan/atau antar subsatker, namun belum dilakukan Satker agar memastikan seluruh transaksi Transfer Keluar
transfer masuk persediaan pada modul persediaan. yang dilakukan telah dicatat transaksi Transfer Masuknya oleh
Satker Penerima antara Satker induk dengan subsatker/antar
sesama subsatker.

10. TK INTERNAL BELUM TM INTERNAL ASET

Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat transfer Satker agar melakukan tindak lanjut dengan melakukan
keluar aset tetap/aset lainnya antara induk Satker pencatatan transfer masuk internal melalui modul aset tetap.
dengan subsatker dan/atau antar subsatker, namun Satker agar memastikan seluruh transaksi Transfer Keluar
belum dilakukan transfer masuk aset tetap/aset lainnya yang dilakukan telah dicatat transaksi Transfer Masuknya oleh
pada modul aset tetap. Satker Penerima antara Satker induk dengan subsatker/antar
sesama subsatker.

1
Tindak Lanjut Kualitas Data Laporan Keuangan (5)

11. PENDAPATAN BELUM DI SETTLE PIUTANG


Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pelunasan
Satker agar melakukan tindak lanjut dengan melakukan
piutang baik yang berasal dari potongan SPM, setoran
identifikasi pendapatan yang berasal dari penyelesaian piutang
PNBP melalui Surat Bukti Setor (SBS), dan setoran
dan selanjutnya melakukan transaksi settlement piutang
PNBP melalui non SBS, namun belum dilakukan
melalui modul piutang.
pencatatan transaksi settlement pada modul piutang.

12. SALDO TIDAK NORMAL

Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat nilai saldo Satker perlu mengidentifikasi penyebab adanya Saldo Tidak
per akun pada neraca percobaan yang tidak sesuai Normal melalui buku besar dan melakukan perbaikan yang
dengan posisi saldo normalnya baik debit atau diperlukan, misalnya saldo tidak normal terjadi karena adanya
kreditnya. kesalahan jurnal manual yang dilakukan sehingga diperlukan
perbaikan atas jurnal manual tersebut. Saldo tidak normal
dikecualikan terhadap beban penyisihan piutang dan restitusi
pajak.

1
Tindak Lanjut Kualitas Data Laporan Keuangan (6)
13. KETIDAKSESUAIAN AKUN VS KODE BARANG PERSEDIAAN
Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat a. Apabila disebabkan penggunaan akun belanja yang tidak sesuai
penggunaan akun belanja yang tidak sesuai peruntukannya, Satker melakukan koreksi dokumen SPM/SP2D.
peruntukannya atau kesalahan dalam b. Apabila disebabkan karena adanya kesalahan pemilihan
pemilihan kodefikasi BMN, sehingga terjadi klasifikasi/kodefikasi persediaan dan belum dilakukan pendetilan,
ketidaksesuaian antara akun belanja yang maka Satker dapat melakukan reklasifikasi BAST untuk menyesuaikan
digunakan dalam rangka perolehan persediaan rincian barang, namun apabila sudah dilakukan pendetilan, satker
dengan klasifikasi/kodefikasi barang yang melakukan koreksi pencatatan pada modul persediaan/modul aset tetap
dihasilkan. dan selanjutnya dapat melakukan jurnal manual pada modul GLP
apabila diperlukan.

14. KETIDAKSESUAIAN AKUN VS KODE BARANG ASET TETAP/ATB

Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat a. Apabila disebabkan penggunaan akun belanja yang tidak sesuai
penggunaan akun belanja yang tidak sesuai peruntukannya, Satker melakukan koreksi dokumen SPM/SP2D
peruntukannya atau kesalahan dalam b. Apabila disebabkan karena adanya kesalahan pemilihan
pemilihan kodefikasi BMN, sehingga terjadi klasifikasi/kodefikasi aset tetap dan belum dilakukan pendetilan, maka
ketidaksesuaian antara akun belanja yang Satker dapat melakukan reklasifikasi BAST untuk menyesuaikan
digunakan dalam rangka perolehan aset rincian barang, namun apabila sudah dilakukan pendetilan, satker
tetap/aset lainnya dengan melakukan koreksi pencatatan pada modul persediaan/modul aset tetap
klasifikasi/kodefikasi barang yang dihasilkan. dan selanjutnya dapat melakukan jurnal manual pada modul GLP
apabila diperlukan.

1
Tindak Lanjut Kualitas Data Laporan Keuangan (7)
15. TK PERSEDIAAN BELUM TM
Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat transfer keluar Satker agar melakukan tindaklanjut dengan
persediaan antar Satker dalam lingkup pemerintah pusat baik dalam melakukan pencatatan transfer masuk melalui modul
1 (satu) KL maupun lintas KL, namun belum dilakukan pencatatan persediaan. Satker agar memastikan seluruh transaksi
transfer masuk pada modul persediaan oleh Satker penerima. Transfer Keluar yang dilakukan telah dicatat
transaksi Transfer Masuknya oleh satker Penerima.

16. TK ASET BELUM TM


Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat transfer keluar berupa Satker agar melakukan tindak lanjut dengan
aset tetap/aset lainnya antar Satker dalam lingkup pemerintah pusat melakukan pencatatan transfer masuk melalui modul
baik dalam 1 (satu) KL maupun lintas KL, namun belum dilakukan modul aset tetap. Satker agar memastikan seluruh
pencatatan transfer masuk pada modul aset tetap oleh Satker transaksi Transfer Keluar yang dilakukan telah
penerima. dicatat transaksi transfer masuknya oleh satker
penerima.

17. TK PIUTANG BELUM TM


Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat transfer keluar piutang Satker agar melakukan tindak lanjut dengan
antar Satker dalam lingkup pemerintah pusat baik dalam 1 (satu) melakukan TK/TM piutang melalui modul piutang.
KL maupun lintas KL, namun belum dilakukan pencatatan transfer Satker agar memastikan seluruh transaksi Transfer
masuk pada modul piutang oleh Satker penerima Keluar yang dilakukan telah dicatat transaksi transfer
masuknya oleh satker penerima.

1
Tindak Lanjut Kualitas Data Laporan Keuangan (8)

18. PAGU MINUS (BASIS SP2D)


Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat realisasi belanja Apabila terdapat data pada menu ini, Satker agar
melebihi pagu belanja pada tahun berjalan. Terjadinya pagu minus melakukan revisi anggaran secara berjenjang mulai
tidak hanya terjadi pada segmen Satker dan akun BAS namun dari KPA, Kanwil Direktorat Jenderal
terjadi pula pada segmen CoA lainnya diantaranya program, Perbendaharaan, Direktorat PA, dan Direktorat
kegiatan, output, dan lain-lain. Jenderal Anggaran sesuai dengan kewenangannya
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan mengenai tata cara revisi anggaran.

19. PENDAPATAN PAJAK NON DJP DAN DJBC


Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pendapatan pajak yang Pendapatan pajak yang dibukukan oleh Satker di luar
dibukukan oleh Satker diluar Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal
Direktorat Jenderal Bea Cukai. Pendapatan pajak seharusnya Hal Bea Cukai umumnya berasal dari kesalahan akun
tersebut menunjukkan bahwa terdapat pendapatan pajak yang potongan SPM dengan tidak menunjuk kode Satker
dibukukan oleh Satker diluar Direktorat Jenderal Pajak dan pada DJP/DJBC. Dalam kondisi tersebut, Satker
Direktorat Jenderal Bea Cukai. Pendapatan pajak seharusnya menindaklanjuti dengan melakukan koreksi dokumen
SPM/SP2D.

1
Tindak Lanjut Kualitas Data Laporan Keuangan (9)

20. PENGEMBALIAN BELANJA MELEBIHI REALISASI BELANJA (SELAIN BELANJA PEGAWAI)


Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengembalian Satker agar mengidentifikasi penyebab pengembalian belanja
belanja yang melebihi realisasi belanja selain akun melebihi realisasi belanja apakah disebabkan karena kesalahan
51xxxx pada tahun berjalan. Terjadinya pengembalian segmen CoA yang digunakan dalam pengembalian belanja.
belanja melebihi realisasi belanja tidak hanya terjadi Satker agar memastikan bahwa segmen CoA yang digunakan
pada segmen Satker dan akun BAS namun terjadi pula untuk pengembalian belanja telah sama dengan segmen CoA
pada segmen CoA yang lain diantaranya program, yang digunakan dalam realisasi belanja. Dalam kondisi tersebut,
kegiatan, output, dan lain-lain. Satker menindaklanjuti dengan melakukan koreksi dokumen
SPM/SP2D/SSPB

21. PENGEMBALIAN BELANJA MELEBIHI REALISASI BELANJA (BELANJA PEGAWAI)


Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat Satker agar mengidentifikasi penyebab pengembalian belanja
pengembalian belanja yang melebihi realisasi belanja melebihi realisasi belanja apakah disebabkan karena kesalahan
akun 51xxxx pada tahun berjalan. Terjadinya segmen CoA yang digunakan dalam pengembalian belanja.
pengembalian belanja melebihi realisasi belanja tidak Satker agar memastikan bahwa segmen CoA yang digunakan
hanya terjadi pada segmen Satker dan akun BAS namun untuk pengembalian belanja telah sama dengan segmen CoA
terjadi pula pada segmen CoA yang lain diantaranya yang digunakan dalam realisasi belanja. Dalam kondisi tersebut,
program, kegiatan, output, dan lain-lain. Satker menindaklanjuti dengan melakukan koreksi dokumen
SPM/SP2D/SSPB

1
Tindak Lanjut Kualitas Data Laporan Keuangan (10)

22. BELUM PENYISIHAN PIUTANG


Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat saldo piutang Satker agar menindaklanjuti dengan melakukan penyisihan
yang belum dilakukan penyisihan pada modul piutang. piutang pada modul piutang. Satker memastikan bahwa telah
Piutang di neraca harus disajikan sebesar nilai bersih melakukan penyisihan piutang secara periodik setiap semesteran
yang dapat direalisasikan (net realizable value). sebagaimana diatur dalam peraturan menteri keuangan yang
Penyisihan piutang dilakukan secara periodik setiap mengatur mengenai sistem akuntansi instansi.
semesteran.

23. BELUM PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ATB (BELUM TUTUP MODUL ASET TETAP PERIODE
SEMESTERAN)
Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat saldo aset Satker agar menindaklanjuti dengan melakukan tutup buku
tetap/ATB yang belum dilakukan penyusutan/amortisasi periode 6 dan/atau periode 12 pada modul aset tetap. Tutup buku
sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat pada periode semesteran (periode 6 dan/atau 12) secara otomatis
dari suatu aset tetap/ATB. Penghitungan dan pencatatan akan membentuk penyusutan pada tahun berjalan.
penyusutan/amortisasi aset tetap/ATB dilakukan setiap
akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai
residu.

2
Tindak Lanjut Kualitas Data Laporan Keuangan (11)
24. SELISIH TRANSAKSI RESIPROKAL

Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat Satker pemberi kerja dan penerima kerja harus melakukan
ketidaksesuaian informasi transaksi resiprokal identifikasi penyebab selisih transaksi resiprokal. Dalam hal salah
antara Satker pemberi kerja dengan Satker satu pihak pemberi kerja atau penerima kerja tidak melakukan
penerima kerja. Transaksi resiprokal merupakan pencatatan transaksi resiprokal dan/atau jumlah nominal transaksi
transaksi timbal balik antara Satker pemberi kerja resiprokal yang dicatat oleh Satker pemberi kerja atau Satker
dengan Satker penerima kerja yang berasal dari penerima kerja berbeda, maka akan terdapat selisih dan akan muncul
entitas akuntansi/pelaporan dalam satu entitas sebagai selisih transaksi resiprokal. Atas kondisi tersebut, Satker
pemerintahan pemberi kerja dan penerima kerja harus melakukan koordinasi untuk
melengkapi pencatatan transaksi resiprokal.

25. SALDO AKUN HIBAH YANG BELUM DISAHKAN

Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat penerimaan Satker agar segera melakukan pengesahan hibah ke KPPN
kas hibah pada modul bendahara dan/atau pencatatan (SP2HL dan MPHLBJS). Proses pengesahan hibah ke KPPN
BAST hibah barang/jasa/surat berharga pada modul berpedoman pada ketentuan yang mengatur mengenai
komitmen, namun belum dilakukan pengesahan hibah administrasi pengelolaan hibah.
(SP2HL dan MPHLBJS) ke KPPN.

26. SALDO AKUN HIBAH YANG BELUM DISAHKAN

Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat penerimaan/ Apabila terdapat data pada menu ini, Satker agar segera
pengeluaran kas BLU namun belum dilakukan melakukan pengesahan pendapatan/belanja/transitoris BLU ke
pengesahan ke KPPN. KPPN. Proses pengesahan hibah ke KPPN berpedoman pada
ketentuan yang mengatur mengenai pedoman pengelolaan BLU.
2
Tindak Lanjut Kualitas Data Laporan Keuangan (12)
27. BAST GANTUNG (SALDO AKUN UTANG YANG BELUM DITERIMA TAGIHANNYA)
Hal tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat saldo Satker melakukan identifikasi apakah BAST tersebut akan
akun utang yang belum diterima tagihannya pada neraca dilanjutkan dalam proses pembayaran hingga terbit menjadi
percobaan akrual yang timbul pada saat perekaman SP2D. Dalam hal BAST tidak akan dilanjutkan menjadi
BAST pada modul komitmen dan/atau validasi SPBy SPP, maka perlu dilakukan penghapusan atas BAST
pada modul pembayaran. Akun tersebut akan tereliminasi tersebut. Pada saat periode penyusunan LK Tahunan tidak
apabila telah diterbitkan SPP. Pada saat periode diperkenankan adanya BAST gantung atau saldo akun yang
penyusunan LK Tahunan, akun tersebut idealnya tidak belum diterima tagihannya.
memiliki saldo.

28. SPP GANTUNG (SALDO AKUN BELANJA YANG MASIH HARUS DIBAYAR)
Hal tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat SPP Satker melakukan identifikasi apakah SPP tersebut akan
gantung yang tidak dilanjutkan menjadi SP2D, sehingga dilanjutkan dalam proses pembayaran hingga terbit menjadi
berdampak pada akun-akun antara yang seharusnya SP2D. Dalam hal SPP tidak akan dilanjutkan menjadi
tereliminasi ketika penerbitan SP2D. Akun antara SP2D, maka perlu dilakukan penghapusan atas SPP
merupakan akun yang timbul sebagai dampak tersebut. Pada saat periode penyusunan LK Tahunan tidak
dari siklus transaksi pada Aplikasi SAKTI yang belum diperkenankan adanya SPP gantung.
selesai sampai proses akhir. Akun-akun antara tersebut
dapat berupa Belanja yang Masih Harus dibayar yang
berasal dari akun realisasi belanja pada SPP dan Piutang
Lainnya yang berasal dari akun pendapatan pada potongan
SPP.

2
Tindak Lanjut Kualitas Data Laporan Keuangan (13)
29. SELISIH TRANSFER KAS BLU ANTAR SATKER BLU
Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat selisih saldo Kas pada Apabila terdapat data pada menu ini, satker
BLU berkenaan dengan proses transfer kas BLU yang disebabkan agar melakukan
antara lain sebagai berikut: identifikasi dan tindak lanjut berupa:
a. Satker BLU selaku Satker pengirim telah melakukan pencatatan a. mencatat pengeluaran pemindahan kas
transaksi transitoris di modul komitmen namun belum BLU melalui pencatatan transaksi
dilakukan pencatatan kas masuk di modul bendahara oleh transitoris di modul komitmen atau
Satker BLU selaku Satker penerima atau dengan kondisi penerimaan pemindahan kas BLU pada
sebaliknya. Selisih juga dapat terjadi karena kesalahan modul bendahara, dan/atau
pencatatan besaran nilai kas keluar/kas masuk antara Satker b. dilanjutkan dengan melakukan pengesahan
pengirim dan Satker penerima. atas pengeluaran/penerimaan kas BLU
b. Satker BLU selaku Satker pengirim telah melakukan tersebut ke KPPN mitra kerja. Satker perlu
pengesahan BLU atas transaksi transfer keluar kas BLU ke memastikan bahwa besaran nilai/nominal
satker BLU yang lain, namun belum dilakukan pengesahan atas yang dicatat telah sesuai antara Satker
transfer masuk kas BLU tersebut pada Satker penerima BLU pengirim dan Satker penerima.
atau dengan kondisi sebaliknya. Selisih juga dapat terjadi
karena kesalahan pencatatan besaran nilai pengesahan antara
Satker pengirim dan Satker penerima.

2
ILUSTRASI PERIODISASI TINDAK LANJUT KUALITAS DATA (TO DO LIST)

1 To Do List Bulanan 2 To Do List Triwulanan


Periode Periode Penyelesaian
Periode Penyelesaian Tindak TMT Pengenaan Periode Monitoring TMT Pengenaan
No. Monitoring
Lanjut Kualitas Data (To Do List) Sanksi No. Tindak Lanjut Kualitas
Kualitas Data Kualitas Data Sanksi
Data (To Do List)
1
Januari 1 Januari s.d. 15 Februari 2XXO 16 Februari 2XXO 1 Januari-Maret 1 Januari s.d. 15 April 2XXO 16 April 2XXO
2 1 Februari s.d. 15 Maret 2XXO 16 Maret 2XXO 2 April-Juni Sesuai kebijakan Sesuai kebijakan
Februari
3 Juli-September 1 Juli s.d. 15 Oktober 2XXO 16 Oktober 2XXO
3 1 Maret s.d. 15 April 2XXO 16 April 2XXO 4 Oktober-Desember Sesuai kebijakan Sesuai kebijakan
Maret
4 April 1 April s.d. 15 Mei 2XXO 16 Mei 2XXO 3 To Do List Semesteran
5 Mei 1 Mei s.d. 15 Juni 2XXO 16 Juni 2XXO
6 Juni Sesuai kebijakan Sesuai kebijakan Periode Penyelesaian
Periode Monitoring TMT Pengenaan
7 1 Juli s.d. 15 Agustus 2XXO 16 Agustus 2XXO No. Tindak Lanjut Kualitas
Juli Kualitas Data Sanksi
Data (To Do List)
8 1 Agustus s.d. 15 September 16 September 1 Januari-Juni Sesuai kebijakan Sesuai kebijakan
Agustus
2XXO 2XXO 2 Juli-Desember Sesuai kebijakan Sesuai kebijakan
9 1 September s.d. 15 Oktober 16 Oktober 2XXO
September 2XXO/Sesuai kebijakan
4 To Do List Tahunan
10 1 Oktober s.d. 15 November 16 November
Oktober Periode Penyelesaian
2XXO 2XXO Periode Monitoring TMT Pengenaan
11 1 November s.d. 15 Desember 16 Desember No. Tindak Lanjut Kualitas
November Kualitas Data Sanksi
2XXO 2XXO Data (To Do List)
12 Desember Sesuai kebijakan Sesuai kebijakan 1 Januari-Desember Sesuai kebijakan Sesuai kebijakan

2
Ketentuan Lain Terkait Kualitas Data Laporan Keuangan

Apabila masih terdapat to do list yang harus dilakukan penyelesaian/tindaklanjut pada periode terkait
(bulanan/triwulanan/semesteran/tahunan), maka tidak dapat dilakukan tutup periode pada modul GLP dan
tidak dapat diterbitkan SHR.
UAKPA dan unit akuntansi pada level atas dapat melakukan monitoring tutup periode melalui aplikasi
MONSAKTI.
Tutup Periode modul aset pada periode semesteran secara otomatis akan membentuk nilai penyusutan aset.

• Dalam kondisi tidak memenuhi persyaratan diatas, tetap dapat dilakukan cetak Laporan, namun akan
mempengaruhi kualitas data Laporan Keuangan pada periode terkait.
• Apabila belum melakukan tutup periode, terdapat status keterangan Laporan Keuangan “belum final”

2
PELAKSANAAN REKONSILIASI
Rekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi keuangan yang diproses dengan beberapa
Definisi : sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan Dokumen Sumber yang sama.

Latar Belakang : Memenuhi salah satu karakteristik prasyarat normatif agar Laporan Keuangan Pemerintah dapat memenuhi
kualitas menurut Kerangka Konseptual SAP yaitu keandalan (reliability).
Untuk memperoleh keandalan serta meningkatkan akurasi dan validitas data yang disajikan dalam Laporan
Tujuan :
Keuangan.

REKONSILIASI INTERNAL REKONSILIASI EKSTERNAL REKONSILIASI PNBP TERPUSAT


Rekonsiliasi Internal terdiri atas: 1. Rekonsiliasi Eksternal dilaksanakan 1. Satker yang memiliki PNBP yang
1. Rekonsiliasi antara UAKPA/UAKPA BUN antara UAKPA/UAKPA BUN dengan penggunaannya ditetapkan secara
dengan Bendahara KPPN selaku UAKBUN-Daerah terpusat atau Satker yang memiliki
2. Rekonsiliasi antara UAKPA dengan 2. Pelaksanaan rekonsiliasi secara
transaksi PNBP minimal 2000
UAKPB otomatis sesuai dengan ketentuan
OLAP transaksi per bulan dan per akun.
3. Rekonsiliasi UAKPA dengan Pengelola
Piutang 2. Rekonsiliasi dilaksanakan antara
Bulanan Bulanan (Tanggal 15 bulan berikutnya) Kantor Pusat Satker pengguna PNBP
dengan DJPb c.q. KPPN Khusus
Rekonsiliasi internal antara modul Piutang dengan
modul GLP merupakan rekonsiliasi yang baru Penerimaan atas rekapitulasi data
diterapkan secara efektif pada implementasi SAKTI PNBP
seluruh modul SAKTI
Bulanan

2
Pelaksanaan Rekonsiliasi Internal

REKONSILIASI INTERNAL

Dilakukan dengan tujuan untuk memastikan kesesuaian saldo di neraca pada modul GLP dengan saldo pada
subledger pada Aplikasi SAKTI.
Menyajikan monitoring terhadap data rekonsiliasi internal pada modul Persediaan, modul Aset Tetap, dan modul
Piutang serta rekonsiliasi dengan modul Bendahara yang mengindikasikan adanya data atau saldo tidak normal
Dilaksanakan setiap bulan

JENIS REKONSILIASI INTERNAL

Rekonsiliasi antara modul GLP dengan modul Bendahara


Rekonsiliasi antara modul GLP dengan modul Persediaan
Rekonsiliasi antara modul GLP dengan modul Aset Tetap
Rekonsiliasi antara modul GLP dengan modul Piutang

2
Pelaksanaan Rekonsiliasi Eksternal
TRANSAKSI DALAM
REKONSILIASI EKSTERNAL
KONFIRMASI
Rekonsiliasi antara Satker selaku TDK Rupiah merupakan penyajian
UAKPA dengan KPPN selaku selisih data secara nilai rupiah (Nilai
UAKBUN-Daerah . SPAN dan Nilai SAKTI) per elemen
data rekonsiliasi
Menyajikan hasil rekonsiliasi Nilai
SPAN dan Nilai SAKTI dengan status TDK CoA (Chart ofAccount) merupakan
data sama (selisih 0) atau data penyajian selisih data antara Nilai SPAN
rekonsiliasi yang masih terdapat selisih dan Nilai SAKTI yang memerlukan
dengan status Transaksi Dalam tindak lanjut hingga tingkat CoA.
Konfirmasi (TDK). TDK Detail merupakan penyajian selisih
data antara Nilai SPAN dan Nilai SAKTI
TDK meliputi TDK Rupiah, TDK CoA
yang memerlukan tindak lanjut hingga
dan TDK Detail tingkat CoA dan pencatatan tanggal serta
Dilaksanakan setiap bulan nomor dokumen sumber

Hasil rekonsiliasi eksternal dituangkan ke dalam Surat Hasil Rekonsiliasi (SHR)

2
Pelaksanaan Rekonsiliasi Eksternal
Status Rekonsiliasi Eksternal Kriteria Satker yang Mendapatkan Persetujuan

a. Bukan Periode Penerbitan SHR. a. Data setoran/belanja belum masuk ke SiAP.


b. Rekon selesai belum tutup periode b. Data koreksi dibukukan berbeda antara Satker dengan KPPN.
c. Data jurnal balik pada SAKTI tidak sesuai (Satker salah
c. Proses Rekon belum selesai, masih terdapat
perbedaan d. melakukan hapus pencatatan).
e. Data setoran tidak diakui Satker dengan Surat Pernyataan
d. Permintaan Persetujuan Rekonsiliasi Tidak Mengakui.
e. Permintaan Persetujuan Rekonsiliasi ditolak f. Data estimasi PNBP SAKTI sudah benar sesuai dokumen
f. Rekon selesai Hasil Rekonsiliasi Terbentuk sumber.
g. Selisih dikarenakan perbedaan perlakuan pembulatan SP2D
g. Satker dikenai Sanksi
Valas SAKTI dengan SPAN.
h. Sanksi Satker sudah dicabut h. Selisih karena data SAKTI double.
i. Selisih belanja karena sisa pagu tidak mencukupi ketika kurs
SP2D.
j. Terdapat SP2D atas SPM THR yang jurnalnya tidak
sesuai/tidak terbentuk.
k. Tanggal Revisi DIPA berbeda antara SAKTI dengan SPAN.
l. Pengembalian belanja belum bisa direkam di SAKTI
m. Kas hibah berbeda karena sedang proses likuidasi.

2
Pelaksanaan Rekonsiliasi PNBP Terpusat
Rekonsiliasi PNBP Terpusat

1. Dilakukan oleh Satker pengguna PNBP dan rekonsiliasi dilakukan secara


terpusat antara Kantor Pusat Satker pengguna PNBP dengan DJPb c.q.
KPPN Khusus Penerimaan berdasarkan rekapitulasi data PNBP pada Hasil dari rekonsiliasi
periode terkait. dituangkan dalam Berita
2. Dilakukan pada elemen data: Acara Rekonsiliasi atas
a. Kodefikasi akun Rekapitulasi Data PNBP
b. Kodefikasi Satker secara Terpusat
c. Tanggal buku

Rekonsiliasi PNBP Terpusat

Syarat Rekonsiliasi PNBP Terpusat :


1. Satker yang memiliki PNBP yang penggunaannya ditetapkan secara
terpusat berdasarkan peraturan yang berlaku; dan
2. Satker yang memiliki transaksi PNBP paling sedikit 2.000 (dua ribu)
transaksi per bulan dan per akun.

3
ILUSTRASI PERIODISASI TINDAK LANJUT REKONSILIASI EKSTERNAL

Pelaksanaan Rekonsiliasi Eksternal dilaksanakan secara bulanan

Periode Monitoring Kualitas Periode Penyelesaian Rekonsiliasi SAKTI-


No. TMT Pengenaan Sanksi
Data SPAN

1 Januari 1 Januari-15 Februari 2XXO 16 Februari 2XXO


2 Februari 1 Februari-15 Maret 2XXO 16 Maret 2XXO
3 Maret 1 Maret-15 April 2XXO 16 April 2XXO
4 April 1 April-15 Mei 2XXO 16 Mei 2XXO
5 Mei 1 Mei-15 Juni 2XXO 16 Juni 2XXO
6 Juni Sesuai kebijakan Sesuai kebijakan
7 Juli 1 Juli-15 Agustus 2XXO 16 Agustus 2XXO
8 Agustus 1 Agustus-15 September 2XXO 16 September 2XXO
9 1 September-15 Oktober 2XXO/ Sesuai 16 Oktober 2XXO/ Sesuai Kebijakan
September
Kebijakan
10 Oktober 1 Oktober-15 November 2XXO 16 November 2XXO
11 November 1 November- 15 Desember 2XXO 16 Desember 2XXO
12 Desember Sesuai kebijakan Sesuai kebijakan

Pengaturan jadwal rekonsiliasi eksternal (SAKTI-SPAN) menyesuaikan penyelesaian Laporan Keuangan Tahunan Audited

3
Ketentuan Lain terkait Rekonsiliasi

SHR diterbitkan dengan persyaratan:


a. Tidak ada TDK Rupiah maupun TDK CoA pada menu Rekonsiliasi SAKTI-SPAN
periode terkait atau dengan persetujuan KPPN.
b. Tidak terdapat data pada menu To Do List yang belum sesuai ketentuan berdasarkan
periode penyelesaian/tindaklanjutnya.
c. Telah melakukan tutup periode permanen pada periode terkait.

3
PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN
1 LATAR BELAKANG 4 MEKANISME PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN
a. UAKPA/UAPPA-W belum patuh dalam menyampaikan Laporan Keuangan
b. Adanya kebutuhan sinkronisasi Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja a. Laporan Keuangan disampaikan dalam
bentuk file pdf dan disampaikan
2 DASAR HUKUM melalui sarana email yang ditetapkan
a. PP Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah oleh KPPN dan/atau Kanwil masing-
b. PMK Nomor 217/PMK.05/2022 Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan masing.
Pemerintah Pusat
c. PMK Nomor 232/PMK.05/2022 Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Instansi b. UAKPA dan UAPPAW melakukan
upload file Surat Penyampaian LK
pada aplikasi MonSAKTI
3 PERIODE DAN JENIS LAPORAN KEUANGAN
c. Setiap Entitas Akuntansi dan Entitas
Pelaporan serta KPPN dan Kanwil
UAKPA UAPPAW melakukan monitoring penyampaian
Laporan Keuangan melalui aplikasi
MonSAKTI
KPPN UAPPAW Kanwil DJPb UAPPA-E1 d. Dalam hal sampai dengan batas akhir
Semesteran & Tahunan Triwulanan Semesteran & Tahunan Triwulanan penyampaian LK, satker belum
melakukan upload file surat
penyampaian LK, maka akan
LRA, LO, LPE, Neraca dan CaLK
dikenakan sanksi dengan penerbitan
SP2S secara otomatis
Periode penyampaian Laporan mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam PMK yang mengatur
mengenai Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Instansi
3
ILUSTRASI PERIODISASI PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

Periode Penyampaian Laporan Keuangan ke KPPN dan Kanwil DJPb dilakukan terhadap LK Periode Semesteran dan Tahunan

No. Periode Penyampaian Laporan Keuangan Batas Akhir Penyampaian LK TMT Pengenaan Sanksi

1 Semester 1 31 Juli 2XXO 1 Agustus 2XXO


2 Tahunan (2XXO unaudited) 28 Februari 2XX1 1 Maret 2XX1
3 Tahunan (2XXO audited) Sesuai Kebijakan Sesuai Kebijakan

Pasal 34 ayat (1) PP nomor 8 Tahun 2006 tentang PKKIP

“Setiap keterlambatan penyampaian Laporan Keuangan oleh Pengguna Anggaran/kuasa Pengguna Anggaran pada tingkat pemerintah pusat yang
disebabkan oleh kesengajaan dan/atau kelalaian, Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara dapat memberi sanksi berupa penangguhan
pelaksanaan anggaran atau penundaan pencairan dana. ”

Pasal 28 ayat (1) PMK 232/PMK.05.2022 tentang SAI

“Pengenaan sanksi bagi setiap keterlambatan unit akuntansi dalam menyampaikan Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (8),
Pasal 6 ayat (8), Pasal 7 ayat (7), dan Pasal 8 ayat ( 10) berupa penangguhan pelaksanaan anggaran atau penundaan pencairan dana sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah”

3
Ketentuan Lain terkait Penyampaian Laporan Keuangan

Penyampaian Laporan Keuangan merupakan salah satu kewajiban bagi entitas


1 akuntansi dan entitas pelaporan, yang menjadi objek pengenaan sanksi
administratif berupa penolakan SPM oleh KPPN mitra kerja.

2 Sanksi dikenakan terhadap UAKPA dan/atau UAPPA-W yang tidak/terlambat


menyampaikan Laporan Keuangan.

Penyampaian Laporan Keuangan dilakukan melalui sarana email, dan upload


3 surat pengantar penyampaian Laporan Keuangan melalui Aplikasi MONSAKTI
(fitur Penyampaian Laporan Keuangan).

3
PENGENAAN SANKSI

Obyek Sanksi Bentuk Sanksi dan Ketidakpatuhan Mekanisme Pengenaan dan Pencabutan Sanksi dan Ketidakpatuhan

Ketidakpatuhan dalam penyampaian Penolakan SPM kecuali SPM-LS 1. SP2S dan SP3S diterbitkan secara otomatis dan/atau manual melalui
Laporan Keuangan Belanja Pegawai, SPM-LS kepada aplikasi MON SAKTI
Pihak Ketiga, dan SPM 2. Mekanisme penerbitan SP2S, dilakukan dengan cara:
Pengembalian a. Informasi SP2S sebagai dasar penolakan SPM secara manual oleh
KPPN atau pembatasan kewenangan user pengelola keuangan pada
Obyek Ketidakpatuhan
SAKTI
1. Ketidakpatuhan terhadap b. Informasi SP2S akan men-trigger user SAKTI pada Satker agar
PPSPM tidak dapat melakukan approval atas SPM yang menjadi
penyelesaian tindak lanjut kualitas
obyek sanksi
data yang tidak sesuai dengan
3. Kanwil DJPb memberikan rekomendasi ke KPPN atas pengenaan
ketentuan yang berlaku sanksi ketidakpatuhan penyampaian LK UAPPAW (yang dikenakan
2. Ketidakpatuhan terhadap sanksi Satker sebagai UAPPA-W)
penyelesaian ketuntasan rekonsiliasi 4. Satker dapat dapat melakukan approve SPM setelah diterbitkankan
SP3S pada SPM yang menjadi objek sanksi
eksternal
5. Satker yang tidak dapat menyelesaian kualitas data dan
dikenakan sanksi dapat mengajukan dispensasi ke Kanwil.

“Pengenaan Sanksi diberikan kepada UAKPA dan/atau UAPPA-W”


3
User Requirement Aplikasi (Implementasi Perdirjen)

Reposisi Menu MonSAKTI 2022 pada Penambahan fitur monitoring penyampaian Laporan
MonSAKTI 2023 5 Keuangan tingkat UAKPA dan/atau UAPPA-W

Penerbitan SP2S dan SP3S secara


Penambahan fitur monitoring/daftar atas
otomatis oleh system aplikasi 6 penerbitan SP2S
terintegrasi (SAKTI/MonSAKTI)

Validasi pada aplikasi SAKTI berupa tutup


Pengenaan dan pencabutan sanksi
7 periode dapat dilakukan apabila tidak terdapat
dilaksanakan secara otomatis pada
to do list dan hasil rekonsiliasi sama.
aplikasi SAKTI

Penambahan fitur upload surat Validasi pada aplikasi Mon SAKTI berupa
penyampaian Laporan Keuangan 8 SHR dapat terbit apabila hasil rekonsiliasi
tingkat UAKPA dan/atau UAPPA-W eksternal sama, tidak terdapat To Do List, dan
tutup buku
3
TERIMA KASIH

www.DJPb.kemenkeu.go.id @ditjenperbendaharaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan @DJPbKemenkeu_RI


DJPb.KemenkeuRI
- DJPb Kemenkeu RI 38

Anda mungkin juga menyukai