Anda di halaman 1dari 35

Laporan Kasus

Pneumonia
PEMBIMBING :
dr. Nanda Hudawwarachmah, Sp.A

Presenter by :
Abieza Arvhy (22174034)

Bagian Ilmu Kesehatan Anak


RSUD Meuraxa
Kota Banda Aceh
Identitas pasien
Nama : Nur Aini
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 17 tahun
Agama : Islam
Suku : Aceh
Alamat : Lhoknga
No. Rekam Medis : 178132
Tgl. Masuk RS : 2 September 2023
ANAMNESIS

Keluhan UtamA Keluhan Tambahan


Sesak napas (+) sejak 2 hari
Demam (+), batuk berdahak (+), nyeri ulu hati (+)
yang lalu.
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Pasien datang ke IGD RSUD Meuraxa, dengan keluhan
sesak napas yang dialami sejak kurang lebih 2 hari yang lalu. Sesak yang dialami
memberat sejak 1 hari yang lalu SMRS . Sesak napas terjadi setiap saat tanpa
diketahui pencetusnya dan tanpa diketahui apa yang memperberat dan
memperingan sesak, baik saat terlentang maupun saat duduk.

Pasien juga mengeluhkan demam (+) yang dialami sejak 2


hari SMRS, demam naik turun disertai dengan batuk berdahak (+) warna putih
kekuningan sebanyak kurang lebih ½ sdt. Selain itu pasien juga mengeluhkan
Nyeri ulu hati (+) sejak 1 jam SMRS. Pasien juga mengeluhkan gejala
Riwayat Penyakit Riwayat
Riwayat Penyakit Dahulu: Keluarga: Penggunaan Obat:
Disangkal Disangkal disangkal

munisasi :
ngkap

Riwayat Alergi
Riwayat Kebiasaan Sosial
Disangkal
Pasien sering makan dan jajan
sembarangan.
Status Generalisata
Keadaan
Umum: BB : 65 Kg
Tampak sakit TB : 155 cm
sedang BMI : 19,38 kg/m2 (Normal)

Kesadaran: VITAL SIGN :


○ Suhu Tubuh : 36.6 oC (per axilla)
Kompos
○ Tekanan Darah: 128/90 mmHg
mentis/15 ○ Nadi : 76x/menit, regular
(E4M5V6) ○ Laju Nafas : 24x/menit, regular
○ Saturasi O2 : 98%
Pemeriksaan Fisik
Kepala Mata
Reflek cahaya +/+
Normochepali Konjungtiva pucat -/-
deformitas (-) Sklera ikterik -/-
simetris (+) Pupil isokor, 3mm/3mm
bengkak (-)

Hidung dan Telinga


Leher dan Tenggorokan
Normotia
Pembesaran KGB (-)
Sekret (-), pernafasan cuping
Struma (-), TJV (<2 cm)
hidung (-)
Mukosa tidak pucat,
Mulut sianosis (-) Penurunan
hiperemis (-) , Tonsil
Pendengaran (-)
T1/T1
Pemeriksaan Fisik
Paru-Paru Depan
Inspeksi : Bentuk dada simetris, barrel chest (-), gerak napas
tertinggal (-), retraksi dinding dada (-/-), jejas (-/-)
Palpasi : Fremitus taktil kanan=kiri
Perkusi : Sonor diseluruh lapangan paru (+/+)
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Ronkhi (+/+), wheezing (-/-)

Paru-Paru Belakang
Inspeksi : Bentuk dada simetris, jejas (-)
Palpasi : Fremitus taktil kanan=kiri
Perkusi : Sonor diseluruh lapangan paru (+/+)
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Ronkhi (+/+), wheezing (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba, thrill (-)
Perkusi : Pekak,
Batas jantung atas : ICS 3 linea midclavicular (s)
Batas kanan : ICS 4 linea parasternalis (d)
Batas bawah : ICS 5 linea midclavicular (s)
Auskultasi : BJ 1 > BJ 2 (Normal), murmur (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : Datar , Distensi (-), bekas luka (-)
Palpasi : Soepel, Nyeri tekan (+), Hepatomegali (-), Splenomegali (-)
Perkusi : Hipertimpani pada bagian umbilical (+)
Auskultasi : Bising usus normal, bruits (-)
Pemeriksaan Fisik

Ekstemitas Atas : Akral hangat


: Deformitas (-), edema (-), Clubbing Fingger
(-/-),
: CRT <2 detik

Ekstremitas Bawah : Akral hangat


: Deformitas (-), edema (+), Clubbing Fingger
(-/-)
: CRT <2 detik
Pemeriksaan
penunjang

Laboratorium Hematologi
(2 September 2022)
RESUME
Pasien datang ke IGD RSUD Meuraxa, dengan keluhan sesak napas yang dialami sejak kurang lebih
2 hari yang lalu. Sesak yang dialami memberat sejak 1 hari yang lalu SMRS . Sesak napas terjadi setiap saat
tanpa diketahui pencetusnya dan tanpa diketahui apa yang memperberat dan memperingan sesak, baik saat
terlentang maupun saat duduk.

Pasien juga mengeluhkan demam (+) yang dialami sejak 2 hari SMRS, demam naik turun
disertai dengan batuk berdahak (+) warna putih kekuningan sebanyak kurang lebih ½ sdt. Selain itu pasien
juga mengeluhkan Nyeri ulu hati (+) sejak 1 jam SMRS. Pasien juga mengeluhkan gejala pencernaan mual
(+), tanpa muntah pada setiap saat makan maupun minum sehingga pasien mengalami penurunan nafsu
makan (+), BAB dan BAK (+).
Pemeriksaan fisik dilakukan inspeksi ditemukan dada simetris, pemeriksaan palpasi femitus taktil
kanan dan kiri sama, dan pada auskultasi ditemukan adanya ronkhi dikedua lapang paru. Pemeriksaan
penunjang dilakukan pemeriksaan penunjang ditemukan : (Eritrosit 4.27 L), (Eosinofil 5.4 H), (Limfosit
21.7 L), (Monosit 11.4 H).
DIAGNOSIS BANDING

Dyspneu ec dd 1. Pneumonia
2. PPOK
3. Bronkitis
4.TB Paru

DIAGNOSIS KERJA

Pneumonia + Dyspepsia
PENATALAKSANAAN
 Bedrest
 IVFD 2:1 20 gtt/i
 Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 jam
 Inj. Omz 1 vial/12 jam
 Inj. Noralgin 500 mg/8 jam
 Nebul combiven 1 resp/8 jam
 Ambroxol 3x1
 Cetirizin 1x10 mg
 Metyl prednisolon 3x4 mg
FOLLOW UP
FOLLOW UP
FOLLOW UP
TINJA
UAN
PUSTA
KA
Definisi
Pneumonia

Peradangan yang mengenai


parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang
mencakup bronkiolus respiratorius,
dan alveoli, serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan
gangguan pertukaran gas
setempat.

Dahlan, F. 2020. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II, Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Epidemiologi

Dunia
Kasus pneumonia dijumpai 15-
20% dari populasi (845.000)

Amerika Serikat
Pneumonia Terjadi 12 kasus
per 1000 orang per tahunnya
Etiologi
• Pneumonia komunitas  Gram (+),
Streptococcus
• Pneumonia nosokominal  Gram (-),
Klebsiella pneumonia, dan Pseudomonas
Etiologi aeruginosa
• Pneumonia atipikal  Chlamidiya,
Legionella, Mycoplasma, dan Virus
• Pneumonia aspirasi  Bakteri anaerob

Wunderick, RG et al. 2021. Community-Aquired Pneumonia. The New England Journal of Medicine 370(6): 543-551.
PATOFISIOLOGI
Proses patogenesis pneumonia terkait dengan tiga faktor yaitu
keaadan (imunitas) pasien, mikroorganisme yang menyerang pasien
dan lingkungan yang berinteraksi satu sama lain.3 Dalam keadaan
sehat, pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme,
keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan paru.
Adanyanya bakteri di paru merupakan akibat ketidakseimbangan
antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dan lingkungan, sehingga
mikroorganisme dapat berkembang biak dan berakibat timbulnya
sakit.
Diagnosis
Untuk menegakkan pneumonia diperlukan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang

• Demam Tinggi
• Usia (menentukan penyebab)
• Batuk Berdahak
• Faktor predisposisi (riw. PPOK,
Anamnesis (akut)
• Sesak Napas imunocompromised, dan penyakit
• Nyeri Dada kronis)

• Gerak dada simetris +/- (tergantung keparahan)


• Strem fremitus meningkat (cairan di alveolus)
Pemeriksaan Fisik • Perkusi redup (cairan)
• Auskultasi : suara napas bronkovesikuler, ronki
basah)

Dahlan, F. 2020. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II, Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Diagnosis Komplikasi
Banding
• ARDS
• Tuberkulosis Paru • Bakteremia (Meningitis, arthritis,
• Atelektasis endocarditis)
• Efusi Pleura • Sepsis
• Gagal Organ
Alur Penanganan
Pemberian Terapi Pneumonia

Nilai
Skoring
CURB-65
Terapi
Rawat Jalan Rawat Inap

Mandell, LA. 2022. Harrison’s Principle of Internal Medicine. 18th Edition. Volume I. USA: Mc-GrawHill.
Tatalaksana

Mandell, LA. 2022. Harrison’s Principle of Internal Medicine. 18th Edition. Volume I. USA: Mc-GrawHill.
Prognosis
Pneumonia Komuniti
• Secara umum angka kematian pneumonia oleh pneumokokus
sebesar 5%, namun dapat meningkat pada orang tua dengan
kondisi yang buruk.

Pneumonia Nasokomial
• Angka mortalitas dapat mencapai 33-50% yang bisa mencapai
70% bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang
dideritanya.
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai