Anda di halaman 1dari 72

DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

PENDALUHUAN
SISTEM DISTRIBUSI
MODEL JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER:
• RADIAL
• SPINDLE
• LOOP
• NETWORK
MODEL JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER
GARDU INDUK :
• FUNGSI GI
• JENIS GI
• KOMPONEN UTAMA GI
KORDINASI PENGAMAN JARDIS 20 KV
PENDAHULUAN
SISTEM KELISTRIKAN (JARINGAN TRANSMISI 500 KV DAN 150 KV)
JAWA TENGAH DAN DI YOGYAKARTA.
JPARA

LAUT JAWA PATI


REMBANG

JKULO
KUDUS
BRBESKBSEN PMLNG
BTANG TBROK SYUNG
BDSLN PKLON KLSRI
WLERI RGRUT BLORA
MDCAN KLNGUKRAPK PDLA KRIAN
JABAR SRD
SLIMA M
PYUNG
PDADI
CEPU
OL
GRUNG BJGROI
BMAYU DIENG UNGAR
KDNBO
BAWEN
JELOK
MNANG MRICA WSOBO
KLBKL SCANG BRNGI NGAWI
MJNGO SRAGN
SGRAH BDONO
TASIK RWALO JAJAR

GBONG WALIN
MDARI

KNTUG
MKRA
N
PALUR
JATIM
LMNIS STARA KBMEN GJYAN KLATN
PWRJO WSARI

GDEAN

DIY
WBJ PEDAN
WNGRI
AN
WATE
S BNTUL

LAUTAN
LAUTAN INDONESIA
INDONESIA

FAO , Feb. 2001


Sistem Distribusi
• Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan
tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk
Power Source) sampai ke konsumen.
• Jadi fungsi distribusi tenaga listrik adalah:
1) pembagi atau penyaluran tenaga listrik ke
beberapa tempat (pelanggan)
2) merupakan sub sistem tenaga listrik yang
langsung berhubungan dengan pelanggan, karena
catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan)
dilayani langsung melalui jaringan distribusi.
Ruang lingkup JarDis
1. SUTM, terdiri dari : Tiang dan peralatan
kelengkapannya, konduktor dan peralatan
perlengkapannya, serta peralatan pengaman dan
pemutus.
2. SKTM, terdiri dari : Kabel tanah, indoor dan outdoor
termination dan lain-lain.
3. Gardu trafo, terdiri dari : Transformator, tiang, pondasi
tiang, rangka tempat trafo,panel2, pipa-pipa
pelindung, Arrester, kabel-kabel, peralatan
grounding,dan lain-lain.
4. SUTR dan SKTR, terdiri dari: sama dengan
perlengkapan/material pada SUTM dan SKTM. Yang
membedakan hanya dimensinya.
Klasifikasi menurut nilai tegangannya:

• a. Saluran distribusi Primer, Terletak pada sisi primer


trafo distribusi, yaitu antara titik Sekunder trafo
substation (Gardu Induk) dengan titik primer trafo
distribusi. Saluran ini bertegangan menengah 20 kV.
Jaringan listrik 70 kV atau 150 kV, jika langsung
melayani pelanggan, bisa disebut jaringan distribusi.

• b. Saluran Distribusi Sekunder, Terletak pada sisi


sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder
dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar)
Klasifikasi menurut Jenis Konduktornya:

a. Saluran udara, dipasang pada udara terbuka dengan


bantuan penyangga (tiang) dan perlengkapannya,
dan dibedakan atas:
- Saluran kawat udara, bila konduktornya telanjang,
tanpa isolasi pembungkus.
- Saluran kabel udara, bila konduktornya terbungkus
isolasi.
b. Saluran Bawah Tanah, dipasang di dalam tanah,
dengan menggunakan kabel tanah (ground cable).
c. Saluran Bawah Laut, dipasang di dasar laut dengan
menggunakan kabel laut (submarine cable)
Menurut susunan (konfigurasi) salurannya:
• Sal Konfigurasi • Sal Konfigurasi
Horisontal Vertikal
- Saluran konfigurasi Delta
MODEL JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
Jaringan Distribusi Radial
Spesifikasi dari jaringan bentuk radial ini adalah:

a). Bentuknya sederhana.(+)


b). Biaya investasinya relatip murah.(+)
c). Kualitas pelayanan dayanya relatip jelek, karena
rugi tegangan dan rugi daya yang terjadi pada
saluran relatip besar.(-)
d). Kontinyuitas pelayanan daya tidak terjamin,
sebab antara titik sumber dan titik beban hanya
ada satu alternatif saluran sehingga bila
saluran tersebut mengalami gangguan, maka
seluruh rangkaian sesudah titik gangguan
akan mengalami "black out“ secara total.(-)
Saluran 6 penyulang yang beroperasi dalam keadaan berbeban
dinamakan "working feeder" atau saluran kerja, dan satu saluran yang
dioperasikan tanpa beban dinamakan "express feeder".Dalam
keadaan normal "express feeder" ini dioperasikan tanpa beban.
Bentuk loop ini ada 2 macam, yaitu:
(a). Bentuk open loop: Bila diperlengkapi dengan normally-open switch,
dalam keadaan normal rangkaian selalu terbuka.
(b). Bentuk close loop: Bila diperlengkapi dengan normally-close switch, yang
dalam keadaan normal rangkaian selalu tertutup.
Spesifikasi Jaringan NET ini adalah:

1). Kontinyuitas penyaluran daya paling terjamin.(+)


2). Kualitas tegangannya baik, rugi daya pada saluran
amat kecil.(+)
3). Dibanding dengan bentuk lain, paling flexible
(luwes) dalam mengikuti pertumbuhan
dan perkembangan beban. (+}
4). Sebelum pelaksanaannya, memerlukan
koordinasi perencanaan yang teliti dan rumit. (-)
5). Memerlukan biaya investasi yang besar (mahal) (-)
6). Memerlukan tenaga-tenaga terampil
dalam pengoperasian nya.(-)
Pada sistem distribusi sekunder bentuk saluran yang paling banyak
digunakan ialah sistem radial. Sistem ini biasanya disebut sistem
tegangan rendah yang langsung akan dihubungkan kepada
konsumen/pemakai tenaga listrik dengan melalui peralatan-
peralatan sbb:
1) Papan pembagi pada trafo distribusi,
2) Hantaran tegangan rendah (saluran distribusi sekunder).
3) Saluran Layanan Pelanggan (SLP) (ke konsumen/pemakai)
4) Alat Pembatas dan pengukur daya (kWH. meter) serta fuse
atau pengaman pada pelanggan.
Sebagai anggota, IEC (International Electrotechnical
Comission), Indonesia memakai sistem tegangan 220/380 Volt
KONSEP DASAR GARDU
INDUK
1.1. PENGERTIAN UMUM

 Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran


(transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem
penyaluran (transmisi).

 Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik.

 Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga


listrik.

 Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk


mempunyai peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat
dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara keseluruhan.

1
1.2. FUNGSI GARDU INDUK

 Mentransformasikan daya listrik :


 Dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500 KV/150 KV).
 Dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah (150 KV/ 70 KV).
 Dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 KV/ 20 KV, 70 KV/20 KV).
 Dengan frequensi tetap (di Indonesia 50 Hertz).

 Untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari sistem


tenaga listrik.

 Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui


tegangan tinggi dan ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah melalui proses
penurunan tegangan melalui penyulang-penyulang (feeder- feeder) tegangan
menengah yang ada di gardu induk.

 Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN), yang kita
kenal dengan istilah SCADA.

2
1.3. JENIS GARDU INDUK

 Jenis Gardu Induk bisa dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :


 Berdasarkan besaran tegangannya.
 Berdasarkan pemasangan peralatan.
 Berdasarkan fungsinya.
 Berdasarkan isolasi yang digunakan.

 Dilihat dari jenis komponen yang digunakan, secara umum antara GITET dengan
GI mempunyai banyak kesamaan. Perbedaan mendasar adalah :
 Pada GITET transformator daya yang digunakan berupa 3 buah tranformator
daya masing – masing 1 phasa (bank tranformer) dan dilengkapi peralatan
rekator yang berfungsi mengkompensasikan daya rekatif jaringan.
 Sedangkan pada GI (150 KV, 70 KV) menggunakan Transformator daya 3
phasa dan tidak ada peralatan reaktor.

 Berdasarkan besaran teganganny, terdiri dari :


 Gardu INduk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 275 KV, 500 KV.
 Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI) 150 KV dan 70 KV.

3
1.3.1. BERDASARKAN PEMASANGAN PERALATAN

 Gardu Induk Pasangan Luar :


 Adalah gardu induk yang sebagian besar komponennya di tempatkan di luar
gedung, kecuali komponen kontrol, sistem proteksi dan sistem kendali serta
komponen bantu lainnya, ada di dalam gedung.
 Gardu Induk semacam ini biasa disebut dengan gardu induk konvensional.
 Sebagian besar gardu induk di Indonesia adalah gardu induk konvensional.
 Untuk daerah-daerah yang padat pemukiman dan di kota-kota besar di
Pulau Jawa, sebagian menggunakan gardu induk pasangan dalam, yang
disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS).

 Gardu Induk Pasangan Dalam :


 Adalah gardu induk yang hampir semua komponennya (switchgear, busbar,
isolator, komponen kontrol, komponen kendali, cubicle, dan lain-lain)
dipasang di dalam gedung. Kecuali transformator daya, pada umumnya
dipasang di luar gedung.
 Gardu Induk semacam ini biasa disebut Gas Insutaled Substation (GIS).
 GIS merupakan bentuk pengembangan gardu induk, yang pada umumnya
dibangun di daerah perkotaan atau padat pemukiman yang sulit untuk
mendapatkan lahan.

4
1.3.3. BERDASARKAN ISOLASI YANG DIGUNAKAN

 Gardu Induk yang menggunakan isolasi udara :


 Adalah gardu induk yang menggunakan isolasi udara antara bagian yang
bertegangan yang satu dengan bagian yang bertegangan lainnya.
 Gardu Induk ini berupa gardu induk konvensional (lihat gambar 1),
memerlukan tempat terbuka yang cukup luas.

Gambar 1 : Switchyard Gardu induk konvensional


8
Lanjutan 1.3.3.

 Gardu Induk yang menggunakan isolasi gas SF 6 :


 Gardu induk yang menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi antara bagian yang
bertegangan yang satu dengan bagian lain yang bertegangan, maupun
antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan.
 Gardu induk ini disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated
Switchgear (GIS), yang memerlukan tempat yang sempit (lihat gambar 2).

Gambar 2 : Gas Insulated Substation (GIS)


9
1.4. PERTIMBANGAN PEMBANGUNAN GARDU INDUK

 Kebutuhan (Demand) beban yang semakin meningkat, mendekati bahkan


melebihi kemampuan GI yang ada.
 Jika kondisi GI eksisting masih memungkinkan, biasanya cukup dilakukan up- rating
atau menaikkan kapasitas GI yang ada, misalnya dengan melakukan
penggantian dan penambahan transformator daya.
 Adanya perluasan daerah/ wilayah atau adanya daerah/ wilayah baru, yang pasti
membutuhkan ketersediaan/ pasokan daya listrik cukup besar.
 Adanya pembangunan infra struktur bagi kawasan industri (industrial
estate).
 Proyeksi kebutuhan daya listrik untuk jangka waktu tertentu, sehingga perlu
disiapkan gardu induk baru atau perluasan gardu induk.
 Adanya pengembangan sistem tenaga listrik secara terpadu, misalnya
pembangunan pembangkit listrik - pembangkit listrik baru, sehingga dilakukan
perluasan sistem penyaluran (transmisi), tentunya dibarengi dengan pembangunan
GI-GI baru atau perluasan.

14
Lanjutan 1.5.

 Pertimbangan penggunaan gas SF 6 dalam GIS, adalah :


 Kekuatan dielektrik tinggi, yaitu pada tekanan udara normal sebesar 2,5
kali dielektrik udara.
 Tidak mudah terbakar dan tidak berbau.
 Tidak beracun dan tidak berwarna.
 Mengikuti hukum gas-gas pada umumnya.
 Berat molekul 146 (udara 29).
 Kepekaan ± 6 kg/m3 pada 0,1 MFA dan 100 C.

 GIS-GIS yang terpasang di Indonesia, adalah GIS 150 KV :


 Dipasang di kota-kota besar dan terbatas hanya di Pulau Jawa.
 Sistem penyaluran (transmisi) menggunakan kabel tanah (SKTT).
 Hampir semua komponen GIS terpasang (ditempatkan) dalam gedung,
kecuali transformator tenaga, pada umumnya dipasang (ditempatkan) di luar
gedung.
 Komponen listrik pada GIS merupakan suatu kesatuan yang sudah berwujud
rigid (kompak). Untuk pemasangannya tinggal meletakkan di atas pondasi.

16
KOMPONEN (BAGIAN-
BAGIAN) SIPIL & MEKANIKAL
GARDU INDUK
2.1. KOMPONEN SIPIL DAN MEKANIKAL PADA SWITCH YARD

 Pondasi (tempat dudukan) peralatan :


 Transformator Daya.
 Circuit Breaker (CB).
 Disconnecting Switch (DS).
 Capasitor Voltage Transformer (CVT).
 Current Transformer (CT).
 Lightning Arrester (LA).
 Potential Transformer (PT).
 Potential Device (PD)
 Dan lain sebagainya.
 Got kabel (cable duct) :
 Adalah tempat peletakan kabel yang menghubungkan antara peralatan di
switch yard, maupun antara peralatan di switch yard dengan peralatan di
gedung kontrol.
 Jenis (dimensi) kabel duct : D 250, D-300, D-400, D-600, D-900, D-1200 dan
D- 1500 tergantung kebutuhan.
 Komponen mekanikal :
 Serandang, terdiri dari : serandang peralatan, serandang post, serandang
beam.
 Rak kabel dan plat bordes untuk penutup got kabel.
 Pagar keliling GI.
17
2.1. KOMPONEN SIPIL DAN MEKANIKAL GEDUNG KONTROL

 Komponen sipil gedung kontrol, terdiri dari :


 Ruang peralatan kontrol (kendali) & ruang cubicle.
 Ruang operator.
 Ruang kantor GI.
 Ruang Relay
 Ruang komunikasi
 Ruang batery
 Pondasi peralatan (panel relay, panel kontrol, cubicle, dan lain-lain).
 Got kabel (cable duct).
 Dan lain sebagainya.

 Komponen mekanikal, terdiri dari :


 Air conditioning (AC).
 Rak kabel yang dijadikan sebagai penempatan kabel, yang menghubungkan
antara peralatan yang ada di switch yard dengan komponen yang ada di
gedung kontrol, maupun yang menghubungkan komponen yang ada di gedung
kontrol.
 Dan lain sebagainya.
18
2.3. KOMPONEN SIPIL DAN MEKANIKAL SARANA/ PRASARANA

 Jalan di area switch yard, jalan masuk ke GI, jalan di sekeliling gedung kontrol.

 Pagar keliling GI.

 Tempat parkir kendaraan dan halaman gedung kontrol.

 Saluran air limbah dan saluran air di area switch yard.

 Gudang tempat penyimpanan material/ peralatan.

 Kamar mandi/ WC.

 Pos keamanan (Pos Satpam).

 Taman di sekeliling gedung kontrol.

 Fasilitas air bersih.

 Dan lain sebagainya.

19
KOMPONEN (BAGIAN-
BAGIAN) LISTRIK
GARDU INDUK
3.1. SWITCH YARD (SWITCHGEAR)

 Adalah bagian dari gardu induk yang dijadikan sebagai tempat peletakan
komponen utama gardu induk.

 Pemahaman tentang switch yard, pada umumnya adalah :


 Jika komponen utama gardu induk terpasang di area terbuka yang luas,
maka disebut switch yard.
 Jika komponen utama gardu induk terpasang di area terbatas (sempit) dan di
dalam gedung, maka disebut switchgear.
 Sebenarnya yang dimaksud switchgear, adalah peralatan yang ada di switch
yard.

 Jadi yang dimaksud switch yard, adalah nama yang diperuntukkan bagi gardu
konvensional.

 Sedangkan switchgear, adalah nama yang diperuntukkan bagi Gas Insulated


Substation (GIS).

20
3.1.1. TRANSFORMATOR DAYA

 Berfungsi mentranformasikan
daya listrik, dengan merubah
besaran tegangannya, sedangkan
frequensinya tetap.

 Tranformator daya juga berfungsi


untuk pengaturan tegangan.

 Transformator daya dilengkapi


dengan trafo pentanahan yang
berfungsi untuk mendapatkan
titik neutral dari trafo daya.
Peralatan ini disebut Neutral
Current Transformer (NCT).

 Perlengkapan lainnya adalah


Gambar 6 : pentanahan trafo, yang disebut
Transformator Daya Pada GI Neutral Grounding Resistance
Konvensional (NGR).

21
3.1.2. CIRCUIT BREAKER (CB)

 Adalah peralatan pemutus, yang


berfungsi untuk memutus
rangkaian listrik dalam keadaan
berbeban (berarus).

 CB dapat dioperasikan pada saat


jaringan dalam kondisi normal
maupun pada saat terjadi gangguan.

 Karena pada saat bekerja, CB


mengeluarkan (menyebabkan
timbulnya) busur api, maka pada
CB dilengkapi dengan pemadam
busur api.

 Pemadam busur api berupa :


 Minyak (OCB).
 Udara (ACB).
Gambar 8 :  Gas (GCB).
Circuit Breaker (CB)
23
3.1.4. DISCONNECTING SWITCH (DS)

 Adalah peralatan pemisah, yang


berfungsi untuk memisahkan
rangkaian listrik dalam keadaan
tidak berbeban.

 Dalam GI, DS terpasang di :


 Transformator Bay (TR Bay).
 Transmission Line Bay (TL
Bay).
 Busbar.
 Bus Couple.

 Karena DS hanya dapat


dioperasikan pada kondisi jaringan
tidak berbeban, maka yang
harus dioperasikan terlebih
Gambar 9 : dahulu adalah CB. Setelah rangkaian
Disconnecting Switch (DS) diputus oleh CB, baru DS
dioperasikan.

24
3.1.5. LIGHTNING ARRESTER (LA)

 Berfungsi untuk melindungi


(pengaman) peralatan listrik di
gardu induk dari tegangan lebih
akibat terjadinya sambaran petir
(lightning surge) pada kawat
transmisi, maupun disebabkan
oleh surya hubung (switching
surge).

 Dalam keadaan normal (tidak


terjadi gangguan), LA bersifat
isolatif atau tidak bisa
menyalurkan arus listrik.

 Dalam keadaan terjadi gangguan


yang menyebabkan LA bekerja,
Gambar 10 : maka LA bersifat konduktif atau
Lightning Arrester (LA) menyalurkan arus listrik ke bumi.

25
3.1.6. CURRENT TRANSFORMER (CT)

 Berfungsi merubah besaran arus


dari arus yang besar ke arus yang
kecil atau memperkecil besaran
arus listrik pada sistem tenaga
listrik, menjadi arus untuk sistem
pengukuran dan proteksi.

 Mengisolasi rangkaian sekunder


terhadap rangkaian primer, yaitu
Gambar 11 :
memisahkan instalasi pengukuran
Current Transformer (CT)
dan proteksi tegangan tinggi.

26
3.1.7. POTENTIAL TRANSFORMER (PT)

 Berfungsi untuk merubah besaran


tegangan dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah atau
memperkecil besaran tegangan
listrik pada sistem tenaga listrik,
menjadi besaran tegangan untuk
pengukuran dan proteksi.

 Mengisolasi rangkaian sekunder


terhadap rangkaian primer,
dengan memisahkan instalasi
pengukuran dan proteksi tegangan
Gambar 12 :
Potential Transformer (PT) tinggi.

27
3.1.8. TRANSFORMATOR PEMAKAIAN SENDIRI (TPS)

 Berfungsi sebagai sumber tegangan


AC 3 phasa 220/ 380 Volt.

 Digunakan untuk kebutuhan intern


gardu induk, antara lain untuk :
 Penerangan di swtich yard,
gedung kontrol, halaman GI dan
sekeliling GI
 Alat pendingin (AC).
 Rectifier.
 Pompa air dan motor-motor listrik.
 Peralatan lain yang memerlukan
Gambar 13 :
Trafo Pemakaian Sendiri (TPS) listrik tegangan rendah.

28
3.1.9. REL (BUSBAR)

Gambar 14 :
Rel (Busbar) Pada GI Konvensional

 Berfungsi sebagai titik pertemuan/ hubungan (connecting) antara


transformator daya, SUTT, SKTT serta komponen listrik lainnya
yang ada pada switch yard.

 Komponen rel (busbar) antara lain :


 Konduktor (AAAC, HAL, THAL, BC, HDCC).
 Insulator String & Fitting (Insulator,Tension Clamp, Suspension
Clamp, Socket Eye, Anchor Sackle, Spacer).
29
3.2. GEDUNG KONTROL (CONTROL BUILDING)

 Berfungsi sebagai pusat aktifitas  Pada gedung kontrol inilah


pengoperasian gardu induk. operator bekerja mengontrol
dan mengoperasikan komponen-
Gambar 15 : komponen yang ada di gardu
Gedung Kontrol GIS induk.

30
3.2.1. PANEL KONTROL (CONTROL PANEL)

 Berfungsi untuk mengetahui


(mengontrol) kondisi gardu induk dan
merupakan pusat pengendali lokal gardu
induk.

 Didalamnya berisi sakelar, indikator-


indikator, meter-meter, tombol-tombol
komando operasional PMT, PMS dan alat
ukur besaran listrik, serta announciator.
Berada satu ruangan dengan tempat
operator bekerja.

 Terdiri dari :
 Transmission line control panel (TL
control panel).
 Transformator control panel (TL
control panel).
 Fault recorder control panel.
 KWh meter dan fault recorder
panel.
Gambar 17 :  LRT control panel.
Panel Kontrol  Bus couple control panel.
 AC/DC control panel.
 Syncronizing control panel.
 Automatic FD switching panel.
 D/L control panel. 31
3.2.2. PANEL PROTEKSI (PROTECTION PANEL/ RELAY PANEL)

 Tempat almari relay-relay pengaman yang


dikelompokkan dalam bay, sehingga
mudah dalam pengontrolan dan
operasionalnnya.

 Berfungsi untuk memproteksi (melindungi


sistem jaringan gardu induk) pada saat terjadi
gangguan maupun karena kesalahan operasi.

 Didalamnya berisi peralatan-peralatan elektro


Gambar 18 : dan elektronik, dan lain-lain yang bersifat
Panel Proteksi presisi.

 Untuk mempertahankan kondisi ideal dan presisi panel proteksi, maka


diperlukan alat pendingin dengan suhu tertentu dan harus kontinyu.

 Setiap relay yang terpasang dan panel proteksi, diberi nama relay sesuai
fungsinya.

 Relay panel tediri dari :


 Transmission line relay panel (relay panel TL).
 Transformator relay panel (relay panel TR).
 Busbar protection relay panel.
32
3.2.3. SUMBER DC GARDU INDUK

 Baterry :
 Alat yang menghasilkan sumber
tenaga listrik arus searah yang
diperoleh dari hasil proses kimia.
 Sumber DC berfungsi untuk
menggerakkan peralatan kontrol,
relay pengaman, motor penggerak
CB, DS, dan lain-lain.
 Sumber DC ini harus selalu
terhubung dengan rectifier dan
harus diperiksa secara rutin kondisi
air, kebersihan dan berat jenisnya.
Gambar 19 :
Battery Sumber Arus DC

 Rectifier :
 Alat listrik yang berfungsi untuk merubah arus bolak-bolik menjadi arus
searah, sesuai dengan kapasitas yang diperlukan (kapasitas battery).
 Rectifier harus selalu terhubung dengan battery dan harus diperiksa
kondisi batterynya secara periodik dan rutin.

33
3.2.4. CUBICLE 20 KV (HV CELL 20 KV)

 Adalah sistem switchgear untuk


tegangan menengah (20KV) yang
berasal dari output trafo daya,
yang selanjutnya diteruskan ke
konsumen melalui penyulang
(feeder) yang tersambung
(terhubung) dengan cubicle
tersebut.
 Dari penyulang (feeder) inilah
listrik disalurkan (didistribusikan) ke
pusat-pusat beban.
 Komponen dan rangkaian cubicle,
antara lain :
 Panel penghubung (couple).
 Incoming cubicle.
 Circuit breaker (CB) dan
Current Transformer (CB).
Gambar 21 :  Komponen Proteksi dan
Cubicle 20 KV pengukuran.
 Bus sections.
 Feeder atau penyulang.
35
PROTEKSI SISTEM DISTRIBUSI
Sistem Distribusi
Secara garis besar pengusahaan Sistem Tenaga Listrik dibagi
menjadi tiga bagian utama, yaitu Sistem Pembangkitan,
Sistem Penyaluran (Transmisi & Gardu Induk), dan Sistem
Distribusi. Dengan demikian Sistem Distribusi merupakan
bagian akhir dari rangkaian komponen pada sistem tenaga
listrik (Gambar 2-1).

Gambar 2-1 : Sistem Tenaga Listrik


Sistem Distribusi merupakan rangkaian komponen listrik mulai
dari sisi sekunder trafo gardu induk (sisi tegangan Menengah)
hingga sisi tegangan rendah di pelanggan/ konsumen (gambar
2-2).
Sistem Sistem Sistem
Pembangkitan Penyaluran Distribusi

Gambar 2-1 : Sistem Tenaga Listrik


Gardu Induk
Jaringan Tegangan Menengah (JTM)

Sekering T.M.

Trafo Distribusi

Rel T.R.

Sekering T.R.
Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
Gardu Distribusi Tiang
Sambungan Rumah

Pelanggan

Gambar 2-2 : Sistem Distribusi


Sesuai dengan gambar 2-2 maka bagian-bagian utama
sistem distribusi adalah :

– Jaringan Tegangan Menengah (JTM 20 KV)


– Gardu Hubung
– Gardu Distribusi (Trafo)
– Jaringan Tegangan Rendah (JTR 220/380 V)

Selanjutnya berdasarkan konfigurasinya, jaringan


distribusi tegangan menengah dibedakan dalam tiga
macam, yaitu:
1. Sistem Radial.

GI

Gambar 2-3 : Jaringan Distribusi Radial

Gambar 2-3 : Jaringan Distribusi Radial


2. Sistem Loop

GI

Gambar 2-4: Jaringan Distribusi Loop


3. Sistem Spindle.

Gardu hubung
Gardu induk

Saluran cadangan

Gardu distribusi

Gambar 2-5 : Jaringan Distribusi Spindle


2.2. Pengaman sistem distribusi

2.2.1. Pentanahan Sistem Distribusi

Ada empat pola pengaman sistem distribusi yang telah


diterapkan di lingkungan PLN. Perbedaan pola-pola
tersebut
didasarkan atas jenis pentanahan sistem (pentanahan titik
netral trafonya). Pada dasarnya ada 4 macam pentanahan
titik netral trafo yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

• Pentanahan dengan Tahanan Tinggi (High Resistance),


mengutamakan keselamatan umum, sehingga
meskipun dengan saluran udara masih layak memasuki
daerah perkotaan.
• Pentanahan Langsung (Solid Grounding) yaitu sistem
distribusi dengan pentanahan secara langsung, mengutamakan faktor ekonomi, sehingga
dengan saluran udara elektrifikasi dapat dilaksanakan di luar kota sampai ke daerah
yang terpencil.

• Pentanahan dengan Tahanan Rendah (Low Resistance),


dimaksudkan untuk memperoleh hasil optimum dari
kombinasi antara faktor ekonomi dan keselamatan
umum, dan jaringan dapat mempergunakan saluran
udara bagi daerah luar kota maupun kabel bagi daerah
padat dalam kota.
Pola Pengaman Sistem Distribusi

PMT PBO SSO

SSO
PL PL
OCR
GFR
Fuse / pengaman lebur.

Fuse atau Pengaman Lebur (PL) berfungsi sebagai


pengaman pada sistem distribusi terhadap arus gangguan
yang terjadi pada jaringan distribusi atau trafo distribusi.

Letak pemasangan Fuse / Pengaman Lebur :


• Percabangan JTM / Branch Line
• Sisi primer trafo pada Gardu Distribusi Tiang / Tembok.

Prinsip Kerja Pengaman Lebur

Jika arus yang melewati Pengaman Lebur melebihi nilai


arus rating nominal dari Pengaman Lebur maka elemen
lebur akan panas dan terus meningkat jika telah mencapai
titik leburnya maka elemen akan melebur.
Gambar 2-10 :
Konstruksi Fuse Cut
Out
PBO dan SSO
Penutup balik otomatis (PBO)
• PBO (Recloser) adalah PMT yang dilengkapi dengan
peralatan kontrol dan relai penutup balik. Relai penutup
balik adalah relai yang dapat mendeteksi arus gangguan
dan memerintahkan PMT membuka (trip) dan menutup
kembali. PBO dipasang pada SUTM yang sering
mengalami gangguan hubung singkat fasa ke tanah yang
bersifat temporer. Fungsi PBO adalah :
• Menormalkan kembali SUTM yang trip akibat gangguan
temporer.
• Pengaman seksi pada SUTM agar dapat melokalisir
daerah yang terganggu.
Sifat-sifat PBO
PBO mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
• Operasi cepat (fast tripping): untuk antisipasi gangguan
temporer.
• Operasi lambat (delayed tripping) : untuk koordinasi
dengan pengaman di hilir.
• Bila gangguan telah hilang pada operasi cepat maka
PBO akan reset kembali ke status awal. Bila muncul
gangguan setelah waktu reset, PBO mulai menghitung
dari awal.
• Repetitive : reset otomatis setelah recloser success.
• Non repetitive : memerlukan reset
manual (bila terjadi gangguan permanen
dan bila gangguan sudah dibebaskan).

• PBO atau Recloser adalah relai arus lebih


sehingga karakteristik PBO dan OCR
adalah sama (lihat karakteristik OCR).
Saklar seksi otomatis (SSO)

• Pengertian dan Fungsi SSO

• SSO atau Auto Seksionalizer adalah saklar yang dilengkapi


dengan kontrol elektronik/ mekanik yang digunakan sebagai
pengaman seksi Jaringan Tegangan Menengah.

• SSO sebagai alat pemutus rangkaian/beban untuk


memisah-misahkan saluran utama dalam beberapa seksi,
agar pada keadaan gangguan permanen, luas daerah
(jaringan) yang harus dibebaskan di sekitar lokasi gangguan
sekecil mungkin.

• Bila tidak ada PBO atau relai recloser di sisi sumber maka
SSO tidak berfungsi otomatis (sebagai saklar biasa).
Klasifikasi SSO

• Penginderaan : berdasarkan tegangan (AVS) atau


berdasarkan Arus (Sectionalizer).

• Media Pemutus : Minyak, Vacum, Gas SF6.

• Kontrol : Hidraulik atau Elektronik

• Phase : Fasa tunggal atau Fasa tiga


Prinsip Kerja SSO
• SSO bekerjanya dikoordinasikan dengan pengaman di
sisi sumber (relai recloser atau PBO) untuk mengisolir
secara otomatis seksi SUTM yang terganggu.
• SSO pada pola ini membuka pada saat rangkaian tidak
ada tegangan tetapi dalam keadaan bertegangan harus
mampu menutup rangkaian dalam keadaan hubung
singkat.
• SSO ini dapat juga dipakai untuk membuka dan
menutup rangkaian berbeban. Saklar ini bekerja atas
dasar penginderaan tegangan.
• SSO dilengkapi dengan alat pengatur dan trafo
tegangan sebagai sumber tenaga penggerak dan
pengindera.

Anda mungkin juga menyukai